Share

Permainan baru

Author: Pramesti GC
last update Last Updated: 2022-04-21 18:16:48

Hay  Queen..." Seseorang dengan tampilan glamour nya berjalan mendekat. Dialah Rose, Cantik, kaya, selebgram ternama, dan semua barangnya tak dapat disebut 'Murah'. 

Dia mudah bergaul, tapi tak semua diterimanya dengan baik. Aku mengenalnya dalam pertemuan singkat kami disebuah toko komik sembilan tahun lalu, dia masih sama, sahabat kecilku.

Dibelakangnya seorang laki-laki dengan tubuh gempal ikut berdiri mendekatiku. Kukatupkan kedua tangan, mengingat kami bukan mukhrim. Dengan cepat dia melemparkan botol kosong kearahku.

"Sialan kau Queen!"

Aku tertawa, tapi dia tau, aku memang tak mau disentuh lelaki lain. Dialah Rock.

Sayangnya dia bukan pemain band. Rock seorang koki disalah satu Hotel berbintang dulu. Tapi sudah Tiga tahun ini berhenti. dan mebuka Cafe usahanya sendiri. 

Jelas saja dia memilih membuka usaha sendiri. pendapatanya didunia Cyber bahkan bisa sepuluh kali lipat dari gaji dan bonusnya sebagai koki.

Tak lama kemudian. satu orang masuk kerumah ini.  Kulihat itu Sky. Siapapun akan jatuh hati pada wajah Oppa koreanya. Dia anggota termuda kami. sembilan belas tahun usianya. Bisa bayangkan, Usia berapa dia mulai bermain dengan perangkat ajaib itu? Jangan tanya, komputer makananya sejak masih sekolah dasar. Orang tuanya cukup berada untuk menunjang hobinya ini.

"Hay kak Queen, siapa yang belum datang?"

"Siapa lagi jika bukan si tuan besar" Ucap Rose sambil mengarahkan dagunya keluar. Aku bisa dengar deru mobil lain masuk kedalam garasi. Saat kulihat sebuah Lamborghini Huracan Orange melewati kaca ruang depan.

"Wohooo... gila... gilaa !" Rock berjingkrak semangat melihat tunggangan king J.

"Jangan Norak!" Rose memukul perut gempal Rock. lalu berjalan menaiki tangga.

"Itu mobil Delapan Milyar Rose! Delapan Milyar!"

Rock bicara dengan binar kagumnya.

"Beli lah, Beli kalau mau!" Sky menambahkan.

Dengan cepat Rock memukul kepala bocah ingusan itu. 

"Beli kepalamu! Memangnya itu mobil permen kapas. Pas pengen aku bisa beli"

"Bukan Rock, itu gerobak mie ayam. Yang bisa kau hentikan saat kau inginkan" Canda Sky lagi.

Aku tertawa melihatnya, lalu aku pun berjalan menaiki tangga. memuju ruang lain di rumah ini.

Zona nyaman kami memang bersama. Jika kalian bertemu kami dijalan, belum tentu kami saling menyapa. Aku tak mengenal mereka selain disini. dan merekapun tak akan mengenalku di tempat lain. Begitulah cara kami 'Bekerja'.

Namun diluar semua itu. Kami adalah Satu tubuh. Jika tangan terluka, seluruh tubuh pun merasakannya.

Tiba kami disebuah ruangan. Saat lampu menyala. terlihat puluhan monitor didepan kami. Enam komputer terbaru berjajar. Dengan segera Rock mencium satu-satu layar monitor.

"Aku rindu bau kalian kawan" Ucapnya pada layar-layar itu. Mesra sekali.

Aku duduk ditengah dan mengambil tablet di bawah mejaku. Yang lain pun sama. King J datang dan lansung menyesuaikan diri.

Dan tak lama sebuah layar besar menyala di belakangku. Tampak disana, seseorang bertopeng putih menatap kami.

"Hay Black!" Sapaku padanya. Dia hanya melambaikan tangan. Tanpa basa basi aku mulai mengutarakan niatku mengundang mereka.

"Aku butuh bantuan kalian. Ini masalah pribadiku"

Aku pandang mereka satu persatu. menunggu reaksinya akan permintaanku.

"Oke...!" Ucap mereka hampir bersamaan, lalu menyalakan monitor masing - masing.

