Share

#O3 Mulutnya kena lem?

Bel sekolah sudah berbunyi, menandakan kini sudah waktunya istirahat.Pelangi menyimpan satu persatu buku buku nya dengan semangat.

Arin mendatangi meja dimana pelangi dan arabelle duduk "Makan atau tidak?" tanya nya.

"Ya jelas makan, masa enggak" sahut arabelle

"Kalian pergilah dulu, gw nanti nyusul hehe" ucap pelangi sembari terkekeh.

"Lo mau kemana?" arabelle memandang pelangi.

"mauuu---ah mau nyari udara segar, iya nyari udara segar.Belajar seharian itu ngebuat gw ngerasa begitu kepanasan" pelangi bangkit, memeluk singkat arabelle juga  arin "Gw pergi dulu ya, dah bayi-bayi monyetku"

"Wah? Hei sembarangan aja lo ini! , menghina gw ya?!.ayo sini balik pelangi!" arabelle berjalan berniat mengejar pelangi tapi lengannya ditahan oleh arin

"Udah  bel jangan esmoci begitu, dia nyebut nya bayi monyet, mungkin dia induk monyet nya.Tenang aja, kemonyetan dia jauh lebih tinggi daripada kita.Siapa tahu aja nanti bayi monyet tumbuh besar nya jadi seorang putri, nggak ada yang tau nasib seorang bayi monyet bel"

Arabelle menggeleng lalu menepuk jidat nya sendiri.Terjebak bersama dua orang teman seperti pelangi dan juga arin adalah kesialan yang menyenangkan bagi nya.

Arin merangkul lengan arabelle "ayo,gw udah laper " mereka berdua lalu berjalan menuju ke kantin.

Disisi lain, pelangi tengah berjalan dengan gembira.Sesekali ia terlihat merapikan rambutnya yang tak terlihat berantakan.

Matanya menyusuri setiap sudut yang ia lewati, jangan sampai ia tak melihat objek yang sedang dicarinya.

Saat melihat kearah taman disamping sekolah, pelangi tersenyum.Matanya berbinar, rasanya seperti deja vu.Ia berdiri ditempat yang sama, memandang objek yang sama.

Ia masih saja terlihat bersinar dimata pelangi.Dengan buku ditangan nya yang masih dengan fokusnya ia baca, earphone yang melekat di kedua telinga nya, benar benar sempurna batin pelangi.

Pelangi lari mendekat, mendudukkan dirinya disamping langit, ia tersenyum menatap langit "Lo nggak pergi buat makan?"

Langit tidak menjawab, ia masih saja fokus pada buku nya.Pelangi menyadari bahwa langit masih memakai earphone.Lantas, pelangi melepas sebelah earphone yang langit gunakan.

"Lo nggak pergi makan langit?" tanya nya lagi.

Langit menggeleng.

"ah, Lo emang nggak laper?" tanya nya lagi, kini pelangi menggeser duduk nya lebih dekat disamping langit.

Langit menggeleng lagi.

"kenapa?bukannya nanti belajar nya jadi nggak fokus ya kalau nggak makan? Lagian ya kata mami gw nih, nggak baik kalau telat makan.Nanti bisa kena maag, duh rasa nya nggak enak." pelangi memasang ekspresi yang seolah mendeskripsikan kata tidak enak.

"Tapi itu kata orang orang sih, gw sendiri sih gatau.Soalnya belum pernah ngalami hehe" ia terkekeh.

Sementara langit hanya menatap pelangi sekilas lalu kembali membaca buku nya.Pelangi melihat sesuatu yang terletak di samping langit, bukankah itu susu yang ia berikan pagi tadi?

"Eh itu, susu nya nggak lo minum?" pelangi menunjuk kearah susu kotak disamping langit.

Lagi, langit hanya menggeleng.

Pelangi memaju kan wajah nya tepat kehadapan wajah langit, sontak perilaku pelangi membuat langit terkejut dan langsung memundurkan wajahnya.

"Bibir lo kena lem ya? Kok dari tadi cuma geleng geleng doang" tanya nya.Langit mendorong pelan dahi pelangi menggunakan telunjuk nya, membawa wajah pelangi menjauh.

"Gw nggak suka susu coklat"

"NAH GITU DONG NGOMONG, GW KAN PENGEN DENGER SUARA LO"

langit mengusap usap telinga nya, baru saja pelangi bicara sangat keras padahal ia tepat disamping langit, membuat telinga langit rasanya berdengung.

