Avril jelas saja bingung ketika Rey memberikan barang belanjaan kepadanya.
"Rey! Kamu mau kemana?!" panggil Avril keras.Rey masih berlari kearah wanita yang sedang dibawa paksa kedalam sebuah mobil. Terlihat wanita itu mencoba untuk berontak dengan kondisi mulut dibekap."Diamlah, atau ku bunuh!" hardik salah satu penculik sambil menodongkan pisau.Wanita itu seketika terdiam, matanya berkaca-kaca tidak berani berontak lagi melihat pisau penculik yang tampak sangat tajam.Saat penculik baru saja akan memasukkan si wanita, tiba-tiba sebuah batangan besi menghantam kepala pria yang memegangi si wanita.Duak!Brug!Darah segar mengalir dari kepala pria yang memegangi si wanita, ia pun langsung ambruk ke lantai parkiran.Penculik yang lainnya terkejut, begitu juga si wanita, mereka reflek menoleh kearah orang yang memukul pria tersebut. Tampak Rey yang sedang memegang batangan besi yang ia temukan di sekitar parkiran."Cepat lari!" seru Rey.Si wanita tersadar, ia bergegas melarikan diri dari sana, meninggalkan Rey begitu saja."Brengsek, kejar dia!" perintah pemimpin penculik.Rey tentu tidak membiarkan mereka mengejar si wanita, pria itu mengayunkan batangan besi yang dipegangnya dengan serampangan.Para penculik tidak berani mendekat kearah Rey, melihat pria itu mengayunkan batangan besi tanpa henti."Bedebah, habisi dia!" perintah pemimpin penculik marah.Para penculik mengangguk, mereka menunggu kesempatan Rey kelelahan. Benar saja tidak berselang lama Rey tampak kelelahan, mereka menggunakan kesempatan tersebut untuk menangkap batangan besi dan menghajar Rey.Rey terkejut saat besi yang ia pegang di cekal salah satu penculik. Namun, baru saja ia melihat si penculik, sebuah pukulan mendarat di wajahnya.BugUgh!Rey jatuh terduduk di lantai parkiran, hidungnya keluar darah karena pukulan orang tersebut sangat keras.Tidak sampai di situ saja, mereka yang berjumlah tiga orang tersebut langsung menghajar Rey habis-habisan.BagBugSuara nyaring pukulan dan tendangan mengenai tubuh Rey, pria itu hanya bisa meringkuk sambil kedua tangannya melindungi kepala."Mau jadi pahlawan kesiangan kau, bajingan?!" seru pemimpin penculik sambil menarik kerah baju Rey.Tampak Rey yang sudah babak belur dengan darah yang mengalir dari kepalanya. Ia sangat lemah, bahkan pandangannya mulai kabur.Pemimpin penculik mengeluarkan pisau. "Gara-gara kau, misi kami gagal! Matilah kau brengsek!"ClapArgh!"Rey!" teriak Avril yang melihat kejadian tersebut sambil menutup mulutnya.Pemimpin penculik mencabut pisau tersebut. Rey memuntahkan darah dari mulutnya, ia dihempaskan begitu saja dengan perut yang robek.Para penculik mendengar teriakan Avril, mereka menoleh kearah wanita tersebut. Mereka saling menatap satu sama lain, si pemimpin menganggukkan kepalanya, ia tidak mau ada yang melihat wajah mereka secara langsung.Avril menyadari kalau mereka akan mengejarnya, wanita itu menjatuhkan barang belanjaan yang ia bawa mencoba melarikan diri mencari bantuan.Tiga penculik mengejar Avril, sementara pemimpinnya menunggu di mobil sambil menelepon seseorang dengan wajah gusar.Sementara itu Rey masih terbaring lemah di lantai parkiran bersimbah darah.