Home / Fantasi / Lahirnya Sang Dewa Pedang / Bab 6 menerima murid

Share

Bab 6 menerima murid

Author: Jazzy Bold
last update Last Updated: 2024-07-20 20:23:52

Melihat mata yang penuh amarah dan penuh tekad untuk balas dendam, Xuan Chen hanya tersenyum penuh arti.

Meskipun di awal-awal Wilson Xia sudah di sakiti keluarganya dan di khianati wanita yang dia suka, Dia tetap menjaga hati nuraninya. Dia juga tidak memperlakukan semua orang sama hanya karena dia di sakiti oleh orang lain yang dia sangat percaya.

Sambil tersenyum penuh arti Xuan Chen sudah memutuskan akan menerima Wilson Xia sebagai muridnya. Walaupun Xuan Chen tidak pernah menerima murid seumur hidupnya, tapi untuk Wilson Xia, maka dia harus merubah pikirannya untuk menerima murid.

"Sekarang luka di tubuhmu sudah sembuh, kamu boleh menetap disini beberapa waktu untuk beristirahat."

Xuan Chen berkata pada Wilson Xia.

"Senior, Bolehkah kau mengajariku berlatih? sebelumnya aku hanya berlatih sendiri tanpa ada bimbingan guru, jadi pengetahuan ku sangat terbatas."

Wilson Xia berkata dengan sungguh-sungguh.

"Baik tidak masalah."

Ucap Xuan Chen dengan santai.

Kemudian dia melihat Wilson Xia dengan sungguh-sungguh.

"Jika kau ingin aku mengajarimu, kau harus kuat menahan rasa sakit, jika tidak maka kau bisa mencari guru lain."

Ucap Xuan Chen dengan acuh tak acuh.

"Senior, selagi bukan bahaya mengancam nyawa, aku tidak akan takut meskipun itu sangat sakit. Aku tidak ingin menjadi orang yang biasa-biasa saja, aku ingin menjadi luar biasa agar bisa membuat orang-orang itu membayar harga mahal."

Wilson Xia berkata dengan tekad di matanya.

"Baik, kalau begitu ikut aku sekarang."

Xuan Chen membawa Wilson Xia ke sebuah kolam dengan ukuran satu meter.

kolam ini terlihat sangat biasa dengan air berwarna biru kehijauan, di bagian ujung kolam ada batu yang setiap detiknya akan mengeluarkan beberapa tetes air.

Xuan Chen bertanya pada Wilson Xia.

"Apa kau punya teknik Kultivasi?"

Wilson Xia tersenyum canggung, "Guru, aku punya teknik Kultivasi, hanya saja itu teknik Kultivasi tingkat bumi."

Xuan Chen tidak berkata apa-apa lagi dan mengeluarkan satu teknik Kultivasi, lalu menyerahkan itu pada Wilson Xia.

"Pahami itu dengan baik, jika kau sudah paham, maka masuk ke dalam kolam untuk Berkultivasi."

"Ingat, jangan keluar sebelum kau mencapai alam kebangkitan. Perihal berapa lama kau bisa mencapai itu, itu tergantung apa kau berbakat dan berusaha atau tidak."

Xuan Chen berkata datar dan kemudian pergi entah kemana.

Di pinggir kolam Wilson Xia tidak bisa menahan gemetar di tangannya.

Sebelumnya dia bercita-cita ingin memiliki teknik Kultivasi tingkat langit, tapi belum kesampaian. Tapi sekarang dia memiliki teknik Kultivasi tingkat surga di tangannya.

Teknik Kultivasi Tingkat surga ini adalah teknik Kultivasi tingkat atas. bahkan di kerajaan Tianmen mungkin tidak ada yang menjual.

. . .

Sepanjang hari Wilson Xia terus memahami teknik Kultivasi ini tanpa kenal lelah.

Akhirnya setelah hari ke 3, Wilson Xia berhasil memahami sepenuhnya teknik Kultivasi ini, lalu dia pun memasuki kolam yang hanya berukuran satu meter di depannya.

Awal-awal Wilson Xia merasakan perasaan dingin yang lembut, tapi perlahan-lahan dia merasakan sakit seolah setiap jengkal kulitnya di penuhi dengan jarum perak yang menusuk-nusuk.

"Lagi-lagi perasaan seperti ini."

Wilson Xia bergumam dengan cemberut.

Dengan menggertakan gigi dia menenangkan pikiran dan mulai berkonsentrasi untuk Kultivasi. Setiap hari Wilson Xia terus berendam di dalam kolam tanpa pernah keluar.