"Eh tapi kalau gak suka susu coklat, lo suka nya apa?"

Langit menatap pelangi, lalu mengalihkan pandangan nya kearah atas, mencoba berfikir apa yang ia sukai.Pelangi tetap setia menatap langit, saat ini pun langit tetap terlihat mempesona.

"Gw sukanya----kalau lo diem"

Pelangi terdiam, ia menatap langit sebentar lalu menundukkan pandangan nya.

"Tapi ya langit kalau difikir fikir, gw kaya nya gabisa diem deh.Sama lo doang sih hehe, jadi sorry ya langit gw gabisa ngasih yang lo suka" pelangi menahan senyum nya, ia kembali bergeser semakin dekat dengan langit.

Langit hanya berdeham, tak berniat meladeni setiap ucapan ucapan yang pelangi lontarkan padanya.

"Lo suka pelajaran apa langit?"

Langit menoleh sekilas, ia lihat pelangi tengah tersenyum menatapnya "matematika" sahut langit, setelahnya ia kembali fokus pada bukunya.

Pelangi mengangguk angguk pertanda ia mengerti "Lo suka banget ya duduk disini? Kenapa emang?"

Helaan nafas berat keluar dari langit, sungguh berhadapan dengan pelangi benar benar menyebalkan baginya.Pelangi terlalu banyak bicara, dan poin penting nya adalah mereka tidak dekat.Tapi pelangi bersikap seolah ia dan langit adalah teman yang sangat akrab.

"Memang kenapa kalau gw suka duduk disini? Bermasalah?"

Pelangi menekuk wajahnya, ia hanya bertanya.Tidak pernah terfikir bahwa justru ia mendapatkan semprotan dari langit.

" Nggak kok, gw cuma nanya aja..Sorry ya kalau ngeganggu hehe" ia tersenyum lagi diakhir kalimatnya.

Langit menggeleng, Ia menutup buku nya lalu bangkit dan pergi meninggalkan pelangi sendirian disana.

Pelangi tertawa bahagia "pergi aja sana pergi, nanti juga bakal ketemu lagi.Langit sama pelangi itu satu paket gabisa dipisahin, jadi gw bakalan tetap bisa nemuin lo dimanapun lo berada langit!"

Setelah melontarkan ucapan konyol yang entah ia dapat darimana, pelangi kembali mengulum senyum lebarnya. Ia meraih susu coklat milik langit yang ditinggalkan "sayang kalau dibuang, udah dipegang juga sama langit"

Pelangi mengelus elus kotak susu nya lalu menempelkannya dipipi seolah itu adalah sesuatu yang ia sayangi "aaaa langiittt"

.

Pagi ini seperti biasa, keluarga pelangi selalu sarapan bersama.Setelah selesai, pelangi meminta ayu untuk mengemas bekal makan siang nya.

Ayu memasukkan tiga potong sandwich buatannya ke dalam kotak bekal.Pelangi sangat menyukai sandwich buatan mami nya, itu sebab nya ia meminta sandwich sebagai makan siang nya.

"Mi eum boleh tambah satu lagi nggak?" pelangi tersenyum lebar ke arah ayu.

Ayu menatap pelangi, lalu mengangguk "Emang buat siapa sih?bukannya katanya kalian bertiga?" tanya nya sedikit ingin tahu.

Pelangi berfikir, tidak mungkin jika ia terang terang mengatakan bahwa ia sedang berusaha meluluhkan hati seorang pria.Saat tengah berfikir, tiba tiba sebuah ide hadir secara cuma cuma di dalam otak pelangi.

"Ah itu mi untuk arabelle, dia itu mi makannya buanyak banget.Sampai-sampai kalau disekolah tuh suka ngambil nasi tambah.Mana terkadang nambah makan cilok lagi.Lambung nya banyak gang nya itu anak mi" pelangi menyengir, araballe tolong maafkan teman mu ini.

Ayu mengangguk lagi, ia juga merespon ucapan pelangi dengan kekehan kecil "Yaudah kamu masukin sendiri, habis itu langsung keluar papi udah nungguin tuh, nanti terlambat lagi"

Pelangi mengangguk, ia membuka kotak makan nya lalu memasukkan satu sandwich lagi.Tak lupa sebelum itu ia membungkus sandwich spesial itu dengan plastik wrap.

