Bab 18. Harta KarunTetua Qin Yang berhasil menghabisi salah satu petarung kuat dari pihak perampok, namun ia juga menerima beberapa luka serius dan harus memulihkan kondisi tubuh. Disisi lain semua anak buah perampok berhasil di habisi, kedatangan Ling dan pasukan keluarga Qin berhasil membalikkan keadaan. Sedangkan Tetua He masih bertarung melawan sosok yang menggunakan kekuatan iblis, Kong Yi mengamuk sejadi-jadinya. "Tetua… kami sudah berhasil menghabisi semua perampok merah!" ucap salah satu orang melihat tetua He bertarungKong Yi melindungi ke samping "kurang ajar, matilah kau!" Leona muncul lalu menahan serangan yang datang, kekuatan besar membuat sosok cantik terlempar menghantam batang pohon, wajah Ling memucat melihat Leona jatuh pingsan setelah menghantam pohon."Leona, sadarlah!""Dia pingsan, serahkan kepadaku… akan ku bawa ke tempat aman!" ucap Qin Mei"Terimakasih!" Merasa kesal Ling berlari ke arah Kong Yi "kurang ajar…!""Dasar lemah!""Ling jangan kemari!" terika
Bab 19. Kain Putih peninggalan keluargaPerampok merah berhasil dikalahkan, Kong Yi tewas di tangan buronan peringkat dua di kerajaan bulan sabit. Ling mendapatkan harta karun, setelah itu menuju lokasi pertempuran keluarga Qin dan keluarga Wen. Sedangkan semua murid sekte yang masih hidup sudah berada tiba, saat itu juga Tetua He dan Tetua Qin Yang menarik pedang untuk menghabisi pasukan keluarga Wen. Tetua He melihat satu orang di hadapannya "cepat katakan yang sebenarnya, atau aku penggal kepalamu!" "Tolong jangan bunuh aku, aku hanya anak buah keluarga Wen… keluarga Wen bekerjasama dengan perampok merah, mereka juga yang mendirikan kelompok itu!"Semua orang tersentak kaget "Apa…!" Ayah Qin Chen mengikat satu orang "Aku tidak menyangka kalau Keluarga Wen memiliki rencana jahat… harus di musnahkan!" "Tuan, anda berjanji melepaskanku!""Sekarang tidak, aku butuh bukti… setelah itu aku bebaskan kamu!" Qin Chen menoleh kesana-kemari "Dimana Ling?" "Hoi… tunggu aku!" ucap Ling be
Bab 20. Surat Dari Immortal Ling FanAngin di sore hari terasa dingin menusuk tulang, hujan deras membasahi halaman sekte, sosok cantik Leona duduk sendirian menunggu kedatangan pria idaman. Tidak lama melamun suara langkah kaki terdengar, Leona berdiri melihat Ling basah kuyup, ia memberikan selimuti dan memintanya untuk segera mengganti pakaian."Dingin sekali, aku hujan-hujanan… tidak memiliki payung!""Ayo masuk, aku buatkan teh hangat untukmu!" "Iya!" Ling berjalan memasuki kamar, setelah itu mengganti pakaian dengan jubah baru, sosok tampan duduk di kursi melihat Leona menuangkan secangkir teh hangat."Kenapa Leona ini baik sekali padaku, padahal sebelumnya aku tidak tahu dia dari mana?" gumam Ling memandang wajah cantik"Kenapa kamu melihatku begitu?""Ah tidak ada!""Em… bagaimana? Apakah kamu sudah ke makam ibu?" tanya Leona duduk di samping Ling"Sudah, aku mendapatkan ini!" ucap Ling memperlihatkan sebuah kain putih"Coba aku lihat!" "Ini!" Leona menerawang kain putih k
Bab 21. Berkumpul kembaliSemua murid sekte sudah kembali. Di halaman sekte tiga lantai terlihat semua murid melakukan latihan fisik, Ling dilatih langsung oleh tetua pertama. Qin Yang menjelaskan beberapa hal penting saat menggunakan pedang, kuda-kuda yang kokoh, kecepatan, dan kelincahan memainkan gerakan pedang, semua harus disempurnakan agar bisa disebut pendekar pedang. Ling mendengar arahan gurunya dengan baik. "Sekarang aku ingin melihat jurus yang sudah aku berikan beberapa hari!""Baik tetua!" ucap Ling merendah kuda-kuda"Tarian Pedang Kekacauan!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR;"Batu-batu dan tanah di sekitar terbelah, sosok tua menganggukan kepalanya melihat perkembangan satu muridnya."Kemu istirahatlah, aku akan menjelaskan kepada yang lainnya!""Terimakasih!" Ling duduk di beristirahat, sedangkan Tetua Qin Yang menghampiri cucunya Qin Chen. "Kakek!" ucap Qin Chen memberikan hormat"Em.. apakah kamu sudah menguasai teknik leluhur yang aku b
