Share

Rencana Sekarsari

Author: Alie-Afie
last update Last Updated: 2024-12-25 09:01:23

Seseorang gadis keluar dari dalam kereta. Dia adalah Sekarsari, seorang gadis berparas cantik dengan balutan gaun yang sangat indah. Kecantikannya membuat ketiga perampok menatapnya dengan penuh birahi.

"Aku akan memberikan hartaku kepada kalian." Sekarsari memilih memberikan harta miliknya. Dia menyerah karena lima pengawalnya telah tewas dibunuh oleh ketiga perampok itu, dan sekarang hanya tinggal dirinya dan sang kusir.

"Hahaha." Ketiga perampok tertawa licik. "Bukan hanya hartamu, kami ingin memiliki tubuhmu."

Sekarsari menjadi sangat panik. "Bukankah perampok seperti kalian hanya menginginkan harta?"

"Itu sebelum kami melihat tubuh indahmu."

Lingga yang memperhatikan sejak tadi akhirnya menampakkan diri.

Kemunculannya yang tiba-tiba membuat ketiga perampok terkaget. "Siapa kamu?" tanya mereka sambil menghunuskan golok ke arah Lingga.

Lingga tidak menanggapi dan langsung melesat zigzag lalu meninju ketiga perampok itu.

Bammm

Bammm

Bammm

Ketiga perampok terkena tinju Lingga yang sangat mematikan. Ketiganya tewas seketika dan tubuhnya hancur menjadi beberapa bagian.

Sekarsari dan sang kusir menatap Lingga tanpa berkedip. Mereka tercengang karena Lingga membunuh ketiga perampok dengan cara yang begitu mengerikan.

Sekarsari mendekati Lingga setelah menenangkan diri, kemudian menunduk hormat. "Tuan, terimakasih telah menyelamatkanku," ucapnya.

"Tidak perlu berterimakasih, sudah kewajibanku menolongmu," balas Lingga.

"Bagaimana jika tuan mengawalku ke kota mawar putih? Aku akan membayar dengan bayaran yang mahal." Sekarsari yang merasa perlu perlindungan menawari Lingga untuk menjadi pengawalnya.

"Baiklah." Lingga yang memang membutuhkan uang untuk menuju sekte pedang naga menerima tawaran itu.

Lingga kemudian menaiki kereta bersama Sekarsari dan sang kusir mulai memacu kudanya.

"Tuan, siapa namamu?" tanya Sekarsari memecah keheningan.

"Aku Lingga," balas Lingga.

"Perkenalkan, aku Sekarsari," ucap Sekarsari memperkenalkan diri.

Merekapun mulai bercakap-cakap hingga terlihat cukup akrab. Sekarsari menceritakan bahwa dirinya merupakan putri seorang saudagar. Dia baru melakukan perjalanan bisnis menggantikan ayahnya dan akan kembali ke kota asalnya.

Setelah beberapa waktu berlalu, mereka sampai di kota mawar putih dan langsung menuju kediaman keluarga bagaswara.

Keluarga bagaswara merupakan keluarga kelas bawah di kota mawar putih. Kepala keluarganya adalah bagaswara itu sendiri sekaligus ayah dari Sekarsari.

Bagaswara menyambut kedatangan putrinya. "Putriku,,, tepat sekali kamu sudah kembali."

"Ada apa yah?" tanya Sekarsari.

"Susena ada disini untuk melamarmu," balas Bagaswara.

Seketika wajah Sekarsari menjadi cemberut. Dia tidak ingin menikah dengan Susena yang terkenal sebagai pria hidung belang.

Sejenak kemudian Sekarsari memikirkan sebuah rencana. Dia segera merangkul lengan Lingga dan memamerkan kemesraan di depan ayahnya. "Aku sudah memiliki kekasih."

Lingga mengerutkan alis, kemudian berbisik, "apa yang kamu lakukan?"

"Tolong aku! Aku ingin kamu berpura-pura menjadi kekasihku," pinta Sekarsari.

"Tidak bisa, aku tidak ada urusan dengan masalah pribadimu," tolak Lingga.

"Aku akan menambah bayaranmu menjadi 5.000 koin perunggu."

"Baiklah," mendengar bayaran yang cukup mahal, Linggapun akhirnya menyetujuinya.

Bagaswara memandangi Lingga dari ujung kaki sampai ujung kepala. "Nak, lebih baik kamu segera pergi dari sini! Jika Susena tahu, kamu pasti akan mati!"

Susena adalah tuan muda dari keluarga wirajaya, salah satu keluarga kelas atas di kota mawar putih. Dia sangat kejam dan tidak mungkin membiarkan wanita incarannya lepas dari cengkramannya begitu saja. Bahkan jika harus bermain kotor dan membunuh, dia tidak akan ragu melakukannya.

Hal itulah yang membuat Bagaswara berpikir seribu kali untuk menolak lamaran Susena meskipun dia tahu Susena senang bermain-main dengan wanita.

