Share

#O2 Aku bertemu langit lagi

Langit kian gelap, rintikan demi rintikan air hujan perlahan mulai jatuh menghantam bumi.Pelangi kini tengah menikmati sarapan nya sembari mendengarkan irama dari rintikan hujan.

Aktifitas yang dilakukan pelangi dan keluarga selalu sama.Satu tahun, dua tahun, tiga tahun, bahkan enam belas tahun pun tak merubah satupun kebiasaan keluarga ini.

Bersyukur, tentu itu sangat pelangi tanamkan dalam dirinya.Memiliki keluarga yang sempurna, yang selalu ada untuk satu sama lain.Jika kebanyakan anak mengeluh karena orang tua yang tidak memiliki waktu karena terlalu asik mencari pundi-pundi rupiah, hal itu tidak terjadi pada pelangi.

Sesibuk apapun kedua orang tuanya, mereka tetap lah orang tua yang sempurna.Jika pelangi menghitung saat-saat kapan orang tuanya melewatkan makan bersama keluarga, entah itu sarapan pagi ataupun makan malam, maka jawaban nya tidak pernah sama sekali.

Pelangi mengulum senyuman sembari menatap lekat lekat keluarga.Hatinya selalu merasa hangat jika berada ditengah tengah keluarga nya.Tanpa terasa, sudut matanya kini mulai berair.Lantas ia memutuskan kembali fokus menyantap makanan nya daripada ia akan menangis di meja makan.

Pelangi mencium tangan papi nya sebelum keluar dari mobil.Hari ini papi nya lah yang mengantarkan nya ke sekolah

"Dah Ayah" Katanya sembari melambai.

Louis melambaikan tangan nya sebelum akhirnya menutup kembali jendela mobil nya dan melaju.Pelangi tersenyum, rasanya bahagia sekali diantar sekolah oleh papi nya.

Saat hendak memasuki sekolah, pelangi melihat lintasan tubuh seseorang.Tentu saja orang yang pelangi kenal, Langit.

Pelangi menarik nafas nya dalam dalam, lalu membuang nya.Tekad nya sudah bulat, hari ini ia harus menemui langit lagi.

Jika difikir fikir, untuk apa pelangi menghindari langit?apa karena hal memalukan yang sangat sepele itu? Mungkin setelah ini akan ada lebih banyak hal memalukan yang akan pelangi hadapi.Tapi ia tak boleh menyerah, ia harus dekat dengan langit.

"Langit" teriaknya.

Merasa nama nya kini tengah disebut, Langit menghentikan langkah nya begitu juga dengan kedua teman nya, Haru dan Leo.

"Ah pelangi ya? Mencari langit? ini langitnya" Leo mendorong tubuh langit sedikit mendekat kearah pelangi, ia pun mendapatkan pukulan pelan pada perutnya yang dihadiahi oleh langit.

"Ada apa?" tanya nya sambil menatap pelangi.

Tidak ada yang berubah, tatapan nya masih sama.Apa dia memang tidak pernah tersenyum? Pelangi berbisik dalam hatinya.

"Ini, buat lo" pelangi meletakkan satu buah susu kotak dengan rasa coklat ditangan langit, lalu ia tersenyum manis.

"Semoga hari lo menyenangkan langit, selamat belajar ya.Oh iya sekali-sekali coba buat senyum, muka lo nggak  enak buat dilihat tau" ucapnya.

Langit menautkan alisnya.Apa dia baru saja dihina disini? "Muka gw adalah muka terbaik disini,dan lo Bilang nggak enak dilihat?" Ketusnya.

Pelangi terkekeh, langit memang seketus itu.Tapi tak masalah, pelangi bukan gadis yang langsung kikuk dan mundur hanya karena sebuah kalimat ketus seperti itu.

"Dih Kesal, yaudah gw pamit dulu, gw mau masuk kelas dah Langit" pelangi melambaikan tangan nya dan senyuman lebar kembali terukir disana, setelahnya ia berlari begitu saja meninggalkan langit dan teman temannya.

Langit mendecih, ia menatap kepergian pelangi.apa gadis ini tidak waras? Batinnya .

