Home / Fantasi / Lahirnya Sang Dewa Pedang / Bab 1 Penghianatan Keluarga Xia

Share

Lahirnya Sang Dewa Pedang
Lahirnya Sang Dewa Pedang
Author: Jazzy Bold

Bab 1 Penghianatan Keluarga Xia

Author: Jazzy Bold
last update Last Updated: 2024-07-18 00:25:32

Di wilayah kerajaan Tianmen, gemuruh suara Guntur perlahan-lahan menghilang, Langit yang awalnya gelap kini kembali memperlihatkan warna aslinya yang indah dan menawan.

Seorang remaja sedikit kurus, alis seperti pedang Sedang duduk memulihkan lukanya setelah berhasil melewati malapetaka langit.

"Huh, akhirnya saat ini datang juga." Gumam remaja itu.

"Wilson, selamat kini kau sudah berhasil mencapai alam Mahayana."

Pria yang tampak berusia 40 tahun datang bersama Wanita yang usianya sedikit lebih tua dari Wilson Xia memberikan selamat padanya.

"Terima kasih ayah, ini juga berkat bantuan dan bimbingan ayah dan keluarga Xia selama ini," Wilson Xia berkata dengan penuh haru dan sedikit rasa bangga.

Yahh. ini adalah hal yang di impikan selama ini, Setelah mencapai alam Mahayana dia memiliki kualifikasi untuk menjadi murid dalam Sekte gunung pedang.

"Wilson, kakak mengucapkan selamat kepadamu karena telah membangkitkan benih spiritual Suci yang sangat langka, aku sangat iri padamu."

Zula Xia, yang juga kakak angkat Wilson Xia mengucapkan selamat dengan senyum lembut dan tampak manis.

"Kakak terlalu sungkan, Setelah aku menjadi murid dalam, aku bisa mengajak siapapun masuk ke Sekte Gunung Pedang. jadi aku akan mendaftarkan kak Zula menjadi murid luar!" Wilson Xia berkata dengan ekspresi penuh harap di matanya.

"Baik." Zula Xia berkata Sambil tersenyum lembut. "Ayah cepat berikan pil pada adik angkat agar dia bisa pulih dengan cepat," Zula Xia mendesak ayahnya.

"Baik baik." Rudi Xia berkata. "Wilson, ini adalah Pil pemulihan energi kelas tiga, ayah menghabiskan banyak uang untuk mendapatkan ini."

Rudi Xia berkata sambil mengeluarkan pil berwarna hijau gelap dengan pola tiga garis.

Wilson Xia yang tidak mengetahui jenis pil obat langsung menelan pil itu. selama ini ayahnya selalu menyediakan sumber daya Kultivasi untuknya, jadi dia sangat percaya padanya.

Setelah menelan pil pemulihan energi, dia Kembali duduk bermeditasi.

Hanya saja, sekuat apapun dia menyerap energi spiritual, tubuhnya seperti ember pecah yang coba di isi air, sia sia.

Bahkan secara perlahan-lahan energi spiritual di tubuhnya habis tak tersisa.

Melihat Hal ini, Rudi Xia dan Zula Xia menunjukan tatapan mata dingin.

"Ayah, apa yang terjadi padaku? kenapa pusat energiku hancur?" Wilson Xia meraung sambil menangis ke arah Rudi Xia.

"Apa... Apa yang ayah lakukan padaku? tadi ayah memberiku pil apa?"

Suara histerisnya menggema di dalam rumah keluarga Xia.

"Hehe! Jangan salahkan aku, Kau itu adalah anak angkat keluarga Xia, jadi aku ingin memberikan posisimu pada Zula Xia." Ucap Rudi Xia dengan sinis.

"Ayah, kenapa bertele-tele, cepat ambil Benih spiritual Sucinya, aku tidak sabar ingin menjadi jenius di Sekte Gunung Pedang." Zula Xia berkata dengan keserakahan di wajahnya.

Cess! Cess!

Dua tusukan pedang langsung menembus perutnya, Benih spiritual Suci yang dia bangkitkan dengan susah payah di ambil.

"Ahhh" Raungan memilukan keluar dari mulut Wilson Xia. "Kalian.. kalian.. aku akan membalas kalian.. bahkan jika aku menjadi hantu, aku akan membalas kalian berdua."

Wilson Xia merasa marah, kecewa, tidak terima dan tak berdaya saat ini.

Dia tidak menyangka bahwa ayah angkatnya Yang sangat dia percaya akan mengkhianatinya.

Bukan hanya itu, mereka juga mengambil Benih Spiritual Suci yang susah payah dia bangkitkan ketika menerobos ke alam Mahayana.

Benih spiritual suci yang dia bangkitkan adalah benih dengan atribut petir langka yang mengandung hukum langit dan bumi.

Dia telah berlatih sangat keras agar bisa memasuki Sekte Gunung Pedang demi bisa mengangkat nama keluarga Xia.

