Mikaela POV
Setelah memberi kata sambutan, Marcel turun untuk menyambut para tamu dan meninggalkan aku sendirian. Ya, sendirian! Apa dia tidak berinisiatif mengenalkanku pada semua koleganya? Ah, sudahlah! Temannya juga laki-laki semua, mungkin dia takut ada yang seperti si Raymond sialan itu.
‘Aku akan sudut sana sajalah.’ pikirku sambil berjalan ke balkon di sudut sana. Ah, aku juga mau makan kue sambil menunggu Marcel siap meladeni tamunya. Jadi, aku mengambil piring kecil berisikan cake yang lezat dan sebuah garpu cantik yang kemungkinan bahannya dari perak. Sejujurnya, aku sangat suka cake apalagi buatan Willy. Aku pun menikamati kue sambil melihat kebawah.
‘Kapan Willy datang, ya?’ pikirku menunggu kedatangan Willy. Setidaknya kalau ada dia, aku bisa bercerita dan tidak bosan.
“Kau sombong sekali ya, Mikaela.” sebuah suara berat dibelakangku sontak membuatku berbalik. Sialan, kenapa si Raymond itu kesini.
“Kau bahkan tak membalas uluran
Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri bila terjadi sesuatu padamu, dear - William Simon 2k21
Podomoro City Apartement Willy POV Aku terus kepikiran tentang apa yang baru saja menimpa Mikaela. Aku sama sekali tidak habis pikir dengan si bajingan bernama Raymond itu. Rasanya emosiku meluap saat mengingat bagaimana dia mencoba menyentuh Mikaela. “Ukhh!” aku merintih saat merasakan tubuhku gemetar karena mulai emosi. Pikiranku jadi panas dan harusnya aku tidak boleh banyak pikiran. Aku pun melangkahkan kakiku menuju meja kerjaku yang berisi obat-obatan yang biasa kuminum. “Harusnya aku tidak boleh terlalu lelah bahkan keluar malam-malam seperti ini. Tapi, kalau aku tidak ada, entah bagaimana keadaanmu Cassie.” gumamku setelah meminum obat-obatanku. Rasanya gemetar dan nyeri di kepalaku mulai mereda. Meski begitu, aku masih terus memikirkan soal apa yang terjadi sebenarnya dibalik pernikahan Marcel dan Mikaela. Entah kenapa aku sangat penasaran dan benar-be
UNIVERSITAS ESA UNGGUL Tak terasa waktu berlalu begitu saja, kejadian itu sudah berlalu sekitar seminggu dan semuanya berhasil ditutup rapi oleh keluarga Djuanda dan Buana. Mikaela kini sedang berada di ruangan Rektornya sambil memeriksa file-file yang berhubungan dengan kampus. Dia sudah berhari-hari tidak masuk dan tentu saja banyak pekerjaan menumpuk disini. “Hahhh!! Selesai juga… sebagian dulu lah.” Mikaela merenggangkan otot-otot tangannya sambil menyusun pekerjaannya yang sudah selesai.Lalu dia menandai yang belum selesai. Dia jadi sering lembur karena pekerjaannya yang menumpuk. Diapun melihat jam tangannya dan agak terkejut ternyta sudah jam 7 malam. “Oh my God! Ini rekor lembur terlamaku! Okay, aku pulang dan mastiin kalau Selena dah makam malam.” Mikaela langsung membereskan meja kerjanya dan mengambil tasnya untuk bergegas pulang. Dia keluar dan mengunci ruang dekan. Ternyata, saat
Mansion Keluarga Buana “Apa kabar semuanya? Kami pulang!” Ribka datang dengan perasaan senang memasuki mansionnya. Mereka sudah puas berlibur di Paris dengan sang suami. “Mama? Mari makan malam.” ajak Mikaela pada kedua mertuanya. Ribka dan Elmand saling melihat kini mansion ini penuh kehangatan karena merasa semuanya baik-baik saja. “Nenek! Kakek!” teriak Selena berlari kearah Ribka dan Elmand. Tentu saja, mereka langsung memeluk cucu mereka itu. “Kami sangat merindukanmu sayang. Oh iya, kami bawa oleh-oleh ya. Masing-masing sudah ada namanya.” Ribka menunjukkan banyak kotak yang adalah oleh-oleh untuk keluarganya. “Makasih ya, ma!” ucap Marcel berterima kasih mewakili semuanya. Setelahnya, mereka pun makan malam dengan tenang dan bercengkrama bersama. Setelah makan malam bersama, seperti biasa Marcel dan Mikaela menidurkan putri mereka. Sebenarnya, Mikaela agak heran