"Pergi aja sana, siapa juga yang minta lo buat disini?! Lagipula Nama gw DEVAN" dengan menekankan namanya lalu langit menggeleng dan juga pergi dari sana dengan perasaan kesal nya.

.

Pagi ini pelangi memasuki kelas nya dengan riang Terlihat jelas dari wajah dan senyuman mekarnya, juga langkah nya yang sedikit berlarian kecil sembari melompat lompat bak anak kecil yang baru mendapatkan mainan baru.

Tingkah pelangi menarik perhatian teman nya, Arabelle dan arin. Ah iya, omong-omong setelah arabelle, kini pelangi juga sudah punya teman lain, namanya Arinda.Mereka juga satu kelas, karena itu kini mereka bertiga selalu bersama.

Arin berdiri dari duduk nya dan bergeser ke kursi yang ada di depan meja Pelangi dan arabelle.Kini pelangi yang duduk dikursi itu sembari tersenyum menatap teman teman nya.

"Selamat Pagi arab pagi Arin" Sapa pelangi.

Arabelle meletakkan telapak tangan nya di kening pelangi, beberapa detik tetap seperti itu sebelum akhirnya ia melepaskannya "Nggak panas, ada apalagi kali ini?"

Pelangi tersenyum lebar kearah arabelle lalu menarik kedua pipi nya "Aaaa Pelangi sakit tolong lepasin"

"hehe habisnya ngegemesin, oh iya arin juga sama ngegemesinnya nya" pelangi kini melakukan hal yang sama kepada arin.

"Ah yatuhan sumpah demi apa pelangi tangan lo mau gw patahin aja rasanya.Main cubit-cubit aja, kenapasih lo pagi-pagi gini? Kesambet lagi lo?" Tanya arabelle.

"Hehe iyaa.Kesambet pangeran tampan berkuda putih di depan sekolah" pelangi menopang dagu nya dengan tangan.

"Oh yaampun anak ini semakin hari kelakuan nya semakin nggak jelas, menyeramkan.Lo temenin nih bel teman lo, gw mau pergi dulu.Bukan apa-apa gw cuma takut ketularan penyakit aneh nya pelangi" Arin berlari ngicir pergi meninggalkan arabelle bersama pelangi yang masih saja tersenyum.

Arabelle menatap pelangi lamat-lamat.Kini ia juga sama, menopang dagunya dan menatap kearah pelangi "Pel ternyata kalau difikir fikir lo itu mirip ya"

Pelangi merubah atensi nya menatap arabelle "Mirip siapa?" ucapnya.

"Mirip SETAN" dengan penekanan dikalimat setan.

Arabelle menoyor kepala pelangi, lalu berdiri dari duduknya "Makan tuh pangeran kuda putih, gw cabut. Mau cari malaikat pencabut nyawa buat minta dia nyabut nyawa lo"

Pelangi cemberut, "Awas aja ya lo kalau nyawa gw bener-bener dicabut terus lo nangis, bakalan gw ketawain dari surga! Paham" teriak pelangi.

Cuaca siang ini sedang cukup baik, tidak terlalu panas juga tidak mendung.Cuaca yang pas dan bersahabat untuk berjalan kaki.

Pelangi berjalan dengan santai sembari melihat lihat sekitar daerah tempat tinggalnya.Tak lama, pelangi melihat seseorang yang berjalan di depannya.Bukankah itu seragam yang sama seperti milik pelangi?

"Wooey Jangkung!!" teriaknya.

Pria tersebut berbalik, menatap pelangi lalu menunjuk dirinya sendiri.Pria itu celingukan melihat ke kanan dan ke kiri memastikan apa memang dia yang dipanggil atau orang lain.

"iya lo jangkung, gw manggil lo!" pelangi berlari kearahnya, berdiri tepat di hadapannya.

"Heh sembarangan! Gw punya nama ya!" Ucapnya.

"Hehe ya maaf" cicit pelangi pelan sembari mem pout kan bibirnya,Gemas.

"Eh tunggu dulu.lo lagi ngapain disini?! Lo ngikutin gw ya?! Wah Parah lo parah banget penguntit ini namanya!" leo menunjuk nunjuk pelangi dengan  ekspresi wajah panik nya.