Dan Setiap hari juga Xuan Chen akan datang membawa daging panggang untuknya agar tidak mati kelaparan.

"Ahh."

"Ahh."

"Ahh."

Suara memilukan terus terdengar setiap harinya.

. . .

Tanpa terasa 1 tahun berlalu dengan cepat.

Berkat bantuan kolam yang entah apa isinya ini, dia meningkat cepat. Tingkat Kultivasi Wilson Xia juga sudah memasuki alam Mahayana dan kembali mendapatkan benih suci dengan atribut petir yang mengandung hukum langit dan bumi.

Meskipun ini terlihat mudah, setiap sehari atau dua hari sekali Wilson Xia akan berteriak seperti babi yang di sembelih.

Kadang-kadang dia tidak akan tahan dengan penderitaan di kolam ini, sebab ini jauh lebih menyakitkan daripada meminum anggur Xuan Chen.

Hari-hari berlalu dengan tenang dan malam atau siang hari disini akan muncul teriakan yang sangat memilukan..

Setengah tahun lagi telah berlalu, kini Wilson Xia sedang melihat langit yang ada di atas.

Grrrr! Grrrr! Grrr!

Gemuruh guntur yang sangat menakutkan membuat kulit kepalanya mati rasa.

Wilson Xia sedang mengalami malapetaka dan sebentar lagi awan malapetaka akan turun menyambar.

Dengan bantuan kolam tempatnya berlatih setiap hari, Wilson Xia berhasil menerobos alam Mahayana dan sedang menghadapi malapetaka langit Alam Kebangkitan.

Ekspresi wajahnya terlihat serius melihat langit yang berubah menjadi hitam di penuhi dengan kilatan petir berwarna emas kemerahan.

Disisi lain di dalam hutan, saat ini Xuan Chen yang sedang berbaring di atas pohon juga melihat ke arah dimana malapetaka langit akan turun.

"Hehe, tidak buruk! Dalam waktu sesingkat ini sudah bisa memasuki alam kebangkitan ini benar-benar sangat menarik."

Xuan Chen berkata sambil meneguk anggur yang ada di tangannya.

Lalu Xuan Chen menghilang dalam sekejap dan langsung muncul ribuan kaki dari area malapetaka langit Alam Kebangkitan milik Wilson Xia.

. . .

Disisi Wilson Xia saat ini matanya sudah merah menahan rasa sakit.

Blaaarrr!

"Ahhh!"

"Pufft!"

Saat petir pertama turun, dia menahan dengan tubuh fisiknya dan langsung menyemburkan darah dari mulutnya.

Sebelumnya Xuan Chen berpesan padanya untuk tidak melawan petir malapetaka dengan jurus apapun, tapi menahan menggunakan tubuh. meskipun setiap kali dia berhasil melewati malapetaka akan mendapat peningkatan tubuh yang signifikan, tapi dia juga berkali-kali hampir mati di sambar petir.

Blaaarrr! Blaaarrr! Blaaarrr!

"Ahhh!"

"Ahhh!"

"Ahhh!"

Hal hal seperti ini terus terjadi dan menjadi hal biasa.

"Aku harus kuat, Ini tinggal dua petir terakhir."

Wilson Xia menggertakan gigi sambil melap mulutnya yang penuh darah.

Saat ini Wilson Xia sudah berhasil melewati petir ke 7 dengan susah payah, dan masih ada 2 petir lagi.

Wilson Xia tetap mengikuti arahan Xuan Chen untuk menyerap sedikit demi sedikit semua Petir ini ke dalam tubuh dan di ubah menjadi energi khusus milik sendiri.

Dengan menggunakan petir malapetaka sebagai energi utama maka Wilson Xia tidak terlalu takut melawan musuh yang menggunakan energi dasar seperti energi spiritual pada umumnya untuk melawannya meskipun tingkat Kultivasi lawan sangat tinggi.

Jika menghadapi musuh yang level kemampuannya di bawah Wilson Xia, dia bisa membunuh mereka dengan mudah atau mengambil sumber energi mereka.

Blaaarrr!

Petir ke delapan turun menyambar lagi dan menghantam tubuh Wilson Xia hingga mengeluarkan banyak darah.

Blaaarrr!

Petir terakhir menyambar dengan ganas seolah berniat membunuh Wilson Xia. Karna takut petir terakhir ini akan membunuhnya, Wilson Xia mengeluarkan jurus terkuatnya.

