Home / Fantasi / Legenda: Nusantara / Bab 1.3: Simbol Kutukan Bagian 2

Share

Bab 1.3: Simbol Kutukan Bagian 2

Author: Rmdni
last update Last Updated: 2022-02-13 14:43:58

Orang itu lalu duduk di depan Tara yang dalam keadaan pingsan, Ia kemudian melihat tangan kiri Tara. "Apa yang terjadi dengan temanmu nak?" Tanya orang tersebut kepada Danan. Ketika Danan hendak menjawab orang tersebut menghentikannya. "Sebaiknya kau angkat dia lalu ikut denganku." Ucapnya memberi perintah pada Danan.

Danan pun lalu mengangkat Tara dan mengikuti kemana orang itu berjalan hingga sampailah mereka di depan sebuah Gua.

"Masuklah kalian berdua ke dalam Gua ini aku akan membuat penahan ghaib agar makhluk halus tidak masuk ke dalam gua ini." Kata Ki Brada Menyuruh Danan yang saat itu sedang menggendong Tara.

Danan lalu menyandarkan Tara di dinding gua tersebut sedangkan Orang itu berdiri dibibir gua menghadap keluar.

Orang tersebut lalu melakukan gerakan beberapa saat kemudian ia memukul tanah dengan tangannya. Setelah melakukan itu ia pun mendekati mereka berdua.

Ia lalu duduk dan memperkenalkan dirinya kepada Danan "Namaku Brada." ucapnya sambil menjulurkan tangan mengajak Danan bersalaman.

Dengan wajah terkejut Danan lalu menjawab "Bukankah kau salah satu Tabib legendaris saat ini?" Ucap Danan dengan wajah terkejut.

"Tidak aku tak sehebat yang orang katakan" Jawab Ki Brada.

"Sebenarnya tanda kutukan apa yang terdapat pada lengan kiri temanku ini?" Tanya Danan pada Ki Brada.

"Aku akan sedikit bercerita tentang Tanda ini." Jawab Ki Brada yang kemudian duduk di depan Danan.

"Tanda kutukan adalah sebuah tanda yang sengaja dibuat oleh para Dukun Tertinggi, Biasanya tanda ini digunakan untuk membangkitkan Jendral Kerajaan Iblis." Jelas Ki Brada kepada Danan.

"Apakah kita tidak bisa menghapusnya?" Tanya Danan.

"Tanda kutukan adalah hal yang mutlak nak tidak bisa di hapus hanya bisa di tahan supaya tidak ada unsur iblis yang kelak menguasai temanmu ini, apakah kau bersedia jika aku membuatkan ilmu penahan pada tanda kutukannya?" Jawab Ki Brada.

"Aku bersedia" Jawab Danan.

Ki Brada lalu menyuruh Danan berdiri "berdirilah engkau lalu peganglah temanmu ini supaya ia tidak mengamuk disini." Ucap Ki Brada yang kemudian duduk di samping kiri Tara. Setelah mengambil posisi mereka berdua pun melakukan tugasnya masing-masing yaitu Danan menahan Tara serta Ki Brada mengucapkan Ilmu Penahan kutukan.

"Abdi didieu bade nyegel ieu kakuatan kabeh kahurun nu cicing didieu bantuan abdi." Ucap Ki Brada yang kemudian menempelkan telunjuknya ke dekat tanda kutukan, Ia kemudian membuat bentuk segitiga mengelilingi Tanda itu. Apa yang dikatakan Ki Brada itu benar Tara meronta-ronta tanda kutukan itu mulai bereaksi seperti kejadian tadi.

Ketika Segitiga sudah berhasil di buat nampaknya tanda kutukan sudah tidak bereaksi seperti sebelumnya "Apakah sudah cukup?" Tanya Danan yang masih memegang Tara, Ki Brada lalu menjawab "Sudah silahkan lepaskan temanmu ini sudah aman sekarang." Jawab Ki Brada.

Danan lalu melepaskan Tara, Ki Brada lalu menyuruh Danan melihat keluar Gua "Nak coba lihat diluar sana" Ucap Ki Brada menyuruh Danan. Alangkah terkejutnya Danan ketika ia melihat dari balik penahan ternyata diluar sudah banyak makhluk halus berdiam di sekitaran Gua mulai dari Tuyul, Pocong, Kuntilanak sedang melihat ke arah Gua.