"Ih enak saja ! Gw tinggal disini tau! Tuh rumah gw" pelangi menunjuk rumah berwarna putih biru yang tak jauh dari posisi mereka berdiri.

Leo menoleh kearah rumah yang ditunjuk pelangi, setelah nya ia justru memasang wajah kaget nya lagi. "J-jadi lo tetangga baru gw itu?"

Pelangi menatap Leo dengan bingung, ia tersenyum setelah mengingat sesuatu "hehe iyaa, duh memang jodoh itu nggak kemana ya"

Leo menutup mulutnya sendiri, matanya melotot "Amit amit, sumpah walaupun lo cantik gw nggak berminat punya jodoh kayak lo yang sangat amat malu-maluin" ia mengetuk dengkul nya sendiri lalu mengetuk dahi nya.

Pelangi memukul lengan leo sedikit keras "Sembarangan! Lo juga bukan tipe gw tau! Gw juga lebih lebih sangat menolak  jadi jodoh lo!"

Pelang tersenyum, sembari menggoyangkan tubuhnya "Maksud nya gw itu jodoh sama langit.Lo kan temen nya langit, dan kita tetanggaan itu artinya gw sama langit jodoh hehe" suara dari benturan dua telapak tangan pelangi terdengar, ia juga tersipu.

Leo menganga

"Udah ya gw mau pulang, sampai jumpa lagi leo jangkung.Jodoh nya langit mau istirahat dulu" pelangi mengedipkan sebelah matanya, kemudian berlari dan melambaikan tangan kearah leo.

"Oh tuhan pemikiran bodoh macam apa ini? Dia tetanggaan nya sama gw tapi jadi jodoh nya sama Langit?" Leo menunjuk-nunjuk arah pelangi, kemudian ia menutup mulutnya dengan tangan.Ia bahkan menendang kan kaki nya pada angin tempat dimana pelangi berjalan tadi

"Musnah kamu gadis tidak waras"

°°°

"Mi besok teman pelangi mau main kesini boleh ya?" tanya pelangi, ayu menghentikan makan nya menatap pelangi lalu mengangguk.

"loh anin sudah punya teman? Kok papi tidak tahu?" Louis menatap pelangi.

"Tuhkan ayah mulai lagi ih" pelangi memasang tampang sebal nya "Malas ah bicara dengan papi, suka banget mengejek anaknya sendiri" sambung nya.

Ayu terkekeh, menyenggol lengan suami nya "Tau nih kamu pi, suka banget ngeganggu anak nya" omel nya.

"iya boleh kok temen kamu main kesini" ayu tersenyum penuh kasih sayang

"yess! Makasih banyak mi. Eh tapi" Pelangi menatap ayu, seolah faham ayu langsung berkata

"iya besok mami masakin ya, mami pulang 1 jam sebelum kamu pulang sekolah. Jadi bisa mami masakin makanan buat kamu sama temen kamu"

Pelangi tersenyum senang, ia menenggak air putih lalu meletakkan kembali gelas nya keposisi semula.

"oh iya randi mana mi, kok nggak turun makan ?" Tanya nya kala menyadari sang adik tak ada disana.

"Dikamar, katanya lagi banyak tugas" sahut ayu.

"Yaudah kalau gitu pelangi ke kamar randi dulu ya" pelangi bangkit dari duduk nya, mendekat ke arah louis dan ayu.

Ia mengecup pipi louis "Good night papi" lalu mengecup pipi ayu "Good night mami"

"Good night to sayang" jawab mereka bersamaan.

Pelangi menaiki anak tangga satu persatu sembari bersenandung kecil.Saat sudah tepat di depan kamar randi ia berhenti bersuara, ia membuka pintu secara perlahan, mengendap endap masuk kedalam kamar. Disana,randi terlihat tengah fokus dengan buku buku nya.

Pelangi melangkah mendekat, dalam hitungan ketiga pelangi siap untuk menerjang randi dari belakang.

"Jangan ganggu"

Pelangi berhenti, lalu berdecih "ish, kenapasih lo selalu tau terus setiap mau gw kagetin" keluhnya.