"buka semua akses pribadi mereka! Awasi, laporkan, rekam, apapun, cari informasi. Dimanapun mereka, ambil gambarnya dan kirim padaku!"

Kukirim data yang kudapat dari HP Mas Haris. beserta akun Mala dan semua informasinya.

 Sesaat mereka menatapku, lalu beralih kelayar tablet.

"Queen?" Rose memanggilku pelan. Ada tanya disana.

"Aku baik Rose, jangan khawatir" Aku tersenyum menatap mereka satu persatu.

"Kau yakin?" King J memastikan. Mereka tau betul, lelaki itu adalah suamiku sendiri.

Aku menganggukan kepala dengan cepat.

"Tangisku sudah habis" Aku berucap tegas.

"Hari ini mereka keBandung. Mungkin ini sudah diperjalanan. Biarkan mereka pergi dan kita kumpulkan semua gambar mereka"

" Suamimu masih dimobil dengan perempuan itu" Sky menunjukkan sebuah video dari kamera dalam mobil mas Haris.

" Mereka bertengkar?" Rose pun melihatnya di dalam layar monitor.

"Mungkin, Sebab semalaman suamiku tak bisa menghubungi simpanannya itu"

"Menarik! Perempuan ini punya hutang hampir seratus juta" Rock menatap layar monitornya. Dia nampak begitu serius. Baru sebentar dia sudah membaca semua riwayat pesan Mala.

Aku membelalakkan mata.

"Seratus juta? Pada siapa?"

Aku belum masuk kedalam akun pribadi mala. Bahkan sejak semalam aku sibuk menikmati mas Haris yang kukerjai habis.

"Pinjaman Online sepertinya. Dua hari lagi jatuh tempo"

" Baiklah" Aku tersenyum kecut. Bahkan dia punya hutang hampir seratus juta.

"Aku sudah masuk rekening Bank Perempuan itu, kita blokir?" Sky meminta perserujuanku

Aku tertawa lepas.

"Jangan buru-buru adik kecilku. Biarkan mereka menikmati hari indahnya dulu" Kulipat tanganku. Menikmati pertengkaran mereka dilayar. Nampaknya Mas Haris masih membujuk pujaannya itu agar tak merusak hari mereka.

" mereka berpelukan!" Kudengar tawa renyah Rose menggema diruangan.

"murah sekali hargamu gadis ingusan. Hanya diberi sebuah kartu kredit silver dia luluh. Memalukan !" Rose melihat minitor itu, seperti meremehkan.

Aku pun melihatnya. Ada desir nyeri didadaku. tapi untuk menangis? Jangan harap lagi. Tagis, kecewa, bahkan rasa cintaku sudah melebur kemarin. Kini hanya tersisa penyesalan. Dan ini pula yang membuatku tak segan membuat mereka meminta maaf padaku.

"Sund*l murahan!, Kau lihat barang-barang palsunya? " Rose kembali berucap.

"Dia bukan levelmu Queen" Rose menunjuk layar monitor didepanya.

"Aku tau, tapi dia sudah menghancurkan hidupku" 

Ucapku lirih

"Ayolah Queen. Kau tak hancur. Perempuan itu justru menyingkirkan duri dalam hidupmu" King J berkomentar.

Sementara Black, kulihat masih saja terdiam.

"Kau baik-baik saja?" 

Aku bertanya padanya. Black hanya menanggukan kepala. jari telunjuk dan jempolnya membentuk huruf O.

"Mobilnya berjalan, mau ikuti?" Sky memberi informasi.

"Pakai GPS saja. Jangan retas semua CCTV. Mereka cuma dua manusia setengah batu kali" Aku berdiri dan melihat kearah Black yang masih terus melihat monitornya.

Yaa inilah timku. Jika aku punya tim yang siap membantuku, kenapa harus kukerjakan sendiri?

Jika aku bisa membagi bebanku dengan mereka, kenapa harus kupikul sendiri?

Aku sudah sangat lelah menjadi istri yang baik dan sempurna untuk mas Haris. 

Sementara semua sibuk dengan tugasnya. King J mendekatiku.

" Kau akan bercerai Queen?"

