Dua siluman yang tersisa dengan kompak berubah menjadi wujud aslinya, yaitu dua ekor siluman serigala berukuran raksasa."Jadi lawanku ini siluman serigala? Tidak heran jika kalian memiliki fisik yang kuat dan perkasa." Abinawa tanpa sungkan melemparkan pujiannya kepada dua orang siluman yang menjadi lawannya saat ini.GerrrrrGererrDua siluman itu hanya menggeram keras, sebelum menyerang Abinawa dengan bringas. Dua serigala itu membentuk kombinasi serangan dalam sebuah formasi yang benar-benar membuat Abinawa mati kutu dan di desak dalam posisi bertahan total.Cakar dan terkaman datang silih berganti. Abinawa merasa beruntung karena memiliki kecepatan tinggi, sehingga memudahkan dia berpindah tempat guna menghindari serangan dua siluman itu.Dua siluman serigala terus mendominasi pertarungan dan berada di atas angin secara, bahkan setiap gerakan dari Abinawa seolah sudah terbaca oleh mata mereka."Formasi bertarung yang mereka gunakan sangat baik, sehingga mampu menutupi setiap cela
Setelah merasa tenaga dalam milikinya sudah kembali dan di rasa cukup untuk melanjutkan perjalanan, barulah Abinawa menyudahi meditasinya.Selama meditasi itu pula, Abinawa merasakan jika dirinya sedang di awasi oleh seseorang yang tidak mampu dia deteksi letak keberadaannya."Selama dia tidak menggangu perjalananku, maka aku akan menganggap dia tidak pernah ada ... " Abinawa berkata dengan pelan, sambil berharap sosok yang sedang mengawasi dirinya dapat mendengar perkataannya itu.Setelah itu, Abinawa kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Tanpa Batas. Dia harus cepat, karena dia tidak memiliki banyak waktu untuk terus berlama-lama di Gunung Tanpa Batas. Dia harus segera menemukan jalan keluar untuk melanjutkan langkah kakinya ke babak semi final Sayembara Pendekar Muda.Berbeda dari sebelumnya, kali ini Abinawa menggunakan ilmu meringan tubuh untuk mempercepat langkahnya dan menghindari pertarungan yang menguras tenaga dalamnya dan staminanya.Menggunakan ilmu meringan
Lexso yang mendapat tugas dari Wanda, tentu langsung bergerak dengan cepat. Dia jelas tidak ingin membuat Wanda merasa kecewa dengan dirinya, jikalau nanti dia gagal dalam tugasnya.Pengabdian Lexso kepada Wanda bukan tanpa alasan. Hal itu di dasari karena Wanda lah yang sudah membesarkan dirinya di saat begitu banyak orang yang mengabaikan dirinya kala itu, jauh sebelum dia menjadi salah satu yang terkuat seperti saat ini."Aku tidak tahu alasan Penasehat Wanda ingin aku menjaga pemuda itu, hingga mencapai puncak Gunung Tanpa Batas." Gumam Lexso sembari terus berjalan turun dari puncak Gunung Tanpa Batas.Dia dapat dengan cepat menemukan letak keberadaan dari pemuda yang di maksud oleh Penasehatnya Wanda."Apa yang sebenarnya di pikirkan oleh Penasehat Wanda dengan mengirim diriku untuk menjaga pemuda lemah seperti dia." Kata Lexso sembari mengamati pertarungan seorang pemuda yang di hadapkan dengan tiga siluman serigala.Lexso memilih ini mengamati pertarungan itu, dia jelas tidak i
Menghadapai dua siluman Kalajengking membuat Abinawa sedikit bernafas lega. Dia merasa memiliki peluang untuk menang, sekalipun lawannya menggunakan formasi bertarung."Jika cuma dua orang, ini bukan masalah besar." Abinawa menyuntikan tenaga dalam untuk melakukan perubahan energi pada pedangnya.Dua siluman yang menjadi lawan Abinawa tersenyum mengejek, mereka merasa tugasnya cukup mudah hanya untuk meringkus Abinawa. Di tambah lagi, mereka jelas masih memiliki senjata pamungkas yang belum di keluarkan sejak awal pertarungan."Simpan senyum jelekmu itu manusia, karena sekuat apapun dirimu, kau tidak akan pernah menang berhadapan dengan kami kaum siluman." Salah seorang dari siluman itu berteriak dengan keras dan lantang."Silahkan berteriak dengan sekuat yang kau bisa, karena kali ini aku akan melumpuhkan kalian berdua." "Dewa Bermain Pedang" Tebasan pedang yang di ikuti dengan tenaga dalam langsung membuka pertarungan. Kecepatan ayunan pedang yang di kombinasikan dengan pukulan, s
