Share

745

last update Last Updated: 2025-07-09 19:58:45

Di sisi lain Galaksi Tubuh Surgawi, suasana Paviliun Surgawi tampak seperti biasa. Tidak ada yang aneh. Tidak ada yang gaduh. Namun, tepat di luar batas penglihatan formasi utama Paviliun, berdiri dua sosok berpakaian hitam dengan napas teredam. Salah satunya adalah Raja Dewa Tertinggi. Sosok berambut abu-abu yang berdiri tegak dengan ekspresi dingin dan pandangan tajam.

“Dia belum keluar juga?” tanya sosok di sampingnya, laki-laki berperawakan lebih kecil, tapi auranya juga menandakan kekuatan yang sangat berbahaya. “Sudah hampir lima hari, Qinghe. Apakah anak itu menyadari sesuatu?”

Raja Dewa Tertinggi Qinghe menjawab pelan, tapi jelas terdengar ketidaksabaran dalam suaranya, “Tidak mungkin, anak itu terlalu percaya diri. Dia pasti akan keluar. Dia pikir tidak ada yang cukup berani menunggunya di depan Paviliun.”

“Lalu bagaimana sekarang? Tidak ada satu pun tanda kehadirannya. Bahkan jejak napasnya seperti menghilang.”

Qinghe menatap gerbang Paviliun Surgawi dengan pandangan gel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kultivator Inti Semesta   791

    Pukaishan buru-buru melangkah ke depan dengan wajah penuh luka dan tubuh yang masih bengkak akibat tamparan tadi. “Ayah, Puyanghai tidak hanya berani menamparku seperti ini! Dia juga membunuh para Tetua. Kejahatannya tidak bisa dimaafkan!” Puxue mengerutkan alis. Matanya menatap lurus ke arah Xiao Tian—anaknya yang lebih muda, yang sekarang berdiri dengan santai namun aura pembunuhannya masih belum benar-benar menghilang. Tidak ada luka di tubuh Xiao Tian, tidak ada tanda-tanda ketegangan. Tapi ketenangan seperti itulah yang justru membuat hati Puxue semakin berat. Bagaimana mungkin seorang Setengah Dewa peringkat tiga bisa membunuh Dewa Sejati peringkat delapan? Namun sebelum sempat bertanya, suara transmisi diam-diam menyusup ke pikirannya. “Ayah, ayah pasti sangat heran bagaimana aku bisa membunuh mereka? Aku akan jujur kepada Ayah. Belum lama ini, aku mendapatkan pertemuan kebetulan saat aku keluar. Ayah pasti mendengar aku terluka. Sebenarnya itu bukan terluka akibat serangan

  • Kultivator Inti Semesta   790

    Dengan penuh percaya diri, Tetua itu langsung terbang untuk menangkap Xiao Tian. Udara berdesir saat tubuhnya bergerak cepat, tangannya sudah terulur siap menangkap. WHOOSSHH!!! Namun, sebelum tangannya bisa menyentuh Xiao Tian, satu ayunan kaki melayang bagai cambuk langit. BAANG!!! Tidak ada jeritan, tidak ada teriakan. Hanya suara benturan yang begitu nyaring dan tegas. Dan setelah itu, semua orang di alun-alun menjadi diam. Sunyi. Senyap. Alasannya sederhana. Tetua yang ingin menangkap Xiao Tian telah meledak menjadi kabut darah. Tubuhnya benar-benar hancur. Tidak ada yang tersisa kecuali kabut merah yang perlahan menyebar di udara, dan tetesan darah yang jatuh bagaikan hujan kecil di sekitar kaki Xiao Tian. Xiao Tian menggaruk kepalanya yang tidak gatal, wajahnya polos seolah baru saja melakukan kesalahan kecil. “Maaf, maafkan aku karena terlalu bersemangat. Sampai-sampai tetua mati akibat tendangan ku.” Melihat itu, banyak Tetua lainnya mengerutkan kening. Mata mereka b

