Share

Tiga Puluh Lima

Dua bulan sudah menjanda, banyak sekali yang mengajak ta'aruf. Aku tidak bisa tidur malam ini. Ucapan Pak Erlan membuat aku bimbang. Kembali aku berguling ke kanan, lalu ke kiri. Sama sekali tidak menemukan sisi nyaman kali ini.

Netra pun sulit terpejam. Akhirnya kuputuskan untuk bangun dari rebahan. Sepertinya Budeh masih di dapur, tumben malam seperti belum tidur. Aku melangkah menghampirinya di dapur. Ternyata Budeh sedang makan mie instan.

"Budeh belum tidur?"

"Budeh lapar. Kamu sendiri kenapa belum tidur? Ada yang dipikirkan?"

"Ada Budeh."

"Masalah apa?"

"Pak Erlan melamarku, dia meminta jawaban secepatnya. Setelah itu akan langsung melamar resmi dan melangsungkan pernikahan."

"Kamu masih bingung?"

"Iya, Budeh. Aku masih trauma. Takut pernikahanku ini seperti yang lalu. Kakaknya sama persis dengan Rena. Kalau Ibunya, hampir mirip."

Budeh diam sejenak, lalu memakan mie instannya. Melihat Budhe makan, aku jadi in

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status