Share

Bab 34

Sudah dua bulan sejak pertemuan yang membahas masakah usaha membuka cafe, seperti perkiraanku, ibu dan bapak terlalu antusian dengan hasil pemikiran Hilman. Padahl aku masih ada keraguan dan ketakutan, akankah bisa menjalaninya, atau akankah Hilman berbuat curang.

"Kamu kenapa?" tanya ibu, yang membuyarkan lamunanku. "Enggak usah dipikirin terlalu berat, jalani saja apa adanya. Biar Allah yang menuntun kita," Sepertinya ibu tau apa yang sedang aku pikirkan.

"Tapi, Bu. Modalnya cukup besar, bagaimana kalau kita ditipu, atau kita tidak bisa menjalankannya?" Aku mengutarakan kekhawatiranku.

Ibu mengusap kepalaku, lalu merangkul pundak. Mengatakan, jika aku hanya terlalu paranoid dengan keadaan.

"Bukannya lebih baik kita jaga-jaga, Bu?" Aku hanya tidak ingin uang Aqila akan habis begitu saja, dengan cara menginvestasikan ke dalam bisnis yang tidak aku kuasai. jangankan menguasainya, mengerti saja tidak.

"Jaga-jaga boleh, tapi yang ibu lihat selama ini, Hilman lelaki yang baik dan sayang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status