Beranda / Thriller / Langkah Dewi : Warisan Rahasia / BAB 98 — “Pesan dari Masa Depan Bumi”

Share

BAB 98 — “Pesan dari Masa Depan Bumi”

Penulis: T.Y.LOVIRA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-05 17:06:45

“Kalau seorang anak autis dari Swedia saja bisa mengguncang dunia… kenapa kita tidak?”

Kalimat itu muncul begitu saja di benak Dewi ketika hologram terakhir padam.

Ruang markas hening, tapi di dalam kepala Dewi, suara-suara bumi masih bergema:

suara angin puting beliung yang memotong kota, suara banjir bandang menerjang Padang, suara Sumatra retak perlahan dari selatan ke utara.

Damar menatapnya gelisah.

“Dewi, kau pucat. Apa lagi yang kau lihat?”

Dewi menarik napas berat.

“Aku melihat sesuatu yang… jauh lebih besar dari kita.”

Rin mendekat, membawa grafik cuaca yang naik seperti jantung planet yang sedang panik.

“Ini… ini bukan cuaca normal lagi, Dewi. Ini chaos.”

Arka menimpali, “Seperti dunia sedang diaduk dari bawah. Suhu laut naik mendadak. Arah angin berbalik. Dan tekanan udara—ya Tuhan…”

Ia menatap Dewi.

“Ini bukan kebetulan. Ada pola yang sama dengan keruntuhan penyangga bumi.”

Dewi memejamkan mata.

Dalam sekejap—ia melihat hutan Papua dipreteli seperti kulit buah.

Gunung Moro
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Langkah Dewi : Warisan Rahasia   BAB 100 — “Lingkaran yang Membelah Takdir”

    “Setiap badai punya pusat.Dan di pusat itulah… kebenaran berhenti bersembunyi.”Cahaya hijau keemasan memeluk tubuh Dewi seperti kabut hidup saat ia melangkah ke dalam lingkaran itu. Angin berhenti. Waktu seolah terbelah. Di luar, markas NURANI seperti dunia yang terjebak dalam jeda, membeku antara teriakan dan kepanikan.Namun di dalam lingkaran itu, Dewi merasa seperti memasuki ruang yang tak tunduk pada hukum bumi.Hanya ada bisikan.Hanya ada gema masa depan.Dan suara yang sama—suara yang memanggilnya sejak badai pecah.Dewi membuka mata. Ia berdiri di sebuah ruang lingkaran luas yang tampak seperti perpustakaan hampa dengan dinding berisi aliran cahaya data. Ribuan angka berlari di udara, seolah GENESIS, BLACK LOTUS, dan seluruh jaringan bumi diperas menjadi titik tunggal informasi.Namun yang paling mencolok adalah tiga lingkaran cahaya di depannya—masing-masing menampilkan kemungkinan masa depan:🔸 Masa depan pertama:Bumi stabil, lautan tenang, Indonesia menjadi pusat energ

  • Langkah Dewi : Warisan Rahasia   BAB 99 — “Badai yang Memanggil Nama Dewi”

    “Badai tidak tercipta untuk menghancurkan. Kadang… ia datang untuk memanggil seseorang.”Suara itu datang entah dari mana—entah dari Qadr, entah dari ingatan ayahnya, atau dari bumi yang kini bergetar tepat di bawah kaki mereka. Tapi Dewi merasakannya seperti bisikan yang menyentuh tulang belakangnya.Markas NURANI bergetar keras.Lampu-lampu berkedip, alarm melolong, dan layar utama menunjukkan spiral badai raksasa yang sedang turun dari langit seperti makhluk hidup yang marah.Rin menatap angka-angka tekanan udara yang anjlok.“Ini bukan badai biasa! Tekanannya… gila, Dewi! Ini badai kategori yang bahkan belum pernah dicatat NOAA!”Arka berdiri tak stabil, memegangi layar agar tidak jatuh.“Tidak ada model cuaca yang bisa menjelaskan ini!”Damar menarik Dewi ke belakang meja besi, matanya tegang penuh proteksi.“Dewi, katakan apa yang kau lihat. Jangan tahan lagi.”Dewi menatap langit yang retak melalui kaca markas.Retakan halus itu seperti mengintip dunia ke dunia lain—ke masa dep

  • Langkah Dewi : Warisan Rahasia   BAB 98 — “Pesan dari Masa Depan Bumi”