"Tinju penghancur langit."

Wilson Xia berteriak dan meninju ke arah langit.

Seketika tangan besar muncul dari atas kepala Wilson Xia menuju ke arah petir di langit.

"Bam!!"

Benturan tinju dan petir bertabrakan.

Tapi petir ke 9 ini dengan mudah menghancurkan tinjunya langsung menghantam tubuhnya.

Disisi lain, Cuman Chen terus mengamati dengan cermat.

"Semoga saja bocah ini tidak mati disambar petir, jika tidak aku mungkin harus menerima hukuman lagi."

Xuan Chen melihat Wilson Xia yang menyedihkan tidak bisa tidak menyalakan dirinya sendiri.

Meskipun dengan susah payah dan menderita, Wilson Xia berhasil melewati petir terakhir. Saat langit kembali cerah Wilson Xia terkapar di pinggir kolam dengan nafas terengah-engah.

Xuan Chen datang dan memberikan 5 tetes anggur pada Wilson Xia.

"Minum itu, lalu stabilkan energi mu secepat mungkin, dengan anggur ini pemulihan tubuh dan peningkatan tubuh fisikmu bisa lebih cepat dan stabil"

Xuan Chen berkata dengan nada yang terlihat malas.

Wilson Xia juga langsung duduk bermeditasi memulihkan luka di tubuhnya.

Bagi Wilson Xia ini memang bisa memulihkan, tapi juga rasa sakit yang lainnya. Dia merasa berguru pada lelaki tua ini adalah kesalahan yang besar.

Dia sudah pernah merasakan seperti apa panas dan sakitnya efek dari anggur gurunya padahal dia hanya meminum tiga tetes saat itu.

Dan sekarang dia meminum lima tetes, jadi Wilson Xia tidak berani gegabah. Benar saja, rasa panas dan sakit yang menyayat hati kembali melanda.

Meskipun sebelumnya dia sudah pernah merasakan sakit ini dan sudah mempersiapkan diri, tapi kali ini dia tetap merasakan sakit hingga hampir berteriak..

. . .

Kali ini butuh waktu dua hari penuh bagi Wilson untuk sepenuhnya stabil dan membuka matanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 43 : MELARIKAN DIRI

    Pertempuran besar pecah! *Boomm! Craaashhh! Duaarrr!* Puluhan serangan mematikan melesat dari segala arah. Dinding balai lelang mulai retak dan runtuh membuat orang yang ada sebelumnya melarikan diri dengan panik. San Kong bertarung mati-matian, menahan serangan dengan cermin perunggu di tangannya. Meskipun bisa menahan serangan untuk sesaat, tapi kondisinya juga tidak terlalu baik. Dia sendirian melawan puluhan musuh. Perlahan-lahan luka di tubuhnya mulai bertambah. Dari sudut bibirnya juga mulai keluar darah segar. "Lari..." San kong melambaikan tangannya ke arah Huo Ji, lalu energi yang lembut langsung menghempaskan Wilson bertiga keluar dari bangunan lelang Bersamaan dengan itu, dia berteriak pada Huo Ji. "Tuan Muda, lari sejauh mungkin." "Paman kong." Muo Ji terlihat panik melihat paman kong terluka parah. Matanya yang bulat tak kuasa menahan air mata, lal

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 42 : Kekacauan Besar

    "Seratus tujuh puluh ribu satu kali..." Cindy Yuvia mengangkat palu kecilnya. Ruangan hening. Tidak ada yang berani menawar lebih tinggi lagi. "Seratus tujuh puluh ribu dua kali..." Masih tidak ada suara. "Seratus tujuh puluh ribu tiga kali!" *Tok!* Palu itu jatuh dengan suara yang menggelegar di seluruh ruangan. "Selamat senior!" Cindy Yuvia tersenyum cerah sambil menatap ke arah ruangan VIP Sekte Teratai Salju. "Api spiritual yang langka ini resmi menjadi milik Sekte Teratai Salju anda!" Kata-kata api spiritual yang langka jelas menekankan pada maksud tertentu. Tepuk tangan terdengar di beberapa tempat, tapi lebih banyak yang diam dengan wajah kecewa atau cemas. Di dalam ruangan, lelaki yang berasal dari sekte teratai salju itu memasang wajah muram, “Xon, gadis ini sengaja menekankan kata ’langka’ jelas ingin membuat konflik antara

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 41 : Akan Ada Masalah Besar