"Yaa, lelaki seperti itu, tak akan pernah berubah"

"Apa perempuan itu saudaramu?" Rock memperlihatkan fotoku dan mala saat berlibur setahun lalu. Sejak tadi memang dia sibuk mencari informasi tentang Mala.

"Sepupuku. Dia sepupuku" Kuucap kalimat itu seperti tercekat di kerongkongan. Mengingat Mala adalah saudaraku sendiri. Rasanya lebih sakit.

Rose mengusap punggungku menanangkan. Aku hanya tersenyum. 

"Jangan melemah. J*lang itu bukan saudaramu! Kamu tau Queen, saudara tak akan mengambil milik saudaranya sendiri"

Aku mendengar nada marah pada ucapan Rose. Aku tau maksudnya, dia pernah hampir dijual kakak kandungnya sendiri. Dan bersembunyi selama beberapa waktu. Hingga kami bertemu lagi tujuh tahun yang lalu. Setelah dua tahun sebelumnya kami pernah bertemu.

Aku mengajaknya bersamaku, membesarkan DreamNet. Sejak itulah hidupnya berubah. Kini Rose tak bisa diremehkan. Apa yang ia mau seolah berlutut dihadapannya.

Sementara saat kembali menatap kelayar. Black sudah menutup komunikasinya.

Sebuah pesan masuk di tablet

[Suamimu urusanku. Akan kulihat dia, kemanapun]

[Terimakasih Black] Ketikku membalas.

"Mereka menuju keBandung" Sky kembali memberi info.

"Sepuluh detik lagi. Aku ada kejutan untuknya" King J mulai serius memperhatikan layar.

"Jangan King!" Aku berusaha mencegah, tapi apalah dayaku. file sudah terkirim ke HP mala.

Di layar kulihat dia memperhatiakan HPnya dan jika dia memencet file itu. Sudah, habislah semua datanya terserang.

Dan benar saja, dia panik, melempar HP nya kebawah. Kupastikan batrainya memanas. Karena itulah dia takut. Mobil itu kembali menepi.

Mas Haris mengambil HP mala. nampak terkejut juga. HP nya terjatuh lagi. Membuka jendela mobil dan melempar HP mala keluar.

"Lelaki itu takut HP nya meledak" Ucap Sky dengan tawa lepasnya.

"Kenapa kau kirimi file king? ini diluar rencana kita" Ucapku protes.

"Maaf Queen, Aku tak sabar. Harus menunggu mereka ena.. ena baru kita beraksi? Terlalu lama Queen!"

Aku hanya berdecak kesal. Namun apa boleh buat, selain menikmati permainan ini, tak ada lagi yang bisa kulakukan"

Sementara yang lain masih saja tak berhenti   tertawa. bagaimana tidak, mala mengamuk didalam mobil setelah HPnya di buang Mas Haris.

HP itu sebenarnya tak akan meledak. Panas dihasilkan dari beratnya kerja software karena menerima file yang berisi malware . kerja batrai dan RAM menjadi lebih berat. Sehingga suhu HP berubah drastis menjadi lebih panas.

"itu hanya Worm, tak akan meledakkan HP"

Aku tersenyum mendengar Ucapan Sky.

Ya, Worm sendiri adalah salah satu dari Malware. dia bekerja selama ada jaringan, atau file yang di unduh. Worm dengan pintar mengandakan dirinya dan mengambil semua informasi yang dibutuhkan. atau bahkan merusak data yang ada. Selama ada koneksi internet. Worm dengan cepat menguasai data.

Banyak jenis dan spesifikasi yang berbeda pada setiap jenis Malware. Salah satunya adalah Ransomeware yang bekerja menyandera akun pribadi korban. Ini biasa digunakan para Black hat untuk meminta tebusan dengan sejumlah nominal.

Aku masih terdiam melihat mereka kebingungan. Berharap bercinta dihari liburnya. Kini justru kulihat mas Haris sibuk mencari HP simpanannya itu.

"Dari mana gambar itu diambil?" Rose bertanya

"CCTV sebuah gudang" Sky menjawab sambil menaikkan pundaknya.

Aku hanya tersenyum. Bahkan keberuntungan ada padaku. Melihat jelas mereka menyisir semak belukar di kebun kosong. Mencari HP Mala yang mungkin tak akan pernah ditemukan.