[Misi menggagalkan penculik Berhasil! Selamat anda mendapatkan Apartemen Golden Home dan Kemampuan Beladiri campuran!Mulai memasang Kemampuan Beladiri Campuran ....Kemampuan Beladiri campuran berhasil terpasang!]Status System Terhebat level 1 ( 0 / 100 )Nama : Rey AsmodeusUmur : 26 tahunKemampuan : Regenerasi / Beladiri campuran /Menyelesaikan Misi : 1Saldo : 980.000 Drago.Selesaikan misi untuk mendapatkan hadiah dan mengupgrade System.]Perlahan tubuh Rey pulih kembali, darah yang tercecer dilantai parkiran masuk kembali kedalam tubuhnya hingga tidak ada sedikitpun luka yang diterima Rey.Bersamaan dengan itu Avril terlihat sudah tertangkap dan dibawa ke sana, tampak wanita itu meronta-ronta."Lepaskan aku bajingan!" raung wanita itu keras.Parkiran sudah di atur sedemikian rupa oleh para penculik agar tempat itu sepi, bahkan Security yang biasa berpatroli sudah di amankan.Pemimpin penculik sudah selesai menelepon menoleh kearah bawahannya yang membawa Avril. Ia berjalan mendekati wanita itu dengan geram."Melepaskan mu? Lihatlah kekasihmu yang sok jag ..." suara pemimpin penculik tercekat ketika akan menunjuk Rey tapi pria itu sudah tidak ada ditempatnya terkapar."A-Apa yang terjadi? Dimana si brengsek itu?" tanyanya bingung.BugBugDengan gerakan cepat Rey menghantam tengkuk ketiga penculik yang membawa Avril dengan keras, sehingga mereka langsung jatuh ambruk dilantai parkiran, tidak sadarkan diri."Apa kau mencari ku?" tanya Rey sambil menarik lengan Avril agar berdiri di belakangnya.Avril terkejut melihat Rey yang tiba-tiba muncul dengan kondisi baik-baik saja, padahal jelas-jelas ia melihat pria itu tertusuk pisau di perutnya. Wanita itu menatap Rey sambil tertegun.Pemimpin penculik juga terkejut dengan kemunculan Rey, pasalnya ia yakin sudah menusuk perut Rey dan pria itu harusnya sudah tewas kehabisan darah."Ba-Bagaimana mungkin kau masih hidup?!" ucapnya sambil mengeluarkan pisau menodongkannya ke depan."Takdir," jawab Rey singkat sambil menyeringai."Brengsek!" pemimpin penculik langsung melesat kearah Rey.Sayangnya Rey yang sekarang sudah memiliki kemampuan beladiri dari Sistem sehingga pria itu tampak sangat tenang.SwutSwutPemimpin penculik menebaskan pisaunya kearah Rey. Namun, ia dapat menghindarinya dengan mudah.KlapRey mencekal tangan si penculik yang memegang pisau, ia memilintir tangan si penculik dengan keras.KrakArgh!Tangan penculik patah seketika saat Rey memelintir tangannya dengan sangat keras hingga ia berteriak histeris. Pisau yang dipegangnya jatuh ke lantai parkiran.SwutDuakBrugPenculik jatuh tengkurap saat Rey menendang kakinya dengan sangat keras, membuat pria itu meraung-raung kesakitan.Avril menutup mulutnya tidak percaya, pria lusuh yang dikenalnya secara tidak sengaja itu ternyata bukan hanya memiliki uang, tapi mahir juga dalam beladiri.Rey menatap pemimpin penculik yang sedang meraung kesakitan di lantai parkiran, terlihat raut wajah ketakutan saat pria itu menatap Rey."A-Ampuni saya tu ...."SwutDuak!Pemimpin penculik belum selesai bicara Rey sudah memukul kepalanya dengan sangat keras, sehingga ia langsung tidak sadarkan diri.Rey menghela napas panjang, ia kemudian membalik badannya. "Kamu tidak apa-apa?" tanyanya kepada Avril."Eh ... a-aku tidak apa-apa," jawab wanita itu terkejut."Syukurlah ...," ucapnya sambil menghela napas lega.Rey mengajak Avril pulang, mereka tidak lupa mengambil barang belanjaannya yang terjatuh di parkiran.Avril bingung akan berbicara apa dengan Rey, mengingat semua tindakan Rey