Home / Fantasi / Lahirnya Sang Dewa Pedang / Bab 5 Kisah Menyedihkan

Share

Bab 5 Kisah Menyedihkan

Author: Jazzy Bold
last update Huling Na-update: 2024-07-20 15:55:26

Tapi meskipun dia terus mengutuk, itu hanya karena nyawanya seakan hampir hilang barusan. Dia tidak ingin mati dan sangat takut mati, apalagi dia belum membalas dendam.

"Senior, terimakasih atas kebaikan hati senior yang sudah mau mengobati luka junior ini, aku Wilson Xia akan selalu mengingat kebaikan ini di dalam hati."

Ucap Wilson Xia dengan sungguh-sungguh.

Dia benar-benar harus berterima kasih pada lelaki tua ini sebab luka yang di alaminya sebelumnya kini sudah sembuh tanpa meninggalkan bekas luka apapun.

Saat ini dia juga merasa tubuh fisiknya mengalami perubahan jauh lebih kuat dari sebelumnya. Yang membuatnya lebih bahagia luka di dalam diafragma juga telah sembuh total, hal ini membuat Wilson Xia merasa bahagia sekaligus terharu.

Sebelumnya meskipun dia memiliki niat untuk balas dendam, tapi dia sadar itu tidak akan mungkin, bisa hidup saja itu sudah baik.

Tapi saat dia merasa putus asa, ada orang baik yang mau menolongnya dan menyembuhkan diafragma hanya dengan tiga tetes anggur. Sebelumnya Wilson Xia seperti rumput yang kekeringan di gurun yang sangat panas, dan lelaki tua itu datang seperti hujan yang memberikan kehidupan baru padanya.

Wilson Xia bertekad akan membayar Budi kebaikan lelaki tua ini di dalam hatinya. Kalau bisa dia juga akan belajar dengan lelaki tua ini.

Orang yang bisa menyembuhkan luka diafragma yang sulit di sembuhkan hanya dengan tiga tetes anggur tentu saja itu bukan orang biasa, jadi jika ada kesempatan dia akan menjadikan Lelaki tua ini gurunya sekalian membalas budi.

Meskipun saat ini Wilson Xia tidak memiliki kultivasi lagi, tapi dia bisa memulai dari awal dan bisa memperbaiki kekurangan yang dia lakukan sebelumnya.

Sebelumnya karena ambisi ingin mengejar Cuba Liu, dia melakukan banyak cara agar meningkat cepat hingga fondasinya tidak stabil. Tapi kini dia bisa memulai dari awal dan tidak perlu terburu-buru seperti sebelumnya lagi.

. . .

"Siapa namamu?"

Tanya lelaki tua itu pada Wilson Xia.

Lelaki tua ini mengamati Wilson Xia seperti sedang mempertimbangkan sesuatu, hanya saja tidak ada yang tau apa yang dia pikirkan.

"Namaku Wilson Xia"

Jawab Wilson Xia.

Kemudian dia balik bertanya pada lelaki tua itu, "Bagaimana aku harus memanggil senior?"

Lelaki tua itu tidak langsung menjawab pertanyaan Wilson Xia, tapi sangat bertele-tele.

Dia berkata, "Kau memiliki nama yang artinya pantang menyerah, ternyata sangat sesuai dengan kepribadian mu"

Ucap lelaki tua itu sambil memegang dagu.

Lalu dia diam sejenak dan kembali berkata.

"Sudah Ratusan tahun tidak pernah ada lagi yang menanyakan namaku, bahkan mungkin hanya sedikit orang yang masih hidup yang masih mengingat namaku setelah waktu yang lama."

"Haiss."

Lelaki itu menghela nafas panjang lalu dia berkata lagi.

"Kau boleh memanggilku Xuan Chen."

"Umm baiklah, aku akan mengingat nama senior."

Ucap Wilson Xia.

"Haha baik."

Lelaki tua itu tertawa riang.

"Ohya kenapa kau berakhir menyedihkan seperti ini?" Tanya Xuan Chen pada Wilson Xia.

Xuan Chen mengamati Wilson Xia dengan tatapan penuh minat dan juga penasaran kenapa bisa berakhir seperti ini.

Menurut pengamatannya Wilson Xia bukanlah orang bodoh yang harus Bertarung hidup dan mati hingga rela jika pusat energinya di hancurkan.

Bagi seorang praktisi, kerusakan pada pusat energi itu jauh lebih menyakitkan daripada kematian.

menghadapi pertanyaan seperti ini, Wilson Xia juga agak sedikit canggung ketika di tanya apa yang terjadi padanya.

