Alicia terisak-isak di dalam mobil dengan Lucius yang duduk di sampingnya. Mobil itu melaju dengan cepat di jalan raya yang lenggang, Lucius mengemudi dalam diam, begitu tenang dan leluasa, seolah Alicia tidak ada di sana.
Alicia benci rasa diabaikan itu, terlebih di dalam kondisi di mana dia begitu butuh dukungan seperti ini
Selama bertahun-tahun lamanya, Alicia mengharapkan pertemuan dengan kedua orangtuanya, tapi tidak pernah sekalipun Alicia membayangkan akan seperti ini. Alicia membayangkan air mata kebahagiaan, pelukan hangat, dan kata-kata penuh cinta yang membantah semua pemikiran negatif dari pikiran Alicia selama ini, bahwa mereka meninggalkannya karena tidak menyayangi Alicia lagi. Itu adalah ketakutan terbesar Alicia. Dan dia tidak menyangka bahwa hal yang ditakutkannya itu akan benar-benar terjadi.
Lamborghini hitam itu menderu pelan, lalu berhenti di depan teras mansion. Lucius keluar lebih dulu, lalu melempa
Lucius menarik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya dengan pelan. "Bukan apa-apa, ini hanya penyakit lama," jawabnya singkat.Tapi Alicia sudah tahu bahwa Lucius tidak akan berinisiatif untuk menjelaskan banyak hal, kecuali Alicia menanyakan lebih banyak."Penyakit apa?" tanya Alicia, lalu bergerak untuk menaikkan kedua kakinya ke atas ranjang dan duduk bersila dengan nyaman, jemarinya masih bergerak di pelipis Lucius. Karena tidak kunjung menjawab, Alicia bertanya lagi. "Apakah penyakitnya parah?""Tidak," jawab Lucius pada akhirnya. "Aku sudah hidup dengannya selama bertahun-tahun, tapi setiap kali penyakit itu datang, aku selalu kerepotan seperti ini."Alicia tidak bisa membayangkan saat-saat sepi di malam hari yang dingin, Lucius kesakitan seorang diri."Kenapa bisa seperti itu?""Kau benar-benar ingin tahu."Alicia terdiam, kemudian mengangguk
Dingin yang Alicia rasakan semakin membekukan. Perutnya mual dan kepalanya berdentum dengan keras. Dia meringkuk di atas ranjang dengan mata terpejam, namun pikirannya tidak serta merta ikut diam. Alicia tidak tertidur, dia berharap bisa melakukannya."Kumohon..." rintih Alicia dengan kening berkerut-kerut menahan sakit. Dia masih tidak melupakan ucapan Lucius di taman, Alicia yakin kepalanya sakit pasti karena terlalu banyak berpikir.Seorang pelayan mengetuk pintu dan Alicia membalasnya dengan gumaman lemah. Tidak beberapa lama kemudian, Maloma masuk mendorong troli makanan yang ditutup dengan tudung besi."Makan siang Anda, Miss." Maloma mengganti piring sarapan Alicia-yang sama sekali tampak belum tersentuh-dengan piring berisi makan siangnya.Alicia sama sekali tidak menjawab ataupun bergerak sedikitpun. Seluruh tubuhnya ditutupi selimut dan dia meringkuk di dalamnya.Maloma menghela
Semenjak hari itu, Alicia dilanda kekhawatiran yang semakin mendalam. Dia sudah tidak mual-mual lagi seperti di awal. Hanya pusing dan lemas hampir setiap saat. Alicia juga semakin tidak nafsu makan dan susah tidur. Ketika mengecek kalender pada hari itu, Alicia menyadari bahwa siklus haidnya telat selama dua bulang, awalnya Alicia pikir itu adalah hal yang lumrah karena dia masih menganggap dirinya remaja, dulu juga Alicia sering kali mengalami gangguan siklus haid sehingga dia tidak curiga sama sekali.Namun di kondisinya yang sekarang, Alicia tidak lagi bisa menganggap hal itu lumrah. Lucius telah bersamanya beberapa kali, dan selama itu Alicia tidak terlalu memikirkan konsekuensi atas perbuatan lelaki itu padanya.Alicia yakin bahwa dirinya hamil. Namun Lucius pasti membencinya sekarang. Alicia telah mencoba untuk berbicara padanya, tapi lelaki itu tidak pernah memberinya kesempatan. Makanan kini selalu diantarkan ke kamar Alicia, pada
