Share

Calon Istri Rendra

Author: Merry Heafy
last update Huling Na-update: 2024-04-16 18:05:24

Mereka pun berjalan menuju ke kantin kantor yang letaknya di lantai dasar. Aleesha begitu menikmati momen ini. Ia pun tak henti mengulas senyum. Tidak salah jika tadi pagi ia sampai memaksa untuk ikut ke kantor suaminya. Suaminya pun akhirnya mengabulkan keinginannya. Aleesha berdalih jika dirinya merasa bosan di rumah terus. 

Dan satu lagi, ia berhasil bertemu dengan Amira, gadis sederhana dan manis yang sangat ia kagumi sejak dulu. Amira adalah gadis yang tulus, ia sangat bersyukur mengenal Amira dalam hidupnya. 

Aleesha bukanlah orang yang sulit bergaul. Dia begitu supel, ramah, dan kaya raya. Siapa yang tidak mau untuk menjadi temannya. Namun, sebanyak apapun teman Aleesha, tidak ada yang dapat menggantikan seorang sahabat seperti Amira.

Maka dari itu, Aleesha sempat merasa kehilangan Amira saat mereka putus kontak dulu. Amira menghilang dari pusaran hidupnya. Dan kini, mereka bertemu lagi. Ada kebahagiaan tersendiri yang meluap-luap dalam diri Aleesha.

"Sha, kamu nggak makan yang kamu pesan itu? Nggak enak ya rasanya?" tanya Amira, saat mendapati Aleesha hanya memandangi piringnya.

"Kamu nggak suka ya sama menunya?" tanya Amira lagi.

"Eh, ng–nggak kok. Cuma aku lagi diet aja, dan lagi tadi aku baru saja selesai makan," kelit Aleesha.

"Oh, diet apaan sih, udah langsing gitu," celetuk Sita menatap penuh harap tubuhnya dapat selangsing Aleesha ataupun Amira. Tubuh Sita memang sedikit berisi.

"Kamu bisa, aja." Aleesha tersenyum tipis.

Lantas Aleesha pun menghabiskan menu makan siangnya yang sudah dingin. 

"Amira, aku minta nomor teleponmu, ya?" pinta Aleesha. 

"Boleh," sahut Amira. 

Mereka bertukar nomor telepon dan kembali bergurau. Mengingat-ingat tingkah konyol mereka dulu, hingga mereka tak henti-hentinya tertawa. 

"Kamu belum pulang?" tanya sebuah suara bariton pada keempat orang yang sedang berjalan itu. 

"Siang, Pak Rendra!" Amira dan ketiga temannya serempak menyapa Rendra. Rendra hanya membalas dengan anggukan, tanpa senyum ramah. 

"E–eh, Mas! Ah, maksudku … Pak Rendra." Seketika Aleesha gugup.

"Ini, aku mau pulang, Pak," imbuh Aleesha lagi. Suasana seketika menjadi canggung.

"Aleesha, dia ada hubungan apa sama kamu?" tanya Amira berbisik.

"Dia, suamiku." Aleesha balas berbisik. 

Aya membelalakkan matanya. "Daebak!" 

Aleesha memang belum menceritakan jika dirinya sudah menikah dua tahun yang lalu. 

"Ya sudah, pulang gih!" ucap Amira, menatap tak enak pada pria yang merupakan suami Aleesha juga atasannya itu. Rendra hanya menatap kaku ketiga karyawan  itu. 

Aleesha langsung berlari kecil tanpa berkata-kata lagi. Aleesha menatap segan pada Rendra. Di rumah, Rendra memang suaminya yang romantis, tapi di kantor ini, Rendra adalah direktur perusahaan yang angkuh dan dingin, namun berwibawa. Itulah citra seorang Rendra Abidzar Kusuma. 

Aleesha memang berniat untuk pulang tadi. Namun, ia berubah pikiran karena ingin menemui Aya sekali lagi. Setidaknya untuk mendapatkan kontaknya.

"Apa Amira, bisa bantu aku, ya?" gumam Aleesha mengiringi langkah kecilnya menuju tempat mobilnya diparkir.

Aleesha menyalakan mesin mobilnya, ia berniat membuka ponselnya untuk sekedar mengirimkan chat yang mungkin tak penting bagi suaminya.

[ Mas, aku sudah di mobil. Aku pulang duluan, ya. ] Send.

[ OK! ] balas Rendra singkat.

"Cih, awas saja! Aku cuekin balik nanti!" decih Aleesha.

Saat akan menekan pedal gas, teleponnya berbunyi. Tampak nama mama mertuanya berkedip-kedip di layar handphonenya. 