Tapi dia tetap menceritakan apa yang terjadi padanya dengan jujur.

"Hais.." Wilson Xia menghela nafas sedih.

Dengan ekspresi kecewa di matanya Wilson Xia pun mulai menceritakan semua yang dia alami di keluarga Xia dari awal hingga dia berakhir seperti ini.

"Senior Xuan, aku adalah anak angkat yang di besarkan oleh keluarga Xia dari kerajaan Tianmen. kepala keluarga Xia yang bernama Rudi Xia yang saat itu mengadopsi ku ketika aku masih kecil."

"Rudi Xia yang mengetahui aku memiliki akar Spiritual sangat senang ketika menemukan ku pertama kali, kemudian dia mengajariku berkultivasi."

"Dengan sedikit bakat dan kerja keras yang aku lakukan aku bisa menerobos ke alam Mahayana dan mendapatkan benih Suci dengan atribut petir yang mengandung hukum langit dan bumi alam Mahayana. Hanya saja, Rudi Xia yang ku anggap sebagai ayah yang sangat aku percaya, justru malah bersekongkol dengan anak kandungnya untuk membuat ku seperti ini."

Ucap Wilson Xia dengan sedih.

Lalu dia melanjutkan lagi.

"Mereka bukan hanya menghancurkan pusat energiku, tapi juga mengambil Benih Suci yang aku miliki sebelumnya dan akan memberikan itu pada seseorang nantinya. Sebelum aku kehilangan kesadaran, aku mengetahui ternyata benih suci itu akan di berikan pada Cuba Liu, Cuba Liu adalah wanita yang selama ini aku kejar dan ku perjuangkan agar bisa layak dengannya, Tapi ternyata wanita itu yang menjadi otak di balik ini semua."

Wilson Xia berkata dengan rasa sakit di hatinya. Ketika Wilson Xia menceritakan kejadian ini, tanpa sadar air matanya perlahan-lahan menetes.

Ini adalah pertama kalinya dia mengeluarkan air mata selama hidupnya. Tapi dengan cepat dia menghapus air mata itu, kemudian dia bertekad akan membuat orang-orang itu membayar air matanya yang mahal ini ratusan kali lipat, terutama pada wanita jalan Cuba Liu itu.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 43 : MELARIKAN DIRI

    Pertempuran besar pecah! *Boomm! Craaashhh! Duaarrr!* Puluhan serangan mematikan melesat dari segala arah. Dinding balai lelang mulai retak dan runtuh membuat orang yang ada sebelumnya melarikan diri dengan panik. San Kong bertarung mati-matian, menahan serangan dengan cermin perunggu di tangannya. Meskipun bisa menahan serangan untuk sesaat, tapi kondisinya juga tidak terlalu baik. Dia sendirian melawan puluhan musuh. Perlahan-lahan luka di tubuhnya mulai bertambah. Dari sudut bibirnya juga mulai keluar darah segar. "Lari..." San kong melambaikan tangannya ke arah Huo Ji, lalu energi yang lembut langsung menghempaskan Wilson bertiga keluar dari bangunan lelang Bersamaan dengan itu, dia berteriak pada Huo Ji. "Tuan Muda, lari sejauh mungkin." "Paman kong." Muo Ji terlihat panik melihat paman kong terluka parah. Matanya yang bulat tak kuasa menahan air mata, lal

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 42 : Kekacauan Besar

    "Seratus tujuh puluh ribu satu kali..." Cindy Yuvia mengangkat palu kecilnya. Ruangan hening. Tidak ada yang berani menawar lebih tinggi lagi. "Seratus tujuh puluh ribu dua kali..." Masih tidak ada suara. "Seratus tujuh puluh ribu tiga kali!" *Tok!* Palu itu jatuh dengan suara yang menggelegar di seluruh ruangan. "Selamat senior!" Cindy Yuvia tersenyum cerah sambil menatap ke arah ruangan VIP Sekte Teratai Salju. "Api spiritual yang langka ini resmi menjadi milik Sekte Teratai Salju anda!" Kata-kata api spiritual yang langka jelas menekankan pada maksud tertentu. Tepuk tangan terdengar di beberapa tempat, tapi lebih banyak yang diam dengan wajah kecewa atau cemas. Di dalam ruangan, lelaki yang berasal dari sekte teratai salju itu memasang wajah muram, “Xon, gadis ini sengaja menekankan kata ’langka’ jelas ingin membuat konflik antara