sangatlah mengagumkan, seorang pria kaya yang bisa beladiri. Namun, tidak menonjolkan kemampuannya, secara tidak langsung hal itu membuat wanita itu secara tidak langsung menaruh perhatian lebih kepada pria yang baru dikenalnya tersebut."Avril, apa kamu tahu Apartemen Golden Home?" tanya Rey tiba-tiba.Avril reflek menoleh saat mendengar nama salah satu Apartemen termewah di Andalas. " Kamu tadi bilang apa?" wanita itu malah balik bertanya."Apartemen Golden Home, apa kamu tahu tempat itu?"Seketika Avril menginjak Rem mobilnya saking terkejut. Karena hanya orang-orang kelas atas yang memiliki apartemen di sana."Aduh!" pekik Rey saat kepalanya terbentur.Rey berdiri tegap di depan gerbang kediamannya, menatap tajam ke arah Hors yang juga sedang menatapnya balik. Mereka berdua seperti terjebak dalam ketegangan yang tak terucapkan, seolah ada perang bisu yang terjadi di antara mereka. Bawahan Rey, yang melihat dari kejauhan, pun tak luput dari suasana yang menyelimuti situasi itu. Mereka menyaksikan Tuan mereka dengan kewaspadaan yang tinggi, siap siaga untuk bertindak jika ketiga orang yang datang bersama Hors tiba-tiba berbuat onar, walaupun mereka yakin Rey pasti mampu menangani segalanya sendiri. Hors akhirnya memecahkan keheningan dengan ucapannya yang langsung menohok. "Ikutlah dengan kami secara baik-baik, kau harus menjelaskan darimana kekuatanmu itu berasal," tantangnya tanpa basa-basi, dengan nada yang tegas."Ikut denganmu? Kau seenaknya datang dan menyuruhku ikut denganmu, apa kau pikir aku mudah ditekan?" tanya Rey mengejek.Bawahan Hors yang terhempas terlihat menyerang kembali ke arah Rey, kali ini dengan kecepatan penu
Keesokan harinya, Hors dan ketiga bawahannya berjalan dengan langkah pasti di jalanan kota yang sibuk, mencari tahu keberadaan Rey, manusia yang memiliki kekuatan setara dengan mereka yang merupakan Dewa. Mereka terus menyusuri jalan-jalan di kota tersebut, sambil mencoba mencari tanda-tanda keberadaan Rey.Tak lama kemudian, mereka menemukan sebuah bangunan megah yang tampaknya menjadi tempat tinggal Rey. Bangunan itu berdiri megah di tengah-tengah kota, dengan arsitektur yang mewah dan elegan. Mereka merasa yakin bahwa di sinilah tempat Rey berada.Hors, dengan bijaksana, meminta para bawahannya untuk menekan energi spiritual mereka, agar kedatangan mereka tidak terdeteksi oleh Rey. Mereka ingin mengejutkan Rey dan menghadapinya dengan kekuatan penuh."Jangan sampai keberadaan kita diketahui olehnya," ucap Hors penuh penekanan.Ketiga bawahan Hors mengangguk dan segera menurunkan energi spiritual mereka, membuat mereka tampak seperti manusia biasa yang berjalan di jalanan kota. Mere
Di Istana Langit yang megah dan penuh keagungan, Dewa Agung duduk di atas singgasananya yang tinggi. Dia yang sudah tahu kalau Rey manusia terkuat yang ada di Bumi, tidak merasa terganggu sama sekali dengan keberadaannya. Karena sepanjang dia mengawasi Rey, pria itu tidak pernah berbuat sesuatu yang negatif, cenderung bergerak positif melindungi orang-orang terdekatnya.Sementara itu, Hors, berbeda Dewa Agung, dia yang merasa penasaran dengan sosok Rey. Pasalnya, Rey mampu mengelabuhi sihir penglihatan Dewa Pengawasan yang selama ini dianggap sempurna. Hors merasa perlu untuk turun ke Bumi dan mencari tahu tentang siapa sebenarnya Rey.Hors berencana turun ke Bumi membawa beberapa bawahannya, untuk melihat sendiri, siapa sebenarnya Rey.Hors segera memanggil beberapa bawahannya yang handal, setelah dari kediaman Dewa pengawasan.Mereka bersiap-siap untuk turun ke Bumi, menyamar sebagai manusia biasa, dan mencari informasi tentang Rey dari jarak jauh."Kalian, jangan sampai membuat kes
