Share

Bab. 9. Nostalgia Yang Menyiksa

Bab. 9. Nostalgia Yang Menyiksa

Aku mengayun langkah cepat, masih dengan raut gugup. Tak ada senyuman yang kutampakkan. Benar-benar rasa ini seperti mengacaukan hidupku.

Bahkan tanpa sadar aku menabrak Dokter Farid yang juga berjalan cepat.

"Sorry, Dok," ucapku meminta maaf.

"Dokter Hasyim, ada apa? Wajahnya pucat lho?" Dokter Farid menimpali lalu menelisik ekspresiku dengan teliti

"Masa' sih?" Aku berusaha menetralkan rasa, biar tidak kentara jika sejak tadi aku dilanda kegugupan.

"Iyyyaaa," jawabnya yakin

Aku sontak tertawa lalu menepuk bahunya dengan keras.

"Barusan aku bertemu bidadari, makanya pucat," sahutku dengan terkekeh. Ketawa yang sengaja dibuat-buat untuk menyembunyikan apa sebenarnya yang kurasakan.

"Heleh. Ada-ada saja. Bicara doang, gak ada bukti. KUA deket noh, ajak bidadarinya ke sana." Dokter Farid tak mau kalah, ia pun terkekeh sambil mengejek.

Sudah kubilang, diantara semua rekan sejawat, hanya ia yang berani bicara ceplas ceplos soal jodoh denganku.

Kalau sudah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status