Aleesha menimbang-nimbang apakah harus ia mengangkat telepon itu atau tidak. Hingga sampai pada panggilan ketiga, Aleesha pun memilih untuk tak mengabaikan panggilan itu. Bisa-bisa ia diceramahi tujuh hari tujuh malam oleh mertuanya.

"Ya, Ma. Ada apa?" sahut Aleesha begitu ia tersambung.

"Temui Mama di Kafe Purnama, sekarang!" perintah Bu Ayumi. 

"Tapi, Ma …." Belum sempat Aleesha melanjutkan ucapannya, telepon sudah diputus secara sepihak.

Akhirnya, Aleesha mengubah arahnya yang semula akan menuju rumahnya. Kini berganti haluan ke kafe yang disebutkan Mama mertuanya tadi.

Dua puluh lima menit kemudian, ia sampai ke tempat yang dituju. Ia memarkirkan mobilnya di tempat yang sudah disediakan kafe itu. Lantas bergegas masuk ke kafe, untuk mencari keberadaan mertuanya.

"Aleesha!" teriak sebuah suara. Aleesha seketika menoleh, itu suara mama mertuanya. Lalu ia mencari sumber suara, terlihat wanita paruh baya itu tengah melambai-lambaikan tangannya. 

Namun, langkah Aleesha terhenti seketika saat mendapati mertuanya tidak sendirian. Ia bersama seorang wanita cantik dan berkelas dengan rambut yang diwarnai dengan warna grey kekinian. 

"Siapa dia?" Aleesha bertanya-tanya. Dirinya tenggelam dengan lautan pertanyaan.

"Duduklah!" ucap Bu Ayumi dingin.

Aleesha menarik kursi di depannya, lalu mengambil posisi duduk. 

"Mama, sudah pesan makanan?" tanya Aleesha berbasa-basi.

"Udah pesan tadi," jawab Bu Ayumi. Ia lalu tetap melanjutkan obrolannya dengan wanita cantik tadi.

"Oh, ya, Aleesha, dia Visca. Teman masa kecil Rendra." Bu Ayumi  memperkenalkan gadis itu.

"Aku, Aleesha, istri Mas Rendra." Aleesha sengaja menekankan suaranya saat menyebut dirinya istri Rendra.

"Sebentar lagi, Visca juga akan jadi istri Rendra." Ucapan Bu Ayumi sanggup menghempasnya ke jurang yang amat dalam. Sakit rasanya. Akankah Rendra sudah menyerah dan akhirnya menerima perjodohan itu. Batin Aleesha berkecamuk dengan bermacam pertanyaan. 

***

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Cinta Sejati Menemukan Jalannya

    65(TAMAT)Rendra tak bisa menahan tangis bahagianya usai ia mendengar jawaban dari Amira. Tanpa menunggu lama, pria itu pun langsung memboyong Amira, Bu Rima, dan Andra menuju ke Jakarta.Rendra sudah berjanji tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Pria itu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan oleh amirah."Kita mau ke mana, Ma?" tanya Andra pada Amira begitu mereka tiba di Kota Jakarta."Kita akan pergi ke rumah kakek buyut, Sayang. Kakek buyut udah nggak sabar pengen ketemu sama Andra," ujar Rendra."Kamu mau bawa aku ke tempat Pak Kusuma?" tanya Amira."Iya, Sayang. Semua orang udah nungguin kamu di sana," sahut Rendra.Rendra sengaja membawa Amira menuju ke mansion Kakek Kusuma. Pria itu langsung memberi kabar pada seluruh keluarganya mengenai Amira dan Andra setelahnya berhasil membujuk Amira untuk kembali padanya.Kakek Kusuma menyambut gembira kab

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Saling Mengungkap Rindu

    64)"Itu siapa? Apa itu Mas Rendra?" Amira terkejut bukan main saat ia melihat seorang pria berdiri di depan rumahnya di pagi buta. Wanita itu pun bergegas membuka pintu untuk mengejar pria tersebut, tapi sayangnya pria itu sudah terlanjur pergi sebelum Amira menangkapnya. Seperti hari-hari sebelumnya, pagi ini Amira kembali mendapatkan hadiah. Wanita itu makin kesal pada pengirim hadiah dan bertekad untuk menangkap basah laki-laki asing yang selalu datang ke rumahnya setiap hari."Aku nggak akan biarin kamu lolos, Mas! Aku nggak akan biarin kamu ganggu hidup aku lagi!"Amira melanjutkan aktivitas seperti biasa, sambil menyusun rencana untuk pindah ke tempat baru. Wanita itu tak bisa langsung pergi begitu saja meninggalkan rumahnya saat ini. Amira akan bertahan selama beberapa minggu ke depan, sembari mencari tempat lain yang lebih aman."Apa aku pindah ke luar negeri aja, ya?" gumam Amira. "Atau aku daftar jadi TKI a