Danan lalu berbalik kembali ke arah Ki Brada sambil menanyakan apa yang terjadi "Sebenarnya apa yang terjadi Ki?" Tanya Danan pada Ki Brada. Pertanyaan tersebut hanya dibalas senyum lalu Ki Brada menjawab "Yang terjadi adalah tanda kutukan seperti milik temanmu adalah panggilan untuk mereka, mereka meyakini jika bisa menghisap darah pemilik tanda ini mereka akan di angkat menjadi jendral perang Kerajaan Siluman," Ia lalu berdiri "Andai saja aku tidak membentengi Gua ini mungkin temanmu sudah mati." Lanjut Ki Brada.

Danan lalu duduk kembali di hadapan Ki Brada dan bertanya tentang siapa Ki Brada ini sesungguh "Sebenarnya aki ini siapa?" Tanya Danan pada Ki Brada. Ki Brada hanya tertawa mendengar pertanyaan itu "Aku hanyalah orang biasa, aku mendapatakan tugas dari pemimpin kelompokku untuk membantu kalian" Jawab Ki Brada.

Ki Brada lalu berdiri dan berjalan ke arah bibir Gua "Penahan ini akan hancur sendirinya ketika matahari sudah terbit sempurna" Ucapnya sambil berbalik ke arah Danan.

Danan lalu hendak mendekati Ki Brada namun Ki Brada melarangnya "Sebaiknya kau jaga dia aku akan pergi sekarang karena ku yakin Indra A telah menungguku" Ucapnya yang kemudian pergi keluar.

Mendengar perkataan Ki Brada akhirnya Ia kembali duduk di dekat Tara sambil melihat senjata yang di berikan oleh Orang di kota tadi hingga akhirnya ia pun tertidur di samping Tara.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Legenda: Nusantara   Bab 2.1: Kerajaan Kelok

    Setelah bernegosiasi dengan Tian akhirnya kelompok Pandawa yang dipimpin oleh Tara pun memasuki kerajaan Kelok, dan Tian bergabung dengan kelompok Pandawa.Kerajaan kelok sendiri adalah kerajaan yang tentram damai di daratan Sumatra bagian barat, kerajaan ini masuk ke dalam wilayah divisi 1 prajurit Nusantara.Dahulu kerajaan ini di pimpin oleh raja yang sangat adil dan di cintai oleh rakyatnya, namun beberapa tahun belakangan diketahui bahwa kerajaan Kelok di ambil alih oleh seorang siluman babi. Siluman babi tersebut memerintahkan kepada rakyat kerajaan kelok untuk memberinya persembahan seorang perawan setiap bulan purnama, siluman babi juga sangat gila harta yaitu setiap minggunya ia menagih Golden Nusantara kepada seluruh warga. Apabila warga menolak maka anak buahnya tak segan-segan membunuh warga itu.Gerbang Kerajaan KelokPandawa berdiri di gerbang kerajaan kelok, mereka menatap ke arah kerajaan yang begitu ramai oleh para pedagang seperti pada kerajaan umumnya.Tiba-tiba seo

  • Legenda: Nusantara   Bab 1.20: Secarik kisah masa lalu 1

    Sunda wall, adalah sebutan untuk pemisah antara Nusantara Barat-Tengah dan Nusantara Timur.Konon kabarnya Sunda wall terbentuk setelah terjadinya bencana dahsyat beberapa ratus silam dimana 5 Gunung Api Nusantara meletus secara bersamaan.Hasil dari letusan itu selain membuat the great sunda island berpisah, letusan itu juga menyebabkan munculnya tembok raksasa setinggi 2 km meter dari permukaan laut dengan lebar 100km, dan membentang dari ujung daratan parahyangan sampai ujung utara borneo.Namun samudra selatan tidak terdapat tembok tersebut karena konon kabarnya para siluman berhasil melawan alam. Selain itu samudra selatan sangat terlarang untuk di masuki siapapun karena cuaca dan siluman di sana amatlah ganas.Selain itu di samudra selatan terdapat sebuah kerajaan ghaib yang dulu pernah bangkit menagih janji kepada Raja kerajaan sunda kuno, Raja Galang dinata. Raja Galang dahulu kala pernah membuat perjanjian dengan kerajaan selatan, yang mana isi perjanjian itu salah satunya, "