"Apa?" Lingga sontak terkejut, dia tidak menyangka kematian adalah konsekuensi membantu Sekarsari.

"Kita bisa berbicara baik-baik dengan Susena," Sekarsari bersikukuh menolak lamaran itu.

Lingga hanya bisa tersenyum kecut, dia tidak ingin membuat masalah dengan Susena. Namun bayaran yang cukup mahal membuatnya hanya bisa mengikuti rencana Sekarsari.

"Bagaimana jika Tuan Susena tidak terima? Bukankah keluarga kita akan dalam bahaya?" Bagaswara sedikit khawatir mengingat sifat dan temperamen Susena, apalagi dengan dukungan keluarga wirajaya yang terkenal akan kekejamannya.

"Paman tidak perlu khawatir, aku yang akan menanggung konsekuensinya," sela Lingga.

"Cihhh..." Bagaswara meremehkan Lingga yang berpakaian dekil dan penuh robekan disana sini. "Memang sehebat apa dirimu hingga begitu berani menyinggung keluarga wirajaya?"

"Ayah,,, Lingga adalah seniman beladiri. Dia telah membantuku dari para perampok. Jika tidak ada Lingga, putrimu ini mungkin tidak akan pernah bisa kembali." Sekarsari membela Lingga yang diremehkan ayahnya.

Bagaswara mendesah pelan. "Baiklah, ayu kita temui Susena!" Bagaswara akan mencoba menolak Susena dengan baik sesuai permintaan putrinya.

Mereka lalu menemui Susena yang sudah menunggu di ruang tamu.

"Tuan Susena, maaf membuatmu menunggu lama," ucap Bagaswara.

Namun Susena tidak mempedulikannya. Dia memperhatikan Sekarsari yang menggandeng Lingga dengan sangat mesra. "Siapa sampah itu?" tanya Susena.

"Lingga bukan sampah, dia adalah kekasihku, mohon maaf kerena aku menolak lamaranmu." Sekarsari langsung mengutarakan penolakannya.

Susena menjadi naik pitam. Darahnya mendidih dan dia langsung menggebrak meja dihadapannya.

Brakkk

"Apa kalian ingin mati!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • LINGGA KALAGENI: Pendekar Terkutuk dari Sekte Pedang Naga   Pelelangan

    Setelah menyantap hidangan, Lingga memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan berpamitan kepada kepala dan tetua desa. Dia harus segera menuju ke kota awan perak agar tidak tertinggal mengikuti turnamen. Jarak antara desa banyu biru dengan kota awan perak sudah sangat dekat, mungkin butuh waktu sehari untuk sampai kesana. Setelah melesat selama sehari, Lingga akhirnya sampai di kota awan perak. Dia mengagumi keindahan kota dimana banyak bangunan-bangunan megah yang berdiri tegak. "Tuan, apa ada kamar yang kosong?" tanya Lingga setelah memasuki sebuah penginapan. "Penginapan kami telah penuh," jawab pemilik penginapan. Kota awan perak sangat ramai, baik dari kalangan peserta turnamen ataupun pengunjung. Hal itu membuat penginapan-penginapan penuh sesak. Linggapun akhirnya keluar untuk mencari penginapan yang lain. "Huh, penginapan disini semuanya penuh, apa tidak ada lagi yang kosong?" desah Lingga setelah memasuki beberapa penginapan tapi tidak kunjung juga memperolehnya.

  • LINGGA KALAGENI: Pendekar Terkutuk dari Sekte Pedang Naga   Berlatih Keras

    Lingga terus mencoba mempraktikkan tarian pedang poenik. "Terlihat indah, namun sulit dipelajari," desahnya. Setelah seratus kali mencoba, Lingga akhirnya dapat menguasai jurus pertama amukan pedang poenik tersebut. Itu adalah sebuah prestasi yang sangat memukau, bahkan kultivator hebat belum tentu dapat menguasainya dengan cepat. Setelah mahir memperagakan jurus pertama, sebuah lukisan kembali muncul. 'Poenik Melawan Langit.' Itulah jurus kedua yang harus Lingga kuasai yang tertera di dalam lukisan. Sebuah bayangan tiba-tiba kembali keluar dari dalam lukisan. Bayangan itu lalu mempraktikkan jurus kedua yaitu Poenik Melawan Langit. "Jurus apa itu?" Lingga melongo melihat Poenik Melawan Langit. Bayangan di hadapannya melompat tinggi ke udara, kemudian kembali ke daratan sangat cepat hingga terjadi suara menggelegar saat pedang itu mengenai lantai. Bommm Suara dentuman itu membuat telinga Lingga seolah terkoyak, namun Lingga berhasil mengatasinya. Itulah jurus Poenik Melaw

  • LINGGA KALAGENI: Pendekar Terkutuk dari Sekte Pedang Naga   Amarah Pedang Poenik

