Share

Laki-Laki yang Dirahasiakan
Laki-Laki yang Dirahasiakan
Author: Amasyong

Sebuah Kepuasan

“Aaahhh.” Sebuah desahan panjang menggema di seisi ruang, tanda bahwa si pemilik suara begitu menikmati permainan malam itu. Hentakan demi hentakan terasa pedih namun juga begitu nikmat, gerakan keduanya kian seirama saling memberikan ruang untuk peran masing-masing.

“Aahh, setiap kali aku datang, rasanya kau semakin kuat saja.” Kata Anna White Stopher, nafasnya tersengal karena gerakan yang menguras tenaganya. Sesekali ia memejamkan matanya karena tidak bisa menahan kenikmatan itu.

Rayen Adkinson tersenyum nakal, ia menatap dalam mata Anna. Parasnya semakin terlihat menawan disaat seperti ini, dengan sedikit rambut yang berantakan. “Aku selalu melatih fisikku agar bisa memuaskan Anda nona.” Jawabnya dengan nafas memburu.

Gerakannya semakin kencang, membuat Anna terlihat sedikit kesakitan. Tubuhnya berguncang hebat mengikuti gerakan tubuh Rayen. Sampai akhirnya lenguhan panjang keluar dari mulut keduanya. Benda itu kian dalam menancap, membuat Anna seketika memejamkan matanya, sambil menggigit bibir bawahnya.

Rayen limbung tepat disebelah Anna, dada bidangnya naik turun karena nafas kelelahan. Ia lalu menoleh ke arah Anna mencoba menatap dalam manik mata kecoklatan yang begitu jernih. Rambutnya yang kemerahan dengan kulit putih bak susu membuat Anna begitu menggoda setiap saat.

“Apa Anda puas?” tanya Rayen, ia selalu saja takut jika Anna tidak merasa puas dengan pelayanannya. Anna mengangguk pelan sambil tersenyum bahagia. “Sangat puas.” Tandasnya dengan ekspresi meyakinkan. Rayen langsung memeluk Anna erat, ia bisa merasakan kulit lembut Anna menyentuh kulitnya.

“Hangat.” Batin Rayen.

Tiba-tiba Anna melepas pelukan Rayen saat ia melihat jam di dinding kamar itu menunjukkan pukul 9 malam. Ia sepertinya harus pergi saat itu juga.

“Anda mau kemana? Bukankah tadi Anda bilang akan bermain 3 kali.” Tanya Rayen dengan wajah sedih, ia seperti seorang anak kecil yang akan ditinggal pergi oleh ibunya.

“Maafkan aku Rayen, Robert akan segera pulang. Dia bisa mengamuk jika tahu aku belum ada dirumah.” Kata Anna sembari memungut pakaiannya dilantai. Rayen tertunduk lesu, tapi kemudian ia membantu Anna mengenakan pakaiannya.

“Terimakasih untuk malam ini.” Ucap Anna saat akan pergi, tapi lagi-lagi Rayen mendekapnya dari belakang. Membuat Anna terperanjat.

“Tidak bisakah malam ini anda menginap disini nona?” tanya Rayen dengan suara memelas. Anna sontak melepas pelukan Rayen, ia membalikan tubuhnya dan mendaratkan sebuah kecupan hangat di pipi Rayen. “Maafkan aku, kau tahu bukan seberapa cerewet Robert padaku?” Anna tersenyum lalu mengusap pipi Rayen lembut. Setelah itu ia langsung bergegas keluar dari kamar itu, Rayen hanya menatap kepergiannya dengan wajah sedih.

Suara mesin mobil yang terdengar membuat Rayen terduduk lemas di pinggiran kasur. Ia benar-benar ingin Anna menetap disini malam ini. Tapi seperti biasa, Anna tidak bisa melakukannya. Ia akan selalu menolak dan pergi untuk menjalani peran sebagai istri dari pria bernama Robert Stopher.

Anna melajukan mobilnya, ia sudah memperkirakan kapan Robert akan tiba dirumah. Setibanya dirumah ia langsung menjalani peran sebagai istri muda Robert. Benar saja, selang setengah jam Anna tiba Robert juga baru saja tiba dirumah. Saat masuk Robert terlihat begitu bahagia melihat Anna sudah menyambutnya dimeja makan.

“Ohh sayangku.” Kata Robert dan langsung mengecup bibir Anna, Anna terlihat tidak begitu merespon kecupan itu, ia hanya menunjukkan ekspresi seadanya.

