Share

Kondisi Kandungan Lemah

"Kamu kuat, Mir. Harus kuat demi anakmu."

Kakakku merangkulku. Kami saling berpelukan. Aku usap lembut perutku yang masih rata. Benar kata Mbak Rina, aku harus kuat. Apapun keadaannya, anak dalam perutku tidak bersalah. Aku harus memikirkan perasaannya juga.

Dulu, sebelum huru hara ini terjadi, aku sangat mendambakan kehadiran anak. Supaya bisa memberi kecerian di rumahku yang sepi. Namun, mengapa Tuhan malah menghadirkannya di saat seperti ini? apa ini tandanya aku harus mempertahankan rumah tanggaku?

"Mbak, jadi aku harus gimana?"

"Tidak usah-buru-buru. Pikirkan dulu semuanya baik-baik."

"Iya, Mbak. Aku akan berpikir sambil solat hajat dulu. Tidak mau tergesa-gesa."

"Bagus, Mir. Ingat, kamu perempuan kuat dan mandiri. Mbak yakin, sehebat apapun cobaannya, kamu bisa menaklukannya. Dari kecil, kamu selalu begitu."

Senyuman merekah di bibirku. Kata-kata Mbak Rina menjadi pendorong untukku. Mengingatkanku pada prinsip hidup yang selalu aku yakini selama ini.

Yaitu, sehebat apapun masa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status