Bab 22. Menyerang kota bambuSemua orang berkumpul di kota 1000 tangga, di sana juga terlihat sekte danau lotus dan sekte tiga lantai, mereka akan menyerang kota bambu secara tiba-tiba. Pasukan akan dibagi menjadi tiga kelompok, saat berhasil menembus gerbang kota, keluarga Qin mengambil jalur tengah, sekte danau lotus jalur kiri, sekte tiga lantai jalur kanan. Semua orang sudah melakukan perjalanan, disisi lain Ling, Leona dan Qin Chen sudah mengintai kota bambu, mereka diperintahkan berangkat lebih dulu untuk memastikan keadaan tetap aman. "Ling, tunggu disini? Aku akan kembali untuk memberitahu yang lain!" ucap Qin Chen berbalik pergi"Baik!" Perlahan Qin Chen menghilang dari pandangan. Leona mengetahui perasaan dendam membara pada pria di sampingnya, Ling dipenuhi niat membunuh dan tidak sabar untuk menghabisi semua keluarga Wen."Aku akan membalasnya…!" ucap Ling melihat pedangnyaLeona melihat ke samping "tenangkan dirimu, itu hanya membuatmu semakin terpuruk!" "Iya!" Sepas
Bab 23. Pembantaian di kota bambuSemua penduduk kota bambu berteriak histeris melihat mayat-mayat bergelimpangan, pertempuran besar terjadi di malam hari, kota bambu dibakar habis-habisan untuk penerangan semua orang yang bertempur. Di banyaknya orang yang bertarung terlihat dua pemuda bertarung dan kekuatan besar. Tuan muda Wen menggunakan pil tingkat tinggi untuk meningkatkan kekuatan, sedangkan Ling menggunakan kekuatan Leluhur."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Ling terlempar menghantam bangunan, Topeng terlepas membuat semua orang mengenali siapa sosok yang ingin membunuh tuan muda Wen. "Itu penjahat peringkat dua… ternyata tetua kita meminta bantuan sama penjahat kuat di kerajaan ini!" ucap salah satu murid sekte danau lotusLing berbangun "sekarang tidak ada yang perlu ditutupi, orang yang ingin membunuh tuan muda Qin adalah Tuan muda Wen… sekarang nyawamu harus berakhir di tanganku!" ucapnya di penuhi kemarahan"Apa …!" Qin Chen melepaskan topengnya "ayo kita balas dendam!"Li
Bab 24. Amarah Pemimpin Sekte GloryTuan muda Wen tiba di sekte glory, ia langsung berlari membawa satu kepala tertutup kain hitam, semua murid sekte Glory tentunya mengetahui siapa yang datang, mereka melihat cucu Wen Jong dipenuhi bekas luka, jubah yang digunakan sobek akibat tebasan pedang. Salah satu murid langsung melaporkan siapa yang baru saja datang, saat itu juga sosok tua berjalan tergesa-gesa keluar dari aula utama."Cucuku…!""Kakek!" ucap Tuan muda Wen berlutut"Apa itu?" "Ini, kepala ayah… dia tiada… selama beberapa hari aku berlari untuk memberitahu kakek!" Tubuh sosok tua bergetar melihat kepala putranya, angin berhembus kencang memperlihatkan sosok tua di selimuti kemarahan besar."Cepat katakan… siapa yang melakukan ini? Aku bersumpah akan membalasnya ribuan kali!"Tuan muda Wen memperlihatkan sebuah lukisan wajah Ling "dia… membawa orang-orang keluarga Qin, sekte danau lotus, dan sekte tiga lantai menyerang kota bambu… sekarang kota itu menjadi kota mati!" "Buron
Bab 25. Ujian kelas awalLing menemukan kitab surgawi milik Leluhur pertama sekte Tiga Lantai, sekarang dirinya terlempar masuk ke dalam kitab surgawi. Disisi lain semua orang dibuat bingung dengan apa yang terjadi, mereka tidak menemukan sedikitpun luka di tubuh Ling. Di dalam kitab Ling melihat ribuan formasi. "Tempat apa ini, kenapa aku bisa disini?" "Hoi… apa ada orang?" teriak Ling menoleh kesana-kemariSemua formasi menembakan energi spiritual, Ling berlari kesana kemari menghindari serangan. "Kurang ajar… matilah aku kalau begini!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Ling terlempar mundur, ia tidak merasakan rasa sakit sedikitpun."Haha… ternyata hanya mainan anak-anak!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Ling terbaring setelah mendapatkan serangan dari formasi, ia melihat semua formasi menembakan energi spiritual."Habislah aku…!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Pria berjubah putih terguling di dasar kabut, Ling terlihat putus asa dan berserah diri mes