“Apa kau akan makan malam? Aku sudah menyiapkan makanan untukmu.” Jelas Anna, ia bahkan langsung bergegas menyiapkan piring untuk Robert. Tapi Robert terlihat ragu menjawab pertanyaan Anna. Mendengar Robert tidak merespon pertanyaannya Anna mengurungkan tangannya yang bersiap menyendokan nasi ke piring yang di peganginya.

“Kau sudah makan dirumahnya?” Tanya Anna seolah paham dengan apa yang ada dipikiran suaminya.

“Maafkan aku, dia memintaku datang malam ini karena ulang tahun Sharon.” Kata Robert dengan wajah penuh rasa bersalah.

“Seharusnya kau mengabariku lebih awal, bukankah aku harus membelikan hadiah untuknya?” Anna bertanya dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.

“Maafkan aku Anna, aku belum bisa membawamu kepada mereka. Merry belum bisa menerima keberadaanmu.” Hanya itu yang diucapkan Robert padanya.

“Kalau begitu, kenapa kita tidak bercerai saja?” tanya Anna dengan tatapan dingin.

“Anna!” Bentak Robert. Lagi-lagi sikapnya berubah dalam sekejap, yang semula baik dan manis pada Anna langsung berubah kasar. Sikap tempramen inilah yang sangat dibenci oleh Anna. “Sudah ku bilang untuk tidak mengatakan hal itu lagi didepanku!” Suara Robert kian meninggi.

“Kau tidak seharusnya menginginkan kedua-duanya!” Anna membantah dengan suara yang pelan namun penuh penekanan. Robert langsung meraih tubuh Anna, mencoba mencengkeram kedua lengan Anna.

Prraaannkkk..

Piring yang dipegang Anna sontak terjatuh, serpihan kacanya bahkan mengenai kaki mulus Anna. Anna seketika meringis kesakitan, namun ia tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

“Aku tidak akan melepaskanmu. Kau adalah milikku Anna, sampai kapanpun!” kata Robert dan langsung berlalu pergi, ia bahkan tidak melihat kaki Anna yang terluka. Anna menarik napas dalam, ia mencoba menahan dirinya untuk tidak menangis. Bukan perkara mudah bertahan dengan Robert selama 2 tahun ini.

Anna tidak pernah tahu jika Robert sudah memiliki istri dan anak, fakta itu bahkan baru diketahuinya saat 6 bulan pernikahan mereka. Saat Merry datang dan melabrak Anna dirumah mereka.

**

“Dasar wanita jala—“ suara Merry menggelegar tepat saat Anna baru saja melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri bersama Robert, ia bahkan hanya mengenakan pakaian dalam saat Merry menerobos masuk meski Robert sudah menahannya didepan pintu kamar.

“Cuuiihhh.. Apa ini wanita yang sudah merebutmu dariku Robert?” teriak Merry, Anna yang tidak mengerti jelas merasa bingung. Ia adalah istri yang sah dari Robert, tapi tiba-tiba seorang wanita datang dan memperlakukannya seolah-olah dirinya adalah wanita simpanan.

“Kau siapa? Kenapa masuk kerumah orang tanpa izin?” tanya Anna dengan ekspresi marah, ia lalu bertanya pada Robert. “Siapa wanita ini Robert?”

Robert terdiam, ia seolah bingung harus menjelaskan apa kepada Anna. Hingga akhirnya Merry yang menjawab pertanyaan dari Anna.

“Aku istrinya Robert! Dan kau adalah perusak rumah tangga kami.” Suara Merry bak petir yang menyambar telinga Anna, Anna terdiam dengan wajah tidak percaya. Ia tidak pernah tahu jika Robert adalah suami dari wanita lain.

“Apa itu benar Robert?” tanya Anna dengan nada suara marah.

Pllaaaakkk..

Tamparan keras mendarat telak dipipi mulus Anna, pipinya memerah, Anna mengelus pipinya yang terasa nyeri dan panas.

“Merry cukup!” kata Robert dan langsung menahan Merry yang siap melayangkan tamparan kedua.

“Robert, cepat jelaskan ini padaku!” bentak Anna dengan nada suara tinggi, membuat Robert tertunduk lesu. Kini Anna bisa menduga tanpa perlu penjelasan dari Robert, tapi Anna tetap ingin mendengar jawaban dari pria yang dinikahinya tersebut.

“Dia, istriku Anna.” Jawab Robert, Seketika Anna merasakan tubuhnya mati rasa layaknya hatinya yang kini benar-benar mati karena kebohongan Robert.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status