  • Kultivator Inti Semesta   789

    Dua orang teman Pukaishan langsung menyerang. Mereka semuanya memiliki ranah peringkat tujuh Alam Setengah Dewa, satu peringkat di bawah Pukaishan. Namun, saat mereka menyerang, Ershita’er sudah terbang dari samping Xiao Tian. Gerakannya ringan namun tajam, seperti pedang yang terhunus dari balik kabut. Dia melepaskan serangan telapak tangan yang sangat kuat. WHOOSSHH!!! Dua telapak tangan yang mengandung kekuatan Yin ekstrim melesat tanpa suara peringatan, membelah udara dan menghantam kedua teman Pukaishan dengan presisi mutlak. BAANG! BAANG!!! Tubuh keduanya terlempar seperti boneka jerami tertiup badai. Mereka menghantam tanah dengan keras, menciptakan retakan besar di lantai alun-alun. Namun yang paling mengerikan bukanlah hantaman itu. Dari tubuh mereka, asap putih perlahan mengepul, terus membumbung seolah tubuh mereka terbakar dari dalam. Tapi itu bukan asap biasa. Semua orang bisa melihat jelas: itu adalah energi Yin yang begitu murni, begitu dingin, hingga seolah membe

  • Kultivator Inti Semesta   788

    Xiao Tian yang berada di balik penyamaran itu hanya menikmati keterkejutan yang mengalir di wajah-wajah mereka. Senyumnya samar, matanya tajam seperti bilah belati. Ia mengalihkan tatapan ke arah para Tetua yang berdiri tegak di udara, menonton dari kejauhan tanpa sedikit pun menunjukkan niat untuk turun tangan. “Dan untuk kalian para Tetua! Kalian harus dibawa ke aula penegak hukum. Kalian sebagai Tetua harusnya bisa menegakkan hukum, dan memberikan contoh terhadap murid dalam. Tapi sungguh ironis, kalian hanya diam menonton, menikmati tontonan yang menjijikan. Orang-orang seperti kalian tidak layak menjadi Tetua di Sekte Bulan Suci!” Kata-katanya seperti tamparan telak bagi para Tetua. Sorot mata Xiao Tian mengandung bara kemarahan yang tak bisa disembunyikan, seolah menyulut api di dada setiap orang yang mendengarnya. Zhen Kehan yang berdiri di belakang Xiao Tian tak berhenti menatap punggung pemuda itu. Tatapannya tajam, penuh kecurigaan yang tak kunjung mereda. Ia ingin memast

  • Kultivator Inti Semesta   787

    Ketika tiba di alun-alun, semua orang langsung dihadapkan dengan pemandangan yang memuakkan. Saat ini, mereka melihat ada seorang wanita cantik yang sedang bersembunyi di belakang punggung pemuda yang cukup tampan. Walaupun pemuda itu tidak setampan para pangeran, wajahnya memiliki ketegasan yang tidak dimiliki banyak orang. Di hadapan pemuda itu, ada tiga pemuda dengan penampilan luar biasa. Dari pakaiannya, mereka sudah jelas terlihat seperti para bangsawan. Apalagi salah satu dari ketiganya, tidak hanya pakaiannya yang luar biasa elegan, tapi auranya juga cukup kuat. “Wuyan Mei, aku menawarkan kebahagiaan padamu, tapi kamu justru memilih penderitaan,” ucap pemuda bangsawan itu. “Karena kamu tidak mau menjadi selirku, aku hanya bisa menggunakan cara kekerasan.” Suara itu tenang, nyaris lembut, namun mengandung ancaman yang mengerikan. Pemuda yang berbicara itu adalah Pukaishan, kakak laki-laki Puyanghai. Dia sangat tercela, ingin menodai Wuyan Mei di hadapan umum. Yang mirisnya

  • Kultivator Inti Semesta   786

    Temannya mendengus, jijik. “Semua wanita sama saja. Mereka hanya dingin ketika didekati oleh orang miskin. Tapi ketika didekati oleh yang memiliki status, dia akan berubah menjadi kucing penurut. Sikap yang awalnya menolak itu hanya topeng, topeng untuk menutupi wajah munafik-nya!” “Benar, dia sama saja. Aku pikir dia berbeda dengan yang lainnya. Ternyata tidak ada bedanya.” Namun di antara kerumunan itu, ada satu orang yang tidak ikut larut dalam cemoohan. Seorang pemuda yang membawa pedang besar di punggungnya, dengan tatapan tajam seperti elang. Ia melangkah mendekat dengan langkah mantap. “Kalian terlalu fokus terhadap sikapnya saat ini, tidak melihat perubahan penampilannya. Lihat saat ini, Ershita'er berbeda dengan masa lalu. Rambutnya yang dulu hitam sekarang menjadi putih, terlebih lagi, aku merasakan aura yang mengancam darinya.” Begitu pemuda itu tiba, semua orang langsung terdiam. Tak ada satu pun yang berani berkata, karena mereka tahu siapa dia. Walaupun pemuda ini ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status