Share

Kenalan Pertama

Author: Pein
last update Last Updated: 2023-07-24 21:07:54

Rey tersentak kaget saat wanita yang mengajaknya itu menanyakan namanya.

"R-Rey, Rey Asmodeus," jawabnya gugup.

"Bagus juga nama kamu, seperti aktor film. Salam kenal Rey, aku Avril Selia," ucap wanita itu sambil mengulas senyum.

"Kita mau kemana Rey?" lanjutnya bertanya.

"M-Mall, aku mau beli baju," jawabnya masih gugup.

"Oh ... oke, kebetulan aku juga mau ke Mall," ucap Avril ramah sambil fokus menyetir.

Rey tidak berbicara sama sekali setelah itu, ia masih gugup berada satu mobil dengan seorang wanita cantik.

Avril sesekali melirik Rey yang tampak tegang duduk bersamanya. Wanita itu melihat penampilan pria di sampingnya tampak sangat lusuh, ditambah pakaiannya bolong-bolon, ia bertanya-tanya dalam hati. Entah mau apa pergi ke Mall.

Rey tidak berbicara apa-apa hingga mobil sampai di parkiran Mall. Ia segera turun dari mobil Avril.

"Terima kasih banyak tumpangannya Nona Avril," ucap Rey saat baru turun dari mobil.

"Sama-sama," jawabnya sembari tersenyum.

Rey menutup pintu mobil bergegas masuk kedalam Mall. Avril yang penasaran dengan Rey, ia keluar dari mobil langsung mengikutinya.

Wanita tersebut jelas takut Rey di usir Security, mengingat pakaiannya yang begitu lusuh, tidak mencerminkan orang-orang yang masuk ke Mall pada umumnya.

Sunrise Mall, salah satu Mall besar di kota Andalas, di sana semuanya hampir tersedia, seperti aksesoris, pakaian, ponsel dan yang lainnya.

Benar saja dugaan Avril, baru saja Rey akan masuk kedalam Mall, dua orang Security menghentikannya.

"Berani sekali gelandangan sepertimu datang kemari!" tegur salah satu Security sambil mencekal lengan Rey.

"Apa-apaan kalian, aku mau berbelanja di sini!" raung Rey berusaha melepaskan diri.

"Cih, mana ada gelandangan sepertimu sanggup membeli barang di sini! Jangan bermimpi di siang bolong!" bentak Security.

Brug

"Pergi dari sini! Sebelum kami gunakan kekerasan!" bentak Security sambil menghempaskan tubuh Rey hingga jatuh terduduk ke belakang.

Rey meringis kesakitan, pria itu menatap kedua Security dengan geram. Ia lalu beranjak berdiri sambil menatap tajam para Security.

Avril berniat menolong Rey. Namun, langkah kakinya berhenti seketika saat Rey mengeluarkan uang dari sakunya dengan jumlah cukup banyak, memperlihatkannya kepada Security.

"Kalian lihat ini! Apa kalian pikir karena pakaianku seperti ini tidak bisa membeli barang-barang di sini!" bentaknya sambil mengeluarkan uang seribu Drago di sakunya.

Dua Security saling menatap, mereka berdua menelan ludah masing-masing, ternyata orang yang di anggap mereka berdua gelandangan memiliki banyak uang.

Gajih Security satu bulan saja hanya 1500 Drago, artinya uang yang dimiliki Rey, lebih dari cukup untuk membungkam keduanya.

"Tu-Tuan, kami minta maaf," ucap Security yang langsung menjadi sopan seketika.

"Apa kalian pernah dengar kata-kata, jangan lihat buku dari sampulnya? Cerna baik-baik kata-kata itu!" tegurnya kesal sambil berjalan masuk ke Mall menerobos kedua Security yang tidak berani menatap wajahnya itu.

Dua Security tersebut menoleh kearah Rey yang sudah masuk kedalam Mall, mereka berdua tersenyum getir telah salah menilai orang.

Avril tersenyum melihat kejadian tersebut, tanpa wanita itu sadari, kekagumannya terhadap Rey seketika melonjak.

Sementara Rey yang baru masuk kedalam Mall tubuhnya gemetaran, ini pertama kalinya ia balas melawan orang yang menindas dirinya.

