Share

Berhenti kerja!

Penulis: Pulungan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-08 01:01:29

Deg!

Jantungnya kembali berdebar saat merasakan pergerakan bayinya yang begitu aktif.

Dari awal kehamilan Maya ini kali pertama Andi menyentuh perutnya. 

Perlahan Andi mendekatkan telinganya ke perut Maya.

Disisi lain Maya malah merasa risih dengan perlakuan Andi yang menurutnya sok romantis.

Tapi Maya akui kram di perutnya perlahan hilang setelah di usap-usap oleh Andi.

Hingga akhirnya ia tidak tau berapa lama Andi disitu karena matanya sudah ngantuk berat.

***

Keesokan harinya

Maya sudah selesai mengerjakan semua pekerjaan rumah.

Sekarang ia tinggal menunggu Andi keluar dari kamar.

"Udah siap?" tanya Andi yang baru saja keluar dari ambang pintu kamar Maya hanya membalas dengan deheman.

Sebenarnya ia tidak yakin dengan kerjaannya kali ini tapi apa boleh buat Andi selalu memaksanya.

Pukul 7.50

Mereka berangkat ke kantor di tengah jalan Andi menghentikan mobil membuat Maya heran lalu menoleh ke samping.

"Ayo turun." ajak Andi, Maya langsung mengangkat alisnya sebelah bingung dengan sikap suaminya itu. 

Karena malas berdebat Maya memilih diam dan mengikuti Andi dari belakang.

"Hay Andi." sapa seorang perempuan yang tidak lain adalah pemilik toko baju tersebut.

"Hay Nina bisa tolong carikan gamis yang bagus untuknya." ucap Andi membuat Maya kaget.

"Widih … cantik sekali, siapa dia Andi?" tanya Nina membuat Andi langsung bungkam.

 Maya yang paham dengan itu langsung menghela nafas pelan.

"Saya temannya Mbak." jawab Maya tanpa basa-basi yang dibalas anggukan oleh Nina.

"Ayo ... aku cariin kamu gamis yang banyak untukmu.

 Andi itu banyak uang dia pasti mau belanja banyak untukmu." ajak Nina lalu menarik tangan Maya ke dalam sedangkan Andi ia menunggu di luar.

15 menit kemudian

 Maya keluar dengan memakai satu gamis yang sangat cantik untuknya, Andi yang melihat itu malah mematung.

"Liat Andi, Maya imut bukan pakai gamis ini seperti Cinderella.

 Tapi sayangnya Maya cuma mau satu aja gamisnya." ucap Nina, Andi langsung mengernyitkan dahinya.

"Emang ada berapa gamisnya?" tanya Andi.

"Ada lima yang bagus banget untuk Maya." jawab Nina sambil memperbaiki hijab Maya.

"Ambilin semua Nin ini sekalian bayar." lanjut Andi sambil memberikan kartu atm-nya.

Maya yang mendengar itu langsung membuang pandangan rasanya sangat malas untuk berbicara apalagi membantah.

Setelah selesai mereka kembali ke kantor sampai di kantor Maya langsung celingak-celinguk mencari OB-OB yang lain.

Rasanya sudah sangat risih berdekatan dengan Andi terus saat Maya hendak melangkah Andi malah mencekal pergelangan tangannya.

"Kamu mau kemana?" 

"Mau cari OB yang lain mau gabung sama mereka." jawab Maya tanpa melihat Andi.

"Yang bilang kamu jadi OB siapa Maya?" tanya Andi membuat Maya bingung.

"Maksudnya?" bukannya menjawab Maya malah balik bertanya.

"Kamu jadi sekretaris pribadiku." jawaban Andi membuat Maya kaget.

"Hah? Sekretaris? Tolonglah Mas gak usah aneh-aneh, aku nggak bisa melakukan itu semua lepasin aku mau kesana." kesal Maya lalu berusaha melepaskan tangannya yang masih di genggaman oleh Andi.

"Ayo ke ruanganku." ajak Andi sambil menarik tangan Maya.

