Share

46. Dalam bahaya

Wajahnya seketika berubah menegang melihat layar ponsel itu.

"Kenapa gak diangkat? Panggilan dari siapa?"

Fabian menoleh ke arahku dan justru tersenyum nyengir, lalu menyerahkan ponsel itu padaku.

"Tolong angkatin, please ..." ucapnya.

Kupandangi layar ponsel itu. 'Bunda', deretan huruf yang terpampang di sana. Ibunya sendiri yang menelepon kenapa ekspresinya tegang begitu.

"Tolong angkat teleponnya Arini, please, biar Bundaku percaya kalau aku sedang sama kamu," lanjutnya memberi kejelasan. Pandangan matanya begitu memelas, dia habis melakukan kesalahan apa sih?

Kugeser tombol berwarna hijau itu.

"Hallo Bian, kamu ngelayab kemana sih? Mobil mau dipake ayahmu malah pergi gak pamit lagi! Tanganmu itu masih sakit kan, malah nekad nyetir sendiri, obat juga belum diminum! Astaga, punya anak satu-satunya malah bandel begini sifatnya!" Rentetan ucapan ibunda Bian terdengar begitu kesal.

"Hallo assalamualaikum, Bu?"

"Waalaikum salam. Lho ini siapa ini? Kok ponsel anakku ada sama kamu?" Ak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status