Rey memegang dadanya, jantungnya berdebar-debar, butuh kepercayaan diri ekstra baginya berbicara tegas seperti barusan.

"Tenang Rey, kamu sekarang memiliki uang, tidak perlu takut dengan apa pun lagi," ucapnya menyemangati diri sendiri sambil menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya.

Akan tetapi Rey sudah terbiasa dengan menundukkan kepala didepan orang lain, walaupun berusaha menenangkan diri, tetap saja tubuhnya masih gemetaran, detak jantungnya juga masih tidak beraturan seperti sehabis melihat sosok yang menyeramkan saja.

Rey melihat keseliling, terlihat begitu banyak orang berlalu lalang dengan pakaian yang rapi, berbeda dengan dirinya yang tampak begitu lusuh. Ketegangan pria itu semakin bertambah saat ada Security yang berjaga didalam menghampiri.

Semua keberanian Rey sudah ia keluarkan saat menghadapi dua Security didepan Mall, sekarang datang lagi orang yang membuatnya takut.

Security akan menegur Rey. Namun, tiba-tiba seseorang merangkul lengannya dengan mesra. "Malah bengong di sini, katanya mau beli pakaian," ucapnya lembut.

"Maaf Nona, apa pria lusuh ini kenalan anda?" tanya Security yang mendekat.

Avril mengerutkan kening, menatap tajam Security. "Walaupun lusuh dia bukan gelandangan!" ucapnya ketus.

"Eh ...." Security seketika langsung terdiam, ia tidak berani berbicara lagi, mengingat penampilan Avril tampak tidak terlihat seperti orang biasa dan rasanya ia pernah melihat wanita didepannya yang terasa tidak asing.

"Ayo Rey, kita pergi ke toko itu, di sana banyak pakaian bagus," ajak Avril lembut.

Rey tidak menjawab, pria itu hanya mengangguk pelan mengikuti Avril tanpa berbicara sepatah kata pun.

Jelas saja Rey bingung ketika Avril tiba-tiba datang merangkulnya, padahal tadi ia sudah tidak memiliki harapan sama sekali.

Setelah jauh dari Security Avril melepaskan rangkulannya. "Huh ... hampir saja kamu di usir dari sini, lain kali kenakan pakaian yang layak Rey," ucapnya lembut.

"I-Iya," jawabnya singkat.

Avril tersenyum. "Ayo, aku ajak kamu ke toko langganan ku, di sana bagus-bagus pakaiannya," ucapnya sambil menarik tangan Rey.

Pria lusuh itu hanya bisa mengangguk mengikuti ajakan Avril tanpa menolak sama sekali.

Hari itu seperti mimpi bagi Rey, bukan hanya ia mendapatkan Sistem untuk merubah tubuhnya, tapi seorang bidadari juga datang menemuinya, menemani ia belanja di Mall. Pria itu baru merasakan apa itu kebahagian.

Avril benar-benar seperti kekasih Rey, ia memilihkan pakaian untuknya, bahkan rela menemani pria itu makan di kedai Mall setelah selesai berbicara.

Penampilan Rey sudah berubah drastis berkat pemilihan pakaian dari Avril, walaupun tubuhnya masih bau, beberapa hari belum mandi. Namun, Avril tidak risih sama sekali dengan Rey.

Mereka berdua pun keluar Mall setelah selesai berbelanja dan makan bersama didalam Mall.

"Terima kasih Vril," ucap Rey saat keluar menuju parkiran.

"Terima kasih buat apa, harusnya aku yang berterima kasih, kamu sudah membelikan aku pakaian dan mentraktir makan tadi," jawab wanita itu sambil tersenyum.

Rey menggelengkan kepalanya. "Bukan itu, kamu orang pertama yang menganggap aku ada," ucapnya serius.

Avril mengerutkan keningnya. "Aneh kamu ini, sudahlah ayo kita pulang, biar aku antar sebagai tanda terima kasih," ajaknya mengabaikan ucapan Rey.

[ Misi Terpicu, selamatkan seorang wanita yang akan di culik.

Hadiah Misi : Apartemen Golden Home dan Kemampuan Beladiri campuran.]