"Tapi Mas-" ucapan Maya terpotong saat Andi membawanya masuk ke ruangan lalu mengunci pintu.

"Mas apa-apaan sih aku nggak bisa ngerjain ini semua biarin aku keluar." bantah Maya lalu ia berbalik ingin keluar.

Namun usahanya gagal saat Andi menguncinya di dinding bahkan nafas Andi terasa di wajahnya.

"Kamu jangan membantah terus May." ujar Andi pelan tapi terdengar jelas.

Maya langsung memalingkan wajahnya kesamping.

"Aku gak membantah Mas tapi kamu berlebihan.

Biarkan aku yang mencari pekerjaanku sendiri." jawab Maya tanpa melihat Andi.

"Gak akan, ayo sekarang kamu duduk di situ itu meja kamu dan kerjain berkas yang ada disitu kalo gak paham tanya aja." lanjut Andi lalu menjauhkan tubuhnya.

Maya hanya menghela nafas panjang lalu duduk di meja yang berhadapan dengan Andi.

Maya mulai membuka satu persatu berkas di depannya.

Alhasil satupun tidak ada yang di mengerti olehnya, apa Andi sedang mengerjainya?

Sekarang ia melihat komputer rasanya ia ingin membuka youtube lalu mendengarkan musik. 

Disisi lain Andi memang sedang berkutat dengan komputernya tapi matanya terus saja melirik Maya yang terlihat kesal.

"Mas aku nggak paham semua ini, aku lebih baik nyuci piring aja." kesal Maya sambil menghentakkan kakinya di bawah meja. 

Andi malah mengulum senyum melihat ekspresi Maya yang sangat menggemaskan.

Tanpa membuang waktu ia langsung berdiri lalu mendekati Maya tidak lupa ia menyeret satu kursi.

"Sini aku ajarin file berkas ini semua ada di sini jadi kamu tugasnya tinggal ganti nama, tanggal, dan ini semua, selebihnya udah tinggal di print." Andi menjelaskan semuanya secara detail pada Maya.

Ia juga mengerjakan beberapa berkas sebagai contoh untuk Maya.

Setelahnya ia menyuruh Maya untuk mengerjakannya perlahan Maya mengambil satu berkas lalu mengerjakannya dengan teliti.

Sedangkan Andi ia malah fokus melihat wajah Maya yang begitu serius.

"Gini ya Mas." panggil Maya membuat Andi tersadar lalu melihat hasil kerjaan Maya.

"Bagus, iya gitu." jawab Andi santai.

 Tapi tidak dengan Maya ia malah tertawa girang seperti anak kecil.

"Berarti aku bisa?" tanya Maya yang di balas anggukan oleh Andi sambil tersenyum karena melihat Maya sangat senang.

"Kamu udah bisa ngerjain sendiri?" tanya Andi sebelum ia berdiri.

Maya hanya mengangguk tanpa menoleh membuat Andi geleng-geleng.

Hari menunjukkan pukul 1 siang itu artinya waktu istirahat sudah masuk.

"May lima menit lagi istirahat kamu mau makan di sini atau di bawah?" tanya Andi saat melihat Maya masih fokus dengan komputer.

"Gak usah Mas, nanti aku beli roti aja." tolak Maya karena tadi pagi ia hanya membawa uang 20ribu.

 Andi berdecak kesal mendengar jawaban Maya.

"May kamu lagi hamil dan butuh makanan yang sehat." kesal Andi membuat Maya langsung berhenti fokus lalu melihat ke arah Andi.

"Roti juga kan sehat Mas lebih murah juga." jawab Maya santai membuat Andi menghembuskan nafas kasar.

"May jangan me-"

"Mas Andi! Yuk makan siang bareng di bawah" pekik seseorang di ambang pintu membuat keduanya langsung menoleh.

Andi tampak kaget melihat siapa yang datang tapi tidak dengan Maya.