  • Legenda: Nusantara   Bab 1.19: Tian sang Pemburu Siluman

    Pandawa akhirnya tiba di kerajaan Kelok, namun sebelum memasuki gerbang kerajaan kelok, Raka meminta mereka berhenti."Baiklah di depan sana gerbang kerajaan sudah terlihat." Kata Raka pada pandawa. "Raka memangnya apa yang hendak kau lakukan?" Tanya Tara dengan mata menatap Raka. "Ini adalah perpisahan kita, ku harap kita bertemu lagi di lain waktu, ingatlah Tara jagalah bulu perindu itu untukku, dan kau Danan," Raka menunjuk ke arah wajah Danan, "Jagalah adikku yang bodoh ini!" Lanjut Raka dengan nada tegas.Mereka akhirnya berpisah di sana, Raka memilih berjalanan ke arah timur sedangkan pandawa akan berjalan ke arah utara (menuju gerbang kerajaan kelok).Pandawa terus berjalan hingga mereka melihat sebuah kuil yang sudah hancur sebelum tiba di gerbang kerajaan. Di reruntuhan kuil tersebut duduk seorang yang sedang bersandar ke bekas reruntuhan kuil itu.Pria itu melemparkan beberapa batu kecil keatas lalu ia menangkapnya kembali, "Sekelompok manusia yang akan mati sia-sia datang k

  • Legenda: Nusantara   Bab 1.18: Pandawa

    Beberapa saat kemudian Raka kembali bersama seorang pria yang berusia sekitar 60tahunan.Pria itu berpakaian hitam, memakai ikat kepala hitam, ditangan kanannya ia memegang tongkat untuk membantunya berjalan.Raka lalu memperkenalkan pria itu, "Perkenalkan ini adalah Ki empu Hizar, seorang pembuat pusaka terkenal pada masanya." Kata Raka kepada kelompok Tara.Tara adalah orang pertama yang mengajak empu Hizar bersalaman, ia menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan empu Hizar, "Namaku Tara." Kata Tara sambil tersenyum kepada beliau. Beliau lalu membalas senyuman Tara itu, "Kau," Kata empu Hizar dengan tatapan serius kearah Tara yang kemudian berdiam sejenak, "Kau adalah orang dalam ramalan itu!" Lanjutnya.Raka lalu melepaskan salaman Tara dan empu Hizar, "Sudah-sudah. Sekarang kau Danan perkenalkan dirimu kepadanya." Kata Raka sambil menyuruh Danan untuk bersalaman dengan empu Hizar. Tara lalu berjalan ke arah Raka dan berkeliling untuk melihat pusaka, senjata di toko itu.Danan l

  • Legenda: Nusantara   Bab 1.17: Ken si pembuat Pusaka

    Mereka diajak untuk duduk kembali di salah satu sudut rumah makan, "Duduklah kalian disini. Dan tunggulah kepala penjaga kota datang menemui kalian." Kata penjaga yang mengajak mereka duduk.Selang beberapa saat kemudian datanglah seorang pria dengan warna rambut putih, berpakaian rapih seperti seorang bangsawan. Orang itu duduk di hadapan mereka bertiga, seorang prajurit lalu menaruh buku di atas meja tersebut, kemudian prajurit itu pula yang membukanya."Baiklah apakah sudah?" Tanya orang itu. Lalu si prajurit menjawab, "Sudah Jendral!" Kata prajurit dengan nada Tegas. Orang itu lalu menatap kearah depan (Ke arah Tara, Danan, dan Astra.), "Baiklah perkenalkan namaku Mattheus de Haan. Jendral ke-19 Petir. Aku bertugas di distrik kota perampok Barat." Kata orang itu memperkenalkan dirinya."Jadi apa maksud dan tujuan kalian kesini? Apa kalian hanya bermaksud untuk melakukan pembunuhan pria diluar?" Jendral Haan bertanya kepada kelompok Tara. Mendengar pertanyaan itu membuat Astra kage

  • Legenda: Nusantara   Bab 1.16: Kota Perampok

    Kota perampok adalah sebuah kota yang dimana tidak tersentuh hukum Nusantara. Namun hal itu bukan serta-merta membuat kota ini bebas, tetap saja ada aturan yang berlaku disini.Kota perampok dikuasai oleh para perampok ternama atau Naga Nusantara. Sebuah kelompok perampok besar di Nusantara, sejauh ini hanya ada 5 orang yang menjadi Naga Nusantara.Kota perampok yang hendak di masuki oleh kelompok Tara ialah kota Lok, sebuah kota perampok yang dikuasai oleh kelompok Petir.Di kota ini banyak sekali hukum yang berlaku, baik itu tertulis maupun tidak tertulis.Di kota ini juga terdapat banyak bar, restoran, dan tempat para perampok merekrut anggota barunya.Salah satu aturan yang tertulis di kota perampok lok ialah; Barangsiapa yang melakukan pemubunuhan disini akan di hukum mati dengan cara yang sadis. Sebelum mereka dan Raka berpisah, Raka memberitahukan kepada Danan untuk tidak langsung masuk ke kota itu."Hey aku melihat cahaya dibukit itu." Kata Tara sambil menuju sebuah bukit."T

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status