Rey akan berbicara lagi, tiba-tiba ia mendengar pemberitahuan dari Sistem. Sontak saja pria tersebut langsung terdiam seketika.

Melihat Rey terdiam Avril menegurnya. "Kenapa kamu diam, ayo kita pulang!"

Rey tidak menjawab, ia langsung celingukan ke sana kemari mencari wanita yang akan di culik. Avril mengernyitkan dahi melihat Rey yang tiba-tiba bertingkah aneh.

"Rey a ...."

Avril akan menegur Rey kembali, tiba-tiba pria itu memberikan barang belanjaan kepadanya, saat melihat wanita yang akan di culik.

"Kamu tunggu sebentar!" ucap Rey seraya berlari meninggalkan Avril.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Lahirnya sang Milyarder Terkuat   Bab 141

    Rey berdiri tegap di depan gerbang kediamannya, menatap tajam ke arah Hors yang juga sedang menatapnya balik. Mereka berdua seperti terjebak dalam ketegangan yang tak terucapkan, seolah ada perang bisu yang terjadi di antara mereka. Bawahan Rey, yang melihat dari kejauhan, pun tak luput dari suasana yang menyelimuti situasi itu. Mereka menyaksikan Tuan mereka dengan kewaspadaan yang tinggi, siap siaga untuk bertindak jika ketiga orang yang datang bersama Hors tiba-tiba berbuat onar, walaupun mereka yakin Rey pasti mampu menangani segalanya sendiri. Hors akhirnya memecahkan keheningan dengan ucapannya yang langsung menohok. "Ikutlah dengan kami secara baik-baik, kau harus menjelaskan darimana kekuatanmu itu berasal," tantangnya tanpa basa-basi, dengan nada yang tegas."Ikut denganmu? Kau seenaknya datang dan menyuruhku ikut denganmu, apa kau pikir aku mudah ditekan?" tanya Rey mengejek.Bawahan Hors yang terhempas terlihat menyerang kembali ke arah Rey, kali ini dengan kecepatan penu

  • Lahirnya sang Milyarder Terkuat   Bab 140

    Keesokan harinya, Hors dan ketiga bawahannya berjalan dengan langkah pasti di jalanan kota yang sibuk, mencari tahu keberadaan Rey, manusia yang memiliki kekuatan setara dengan mereka yang merupakan Dewa. Mereka terus menyusuri jalan-jalan di kota tersebut, sambil mencoba mencari tanda-tanda keberadaan Rey.Tak lama kemudian, mereka menemukan sebuah bangunan megah yang tampaknya menjadi tempat tinggal Rey. Bangunan itu berdiri megah di tengah-tengah kota, dengan arsitektur yang mewah dan elegan. Mereka merasa yakin bahwa di sinilah tempat Rey berada.Hors, dengan bijaksana, meminta para bawahannya untuk menekan energi spiritual mereka, agar kedatangan mereka tidak terdeteksi oleh Rey. Mereka ingin mengejutkan Rey dan menghadapinya dengan kekuatan penuh."Jangan sampai keberadaan kita diketahui olehnya," ucap Hors penuh penekanan.Ketiga bawahan Hors mengangguk dan segera menurunkan energi spiritual mereka, membuat mereka tampak seperti manusia biasa yang berjalan di jalanan kota. Mere

  • Lahirnya sang Milyarder Terkuat   Bab 139

    Di Istana Langit yang megah dan penuh keagungan, Dewa Agung duduk di atas singgasananya yang tinggi. Dia yang sudah tahu kalau Rey manusia terkuat yang ada di Bumi, tidak merasa terganggu sama sekali dengan keberadaannya. Karena sepanjang dia mengawasi Rey, pria itu tidak pernah berbuat sesuatu yang negatif, cenderung bergerak positif melindungi orang-orang terdekatnya.Sementara itu, Hors, berbeda Dewa Agung, dia yang merasa penasaran dengan sosok Rey. Pasalnya, Rey mampu mengelabuhi sihir penglihatan Dewa Pengawasan yang selama ini dianggap sempurna. Hors merasa perlu untuk turun ke Bumi dan mencari tahu tentang siapa sebenarnya Rey.Hors berencana turun ke Bumi membawa beberapa bawahannya, untuk melihat sendiri, siapa sebenarnya Rey.Hors segera memanggil beberapa bawahannya yang handal, setelah dari kediaman Dewa pengawasan.Mereka bersiap-siap untuk turun ke Bumi, menyamar sebagai manusia biasa, dan mencari informasi tentang Rey dari jarak jauh."Kalian, jangan sampai membuat kes