Ia malah santai sambil menyunggingkan senyum lalu kembali fokus ke komputer di depannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kupilih Mandiri, Daripada Sakit Hati   Ending

    "Bagaimana dengan Devan?"pertanyaan Andi sukses membuat Maya terdiam lalu kembali menunduk, air matanya kembali menggenang membuat Andi kaget."Hey ... kok malah nangis sayang, kenapa?" tanya Andi lagi sambil tangannya meraih wajah Maya.Maya menepis tangan Andi lalu berhambur kepelukan suaminya itu.Andi paham dengan posisi Maya, mungkin saja istrinya ini masih diambang kebimbangan dengan keputusannya.Andi mengusap punggung Maya lembut sambil menciumi puncak kepala wanita itu."Mas," lirih Maya."Iya sayang mau apa, hem?" "Bantu Kak Devan ketemu Wini please." pintanya membuat Andi diam sejenak."Kak Devan cinta banget sama Wini Mas, aku jahat.Aku udah buat Wini pergi, aku tuduh Wini yang bukan-bukan, hiks." Maya kembali terisak, Andi hanya tersenyum sambil tangannya mengusap air mata Maya."Ada syaratnya," tantang Andi."Apa itu?""Kamu nggak boleh nangis lagi, kalo kamu nangis-nangis terus kayak gini, aku nggak mau bantu." tegas Andi membuat Maya langsung mengangguk."Hu'um aku

  • Kupilih Mandiri, Daripada Sakit Hati   Jujur

    Devan benar-benar putus asa setelah melihat pesawat yang di tumpangi Wini lepas landas.Hatinya terasa perih dan ngilu, andai ia bisa mengulang waktu ingin rasanya ia memahami perempuan itu terlebih dahulu.***Tiga hari kemudian, Andi sedang di rumah orang tuanya, di ruang tamu mereka ngobrol terkait Andi dan Maya. Andi hanya diam mendengarkan omongan kedua orangtuanya."Assalamualaikum." panggil seseorang dari pintu membuat semuanya langsung menoleh, jantung Andi terasa berdetak lebih kencang melihat wanita itu.'Apakah pagi ini bener-bener fix semuanya berakhir, intinya apapun itu aku harus terima dengan lapang dada.' ucap Andi dalam hati."Sini Nak, kita ngobrol secara kekeluargaan dulu." ucap Ayah yang dibalas anggukan oleh Maya."Gimana May, disini Ayah dan Mama hanya mengikuti kemauan kalian. Rencana ini sudah lama dan banyak sekali pertimbangan." ucap Ayah memulai percakapan, Andi langsung tercekat."Em ... Maaf Ayah, Mama untuk keputusan aku serahkan ke Maya sepenuhnya, jadi

  • Kupilih Mandiri, Daripada Sakit Hati   Aku Pergi

    "Sebentar aku periksa dulu." ucap Devan.Maya langsung menjauh sedikit lalu Devan memeriksa Hana, bibir Maya terus berdoa begitu juga dengan Wini dan Andi."Alhamdulillah, Hana nggak kenapa-kenapa kok ini efek obat, Hana lagi istirahat aja kasih ketenangan dulu ya." terang Devan lalu mengusap kepala Hana.Maya kembali mendekap Hana lalu tangisnya kembali pecah, andai boleh mengubah keadaan Maya ingin sekali menggantikan posisi Hana."Hana ... jangan tinggalin Bunda, Nak. Hana satu-satunya kebahagiaan Bunda, kasian sama Bunda sayang, Bunda mohon banget sama Hana." irih Maya bahkan matanya mulai terasa perih dan kepalanya sakit karena terlalu lama menangis.Air mata Andi ikut berjatuhan melihat pemandangan menyakitkan itu di hadapannya.Wini tidak kuat melihat itu, ia langsung memilih keluar dan berlari ke taman belakang rumah sakit sambil menutup mulutnya menahan tangis.'Ya Allah aku mohon banget beri Hana kesembuhan, bayi itu hadir menjadi kebahagiaan buat semuanya menjadi pemersatu

