Kahiyang Dewi memutar telapak tangannya yang menempel pada punggung Bara Sena. Aura merah keluar dari telapak tangannya tersebut. Terdengar suara seperti gelembung air yang mendidih bersamaan aura emas yang keluar dari dalam tubuh Bara Sena."Bersiaplah, ini sedikit menyakitkan...Membuka titik kedua...!" kata Kahiyang Dewi.Bara Sena yang sudah merasakan betapa menyakitkannya membuka titik meridian segera menyiapkan kekuatan."Aku telah siap...Lakukan!" ucap Bara.Telapak tangan wanita itu berhenti berputar dan dengan tiba-tiba keluar gelombang merah menembus tubuh Bara Sena hingga tubuhnya tersentak.Pemuda itu terkejut merasakan sesuatu yang sangat menyakitkan di dalam tubuhnya. Tak kuat menahan sakit, dia pun menjerit keras setinggi langit. Gelombang emas pun menyeruak saat satu titik meridian berhasil dibuka.Pepohonan yang ada di sekitar mereka bergoyang diterpa gelombang kekuatan yang keluar dari dalam tubuh Bara Sena.Kahiyang Dewi menyeka keringat yang membasahi wajahnya."Sat
Xiao Lie dan Xia Yu sama-sama menoleh ke arah mulut goa saat siang itu orang-orang dari keluarga Xiao datang. Yang datang ke goa tersebut adalah Xiao Wang."Tetua Xiao Lie, tuan muda Xiao Zen menunggu di bawah," kata Xiao Wang.Xiao Lie tersenyum sinis."Kau masih saja menjilat di bawah pantatnya? Menggelikan sekali kau Xiao Wang," kata Xiao Lie sambil bengkit berdiri."Lebih baik kau menurut dan mengikuti apa kata Xiao Zen. Karena dia datang kesini bersama para ahli dari Sekte Utama. Sementara, perlindungan dari Istana Awan Es sepertinya telah berakhir. Mereka jelas tidak sudi melindungi kalian yang bukan siapa-siapa...!" kata Xiao Wang.Xiao Lie tertegun. "Apakah orang itu sudah tak menganggap kami lagi? Apakah Qing Yue tidak dipandang oleh mereka?" batin Xiao Lie.Akhirnya dia dan Xia Yu pun mengikuti langkah Xiao Wang dan beberapa orang pengikutnya. Xiao Wang melirik ke arah Xia Yu.Di halaman utama Keluarga Xiao telah berkumpul banyak orang dari Sekte Utama dan juga keluarga Xia
"Xiao Feng!?" seru semua orang begitu melihat siapa yang datang.Xiao Wang terkejut. Begitu juga dengan semua orang yang melihatnya."Dia...! Dia terlihat berbeda dengan dirinya tiga hari yang lalu!" teriak salah satu orang.Xiao Zen mengepalkan tinjunya."Bagaimana bisa sampah ini melemparkan senjata beracun kepada dua Pendekar tingkat Awal Penempaan Jiwa!? Yang benar saja!" umpat Xiao Zen.Bara Sena menatap tajam ke arah Xiao Wang. Dia tersenyum sinis ke arah pria tersebut."Lacur lelaki yang doyan menjilat! Bagaimana, apakah hadiah yang aku berikan beberapa hari yang lalu membuatmu sangat senang?" tanya Bara Sena membuat pria berpakaian biru itu mengernyitkan dahi."Hadiah? Apa maksudmu?" tanyanya sambil mengingat-ingat apakah Xiao Feng itu pernah memberinya sebuah hadiah."Cih! Kau ini sangat lambat menyadarinya Kepala Keluarga...Aku memberi hadiah kepadamu malam itu, di kamar Yu Long...Hehehe!" ucap Bara yang seketika membuat Xiao Wang dan yang lainnya terkejut setengah mati."Ja
Tangan Xiao Wang bergerak dengan kekuatan yang mengerikan. Jika sampai tangan yang dipenuhi aura biru membara itu mengenai tubuh lawan, sudah dipastikan, jika itu lawan di tahap yang sama sekalipun, tak akan mampu menahan serangan tersebut. Kekuatan itu dinamakan Menarik Mata Langit.Sebuah kekuatan atau Pukulan Sakti yang diwariskan secara turun temurun di keluarga Xiao. Hanya orang tertentu yang bisa memiliki kekuatan tersebut. Salah satunya adalah Xiao Wang.Dammm!Telapak tangan itu menghantam dada Bara dengan telak. Mata pemuda itu mendelik. Darah keluar dari mulutnya. Tubuhnya terpental ke udara dan jatuh ke lantai dengan suara gedebuk.Semua mata menatap tak berkedip. Mereka semua juga menahan napas saat melihat apa yang terjadi."Pukulan Menarik Mata Langit...!? sejak kapan Xiao Wang menguasainya!?" seru Xiao Lie tak percaya.Semua anggota keluarga termasuk orang-orang dari Sekte Utama pun merasa tak percaya bahwa Xiao Wang memiliki kemampuan yang termasuk langka dan sangat su