Perusahaan Buana Marcel kini baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan ingin langsung pulang. Lagian, tidak ada janjian dengan dokter kandungan Michelle hari ini. Sebenarnya, Marcel sangat ingin hidup tenang, tapi rasanya mungkin tidak bisa. Yang ada, dia hanya akan hidup dalam penyesalan yang tak berujung. Tiba-tiba handphonenya bordering menampilkan pesan dari Mikaela. ‘Aku pergi ke pantai Carita sama teman-temanku. Maaf ya sudah berbohong, tapi kamu kelihatan gak peduli sih. Jadi aku melakukan apapun yang aku mau. Oh iya, aku disini sampai tiga hari. Terserah kamu sih, mau kasih tahu Papa atau Mama. Yang penting, aku sudah melakukan sesuai yang kau minta.’ Entah kenapa, Marcel sangat kesal membaca pesan dari istrinya itu. Wanita itu seperti sengaja membuatnya kesal tapi seketika dia sadar kalau memang dialah akar dari sikap M
Waktu terus berlalu begitu saja, tapi hubungan yang baru dimulai itu seperti akan segera kandas. Baik Elmand dan Ribka menyadari bahwa hubungan pernikahan putra sulung mereka seperti tak punya harapan. Mikaela saat ini lebih suka lembur dan tidak mau makan bersama mereka. Sedangkan Marcel hanya diam saja dengan tindakan istrinya itu. Tapi disisi lain, Michelle adalah satu-satunya orang yang senang dengan situasi ini. Ini tentu saja semakin menguntungkan dia. Karena hanya tinggal sebentar lagi, dia akan benar-benar menjadi istri sepenuhnya Marcel Buana. Terlihat dia sedang berjalan dengan gembira di kantor ini. Michael sama sekali tak mencurigainya, ah memang dia cukup pintar menyembunyikan segalanya. Tak lama, handphonenya berdenring dan menampilkan nama Michael. “Ya, ada apa Mike? Aku baru saja sampai.” jawab Michelle. “Cepatlah naik ke rooftop, ada yang
Setelah pulang mengurus pekerjaan dengan Michael, saat ini Michelle sedang menemui Nadya di rumah sakit biasa. Dia sudah menghubungi Marcel kalau mereka tidak bisa bertemu di basement. Jadi dia menyuruh Marcel langsung ke rumah sakit “Bagaimana Marcel? Apa hubungan kalian ada kemajuan?” tanya Nadya pada Michelle. “Tentu saja! Selama sebulan lebih dia mengabaikan istrinya. Aku sih gak masalah dia bersikap baik dengan putrinya. Sekarang tinggal masalah Michael!” jawab Michelle. “Aku tahu sejak awal Marcel itu memang sangat mencintaimu. Dia tidak mungkin meninggalkanmu begitu saja, apalagi kamu sedang hamil walau bohongan sih.” ucap Nadya merasa rencananya berhasil menyatukan sahabatnya kembali dengan suaminya. “Thanks ya, karena kamu aku bisa punya harapan kembali dengan Mas Marcel. Tapi saat ini aku harus benar-benar berhati-hati sih.” ujar Michelle membuat Nadya mengerutkan keningnya. “Hati-hati kenapa?” Nadya ingin tahu. “Aku sedang d
Marcel melepas pelukan Michelle dan menatap dalam wanita itu. Wanita yang menjadi cinta pertamanya. Wanita yang dia perjuangkannya tanpa memedulikan omongan orang. Wanita yang mau menemaninya dalam keadaan apapun. Dia sadar kalau memang dia sangat mencintai Michelle. Tapi saat ini, perasaan itu sudah terkikis perlahan karena keadaan. Michael sang adik yang sangat dia sayangi ternyata mencintai wanita ini. Ada juga Selena yang adalah putri kandungnya juga ibunya, Mikaela. Mereka berdua mengalami ketidakadilan selama bertahun-tahun karena keegoisannya. ‘Semua ini memang harus berakhir.’ pikir Marcel lalu meraih wajah Michelle. Pria itu mempertemukan bibir mereka dan berciuman untuk yang terakhir kalinya. Tanpa sadar, ada dua orang yang tengah melihat mereka dengan tatapan terluka. ‘JDERRR!!!’ suara petir menjadi tanda awal masalah besar yang akan hadir. Beberapa saat yang lalu… “Mikaela, kamu sudah pulang? Mama baru saja mengurus Kartu Kelu
Paginya, Mikaela bersiap untuk pergi ke kampus sembari menyiapkan Selena. Dia tidak tahu kenapa Marcel sepagi ini dan juga tidak mau tahu. Entah kenapa, rasanya agak sepi saat tidak ada yang lain disini. “Astaga! Tidak ada persediaan makanan apapun disini! Aku pesan aja deh.” gumam Mikaela kesal saat melihat di dapur sama sekali tidak ada persediaan makanan. Ya jelas saja sih, apartemen itu kosong selam tiga tahun. Dan memang, apartemen besar ini atas nama Marcel yang merupakan hadiah ulang tahunnya yang ke-20. Tak lama, Mikaela mendengar suara bel apartemen berbunyi. Tentu saja atensinya teralihan sehingga dia beranjak kesana. “Maaf, saya tadi membeli sarapan untuk kita. Nanti saya akan belanja dan mempekerjakan beberapa pelayan disini.” jelas Marcel sambil menenteng sebuah kantung makanan lalu masuk ke dalam. Wanita itu diam saja dan mengabaikan Marcel. Dia sama sekali tidak peduli mau ada mak