Home / Rumah Tangga / LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYA / 2. panggilan dari seorang wanita

Share

2. panggilan dari seorang wanita

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2024-07-30 07:37:38

Dia membuka pintu sementara aku masih memegang ponselnya, panggilan belum diakhiri dan aku telah panik dan membuang segera benda itu ke belakangku.

"Sayang ...."

Dia terkejut melihatku terkejut, nampaknya dia curiga sekaligus juga heran.

"A-ada apa Mas, Hafiz belum tidur ...." ucapku sambil melirik benda yang masih berjalan panggilannya sementara wanita di seberang terus memanggil dengan kata,

"Halo, Mas, kamu dengar gak sih?"

"Aku cuma mau nanya ada sambel gak? kok kamu kaget?"

"A-ada di kulkas."

Rasa takut membuatku gagap.

"Kamu kenapa Sayang?" Dia kini berjalan mendekatiku, memicingkan mata dan membuat hatiku makin tak karuan rasanya. Semakin dia mendekat aku semakin mundur, sambil menyunggingkan senyum.

"Kenapa gak lanjut makan?"

"Kamu itu ... aneh ...."

"Ah, tadi itu aku mikirin sesuatu, tiba-tiba kamu buka pintu bikin aku terkejut. Kenapa kamu gak segera lanjut makan, Sayang?" ucapku pura pura peduli.

"Uhm ... kamu lihat ponselku gak?"

"Ah, ti-tidak, tidak tahu," jawabku padahal aku sedang mendudukinya.

"Tadi di sini?" gumamnya sambil menggaruk kepalanya dan mencari benda itu sampai ke kolong tempat tidur.

"Makanlah dulu Mas, nanti aku yang cari hp-mu," ucapku.

"Aku ingin memeriksa pesan masuk siapa tahu ada yang penting?"

Dari Gitakah? sungguhlah sepenting itu?

"Uhm Sayang, pergilah makan, akan kucarikan benda itu untukmu," balasku sambil tersenyum.

"Baiklah, semoga ada," jawabnya dengan raut wajah sedikit gelisah.

Setelah memastikan dia keluar dari kamar dan kembali menutup pintu, buru-buru kuambil ponselnya dan menghapus log panggilanku barusan.

"Semoga wanita itu tidak mengirimkan pesan dan bertanya mengapa suamiku menghubunginya barusan. Bisa-bisa Mas Arga akan curiga."

*

Hafiz telah tertidur, kuselimuti dia lalu mengatur suhu ruangan di angka yang sejuk agar putraku bisa beristirahat dengan nyaman.

Kusisir rambut lalu beranjak ke ruang TV menemui suamiku yang terlihat santai menonton siaran sepak bola.

"Kemarilah," ucapnya sambil tersenyum dan menepuk sofa di sebelahnya. Kuhampiri dia dan kulabuhkan diri di dekatnya sambil membalas senyum itu.

"Apa harimu menyenangkan?" tanyanya sambil mengusap pucuk kepalaku.

Dia memang seperhatian itu, bukan karena kami pasangan muda yang baru memiliki satu anak, tapi tabiatnya memang demikian, hangat dan penuh cinta. Mungkin gadis yang bernama Gita itu salah paham dengan kelembutan dan kebaikan Mas Arga, karena dia memang terbiasa bersikap baik pada siapapun.

"Hariku menyenangkan, kubersihkan rumah selagi Hafiz bermain di dalam boxnya, dia tak rewel dan menyusahkanku, dia bayi yang pintar," jawabku mengacu pada putra kami yang baru berumur sepuluh bulan, dia lucu, gemuk dan menggemaskan.

"Alhamdulillah, Sayang," jawabnya sambil mendaratkan ungkapan cintanya di dahiku. Andai bukan karena log panggilan tadi, tentu akan kubalas ciuman atau memberinya bonus harian di atas sofa minimalis itu.

Tapi ... hatiku gundah gulana, aku jadi kehilangan selera untuk bercumbu mesra.

"Mas ... boleh tanya?"

"Iya?"

"Apakah belakangan ini kamu punya sesuatu yang tidak kamu katakan padaku?"

Dia yang tadinya tersenyum langsung menggelengkan pertanda bahwa dia gelisah.

"Oh, te-tentu tidak."

