Share

Lupa Ingatan

Ayah, maaf. Bolehkah aku menyerah. Bolehkah aku durhaka karena mengabaikanmu? Aku lelah.

***

Kuketuk pintu kamar Mas Rayyan, takut Mama Lasmi masih di dalam. Aku cuma sebentar menerima telepon dan tidak melihat apakah Mama sudah keluar dari kamar suamiku atau belum.

"Siapa?" Suara Mas Rayyan bertanya.

"Ini saya Mas, Adel." Sigap aku menjawab.

"Masuk!" titahnya kemudian. Segera aku membuka pintu dan masuk ke dalamnya. Mas Rayyan sedang duduk selonjor di atas tempat tidurnya. Tidak kutemukan sosok ibu mertua di dalam sini.

"Kenapa pake ketuk pintu segala. Kamu bebas masuk kamar ini karena statusmu istriku."

Oh, rupanya Mama sudah pergi. Kami tidak bertemu saat di luar tadi, bukan beda arah jalan.

Aku mengangguk tanpa menoleh padanya dan memutuskan untuk terus berjalan menuju arah kamar mandi karena ingin bebersih sebelum beranjak tidur.

"Tunggu!"

Langkahku terhenti seketika mendengar ucapannya. Padahal kamar mandi tinggal semeter di hadapan.

"Sini! Kita harus bicara," imbuhnya
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status