Randi hanya menggeleng, ia tak mengalihkan pandangan nya dari buku "Gw kan nggak budeg kaya nin jie"

"Enak aja lo nyebut nin jie budeg! Ah yaudahlah, padahal niatnya mau bantuin kamu ngerjain tugas. Yaudadeh dah adekku ganteng selamat bertugas" ia berbalik, berjalan santai sembari memainkan kuku nya.

Randi berdiri, meraih tangan pelangi "Ehh bercanda jie, Nin jie ku yang paling paling paling manis sedunia jangan suka dimasukin hati"

Pelangi tersenyum meremehkan "Nah makanya itu, kalau masih butuh jangan suka menghina" ia memukul pelan kepala randi, lalu mengambil alih beberapa buku tugas milik randi.

Pelangi dan randi kini keduanya tengah duduk di kasur milik randi.Pelangi mengerjakan tugas, sementara randi masih meregangkan otot-otot nya sebentar saat pelangi mengambil alih tugasnya.

Randi menatap pelangi dari posisi tidur nya "Jie, Jangan kemana mana ya" ucapnya.

Tangan pelangi berhenti, ia menatap wajah randi dan tersenyum "haha Jie nggak kemana mana kok, jie disini" dielus nya rambut hitam pekat milik randi.

"Aku takut kalau nin jie bakal ninggalin aku. Walaupun aku bukan adik yang baik, tapi aku sayang sama jiejie.Aku gamau jie pergi" Randi meraih tangan pelangi, menggenggam nya erat.

Pelangi lagi lagi tersenyum "iya gw nggak kemanapun Randi, lagipula siapa yang bilang lo gabaik? Lo itu adik terbaik di dunia Randi Arganta Darendra " pelangi menarik kedua pipi randi.

"ah ah aish sakit tau pelangiiiii!" teriak randi, pelangi terkekeh.

"Yaudah iya maaf, sini sini" pelangi menangkup kedua pipi randi dan mengusap nya dengan lembut.

Randi memejamkan matanya tangannya iya gunakan untuk menggenggam tangan milik pelangi "Sini dulu sampe aku tidur ya jie" pintanya.

Pelangi sedikit terkejut, apakah hari ini adiknya sedang dalam mode manja? Tapi sudahlah, ia tak masalah.Justru ia senang karena ternyata adiknya ini masih menyayangi nya.

Dikecupnya lembut kening randi, ia juga mengusap usap lembut rambutnya.Pelangi teringat kembali akan ucapan randi beberapa saat lalu memintanya untuk tidak pergi.

Senyuman terukir di bibir pelangi, hingga tanpa sadar buliran bening mengalir dari sudut matanya.Memudarkan senyumannya perlahan lahan.Randi bukanlah orang yang mudah mencurahkan isi hatinya, karena itu ketika ia menyuarakan isi hatinya, itu artinya ia bersungguh sungguh.

Dengan sigap pelangi menepis kasar air matanya.Tidak, ia tak bisa menangis sekarang.Toh memang kenapa? Ia tak akan kemanapun.Setidaknya untuk saat ini hingga saat yang ia juga tak tahu kapan saatnya.

Pelangi mencoba mengecek keadaan randi, saat sudah yakin bahwa randi sudah tertidur pulas ia bangkit dari sana.Menarik selimut meletakkan nya diatas tubuh randi untuk menjaga nya dari dinginnya cuaca malam.

Jam sudah menunjukkan pukul 24:00.Tandanya sudah amat larut, pantas saja ia sudah merasa mengantuk sekarang.Saat berjalan menuju kamarnya, pelangi melihat kamar orang tuanya yang sudah tertutup rapat.

Pelangi mengetuk pintunya, tak ada balasan apapun dari dalam sana.Itu artinya orang tua nya sudah tertidur.Dibuka nya pintu perlahan lahan berharap ia tak menimbulkan suara berisik yang akan membangunkan kedua orang tuanya.

Senyum nya mengembang kala melihat wajah damai kedua orang tuanya yang tengah tertidur.Pelangi mendekat, mengecup pipi ibunya, kemudian berpindah pada ayahnya.

"Pelangi sayang kalian" tuturnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status