" Jahatnya kau King. Mereka tak jadi bercinta" Rock berucap sambil tertawa.

Dengan cepat Rose memukul kepalanya. Rock melihat kearahku. Ada rasa tak enak kutangkap.

"Maaf Queen" Ucapnya tulus.

Aku tersenyum " Aku sudah tak ada rasa Rock. Tenanglah, aku baik-baik saja"

Hampir satu jam mereka disana. Mala masih terpaku di dalam kebun kosong. Sementara mas Haris sepertinya Sudah malas mencari, memilih masuk kembali kedalam mobilnya.

Kulihat mas Haris memutar mobilnya. Aku terperajat. Mereka putar balik. Sedang aku tak dirumah saat ini. Kulihat Mala ikut masuk kemobil mas Haris dan mereka benar-benar kearah pulang.

Bagaimana ini?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tini Win
seru tauuuu
goodnovel comment avatar
Yanyan
seruu tauuu.. ceritanya bagus. othor nya cerdas
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Berjuang hidup

    Sky yang melihat itu tersenyum, dia tau Banyu akan punya cara membawaanya pergi. Ya, Tali itu di ayun Terus agar ujungnya bisa mendekati Sky. beberapa kali ayunan membuat ujungnya lebih dekat ke arah Sky, dirinya mencoba meraih namun masih belum tergapai."Kamu harus lompat!" Teriak Banyu, dipa merasakan angin terlalu kuat sekarang."Lompat Sky!" Banyu merasakan ombak mulai tinggi menghantam"Kompat? sekarang?""Tahun depan, sekarang lah!" Ucap Banyu kesal, kapal terbakar itu mulai tenggelam dan Sky masih juga ragu untuk meninggalkan nya.Sky melihat air laut semakin dekat, jika dia gagal melopat, artinya takk ada lagi kesempatan, tali kapal tak cukup jika harus menyentuh lautan dan jangkar tak bisa di keluarkan dengan segera, sementara gulungan awan hitam mulai terlihat di atas mereka."Kenapa cuaca tiba-tiba berubah mbak?" Anik panik melihat badai akan segera datang."Tidak tiba-tiba, awan itu sudah bergelantung di atas kita sejak pagi hanya saja tidak sebesar ini.""Sky, lompat!" T

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Tanpa batasan

    Kanaya begitu marah mendengar kabar pelarian Banyu, dia sudah berbuat banyak sejauh ini, namun justeru kebodohan demi kebodohan dia dengar."Tolol kalian semua!" Teriaknya kesal di ruang sunyi tempatnya bersembunyi.Panggilan dari Philip tak lagi di gubrisnya, Kanaya merasa semua sudah berakhir sekarang. "Aku benci pada Kalian semua!" Teriaknya lagi, bayang wajah Banyu semakin membuat hatinya tercabik dan nyeri.Mencoba perbikir jernih bagaimana dia akan menemui Banyu sekarang, Kanaya berjalan keluar ruangan, berusaha tersenyum pada beberapa orang staf nya di luar, Kanaya berjalan menuju lif."Ada apa lagi Naya?" Khan menarik tangan adiknya itu.Kanaya menatap Khan dengan kesal, berusaha melepaskan tangan kakaknya."Aku ada urusan.""Soal Banyu lagi?" Khan bertanya, setelah pertengkaran dengan adiknya tempo hari, Khan mencoba kembalu memberikan kesempatan."Bukan, aku harus pergi menemui temanku!" Ucapnya dingin lalu meninggalkan Khan di depan Lif.Kanaya turun ke lanti dasar, ingin

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Bebas

    Banyu keluar lebih dulu ke dalam kabin, Rock masih terduduk di sana dengan mata hampir tak bisa terbuka lagi."Tidurlah, aku akan gantikan." Ucapnya pada Rock, lelaki itu berdiri dan berpindah posisi ke belakang, menyandarkan tubuhnya pada kursi yang lebih lega."Aku masih ada di jalur yang benar, kemudikan saja begitu, mungkin beberapa jam lagi kita sampai di darat." Ucap Rock dengan suara sedikit meracau.Banyu hanya tersenyum tipis menyadari kantuk menguasai sahabatnya itu. "Tidur saja di dalam, aku akan Pastika semua aman." Ucap Banyu lagi, namun Rock sudah tak mendengar, dengkurannya halus sudah menemani tidurnya yang lelap.Banyu kembali menatap ke laut, semalam benar-benar membuatnya ketakutan, matanya yang bening seolah menelisik arah mana dirinya dan yang lain datang semalam."Cari sesuatu?" Sky masuk degan semangkuk mie dalam sterofom, aromanya membuat perut banyu serasa meronta."Baru buat?" Tanya banyu."Ya, di belakang ada, air panas yang aku buat juga masih, bikin saja s

