Wilson Xia merasakan betapa jauhnya jalan kultivasi yang harus ditempuh. "Jadi untuk menyelamatkan Putri Lian Yu, dia harus mencapai puncak Raja Bela Diri sebelum usia tiga puluh tahun?"
"Benar, tapi ini sangat tidak mungkin," Margaret menggeleng putus asa. "Bahkan jenius terhebat di dunia ini tidak akan bisa mencapai puncak Raja Bela Diri di usia tiga puluh tahun." "Lalu?" Margaret mengangkat kepalanya, menatap Wilson Xia dengan mata penuh harap. "Ada cara lain, yaitu ara kedua. Cara itu adalah menikah dengan pria yang juga memiliki fisik khusus dan melakukan hubungan Yin Dan Yang. Ketika dua energi berlawanan bersatu, mereka bisa saling menyeimbangkan dan memperkuat satu sama lain." Wilson Xia terdiam lama. Dia memahami apa yang diminta Margaret, tapi keputusan ini terlalu berat untuk diambil dengan tergesa-gesa. "Nenek, kenapa harusWilson Xia merasakan betapa jauhnya jalan kultivasi yang harus ditempuh. "Jadi untuk menyelamatkan Putri Lian Yu, dia harus mencapai puncak Raja Bela Diri sebelum usia tiga puluh tahun?" "Benar, tapi ini sangat tidak mungkin," Margaret menggeleng putus asa. "Bahkan jenius terhebat di dunia ini tidak akan bisa mencapai puncak Raja Bela Diri di usia tiga puluh tahun." "Lalu?" Margaret mengangkat kepalanya, menatap Wilson Xia dengan mata penuh harap. "Ada cara lain, yaitu ara kedua. Cara itu adalah menikah dengan pria yang juga memiliki fisik khusus dan melakukan hubungan Yin Dan Yang. Ketika dua energi berlawanan bersatu, mereka bisa saling menyeimbangkan dan memperkuat satu sama lain." Wilson Xia terdiam lama. Dia memahami apa yang diminta Margaret, tapi keputusan ini terlalu berat untuk diambil dengan tergesa-gesa. "Nenek, kenapa harus
Setelah Putri Lian Yu meninggalkan kamar, Wilson Xia berbaring kembali sambil menatap langit-langit kamar yang dihiasi ukiran kaligrafi yang amat indah menutupi seluruh langit-langit ruangan kamar. Pikirannya masih dipenuhi gambaran wajah cantik yang baru saja dia lihat. Namun ketenangan itu tidak berlangsung lama. *Tok tok tok* Suara ketukan pintu mengembalikan Wilson Xia dari lamunannya. Pintu kamar terbuka perlahan, dan masuklah sosok wanita tua yang tadi menyelamatkan Putri Lian Yu di arena pertandingan. Wajahnya terlihat lelah dan ada rasa khawatir terpancar dari wajahnya yang di penuhi keriput. Terlihat juga ada bekas luka kecil di sudut bibirnya. "Anak muda, bolehkah aku masuk?" tanya wanita tua itu dengan suara parau. Wilson Xia bangkit dari tempat tidur menatap ke arah pintu. "Yah, silakan masuk." Dalam ha
Tiba-tiba langit yang tadinya cerah berubah menjadi gelap gulita. Awan-awan tebal berkumpul dengan kecepatan yang tidak wajar, menciptakan pusaran menakutkan di atas arena pertandingan. *KRAAKKK! BOOOMMM!* Kilatan petir berwarna ungu mulai menyambar ke segala arah. Bukan hanya satu atau dua kilatan, tapi puluhan petir yang menghantam tanah, pohon, bahkan tembok kediaman gubernur dengan suara menggelegar. "PETIR MALAPETAKA LANGIT!" seseorang berteriak dengan nada panik. "LARI! LARI SEMUA!" "JANGAN SAMPAI TERSAMBAR PETIR ITU ATAU KITA AKAN MATI!" Kerumunan yang tadinya antusias menyaksikan pertandingan kini berubah menjadi lautan manusia yang berlarian dalam kepanikan total. Suara teriakan, tangisan, dan langkah kaki berderap memenuhi udara. "IBU! DI MANA IBU?!" seorang anak kecil menangis keras mencari ibunya di tengah kerumunan yang kaca
Wilson Xia merasakan semua tatapan yang tertuju padanya. Dalam hati, dia sedikit menyesal sudah bersuara tanpa pikir panjang. Faktanya, dia sendiri juga memiliki elemen tipe petir, pengetahuan yang dia dapatkan dari Xuan Chen saat latihan. "Sepertinya aku terlalu ceroboh," gumam Wilson Xia dalam hati sambil mencoba bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Di arena, Jerry yang hampir tidak bisa bergerak karena efek pembekuan, akhirnya... "Puffft!" "Aku... Aku mengaku kalah, Putri," kata Jerry dengan mulut yang masih mengeluarkan darah segar, napasnya terasa sesak. Saat darah di mulutnya jatuh ke lantai, seketika Langsung membeku menjadi mutiara kecil. Seluruh arena sunyi senyap. "Ini... Putri Lian Yu ternyata sekuat ini. Sebelumnya dia masih menyembunyikan kekuatan aslinya." Suara itu seperti bel yang membangunkan lamunan semua or
Pemuda berambut merah berdiri tegak di atas arena dengan aura percaya diri yang menguar dari sekujur tubuhnya. Mata hijau zamrudnya menatap Putri Lian Yu dengan tatapan serius namun penuh dengan niat bertarung. "Perkenalkan, saya murid dalam dari Sekte Gunung Pedang Cabang Kota Muyun. Nama saya Jerry Cai" ucapnya dengan suara lantang yang bergema di seluruh arena. "Saya mohon izin untuk menantang Putri Lian Yu!" Wilson Xia yang semula mengamati dari mana pemuda itu berasal, seketika mendadak terkejut mendengar pemuda itu berbicara. "Murid dalam sekte gunung pedang? Tidak heran dia bisa bertahan tadi." Matanya menyipit tajam menatap Jerry dengan ekspresi yang sulit dibaca. "Sekte Gunung Pedang..." gumam Wilson Xia dalam hati. Nama sekte itu langsung membangkitkan kenangan pahit yang sudah dia coba lupakan. Ingatannya melayang kembali ke masa lalu, saat dia masih
Suasana di arena menjadi hening seketika. Semua mata tertuju pada dua sosok di atas platform - Chen Wulong yang berdiri dengan percaya diri, dan Putri Lian Yu yang menatapnya dengan tatapan dingin. Chen Wulong mengambil posisi bertarung sambil membuka kipas lipatnya. "Putri, aku harap kamu menunjukan kekuatan penuh, jika tidak aku pasti akan kecewa." "izinkan saya juga menunjukkan kemampuan terbaik saya." Tanpa menunggu jawaban, Chen Wulong langsung mengayunkan kipasnya dengan gerakan yang sangat cepat. Ternyata kipas yang selama ini terlihat seperti aksesoris biasa itu adalah senjata mematikan. . . . Disisi lain 2 lelaki tua tengah berdiskusi yang suaranya hanya mereka yang dengar. "Kakak, menurutmu apakah keponakanku akan mendapatkan tunangan sesuai ramalan?" Seorang lelaki berusia 40 tahun bertanya pada lelaki di sebelahnya. "Entahlah, jika ramalan senior Liu benar, maka harusnya pria yang di tak