  • Lahirnya sang Milyarder Terkuat   Bab 138

    Rey berdiri di atas atap rumahnya, menatap langit yang semakin gelap. Raihdo baru saja meninggalkan Rey setelah mereka membuat segel kontrak janji.Raihdo berjanji tidak akan memberitahukan kekuatan yang dimilikinya pada Dewa lainnya dan akan melindungi rahasia Rey.Angin malam bertiup kencang, membuat rambut hitam Rey terbang mengikuti hembusan angin. Matanya yang tajam melihat ke arah langit, seolah mencari sosok Raihdo yang sudah menghilang.Rey menghela napas panjang, menahan kebingungan dan kekhawatiran yang kini mulai menguasai pikirannya."Semakin rumit saja, masalahku," gumam Rey dalam hati.Dalam sekejap, hidupnya berubah drastis. Entitas yang seharusnya jauh dari kehidupannya, kini turun ke Bumi dan mencampuri urusannya. Rey merasa gelisah, namun sekaligus penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.Rey menghentakkan kakinya ke atap, mengekspresikan rasa frustrasinya. Dia tahu bahwa situasi ini berpotensi membawa bahaya bagi dirinya dan orang-orang yang dia cintai.R

  • Lahirnya sang Milyarder Terkuat   Bab 137

    Raihdo terkejut ketika melihat kekuatan yang dimiliki oleh Rey, yang sudah mencapai tingkat Dewa tinggi. Dia merasa takjub dan tak percaya, bagaimana mungkin seorang manusia biasa seperti Rey bisa memiliki kekuatan sebesar itu. Rey berdiri tegak, penuh percaya diri, dengan sinar kilauan kekuatan yang melingkupi tubuhnya. Kemampuan regenerasi yang dimiliki Rey juga sangat cepat, membuat Raihdo merasa tidak mampu lagi untuk melawannya. Setelah berpikir panjang, Raihdo akhirnya memutuskan untuk menyerah. Dia menunjukan wajah memelas pada Rey, memohon belas kasihannya.Rey menatap Raihdo dengan pandangan tajam, mencoba menilai kejujuran dari wajah sosok tersebut. Setelah beberapa saat, dia akhirnya angkat bicara. "Baiklah, aku akan mengampunimu. Tapi, jelaskan padaku, apa tujuanmu datang ke Bumi?"Rey melepaskan injakan kakinya dari dada Raihdo, sosok tersebut pun perlahan beranjak dari tanah dan bertekuk lutut dihadapan Rey.Raihdo menghela napas panjang, kemudian mulai bercerita. "Sebe

  • Lahirnya sang Milyarder Terkuat   Bab 136

    Raihdo, terkejut melihat sosok manusia yang datang menghampirinya. Energi spiritual yang dimiliki manusia itu begitu kuat, sehingga Raihdo merasa tertekan dan tidak bisa bergerak sama sekali. Keringat dingin mengalir di wajah Raihdo, dan matanya terbelalak, menatap sosok tersebut dengan takjub."Siapa kau?!" tanya Raihdo dengan suara yang bergetar karena rasa takut yang menyelimuti dirinya.Sosok manusia itu tersenyum tipis, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan tegas, "seharusnya bukankah aku yang bertanya padamu, kenapa kau berada di sini?"Raihdo menelan ludah, merasakan betapa luar biasa tekanan yang diberikan oleh energi spiritual Rey. Dia tidak pernah menyangka bahwa akan ada manusia yang mampu menekan dirinya,sebagai sosok Dewa penjaga gerbang langit, hingga sejauh ini.Rey melangkah maju, menyadari ketakutan Raihdo, namun tetap tidak menurunkan energi spiritualnya. "Aku tidak tahu apa yang kau cari di sini, tetapi dari kekuatanmu, aku yakin kau bukanlah manusia biasa," uc

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status