"Pelangi berangkat, dah mami" pelangi mengecup pipi ayu lalu berlari, ia berhenti saat melihat randi masih berada di meja makan "Adik ganteng ku selamat pagi belajar yang bener ya"

Pelangi mendekat kan wajah nya kearah Randi, seolah paham randi langsung mengecup pipi kiri pelangi, pelangi tersenyum lalu berlalu keluar rumah.

Selama dalam perjalanan dari rumah, pelangi dan louis terus saja berbicara.Louis menanyakan banyak hal pada pelangi, bagaimana harinya, bagaimana pelajaran nya, bagaimana kesehatannya, apa yang pelangi ingin lakukan, makanan apa yg pelangi inginkan, ia menanyakan segalanya.

Louis adalah sosok ayah yang sangat perhatian dan pengertian, ia bukan hanya sekedar menjadi seorang ayah bagi pelangi, tapi juga menjadi teman nya berbagi cerita.

Pelangi melihat kearah luar jendela, matanya menatap sebuah objek yang ia kenali "Papi stop pi berhentiin mobil nya sebentar" ucapnya.

Louis menghentikan mobil nya sesuai ucapan pelangi "kenapa anin? Ada apa?" tanya nya.

Pelangi membuka kaca mobil nya, ia mengeluarkan kepala nya sedkit "HEY JANGKUNG!! KENAPA LO?" teriaknya.

Leo memutar bola matanya, pagi pagi begini motor nya sudah mogok, ditambah lagi suara itu dan panggilan itu Leo benar benar mengenalinya.Ia memutar tubuhnya menghadap kearah suara pelangi berasal "Motor gw mogok kayanya"

Mendengar ucapan Leo, louis segera turun dari mobilnya, ia menghampiri leo "Benar Motornya mogok ?"

"Ah iya ini om gatau kenapa tiba tiba mati" tutur leo dengan sedikit canggung.

"MINTA GANTI BARU TUH!" Sahut pelangi.

"Hust Anin gaboleh kaya gitu" Louis menatap pelangi dan pelangi terkekeh lalu meletakkan jari telunjuk nya di depan bibir nya isyarat bahwa ia akan diam.

"Gini aja, motor kamu taroh di bengkel depan situ aja, kamu berangkat nya bareng om sama Anin.Soalnya om juga tidak bisa bantu ngecek motor kamu, gak faham juga hehe"

Leo mengangguk, lantas leo dengan dibantu oleh louis mendorong motornya ke bengkel yang berada disebrang jalan sana.

"Maaf ya om saya jadi ngerepotin pagi-pagi gini" Ucap leo saat mereka sudah berada di mobil louis.

"iya gapapa, lagipula kamu kan teman nya anin jadi gamasalah sekalian bareng" balas louis.

"Bahkan motor aja menolak buat dekat-dekat sama lo jangkung.Ish ish nasib yang malang" pelangi mendecih sembari menggeleng mengejek leo.

"Kamu tinggal dimana Jangkung?" tanya louis.Sontak ucapan louis membuat pelangi tertawa keras dan leo merasa kesal pada pelangi yang terlihat jelas mengejek nya.

"Nama saya Leo om" Leo tertawa canggung

Louis terkekeh lalu mengangguk "iya iya, jadi kamu tinggal dimana Leo?"

"Disamping rumah kita" pelangi menyela lebih dulu saat leo hendak bicara, leo manatap pelangi dengan mata sebal nya.

"Loh neighbor ternyata, kenapa om belum pernah lihat kamu sebelumnya ya" sahut louis.

Sekali lagi, leo tidak sempat menjawab karena pelangi yang selalu memotong ucapan leo.

"maaf nih om bukannya saya nggak sopan, tapi anak nya om ini bener-bener menyebalkan sekali ya. sumpah demi apa mau saya cekek aja rasanya" leo menatap pelangi lalu ia mengepalkan kedua tangan nya dengan geram.

Louis terkekeh, ia melirik leo lalu melirik pelangi "kalian ribut ribut nanti naksir loh"

"Dih amit amit" leo dan pelangi menjawab secara bersamaan, louis terkekeh lalu menggeleng.

Ada saja kelakuan anak muda jaman sekarang.Terkadang ada yang berteman sangat dekat hingga terasa seperti keluarga sendiri, ada yang berteman dengan saling memendam rasa, ada yang semula bertengkar seiring dengan waktu justru menjalin cinta.

Semua nya terasa begitu membingungkan jika sudah berhubungan dengan hati.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status