"Hmm, baiklah, kalo begitu aku percaya," ucapku melingkarkan tangan di lengannya.

"Kenapa tiba-tiba bertanya?"

"Tidak. Iseng saja."

"Btw, kamu lihat ponselku tidak?"

"Ada di rak susun dekat pintu kamar mandi," jawabku.

"Oh, sungguhkah aku sudah sepikun itu, pikirku ... Aku sudah meletakkannya di meja dekat tempat tidur."

"Makanya jangan terlalu banyak pikiran biar kamu tidak linglung, belum tiga puluh sudah jadi pelupa," balasku sambil melirik photo pernikahan kami yang terpampang besar di dinding.

Di sana kami terlihat bahagia dan begitu serasi, tidak punya beban dan saling mencintai. Di tahun kedua ini, aku sudah punya bayi, penampilanku tak secantik dulu. Aku resign dari pekerjaanku untuk fokus pada bayi juga mengurus suami. Jika hariku baik, aku bisa memasak dan berpenampilan cantik tapi jika Hafiz rewel dan selalu ingin digendong, maka Mas Arga hanya bisa menatapku dalam balutan jilbab bergo dan wajah yang masih pucat setiap pulang kerja. Mau bagaimana lagi me time bukan lagi prioritas utama ketika seorang wanita ingin mengabdikan waktu untuk rumah tangga dan anak mereka.

"Aku tak linglung, aku hanya bingung."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
padahal punya segalanya msh aja kurang pu4s sm yg dirumah
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYAย ย ย 56

    Prang!Prak!Suara sepatuku memukul helm Mas Arga dengan kencang. Pria itu nyaris terjatuh dari motornya andai tidak menahan keseimbangan. "Astaga ... kamu kenapa Irma.""Kamu yang kenapa ngikutin aku terus? kamu dah gila ya Mas?""Aku gak ngikutin kamu, kamunya aja yang kepedean," jawabnya sambil melepas helm dan mengusap kepalanya yang kupukul tadi."Arah kantor kamu gak di sini Mas, tapi di jalur berbeda kamu gak malu mas dengan baju dinas keliling ngikutin aku dan suami, kamu gak malu pada keluargamu dan keluarga mertuamu?""Hei, aku gak ikutin kamu, aku cuma mau ke toko sparepart yang ada di jalan Ahmad Yani, kepedean kamu," balasnya."Kamu pikir aku gak lihat kamu ngikutin dari arah rumah? Awas ya Mas, kalau masih ngikutin aku, kulaporkan kamu ke polisi.""Lapor saja, aku ga takut polisi!""Hah, percuma bicara," balasku sambil membalikkan badan dan kembali ke mobil."Sombong sekali kamu, mentang mentang punya suami baru," ucapnya berteriak."Biarin!"" ... nanti juga kamu mento

  • LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYAย ย ย 55

    "Darimana Sayang?" tanya Mas Adit ketika aku baru saja masuk ke kamar."Menemui tamu yang tidak diharapkan," jawabku sambil tersenyum padanya."Apa ada tamu yang tidak diharapkan?""Ya, ada, jenis tamu pengganggu yang akan merusak segalanya.""Siapa orangnya?""Istri mantan suamiku.""Ada apa dengannya?" suamiku langsung mengerjab dan bangkit dari pembaringannya."Dia merasa bahwa Mas Arga masih denganku dan terobsesi pada diri ini. Aku sangat tidak nyaman dengan itu," balasku."Kemarilah," ujarnya memberi isyarat, kuhampiri dia, kubawa diriku ke dalam rangkulannya serta kuletakkan kepala di atas bahunya."Dengar sayang, di rumah tangga kita hanya kita yang bisa menentukan bahagia atau tidaknya, mereka orang luar hanya segelintir gangguan yang tidak perlu dianggap serius.""Aku setuju dengan ucapanmu, Mas.""Jika istri mantanmu merasa risih tapi kau sama sekali tidak berhubungan dengan suaminya, maka kau tidak perlu khawatir dengan semua tuduhan itu. Selagi tidak ada bukti, anggap sa

  • LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYAย ย ย 54

    Tentu saja orang-orang langsung berkerumun memperhatikan pria yang baru saja selesai bernyanyi tiba tiba langsung pingsan saja. Terlebih pingsannya di pelaminan tentu makin mengundang perhatianlah dia."Astaga dia siapa?""Arga mantan suami Irma," jawab seorang pria yang mengenal."Ya ampun, kasihan ....""Mungkin gak kuat menerima kenyataan," ujar yang lain. Reaksi orang beragam, ada yang tertawa, ada yang menatap miris dan lain pula reaksi kedua orang tuaku yang berdiri berdampingan sebagai pendamping pengantin mereka nampak sangat marah dengan keberadaan Mas Arga."Lagipula ngapain sih harus datang ke sini, nyusahin aja!" geram ayah dengan kesalnya."Mungkin dia ingin melihat Irma," jawab Ibu sambil mendekat dan memperhatikan mantan menantunya."Kayaknya bapak ini kelelahan, stress dan dehidrasi, mungkin seseorang bisa hubungi ambulans," ucap seorang temanku yang merupakan seorang petugas kesehatan, dia tadi memeriksa nadi dan wajah Mas Arga dan langsung menyimpulkan."Iya mari g

  • LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYAย ย ย 53

    Tadinya aku akan melangsungkan pesta pertunangan dan memberi waktu lebih banyak untuk penjajakan hubungan dengan Mas Adit. Tapi karena Mas Adit tidak sabar untuk segera menghalalkan hubungan, ditambah dia juga sudah dekat dengan ayah dan ibu, maka aku tak punya alasan untuk menolak.Bukankah, sebaiknya pernikahan dipercepat dan perceraianlah yang harus ditunda. Ada kalanya niat baik memang tak harusnya dipendap lebih lama. Khawatir gagal atau malah tertikung orang lain."Calon Nyonyaku, maukah kita percepat niat baik kita untuk merajut hubungan ke jenjang yang lebih serius?" Tiba tiba kekasih tampanku menghampiri dengan secarik kertas yang ditulis demikian."Apa ini?""Ya, itu ...." Dia mengangkat alis memintaku membaca ulang memo tempelnya. Bayangkan ... dia menempel itu di layar komputerku."Astaga, Mas Adit, lebay tahu gak sih, dilihat orang ...." Kucabit segera memo sambil tertawa."Ya enggak apa apa, aku cuma butuh jawaban.""Secepatnya," jawabku singkat."Kapan, kamu sih, PHP te

  • LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYAย ย ย 52

    Karena tidak mau terburu-buru menikah sebelum puas saling menjajaki, kuputuskan untuk melakukan acara lamaran dan pertunangan agar tali kasih di antara kami bisa diikat dalam satu janji.Kubagikan undangan pertunangan pada teman teman kerja di lingkungan kantor, kuminta dengan ramah dan sopan agar mereka berkenan datang untuk memberikan doa serta dukungan mereka. Kuserahkan amplop bersampul hitam putih dengan gambar bunga itu kepada Dina dan Reni, termasuk Ivanka, wanita yang menaksir pada calon suamiku. Dia yang kebetulan lewat kuhentikan dan dengan santun kusodorkan undangan itu."Mbak, aku mengundangmu," ucapku pelan. Sesaat wanita itu tertegun namun dia tetap menerima undanganku. Ditimbangnya amplop berukuran sedang itu dengan senyum miris, kalau dia menggumam sambil menggeleng pelan."Terima kasih, tapi sepertinya, aku tak bisa hadir," jawabnya dengan senyum kecut. Bahkan dia belum membukanya sehingga bisa tahu kapan dan hari apa, dia menunjukkan penolakan itu karena sudah jelas

  • LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYAย ย ย 51

    Benar saja, sekitar dua puluh menit kemudian, aku bisa melihat pantulan cahaya motor di jendela kamar. Aku bangun memeriksa dan benar saja, itu adalah motor Gita. Sayup sayup kudengar mereka berdebat dengan teriakan, diantara rinai hujan dan petir malam.Kucoba menajamkan pendengaran dan memindai apa yang mereka lakukan."Aku nanya Mas, kamu lagi ngapain di sini?""Udahlah, itu bukan urusanmu, aku lagi mau ngomong sama ibunya Hafiz!""Tapi, ini hujan dan sudah malam, Mas. Ada apa kamu Mas?"Wanita itu mencengkeram bagian depan baju suaminya dengan kesal. Jilbab, wajah dan cardigannya basah tersapu hujan yang turun deras."Aku harus bicara. Itu tidak ada kaitannya denganmu," jawabnya sambil menghempas tangan sang istri."Kalau kamu gak ikut pulang sama aku, kita cerai aja Mas, itu artinya kamu gak mentingin aku!""Ya Allah, kamu pulang aja, aku masih ada urusan!"Mas Arga membentak Gita dengan kesal. "Oh ya ... jadi mau aku panggilkan Mbak Irma ke dalam, mau aku bilangin ke dia kala

  • LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYAย ย ย 50

    Mungkin mas Arga tidak mau merasa dikalahkan dalam hal kebahagiaan, akhir akhir ini dia sering sekali membagikan link postingan Ig dan Facebooknya ke inbokku. Tautan yang dia kirim berisi postingan foto dan kata kata mesra untuk sang istri.Kadang aku melihat semua itu hanya menggeleng saja, postingannya bagiku bukan sebagai bentuk pamer atas kebahagiaan namun lebih terkesan memaksa terlihat bahagia dan yang ada hanya tempelan saja."Andai dia sungguh bahagia dengan cinta barunya, mungkin dia tak akan ingat untuk mengejarku lagi."Aku menggumam sambil meringis miris. Dari tempat dudukku, kupandangi anakku yang sibuk tertawa dan bermain dengan mainannya. Hanya menatapnya sehat dan ceria saja membuat hatiku tenteram dan bahagia. Itu saja sudah cukup. Aku tak butuh apapun lagi, aku sudah bekerja dan insya Allah bisa menanggung hidup sendiri.Jika suatu hari seorang pria baik dengan niat tulus datang melamar, maka aku akan menerima dengan syarat dia akan mencintai anakku juga.*Wak

  • LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYAย ย ย 49

    Menuruti saran dari ibu aku memilih waktu makan siang untuk mengajak massa adik bicara dia yang selalu jadi tempat langganan makan siang kami. Cafe yang berada di lantai dasar tower kantorku.Pukul 12:34 Mas Adit nampak turun dari loby dan langsung masuk ke cafe, dari pintu utama kami bersitatap dan seperti biaasanya senyum itu tersungging lebar."Kamu udah makan?""Belum, Mas, masih nungguin kamu," jawabku memperbaiki posisi duduk."Harusnya kamu pesenin aja, aku akan makan makanan apapun yang kamu suguhkan," jawabnya tersenyum, sekali lagi menggetarkan dadaku.Lama perasaan ini tidak disentuh romansa dan sensaasi manis menggoda, sehingga ketika tiba tiba Mas Adit datang. Ada rasa baru yang kini menghiasi hatiku, aku selalu ingin tersenyum dan bahagia kala berdekatand dengannya. Energinya yang positif, tampilannya yang bersih dan wangi membuatku nyaman berdekatan."Merasa nggak sih kalau akhir-akhir ini kita jadi topik pembicaraan di kantor?""Aku paham, tapi selagi kita bersikap p

  • LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYAย ย ย 48

    Begitu banyak orang yang berkerumun dalam ketegangan, begitu takut dan cemas tapi mereka tidak berani melerai. Sejak awal mereka tahu siapa yang lebih dulu menyulut emosi dan memancing kemarahan orang lain. "Lepaskan dia Kak, dia pasti sudah kapok," ujar seorang wanita."Iya, Kak, gak bakal diulang lagi kayaknya, itu orangnya udah ketakutan banget," timpal yang lain."Tidak, aku akan melemparnya ke muara agar menjadi santapan buaya, aku sama sekali tidak ragu," ujar Mas adit yang masih mencengkeram bagian leher pria yang kini mengucur darah segar dari bibir dan hidungnya."Aku tidak mengganggumu, beraninya kau mengganggu!" Mas Adit makin menggoyangkan badan Mas Arga, Mas Arga berteriak dan mencengkeram tangan kekasih baruku itu dengan panik."Aku juga akan membuatmu terjatuh bersamaku, hahahah," ujarnya. Tadinya dia ketakutan, tapi menit berikutnya pria itu seakan kehilangan akal, dia tertawa terbahak bahak dengan kondisi wajah yang sama sekali tidak sedap dipandang, babak belur dan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status