Dia berhasil memasuki Sekte Gunung Pedang di usia 13 tahun, lalu status keluarga Xia juga perlahan meningkat.

Sejak dia di adopsi oleh Rudi Xia, dia menyimpan rasa terimakasih yang tak bisa di jelaskan pada keluarga Xia.

Jika bukan karena keluarga Xia yang merawatnya, mungkin dia sudah mati di makan binatang waktu kecil. hal itulah yang membuat Wilson Xia sangat percaya penuh pada Rudi Xia.

Tapi ternyata, yang dia tidak ketahui adalah Rudi xia bukan memberikan pil pemulihan energi seperti yang di katakan di awal, melainkan itu adalah pil penghancur energi.

Apalagi itu adalah pil penghancur energi kelas 3 yang tingkatnya jauh lebih tinggi, dan pil ini juga termasuk kategori pil paling berbahaya.

Pil itu bahkan bisa menghancurkan pusat energi alam kebangkitan, apalagi hanya alam rendah seperti alam Mahayana.

. . .

Tingkatan Kultivasi!

tingkat dasar.

(Alam spiritual)

alam spiritual terbagi menjadi bumi, langit, surga.

(Alam Mahayana)

alam Mahayana terbagi menjadi dasar, menengah, atas, puncak.

(alam kebangkitan)

kebangkitan bumi, kebangkitan langit, hukum kebangkitan.

Tingkat menengah.

(alam Tao)

semi tao, mencapai tao, memahami Tao, membuktikan Tao.

(Alam raja)

Raja bumi tingkat dasar, menengah atas, puncak

Raja langit tingkat dasar, menengah atas, puncak

Raja surgawi tingkat dasar, menengah, atas puncak.

Tingkat atas.

(Alam kaisar)

Semi kaisar, mencapai kaisar, kaisar agung tahap awal, kaisar agung tahap menengah, kaisar agung tahap atas, kaisar agung tahap puncak.

Di atas tingkat kaisar masih ada alam Dao, Alam Dewa, alam Surga dan alam abadi.

. . .

Benak Wilson Xia berkecamuk berat. banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada kedua orang ini.

Kenapa mereka bisa sekejam ini padanya?

Apakah dia memiliki kesalahan pada keluarga Xia?

Dan dari mana Rudi Xia bisa mendapatkan pil obat kelas tiga yang bahkan harganya bisa mencapai 50 juta koin emas?

Bahkan jika seluruh keluarga Xia menjual aset mereka, itu belum tentu bisa membeli pil obat kelas tiga yang sangat mahal ini.

Seingatnya di kerajaan Tianmen tidak ada alkemis kelas Tiga, yang ada hanya alkemis kelas dua itu pun hanya di miliki pihak kerajaan Tianmen.

Lalu bagaimana Rudi Xia bisa memiliki pil kelas tiga??

. . .

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 15 : Gubernur Ingin Bertemu

    Tiba-tiba langit yang tadinya cerah berubah menjadi gelap gulita. Awan-awan tebal berkumpul dengan kecepatan yang tidak wajar, menciptakan pusaran menakutkan di atas arena pertandingan. *KRAAKKK! BOOOMMM!* Kilatan petir berwarna ungu mulai menyambar ke segala arah. Bukan hanya satu atau dua kilatan, tapi puluhan petir yang menghantam tanah, pohon, bahkan tembok kediaman gubernur dengan suara menggelegar. "PETIR MALAPETAKA LANGIT!" seseorang berteriak dengan nada panik. "LARI! LARI SEMUA!" "JANGAN SAMPAI TERSAMBAR PETIR ITU ATAU KITA AKAN MATI!" Kerumunan yang tadinya antusias menyaksikan pertandingan kini berubah menjadi lautan manusia yang berlarian dalam kepanikan total. Suara teriakan, tangisan, dan langkah kaki berderap memenuhi udara. "IBU! DI MANA IBU?!" seorang anak kecil menangis keras mencari ibunya di tengah kerumunan yang kaca

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 14 : Hanya Ingin Pil

    Wilson Xia merasakan semua tatapan yang tertuju padanya. Dalam hati, dia sedikit menyesal sudah bersuara tanpa pikir panjang. Faktanya, dia sendiri juga memiliki elemen tipe petir, pengetahuan yang dia dapatkan dari Xuan Chen saat latihan. "Sepertinya aku terlalu ceroboh," gumam Wilson Xia dalam hati sambil mencoba bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Di arena, Jerry yang hampir tidak bisa bergerak karena efek pembekuan, akhirnya... "Puffft!" "Aku... Aku mengaku kalah, Putri," kata Jerry dengan mulut yang masih mengeluarkan darah segar, napasnya terasa sesak. Saat darah di mulutnya jatuh ke lantai, seketika Langsung membeku menjadi mutiara kecil. Seluruh arena sunyi senyap. "Ini... Putri Lian Yu ternyata sekuat ini. Sebelumnya dia masih menyembunyikan kekuatan aslinya." Suara itu seperti bel yang membangunkan lamunan semua or