    Hampir semua orang menelan air liur. Hati Wilson seolah jatuh dan hancur berkeping keping. “Lima puluh ribu keping emas ini terlalu mahal. Belum lagi aku sudah hampir menghabiskan uangku setelah membeli budak.” Wajah Wilson berubah pahit. Namun kesedihan Wilson tidak berlangsung lama karena suara dari ruangan VIP nomor satu langsung menggelegar. "Enam puluh ribu keping emas!" Suasana ruangan menjadi sunyi. Hanya suara api yang bergerak di kotak terdengar. Namun ketenangan itu tidak bertahan lama. "Tujuh puluh ribu keping emas!" teriak suara dari ruangan VIP nomor empat dengan nada tegas. Seperti tersulut api, ruangan VIP lain mulai mengeluarkan penawaran. "Tujuh puluh lima ribu!" ruangan VIP nomor sembilan. "Delapan puluh ribu!" ruangan VIP nomor sepuluh. "Delapan puluh lima ribu!" ruangan VIP nomor tiga.

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 40 : Api Yang Memiliki Kecerdasan Spiritual

    Wilson memandang budak yang berdiri di sebelahnya dengan tatapan iba. Pria itu terlihat masih terkejut dengan keputusan Wilson membelihnya dengan harga sangat mahal. "Siapa namamu?" tanya Wilson dengan nada santai. "Nama saya... Juan Wei," jawab budak itu dengan suara pelan dan bergetar. "Juan Wei," Wilson mengulangi nama itu. "Bagaimana bisa kamu berakhir menjadi budak?" Juan chen menundukkan kepalanya kemudian berkata, "Keluarga saya adalah keturunan terakhir Kerajaan Daxia, aku tidak begitu jelas, hanya ayah saya sebelum terbunuh mengatakan bahwa aku memiliki darah dari keturunan kaisar Daxia. Setelah kerajaan itu runtuh berabad-abad lalu, keturunannya hanya tersisa sedikit. Beberapa generasi yang lalu, keluarga saya dijual sebagai budak untuk membayar hutang. Sejak itu, kami menjadi budak turun-temurun." “Sebelumnya ayah saya berusaha membuat saya kabur, agar tidak menjadi budak seumur hidup, namun hasiln

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 39 : Pedang Yang Lebih Mahal Dari Pedang Tingkat Enam

    Mata pria itu bertemu dengan mata Wilson. Di sana, Wilson bisa melihat keputusasaan dan harapan kecil untuk hidup terpancar dari wajahnya. Beberapa orang mulai mengangkat papan mereka, sekadar untuk bersenang-senang. "Tiga ribu dua ratus!" seorang pria berteriak dengan nada bercanda. "Tiga ribu lima ratus!" yang lain menambah. Orang-orang ini mulai menawar harga meskipun Cindy Yuvia belum menyebutkan harga.. Namun Huo Ji dan Muo Ji tidak mengangkat papan mereka. Justru, mereka menatap Wilson dengan penuh pertanyaan. Sebab ekspresi Wilson terlihat ragu-ragu dan bimbang, berbeda dengan sikapnya yang tenang sebelumnya. Tanpa berpikir panjang, Wilson Xia mengangkat papannya. "Berapa harga awal budak ini?" tanyanya langsung pada Cindy Yuvia, suaranya terdengar biasa saja setelah dia menenangkan diri, tapi dari tatapan matanya dia terlih

  • Lahirnya Sang Dewa Pedang    Bab 38 : Budak

    Jie San dan Tian Bai terus menaikkan harga sambil saling mencela satu sama lain. "Dua puluh empat ribu! Dan dengarkan baik-baik, Tian Bai," Jie San menyeringai, "siapa yang kalah harus mengakui dirinya sebagai cucu!" "Apa?! Kamu yang akan jadi cucuku, Jie San!" Tian Bai menggertakkan gigi. "Dua puluh lima ribu!" Sembari terus menaikan harga, mereka bahkan mulai saling menghina dengan kata-kata kasar, membuat beberapa orang di sekitar mereka menggelengkan kepala. "Saudara Huo Ji," Wilson tiba-tiba bertanya sambil melihat Huo Ji yang masih serius, "berapa harga pedang spiritual tingkat tujuh pada umumnya?" Huo Ji menoleh sejenak. "Harga umumnya mencapai lima belas ribu keping emas jika kualitas biasa. Jika kualitas lebih tinggi bisa mencapai dua puluh ribu atau bahkan lebih." "Kualitas itu terletak pada atribut dari

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status