    “Kalau seorang anak autis dari Swedia saja bisa mengguncang dunia… kenapa kita tidak?”Kalimat itu muncul begitu saja di benak Dewi ketika hologram terakhir padam.Ruang markas hening, tapi di dalam kepala Dewi, suara-suara bumi masih bergema:suara angin puting beliung yang memotong kota, suara banjir bandang menerjang Padang, suara Sumatra retak perlahan dari selatan ke utara.Damar menatapnya gelisah.“Dewi, kau pucat. Apa lagi yang kau lihat?”Dewi menarik napas berat.“Aku melihat sesuatu yang… jauh lebih besar dari kita.”Rin mendekat, membawa grafik cuaca yang naik seperti jantung planet yang sedang panik.“Ini… ini bukan cuaca normal lagi, Dewi. Ini chaos.”Arka menimpali, “Seperti dunia sedang diaduk dari bawah. Suhu laut naik mendadak. Arah angin berbalik. Dan tekanan udara—ya Tuhan…”Ia menatap Dewi.“Ini bukan kebetulan. Ada pola yang sama dengan keruntuhan penyangga bumi.”Dewi memejamkan mata.Dalam sekejap—ia melihat hutan Papua dipreteli seperti kulit buah.Gunung Moro

  • Langkah Dewi : Warisan Rahasia   BAB 97 — “Pena-Pena yang Menenggelamkan Nyawa”

    “Empat kampung hilang dalam semalam, Dewi. Dan kali ini bukan bencana. Ini… pembunuhan yang dilegalkan.”Rin melempar layar hologram ke tengah meja. Gambar-gambar berganti cepat: seorang gubernur Aceh menangis di depan kamera; tanah longsor menelan rumah-rumah; sungai berubah warna seperti tinta gelap; anak kecil berdiri sendirian di antara lumpur yang masih panas.Dewi menatapnya tanpa berkedip.Ada sesuatu di dadanya yang retak pelan—seolah bumi sendiri meminjam suaranya.Damar mendekatkan tubuhnya, membisik pelan, “Ini yang mereka sembunyikan dari data Genesis. Semua laporan itu ditenggelamkan, disensor oleh izin tambang kelas kakap.”Hologram memperbesar citra hutan yang terkelupas, membentuk luka besar di punggung Sumatra.Helikopter-helikopter kecil terbang rendah membawa alat pengeboran. Sungai berubah jalur. Gunung yang dulu hijau, kini berlubang seperti paru-paru yang dipaksa berhenti bernapas.“Ini bukan salah alam,” kata Dewi, suaranya rendah.“Ini salah manusia.”Rin mengg

  • Langkah Dewi : Warisan Rahasia   BAB 96 — “Dua Puluh Empat Jam Terakhir”

    “Kau bukan orang yang sama lagi, Dewi.”Itu kalimat pertama yang keluar dari mulut Damar begitu ia berhasil menangkap tubuh Dewi sebelum jatuh menyentuh tanah.Dewi mengerjap, napasnya pendek dan panas. Aura cahaya yang tadi mengelilinginya kini meresap ke kulit, menyisakan kilau tipis yang hanya terlihat ketika Damar berdiri sangat dekat.“Aku masih aku,” bisik Dewi. “Tapi… ada sesuatu yang dibangunkan.”Drone asing masih membeku di udara, seolah dunia menahan napas menunggu perintah. Damar memandang ke langit dengan waspada.“Apa yang mereka lakukan padamu di dalam gerbang itu?”Dewi menutup mata sejenak—mengumpulkan memori—tetapi yang muncul justru tumpang tindih: Sudan berdarah, Afrika bangkit bersama Ibrahim Tidore, ruang rapat para elit migas dunia yang sedang menandatangani kontrak untuk masa depan manusia, dan wajah-wajah orang Indonesia yang kehilangan hak atas tanah mereka sendiri.“Mereka tidak memberiku kekuatan,” katanya pelan.“Mereka memberiku… pilihan.”Damar menegang.

  • Langkah Dewi : Warisan Rahasia   BAB 95 – Mata yang Diawasi Langit

    “Dewi… lihat ini.”Damar menyeret Dewi ke balik reruntuhan pos komando. Di layar yang berkedip lemah, peta digital dunia hanya menampilkan dua warna: hitam dan biru. Hitam menandakan wilayah yang jatuh—bisu, tanpa sinyal, tanpa sistem. Biru… hanya satu tempat: Nusantara.Dewi memandangi peta itu.“Qadr mengisolasi dunia.”“Kau menyadarinya, kan?” Damar menahan napas. “Semua negara besar sekarang menuju ke sini. Bukan untuk meminta negosiasi… tapi menangkapmu.”Dewi mengusap simbol biru yang membara di dadanya. Ia bisa merasakan degup yang bukan miliknya. Ada sesuatu yang lebih besar berdenyut—sebuah ritme alam semesta yang kini mengalir lewat tubuhnya.“Perantara itu telah ditemukan.”Suara itu terdengar lagi. Tidak dari langit. Tidak dari bumi. Tapi dari dalam dirinya.Dewi tersentak. Damar memegang bahunya.“Dewi… kau pucat. Apa yang mereka katakan padamu?”Dewi membuka mata perlahan. Cahaya biru di irisnya berkedip seperti bintang jatuh.“Mereka memberiku pilihan, Damar.”“Pilihan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status