Xiao Zen menyeret Xia Yu masuk ke dalam kereta kudanya dengan paksa. Tak peduli gadis itu menjerit dan menangis berusaha menolak. Tetap saja dia kalah tenaga melawan pria yang telah diselimuti hawa napsu tersebut."Lepaskan!" teriak Xia Yu."Cepat masuk dan jangan membuatku marah! Kau boleh berteriak sesukamu di atas ranjang nanti, hahaha!" ucap Xiao Zen."Dasar bajingan! Kau sungguh tidak mempunyai perasaan sama sekali!" umpat Xia Yu sambil menangis."Huh? Perasaan? tentu saja aku punya. Saat ini, perasaan ku padamu sangat menggelora...! Aku ingin sekali melihat kau meronta dibawah tubuhku menahan kenikmatan yang tidak pernah kau rasakan...!" ucap Xiao Zen.Xia Yu tersenyum sinis."Kau bukan pria pertama yang menyentuhku. Aku sudah mempersembahkan keperawananku untuk orang yang aku suka,"Mata Xiao Zen melotot mendengar apa yang Xia Yu katakan."Apa kau bilang!? Siapa yang berani merampas milikku!?" teriak nya marah."Dia adalah Xiao Feng! Aku yakin, dia akan datang dan mencabik tubu
Delapan Bola Api dari Pukulan Sembilan Kutukan Neraka itu menghantam Xiao Wang secara bersamaan. Ledakan yang sangat dahsyat mengguncang kota Nanjing. Api merah raksasa membubung tinggi ke angkasa membuat semua orang yang ada di kota Nanjing terkejut bagaikan mendengar petir di siang bolong.Mereka semua mengira ada meteor dari langit jatuh dan meledak di kota mereka. Apalagi di tambah ledakan besar disertai gelombang yang merusak segalanya membuat semua orang lari ketakutan.Bukit dimana Bara menemukan Kahiyang Dewi hancur rata tak berbekas. Tubuh Xiao Wang entah kemana. Di tempat ledakan itu tercipta sebuah lubang seluas ratusan tombak menganga lebar.Api merah membara benar-benar membuat tempat yang semula damai itu menjadi seperti Neraka.Bara Sena mendarat di atas tanah yang masih terbakar. Dia merasa tubuhnya tiba-tiba sakit dan lemas."Apa yang terjadi...?" batinnya.Entah kenapa tubuh Bara pun tiba-tiba limbung dan roboh ke tanah. Bruk!Meski roboh, dia masih sadarkan diri. H
"Benarkah?" tanya Kahiyang Dewi.Bara Sena mengangguk."Ini menjadi seperti semula. Hanya enam titik meridian yang terbuka. Sisanya tak bisa kurasakan lagi. Padahal sebelumnya 54 titik semuanya terbuka dengan sempurna..." kata Bara Sena sambil menatap tangannya."Mungkin karena pukulan Sakti itu yang membuat titik meridian milikmu terbuka untuk sementara," sahut Kahiyang Dewi."Mungkin saja begitu. Kalau begitu, sebaiknya kita pergi menyusul Xia Yu, aku mengkhawatirkannya..." ucap Bara Sena."Baiklah, masukkan aku kedalam Dunia Penyimpanan. Aku butuh istirahat setelah mengeluarkan banyak tenaga," kata Kahiyang Dewi.Bara mengangguk. Dia mengarahkan telapak tangannya ke arah Kahiyang Dewi. Wanita cantik berambut putih itu pun segera masuk ke dalam telapak tangan kanan Bara yang menyala kuning.Setelah Kahiyang Dewi masuk kedalam telapak tangan, Bara pun segera melesat pergi meninggalkan tempat tersebut.Setelah dia pergi, tanpa satu orng pun yang tahu, sesuatu bergerak-gerak di dalam t
Bara Sena menatap mayat Xiao Zen yang tergeletak dengan kepala pecah dan isinya berhamburan di tanah. "Manusia sepetimu pantas mati," ucap Bara lalu melangkah mendekati kereta kuda.Dia melihat Xia Yu yang duduk di dalam kereta dalam keadaan terikat. Dengan segera Bara melepaskan ikatan tersebut dan menurunkan gadis yang dulunya adalah bibi kecilnya."Kau tidak apa-apa Xia Yu?" tanya Bara sambil mengelus kepala gadis itu dengan penuh perasaan.Xia Yu langsung memeluk pemuda itu tanpa pikir panjang lagi. Dia menangis di dada Bara Sena hingga sesenggukan."Aku takut...Aku sangat ketakutan sekali...Aku takut saat melihatmu tak bergerak di sana..." ucap gadis itu dalam sela tangisnya."Sekarang semua sudah baik-baik saja Xia Yu. Tak perlu menangis lagi..." ucap Bara sambil membelai punggung gadis itu.Xia Yu mendongakkan wajahnya. Dia menatap Bara dengan tatapan khawatir."Ayahku...Dimana dia?" tanya nya membuat jantung Bara terasa berhenti berdetak. Dia tak memperhitungkan jika Xia Yu a