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 13 : Elemen Tubuh Tipe Es

    Pemuda berambut merah berdiri tegak di atas arena dengan aura percaya diri yang menguar dari sekujur tubuhnya. Mata hijau zamrudnya menatap Putri Lian Yu dengan tatapan serius namun penuh dengan niat bertarung. "Perkenalkan, saya murid dalam dari Sekte Gunung Pedang Cabang Kota Muyun. Nama saya Jerry Cai" ucapnya dengan suara lantang yang bergema di seluruh arena. "Saya mohon izin untuk menantang Putri Lian Yu!" Wilson Xia yang semula mengamati dari mana pemuda itu berasal, seketika mendadak terkejut mendengar pemuda itu berbicara. "Murid dalam sekte gunung pedang? Tidak heran dia bisa bertahan tadi." Matanya menyipit tajam menatap Jerry dengan ekspresi yang sulit dibaca. "Sekte Gunung Pedang..." gumam Wilson Xia dalam hati. Nama sekte itu langsung membangkitkan kenangan pahit yang sudah dia coba lupakan. Ingatannya melayang kembali ke masa lalu, saat dia masih

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 12 : Pertarungan Di Arena

    Suasana di arena menjadi hening seketika. Semua mata tertuju pada dua sosok di atas platform - Chen Wulong yang berdiri dengan percaya diri, dan Putri Lian Yu yang menatapnya dengan tatapan dingin. Chen Wulong mengambil posisi bertarung sambil membuka kipas lipatnya. "Putri, aku harap kamu menunjukan kekuatan penuh, jika tidak aku pasti akan kecewa." "izinkan saya juga menunjukkan kemampuan terbaik saya." Tanpa menunggu jawaban, Chen Wulong langsung mengayunkan kipasnya dengan gerakan yang sangat cepat. Ternyata kipas yang selama ini terlihat seperti aksesoris biasa itu adalah senjata mematikan. . . . Disisi lain 2 lelaki tua tengah berdiskusi yang suaranya hanya mereka yang dengar. "Kakak, menurutmu apakah keponakanku akan mendapatkan tunangan sesuai ramalan?" Seorang lelaki berusia 40 tahun bertanya pada lelaki di sebelahnya. "Entahlah, jika ramalan senior Liu benar, maka harusnya pria yang di tak

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 11 : Arena Kediaman Gubernur

    Dengan langkah mantap, Wilson Xia berjalan menuju kediaman gubernur. Di sepanjang jalan, Wilson Xia mengikuti kerumunan orang yang tampaknya menuju arah yang sama. Sesekali dia bertanya pada beberapa orang untuk memastikan arah yang benar. "Permisi, apakah ini jalan menuju kediaman Gubernur Wei?" tanya Wilson Xia pada seorang pedagang. "Ya, terus saja mengikuti jalan ini. Lihat kerumunan itu? Mereka semua menuju ke sana," jawab pedagang sambil menunjuk ke depan. Setelah berjalan sekitar dua puluh menit, Wilson Xia akhirnya tiba di depan kediaman gubernur yang sangat megah. Bangunan berbentuk mansion dengan arsitektur tradisional yang mewah, dihiasi ukiran-ukiran indah di setiap sudutnya. Pagar emas yang tinggi mengelilingi kompleks, dengan gerbang utama yang terbuat dari kayu jati berkualitas tinggi. Yang paling menarik perhatian adalah platform pertandingan raksasa yang berada t

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 10: Tantangan putri

    Wilson Xia berdiri terdiam sejenak, menatap langit kosong tempat gurunya menghilang. Di jarinya, cincin naga berkilat lembut, mengingatkannya pada janji besar yang harus dipenuhi sepuluh tahun mendatang. "Baiklah, waktunya kembali ke dunia yang sesungguhnya," gumamnya sambil berjalan menuju Kota Beichan. Setelah berjalan sekitar satu kilometer, Wilson Xia tiba di gerbang kota yang megah. Kota Beichan ternyata jauh lebih besar dari yang dibayangkannya. Berbeda dengan Kota Changsen tempat tinggalnya dulu yang hanya berisi sekitar lima juta penduduk, kota ini dipenuhi sekitar 50 juta jiwa. Di gerbang kota, dua penjaga berpostur tegap berdiri dengan tenang. Keduanya mengenakan seragam berwarna biru tua dengan lambang penjaga kota di dada. Yang satu bertubuh tinggi dengan kumis tebal, satunya lagi lebih pendek namun dengan bahu yang lebar. Mereka tidak menghalangi siapa pun yang masuk, hanya mengamati dengan mata waspada. Wilson

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status