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Ketakutan Amira

    63)"Ngelamunin apa, Ra?" tegur Bu Rima pada Amira.Amira terperanjat. "Nggak Bu. Aku nggak ngelamun.""Kamu nggak kenapa-napa, kan?"Amira mengulas senyum tipis. "Aku baik-baik aja, Bu. Aku seneng semuanya berjalan lancar. Kita bisa pergi dari sini tanpa dikejar."Amira pikir, Rendra akan mengejarnya dan memaksa dirinya untuk kembali ke Jakarta. Namun, ternyata kekhawatiran-kekhawatiran Amira tidak terjadi, hingga wanita itu bisa meninggalkan kota Surabaya dengan aman."Iya, Ra. Nggak nyangka ya, pindahan kita bisa selancar ini," ujar Bu Rima. "Ibu kira, Rendra akan nyamperin kamu ke rumah. Tapi sampai kita pergi tadi, Rendra nggak datang ke rumah. Apa dia nggak berhasil nemuin rumah kita?"Rendra memang tidak muncul, tapi bukan berarti Rendra membiarkan Amira pergi. Saat ini, Rendra tengah membuntuti bus yang dinaiki oleh Amira. Pria itu menguntit Amira dan mengikuti kemanapun Amira pergi.

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Melarikan Diri, lagi?

    62)Amira berusaha keras menahan tangis. Amira dan Rendra mulai menjadi pusat perhatian karena tingkah aneh mereka di area kantor.Rendra sudah tak peduli lagi dengan pekerjaannya di kantor cabang. Yang diinginkan oleh Rendra saat ini hanyalah berkumpul kembali bersama dengan wanita yang ia cinta."Tolong kembali sama aku, Amira. Aku janji aku akan memperlakukan kamu lebih baik lagi," ucap Rendra memohon pada Amira di depan banyak orang."Bapak salah orang! Tolong lepasin saya sekarang! Saya nggak mau jadi tontonan di sini!" seru Amira pada Rendra."Amira, tolong kasih aku kesempatan satu kali lagi."Rendra terus mengoceh tanpa mempedulikan para pegawai yang melihat dirinya memohon pada Amira. Wanita itu mulai kebingungan mencari cara untuk menjauh dari Rendra.Terpaksa, Amira pun menggunakan cara kasar untuk melepaskan diri dari Rendra. Wanita itu langsung melarikan diri dari kantor sebelum Rend

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Takdir Belum Usai

    61)Zahra menatap wajah sang ibu dengan lekat. Sudah lama sekali Zahra tidak mendengar nama itu terucap dari mulut sang ibu.Ternyata ibu dari perempuan bernama Zahra itu adalah Bu Rima. Dan wanita bernama Zahra itu sebenarnya adalah Amira.Ya, Amira sengaja menggunakan identitas baru untuk melanjutkan hidup. Setelah pergi melarikan diri dari Rendra, wanita itu sengaja mengubah identitasnya dan berganti nama menggunakan nama Zahra. Tidak hanya namanya saja yang berubah, Amira juga mengubah penampilannya.Amira saat ini sudah menjadi wanita berhijab, dan ia juga telah meninggalkan nama Amira. Sudah 5 tahun lamanya Amira menggunakan nama Zahra untuk bertahan hidup."Tolong jangan panggil aku pakai nama itu lagi, Bu!" pinta Amira.Bu Rima tersenyum kecut. Selama 5 tahun terakhir, Bu Rima sudah berusaha beradaptasi dengan kehidupan baru Amira, tapi tetap saja sulit bagi wanita itu untuk meninggalkan nama asli

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Zahra

    60)Kota Surabaya."Mama!" Seorang bocah laki-laki berusia 5 tahun berlari kencang menghampiri sang ibu yang saat ini berdiri di depan gerbang sekolah.Bocah laki-laki itu begitu girang melihat ibunya sudah datang menjemput ke taman kanak-kanak tempatnya belajar. "Katanya Mama nggak bisa jemput hari ini?" tanya bocah bernama Andra itu."Mama nggak jadi meeting tadi, jadi Mama bisa jemput kamu dulu," ujar perempuan berhijab yang bernama Zahra itu."Kita beli es krim dulu sebelum pulang ya, Ma?" pinta Andra dengan ekspresi menggemaskan."Kok beli es krim lagi? Kan kemarin Andra udah beli es krim," tegur Zahra."Beliin aku es krim satu ya, Ma? Aku janji aku nggak akan makan es krim lagi sampai minggu depan," bujuk bocah kecil itu pada sang ibu.Wajah lucu putra semata wayangnya membuat Zahra luluh. Wanita itu pun segera membawa Andra menuju ke minimarket yang berada tak jauh dari

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status