Alicia siuman dan hal pertama yang dilakukannya setelah membuka mata adalah menyentuh perutnya dan merabanya pelan lalu mengedarkan pandang. Tatapannya langsung tertuju pada Lucius yang berdiri dengan santai di ujung ranjang, menatap Alicia dengan tajam. Hal itu langsung mengingatkan Alicia pada kejadian sebelumnya."Nona Alicia?"Alicia menoleh ke samping, pada Dokter Hank yang tengah berdiri di sampingnya dan kini tengah tersenyum hangat padanya."A-apa yang terjadi?" tanya Alicia."Anda pingsan selama tiga belas jam lebih."Alicia membulatkan mata. "Selama itu?" ucapnya tidak percaya."Ya. Anda kekurangan sel darah merah. Sepertinya disebabkan oleh stress dan juga kelelahan. Apa Anda juga sulit tidur saat malam? Itu bisa jadi penyebabnya juga. Tapi tenang saja, Anda akan baik-baik saja setelah beberapa hari istirahat dan perawatan.""Aku... baik-baik sa
Keesokan harinya, Alicia terbangun tanpa Lucius."Pasti mimpi," gumam Alicia sembari menatap sisi ranjangnya yang kosong. Dia telah tidur dengan sangat nyenyak sehingga berpikir bahwa kejadian semalam hanyalah bunga tidur biasa.Lagipula, pikir Alicia, Lucius tidak mungkin datang padanya di saat dia telah memiliki Nona Gabrielle di sampingnya. Lalu, kenapa dirinya bisa bermimpi seperti itu? Apakah dia terlalu memikirkan sang tuan? Atau mungkin... terlalu merindukannya?Namun apapun alasannya, Alicia senang karena tidurnya semalam sangat lelap sehingga pagi ini dia merasa jauh lebih baik dari kemarin. Walau Alicia merasa sedikit kecewa karena ternyata yang dialaminya semalam hanyalah mimpi."Sepertinya aku terlambat sarapan," ucap Alicia sebelum bangkit dari ranjang dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Alicia ke luar dengan perasaan lebih baik dan langsung menuju ruang makan. D
Alicia akhirnya berhasil sampai di pintu keluar mall. Dia mengedarkan pandang ke sekitarnya, lalu melanjutkan langkahnya menuju parkiran. Di depan Alicia, tiga wanita dewasa berjalan sambil bercengkrama, kemudian sesuatu jatuh dari salah satu wanita itu. Alicia segera memungutnya, sebuah gelang silver yang sepertinya terlepas dari lengan si pemakai."Maaf, Nyonya," Alicia memanggil.Ketiga wanita itu sontak berbalik.Alicia terpaku, menatap wanita yang berdiri di tengah.Mama."Ya, ada apa?""Eh? Gelang itu..."Alicia buru-buru menyadarkan dirinya. "Ya, gelang ini jatuh, saya berniat untuk mengembalikannya.""Ya ampun, terima kasih.""Marie, kenapa gelangmu bisa jatuh seperti itu?""Iya, sebelumnya aku ragu-ragu untuk memakai ini karena dia agak sedikit longgar di tanganku.""Syuk
Mereka telah kembali dari kekacauan yang terjadi di gang, meninggalkan Robert sekarat di sana. Keduanya sama-sama membisu di dalam mobil yang dikemudikan Lucius sendiri. Pria itu mengenakan setelan berwarna hitam seperti biasa, tampan dan misterius seperti biasa. Sedang Alicia merasa dirinya begitu kacau dan kotor. Banyak yang telah terjadi dalam satu hari ini, Alicia merasa begitu lelah. Tapi dia tahu semuanya belum selesai, ada beberapa hal yang masih membuatnya bertanya-tanya."Kau meninggalkanku," kata Alicia. Dia mendengar Lucius mendengus. "Kenapa kau melakukannya?" lanjut Alicia pelan. Dia tidak berani menatap Lucius sehingga tatapannya hanya lurus ke depan."Kenapa kau kembali?" Lucius bertanya balik."Ehh?" Alicia sontak menoleh dan menatapnya tidak mengerti.Lucius meliriknya sekilas. "Aku memang meninggalkanmu dengan sengaja."Alicia menahan rasa pedih di dadanya dengan bertanya
Setelah sesi percintaan yang panjang, Alicia tertidur selama berjam-jam dan akhirnya terbangun saat sore hari. Dia melihat Lucius tengah duduk di dekat jendela, laptop di hadapannya bersama secangkir kopi. Biasanya Alicia menggunakan meja dan kursi itu untuk makan, dia tidak pernah menganggapnya penting. Tapi ketika melihat Lucius duduk di sana, Alicia melihat keindahan yang tidak dia sangka. Rambut hitam Lucius tertiup angin, wajahnya diterpa sinar oranye pucat sore hari yang dingin, bayang-bayang dari dedaunan hias bermain di kemeja putih yang dikenakannya, mata yang tajam itu terfokus pada layar laptop. Alicia berpikir, bahwa Lucius pasti sangat menggemari pekerjaannya. Dia benar-benar bekerja keras untuk itu. Dan Alicia tidak bisa mengalihkan pandangnya untuk beberapa saat."Kau sudah bangun," suara Lucius kemudian mengejutkan Alicia.Alicia langsung mengalihkan pandang dan menjawab dengan gugup, "Y-ya."Lucius bangkit