    Lingga yang penasaran mendekat dan menghadap pemuda bertopeng serigala. "Saudara, apa yang akan kamu lakukan dengan perawan desa?" Pemuda bertopeng serigala seketika menjadi sangat marah. Dia tidak ingin ada yang membantah maupun menanyakan tentang perintahnya. Sementara warga desa sendiri sudah mengetahui jika perawan desa akan dijadikan budak di sekte serigala hitam. Wusss Pemuda bertopeng serigala itu langsung melompat ke arah Lingga. Dia berniat membunuhnya untuk dijadikan contoh agar warga desa tidak menentangnya. "Berani sekali kamu bertanya?" katanya sambil melesatkan tinju. Kepala desa dan warga desa hanya dibuat semakin takut melihat kemarahan pemuda bertopeng serigala. Mereka bisa saja dibunuh karena tingkah Lingga. "Darimana datangnya pemuda itu? Berani sekali dia ikut campur dengan urusan desa," gumam kepala desa. Kepala desa dan warga desa menganggap Lingga akan mati karena pemuda bertopeng serigala mengerahkan segenap kemampuannya meninju Lingga. Namun, L

  • LINGGA KALAGENI: Pendekar Terkutuk dari Sekte Pedang Naga   Beruang Hitam

    Dengan kecepatannya, beruang hitam mengejar tubuh Lingga yang baru saja terlempar. Saat sudah dekat, dia berusaha mencabiknya dengan kedua cakarnya. Lingga tentu tidak tinggal diam, dia berguling untuk menghindar sehingga cakar beruang hitam mengenai pohon. Lingga tersenyum kecut melihat pohon kokoh dan besar tercabik dan hancur berkeping-keping terkena cakar beruang hitam. "Terlambat sedikit saja menghindar, mungkin akulah yang akan hancur seperti pohon itu." Cakar beruang hitam itu tidak ubahnya seperti sebuah pedang yang sangat tajam. Ketajamannya bahkan mampu menghancurkan bebatuan yang sangat keras. Lepas dari cengkraman sang beruang, Lingga mengalirkan tenaga dalam kedalam kepalan tinjunya. "Tinju Auman Singa." Dia meninju bagian belakang beruang itu. Beruang hitam tampak tidak terpengaruh sedikitpun, masih berdiri tegak di tempatnya berada. Hal itu membuat Lingga kaget mengetahui kekebalan beruang hitam itu. Beruang hitam itu menengok ke belakang kemudian membabi bu

  • LINGGA KALAGENI: Pendekar Terkutuk dari Sekte Pedang Naga   Tinju Auman Naga

    Lingga berniat meningkatkan teknik dasar beladirinya dengan menghadapi singa buas. Dia langsung bersiap mengepalkan tangannya, akan mencoba menghadapinya dengan tangan kosong. Singa buas itu berbalik arah kemudian berlari sangat cepat ke arah Lingga. Saat sudah berada dekat dengan Lingga, dia melebarkan mulutnya seolah hendak memakannya. Dengan tumpuan kaki, Lingga menghentak ke tanah kemudian melesat menyambut singa buas dengan kepalan tinjunya. "Tinju Auman Naga." Lingga meneriakkan nama jurus secara asal. Saat kepalan tinju Lingga hendak mengenai kepala singa buas, singa itu bergerak ke kiri dengan gesit dan cekatan sehingga tinju Lingga hanya mengenai angin kosong. Lingga menghentikan langkahnya kemudian berbalik arah menghadap sang singa, begitupun dengan singa itu yang sudah kembali menghadap Lingga. "Sial, aku sudah mengumpulkan tenagaku untuk meninjunya tapi dia menghindarinya," gerutu Lingga. Goarrr Singa buas meraung, mukanya tampak lebih menyeramkan dari seb

  • LINGGA KALAGENI: Pendekar Terkutuk dari Sekte Pedang Naga   Kaisar Benua

    Lingga tidak pergi meninggalkan kota daun emas, tetapi kembali ke penginapan. Dia akan berkultivasi dan memperbanyak lagi energi qi yang telah terkuras habis. Sementara itu, walikota menyuruh para prajurit kota mengurusi mayat-mayat yang tewas, begitupun dengan mayat Adiprana, Gana dan Jaka. Setelah sampai di penginapan, Lingga duduk dengan posisi lotus dan mulai menyerap energi qi. Sehari, dua hari, tiga hari Lingga terus berkultivasi. Energi qi dalam dantiannya kini telah bertambah semakin banyak sebesar kepalan tangan. Hal itu perlu dibanggakan dan Lingga bisa dikatakan sebagai pemuda yang sangat jenius. Kultivator pemula bahkan bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk melakukan seperti yang Lingga lakukan. Duarrr Ledakan spiritual tiba-tiba terjadi, hal itu menandakan jika Lingga berhasil mencapai tingkat pelatihan qi tahap pertama. Lingga tersenyum menyeringai. "Akhirnya aku berhasil, ternyata seperti ini rasanya menjadi kultivator pelatihan qi tahap pertama." B

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status