  • Kupilih Mandiri, Daripada Sakit Hati   Hana Masuk Rumah Sakit

    "Kamu masih sayang sama Andi?" tanya Devan, membuat Maya mendongak lalu menggeleng pelan.“Aku nggak tau kak, tapi aku nggak bisa ngebayangin jika Mas Andi beneran ninggalin Hana." lirih Maya, Devan tersenyum sekilas lalu menuntun maya untuk duduk.“Kamu ingat May, kamu selalu bilang Hana adalah kekuatan dan kebahagiaan kamu dan kebahagiaan Hana sekarang adalah Ayahnya.Kamu gak tega memisahkan Hana dengan kebahagiaannya dan yang aku lihat itu adalah kebahagiaan kamu juga.” ucap Devan Panjang lebar membuat Maya menunduk melihat Hana yang di balut jas Andi.“Tanyakan hati kecil kamu May, jangan hanya emosi sesaat kamu malah salah ambil langkah.Kamu malah ngorbanin Hana dan masalah aku nggak perlu khawatir, I am okey.Kamu tahu nggak alasanku selama ini selalu mengunjungimu hampir setiap hari?” tanya Devan, lagi-lagi maya hanya menggeleng.“Awalnya jujur aku suka sama kamu, tapi semakin hari apalagi melihat perjuangan Andi untuk menemui Hana itu sangat tulus.Aku langsung sadar ternyat

  • Kupilih Mandiri, Daripada Sakit Hati   Kamu masih sayang?

    “Nggak May ... Aku memang lagi ada tugas di luar kota, nanti begitu semuanya selesai aku segera kembali kok, aku akan datang jenguk Hana lagi." jawab Andi berusaha santai agar Maya tidak semakin curiga.“Bohong kan Mas, ada yang kamu sembunyikan dari aku dan Kak Devan.Kamu selama ini tetap kontakan sama Wini?” tanya Maya membuat Andi kaget, tapi sebisa mungkin Andi berusaha tetap tenang, sedangkan Devan langsung melihat Maya.‘Wini, Andi kontakan sama wini?’ ucap Devan dalam hati, sudah hampir tiga bulan ia tidak mendengar gadis lucu imut itu. Andi menggeleng sekilas lalu ia fokus melihat Hana, Maya yang melihat itu hanya tersenyum mengejek sambil menggeleng tidak habis pikir dengan Andi.“Mas ingin melihatku bahagia dengan Kak Devan, Mas tidak ingin melihatku menangis lagi, Mas ingin semuanya baik-baik saja.Namun itu semua cuma di mulut nyatanya Mas cemburu melihatku dengan Kak Devan, Mas nggak sanggup melihatku semakin hari semakin dekat dengan Kak Devan begini bukan yang Mas bil

  • Kupilih Mandiri, Daripada Sakit Hati   Menyerah

    Saat Andi hampir saja tertidur, Hana mulai serba salah dan merengek membuat Andi kembali membuka matanya.Ia melihat Maya sudah pulas sambil menggenggam erat tangannya.Perlahan ia melepaskan tangan Maya lalu ia beralih menggendong Hana karena jika tidak Hana pasti akan mengamuk seperti biasanya."Udah mainnya sayang, udah ngantuk?" ucap Andi mulai menimang-nimang Hana.Tapi bayi itu tidak langsung tidur melainkan serba salah seperti biasa mencari posisi ternyaman.Maya terjaga dari tidurnya mendengar suara Hana, ia melihat Andi sedang berusaha menenangkan putrinya."Mas." panggil Maya membuat Andi menoleh."Sini Hana biar aku susuin dulu." ucap Maya.Andi hanya mengangguk lalu merebahkan Hana di samping Maya, saat Maya hendak membuka kancing baju atasannya, tiba-tiba ia teringat ada Andi.Maya menoleh ke arah Andi membuat sang empu paham maksud Maya."Aku di ruang tengah aja." ucap Andi karena tahu pasti Maya malu menyusui Hana di depannya.Setelah Andi keluar, Maya langsung memberi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status