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Menyelam Bersama Rindu

    "Kami ada di tempat semula, bergeser sedikit kearah barat."Suara Rock terdengar pada alat yang Dina pakai dalam baju selamnya.Bus... Bus...Suara peluru menembus air, mereka dapat melihat peluru-peluru itu membelah air membentuk gelembung-gelembung yang menjurus ke bawah.Dina memberi sinyal bahaya pada Rock, sementara Banyu membuat isyarat agar mereka berenang lebih dalam.Matikan lampuBanyu meminta dengan isyarat, Dina dan Anik mematikan lampu di tangan mereka.Ke bawah!Sky meunjuk arah bawah dan mereka bergandengan menjauhi peluru yang masih terus menerjang ke dalam air.Mereka menyelam menjauhi tembakan yang masih terdengar, semakin ke dalam menuju ke arah yang di rasa benar. Banyu menyalakan lampu merah di dalam air, mereka saling melihat untuk membaca isyarat selanjutnya.Kalian di mana?Rock kembali menghubungi dan mencari dimana sahabat-sahabat nya sekarang. Anik menyalakan sinyal yang ada di pinggangnya, lalu mencari di mana letak kapal mereka berhenti.Ke arah barat kali

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Pelarian

    "Bagaimana kita bisa ke bawah? Lihat semua tempat penuh dengan pengawasan." Sky memperhatikan setiap tempat yang mereka lewati, namun tak satupun tempat sepi."Jika begitu kita harus turun." Banyu berbisik, mereka berhenti sebentar di atas sebuah lorong."Bagaimana bisa kita turun? Lantas dimana kita akan turun?" Sku masih tak mengerti apa yang Nanti rencanakan."Jika kita tak bisa mengelabuhi mereka, maka jadilah bagian dari mereka!" Ucap Banyu lalu berusaha membuka tutup lubang angin di bawahnya."Kamu benar!" Ucap Sky saat sadar bahwa ide Banyu mungkin bisa di gunakan membawa mereka ke ruang bawah.Mereka melompat turun, lalu bersembunyi di antara tepian lorong, Banyu sedikit lega sekarang, sebab semua cctv berada di bawah kendali teamnya.Sky berada di belakang Bantu, menyelinap di antara lorong dan tak lama empat lelaki keluar dari sebuah ruangan."Ada yang datang!" Ucap Sky bersembunyi dinujung lorong bersama Banyu. Empat orang itu berbatus rapi, dan dua di antaranya masuk ke ru

  • Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya   Pertaruhan hidup dan mati

    Dina menyelam lautan dingin, dia tau bisa saja nyawanya tak selamat malam ini, tugasnya bersama anik adalah masuk dari bawah kabin kapal. Banyu sudah memberikan koordinasi kapal tempatnya di tawan, Sky dan dirinya sudah bisa mengendalikan ruang kontrol kapal sejak kemarin.Anik dan Dina hanya bisa berkomunikasi dengan sandi cahaya, sandi yang sudah mereka pelajari selama perjalanan kemari. Tiba di dekat pintu bawah, Dina dan Anik berusaha meraih tangga besi di atasnya. Kapal itu berhenti di satu tempat jadi cukup aman berada tepat di ujung belakang kapal untuk bisa meraih tangga ke atas.Hup!Anik naik lebih dulu, dia melepas tabung oksigen di pijakan terakhir dan menalinya dengan erat, lalu menarik tubuh Dina naik lebih dulu. Dina Menik melewati Anik dan ikut melepaskan tabung oksigen nya lalu Anik menerimanya dengan sigap, ia menali lagi tabung itu tepat di sisi bawah tabung miliknya.Tanpa banyak bicara, mereka lalu naik mengikuti tangga yang membawa mereka ke pintu belakang kapal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status