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 41 : Akan Ada Masalah Besar

    Hampir semua orang menelan air liur. Hati Wilson seolah jatuh dan hancur berkeping keping. “Lima puluh ribu keping emas ini terlalu mahal. Belum lagi aku sudah hampir menghabiskan uangku setelah membeli budak.” Wajah Wilson berubah pahit. Namun kesedihan Wilson tidak berlangsung lama karena suara dari ruangan VIP nomor satu langsung menggelegar. "Enam puluh ribu keping emas!" Suasana ruangan menjadi sunyi. Hanya suara api yang bergerak di kotak terdengar. Namun ketenangan itu tidak bertahan lama. "Tujuh puluh ribu keping emas!" teriak suara dari ruangan VIP nomor empat dengan nada tegas. Seperti tersulut api, ruangan VIP lain mulai mengeluarkan penawaran. "Tujuh puluh lima ribu!" ruangan VIP nomor sembilan. "Delapan puluh ribu!" ruangan VIP nomor sepuluh. "Delapan puluh lima ribu!" ruangan VIP nomor tiga.

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 40 : Api Yang Memiliki Kecerdasan Spiritual

    Wilson memandang budak yang berdiri di sebelahnya dengan tatapan iba. Pria itu terlihat masih terkejut dengan keputusan Wilson membelihnya dengan harga sangat mahal. "Siapa namamu?" tanya Wilson dengan nada santai. "Nama saya... Juan Wei," jawab budak itu dengan suara pelan dan bergetar. "Juan Wei," Wilson mengulangi nama itu. "Bagaimana bisa kamu berakhir menjadi budak?" Juan chen menundukkan kepalanya kemudian berkata, "Keluarga saya adalah keturunan terakhir Kerajaan Daxia, aku tidak begitu jelas, hanya ayah saya sebelum terbunuh mengatakan bahwa aku memiliki darah dari keturunan kaisar Daxia. Setelah kerajaan itu runtuh berabad-abad lalu, keturunannya hanya tersisa sedikit. Beberapa generasi yang lalu, keluarga saya dijual sebagai budak untuk membayar hutang. Sejak itu, kami menjadi budak turun-temurun." “Sebelumnya ayah saya berusaha membuat saya kabur, agar tidak menjadi budak seumur hidup, namun hasiln

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 39 : Pedang Yang Lebih Mahal Dari Pedang Tingkat Enam

    Mata pria itu bertemu dengan mata Wilson. Di sana, Wilson bisa melihat keputusasaan dan harapan kecil untuk hidup terpancar dari wajahnya. Beberapa orang mulai mengangkat papan mereka, sekadar untuk bersenang-senang. "Tiga ribu dua ratus!" seorang pria berteriak dengan nada bercanda. "Tiga ribu lima ratus!" yang lain menambah. Orang-orang ini mulai menawar harga meskipun Cindy Yuvia belum menyebutkan harga.. Namun Huo Ji dan Muo Ji tidak mengangkat papan mereka. Justru, mereka menatap Wilson dengan penuh pertanyaan. Sebab ekspresi Wilson terlihat ragu-ragu dan bimbang, berbeda dengan sikapnya yang tenang sebelumnya. Tanpa berpikir panjang, Wilson Xia mengangkat papannya. "Berapa harga awal budak ini?" tanyanya langsung pada Cindy Yuvia, suaranya terdengar biasa saja setelah dia menenangkan diri, tapi dari tatapan matanya dia terlih

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 38 : Budak

    Jie San dan Tian Bai terus menaikkan harga sambil saling mencela satu sama lain. "Dua puluh empat ribu! Dan dengarkan baik-baik, Tian Bai," Jie San menyeringai, "siapa yang kalah harus mengakui dirinya sebagai cucu!" "Apa?! Kamu yang akan jadi cucuku, Jie San!" Tian Bai menggertakkan gigi. "Dua puluh lima ribu!" Sembari terus menaikan harga, mereka bahkan mulai saling menghina dengan kata-kata kasar, membuat beberapa orang di sekitar mereka menggelengkan kepala. "Saudara Huo Ji," Wilson tiba-tiba bertanya sambil melihat Huo Ji yang masih serius, "berapa harga pedang spiritual tingkat tujuh pada umumnya?" Huo Ji menoleh sejenak. "Harga umumnya mencapai lima belas ribu keping emas jika kualitas biasa. Jika kualitas lebih tinggi bisa mencapai dua puluh ribu atau bahkan lebih." "Kualitas itu terletak pada atribut dari

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status