Rey berdiri di atas atap rumahnya, menatap langit yang semakin gelap. Raihdo baru saja meninggalkan Rey setelah mereka membuat segel kontrak janji.Raihdo berjanji tidak akan memberitahukan kekuatan yang dimilikinya pada Dewa lainnya dan akan melindungi rahasia Rey.Angin malam bertiup kencang, membuat rambut hitam Rey terbang mengikuti hembusan angin. Matanya yang tajam melihat ke arah langit, seolah mencari sosok Raihdo yang sudah menghilang.Rey menghela napas panjang, menahan kebingungan dan kekhawatiran yang kini mulai menguasai pikirannya."Semakin rumit saja, masalahku," gumam Rey dalam hati.Dalam sekejap, hidupnya berubah drastis. Entitas yang seharusnya jauh dari kehidupannya, kini turun ke Bumi dan mencampuri urusannya. Rey merasa gelisah, namun sekaligus penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.Rey menghentakkan kakinya ke atap, mengekspresikan rasa frustrasinya. Dia tahu bahwa situasi ini berpotensi membawa bahaya bagi dirinya dan orang-orang yang dia cintai.R
Raihdo terkejut ketika melihat kekuatan yang dimiliki oleh Rey, yang sudah mencapai tingkat Dewa tinggi. Dia merasa takjub dan tak percaya, bagaimana mungkin seorang manusia biasa seperti Rey bisa memiliki kekuatan sebesar itu. Rey berdiri tegak, penuh percaya diri, dengan sinar kilauan kekuatan yang melingkupi tubuhnya. Kemampuan regenerasi yang dimiliki Rey juga sangat cepat, membuat Raihdo merasa tidak mampu lagi untuk melawannya. Setelah berpikir panjang, Raihdo akhirnya memutuskan untuk menyerah. Dia menunjukan wajah memelas pada Rey, memohon belas kasihannya.Rey menatap Raihdo dengan pandangan tajam, mencoba menilai kejujuran dari wajah sosok tersebut. Setelah beberapa saat, dia akhirnya angkat bicara. "Baiklah, aku akan mengampunimu. Tapi, jelaskan padaku, apa tujuanmu datang ke Bumi?"Rey melepaskan injakan kakinya dari dada Raihdo, sosok tersebut pun perlahan beranjak dari tanah dan bertekuk lutut dihadapan Rey.Raihdo menghela napas panjang, kemudian mulai bercerita. "Sebe
Raihdo, terkejut melihat sosok manusia yang datang menghampirinya. Energi spiritual yang dimiliki manusia itu begitu kuat, sehingga Raihdo merasa tertekan dan tidak bisa bergerak sama sekali. Keringat dingin mengalir di wajah Raihdo, dan matanya terbelalak, menatap sosok tersebut dengan takjub."Siapa kau?!" tanya Raihdo dengan suara yang bergetar karena rasa takut yang menyelimuti dirinya.Sosok manusia itu tersenyum tipis, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan tegas, "seharusnya bukankah aku yang bertanya padamu, kenapa kau berada di sini?"Raihdo menelan ludah, merasakan betapa luar biasa tekanan yang diberikan oleh energi spiritual Rey. Dia tidak pernah menyangka bahwa akan ada manusia yang mampu menekan dirinya,sebagai sosok Dewa penjaga gerbang langit, hingga sejauh ini.Rey melangkah maju, menyadari ketakutan Raihdo, namun tetap tidak menurunkan energi spiritualnya. "Aku tidak tahu apa yang kau cari di sini, tetapi dari kekuatanmu, aku yakin kau bukanlah manusia biasa," uc