Lexso tampak tidak mengalaminya kendala yang berarti saat menghadapi gempuran serangan dari tiga siluman kalajengking itu."Menggunakan formasi? Kaliam tetap tidak akan menang menghadapiku, seharusnya kalian menyadari keterbatasan kekuatan kalian, bukan malah memaksa diri dengan resiko kematian yang besar seperti ini.""Cengkraman Sukma Elang"Lexso bergerak dengan sangat cepat yang memang menjadi ciri khas utama dari ras elang. Dia bukan hanya bergerak dengan cepat, tetapi setiap berpindah tempat, satu cakaran dan cengkraman mengenai tubuh ketiga lawannya.Tiga siluman kalajengking itu bukan tidak berusaha untuk membuat serangan balik dan memberikan perlawanan, akan tetapi perbedaan kekuatan jelas menjadi kendala utama."Aku sudah memberikan kesempatan, tapi kalian menyia-nyiakannya." Lexso benar-benar menjelma menjadi momok yang menakutkan untuk tiga lawannya itu. Dia bahkan tidak memberikan kesempatan bagi lawannya untuk membuat serangan balik.Tidak membutuhkan waktu terlalu lama
Gebrakkk!!!"Bodoh, tidak becus menangkap satu anak manusia saja kalian tidak sanggup. Ras Kalajengking sepertinya sudah kehilangan kedudukannya di Kota Siluman ini." Bentak Asgar kepada tiga siluman kalajengking di hadapannya.Tiga siluman kalajengking itu hanya diam, apalagi setelah melihat kening Asgar sudah mengeluarkan urat yang menandakan dia benar-benar tersulut emosi."Panglima, jika melihat dari jasad anggotaku itu, maka dapat dipastikan jika pemuda itu memiliki kemampuan yang cukup tinggi. Dan, satu hal yang terpenting, dia tidak sendirian." Amon, salah satu tetua kehormatan dari Ras Kalajengking memberanikan diri untuk berbicara."Bagaimana kau bisa yakin jika dia tidak sendirian?"Amon menarik nafas panjang, lantas menjelaskan jika dia menebak hal itu dari bekas pertarungan tempat di mana dia menemukan lima anggotanya tewas. "Tempat bekas pertarungan yang berjarak cukup jauh, masuk akal." Asgar memegang dagunya, keningnya terlihat kembali berkerut.Kegagalan dari lima sil
"Akhirnya kau tiba juga nak." Seorang pria berambut putih menyambut dirinya.Abinawa memperhatikan sosok itu cukup lama, hingga membuat dia tertegun. Selain aura penuh wibawa, Abinawa juga merasa heran bagaimana manusia biasa hidup di tengah Kota Siluman. Di mana setahu dirinya, kaum siluman menganggap manusia sebagai kaum rendahan."Tuan, kau manusia? Sama denganku. Tapi, bagaimana bisa kau hidup di tengah siluman yang membenci manusia?" Abinawa memberanikan diri untuk bertanya.Pria itu tersenyum tipis, dia menyadari jika dirinya yang berada di posisi Abinawa, maka dia juga akan mengajukannya pertanyaan yang sama.Pria itu adalah Wanda, seorang penasehat di kaum siluman. Wanda sendiri adalah sosok yang di takuti dan begitu di segani di Kota Siluman ataupun kaum siluman. Bahkan, rumor yang beredar jika Wanda memiliki kemampuan di atas Asta yang merupakan ketua kaum siluman.Bangunan yang di masuki oleh Abinawa sendiri adalah milik Wanda yang sudah menjadi kediamannya sejak lama."Kau
Abinawa menjelaskan jika dirinya sedang mengikuti Sayembara Pendekar Muda. Dia tidak pernah menduga jika akan terlempar ke Gunung Tanpa Batas yang menjadi wilayah kekuasaan kaum Siluman.Mendengar penjelasan dari Abinawa, akhirnya membuat Wanda dapat menarik kesimpulannya jika Abinawa dan teman-temannya sudah di jebak dengan tujuan mereka mengalami luka yang serius, hingga menghambat perkembangan ilmu kanuragan di masa depan."Jadi maksud Tuan, ini semua sudah di rencanakan oleh seseorang untuk menjebak kami semua yang berasal dari generasi muda?" Tanya Abinawa untuk memastikan."Kurang lebih seperti itu." Jawab Wanda singkat."Singkatnya seperti ini, sayembara itu di adakan untuk melihat siapa saja jenius terbaik yang di miliki oleh dunia persilatan. Setelah terpilih beberapa orang, mereka akan di kirim ke tempat ini untuk di lenyapkan. Taktik yang sangat rapi.Kau yang di kirim ke Gunung Tanpa Batas sudah membuktikan jika kau adalah yang terbaik di antara yang lainnya, karena di pu