Beranda / Fantasi / Legenda Pendekar Biru / Bab 275 Tamu Tak Diundang Bagian 4

Share

Bab 275 Tamu Tak Diundang Bagian 4

Penulis: Pujangga
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-13 19:00:14

Bab 275 Tamu Tak Diundang Bagian 4

Terlepas dari perjalanan Arga menuju Semesta Madyapada, di kediaman Warta kini sedang terjadi kegaduhan besar.

Hampir semua penduduk desa berdesak-desakan pada pintu gerbang ingin melihat sosok Raja Laksa Sharma.

Mereka tidak menyangka, penguasa agung kerajaan Suralaksa bisa berkunjung ke sebuah desa kecil demi hanya ingin menemui Lintang.

Seluruh pelayan, pendekar penjaga termasuk Saudagar Weda dan Kianti Darma masih mematung tidak mengerti.

Tubuh mereka bergetar tak kuasa menahan keterkejutan, bahkan tidak bisa membedakan antara mimpi dan ilusi. Menganggap semua ini hanya hayalan semata.

Namun ketika Linguy mulai menjelaskan bahwa semua itu adalah nyata, Saudagar Weda dan Kianti Darma semakin dibuat terperangah olehnya.

“Si-si—silahkan masuk baginda, Mohon maaf ka-ka—kami tadi terlalu terkejut,” Saudagar Weda terbata.

Dia berusaha menegarkan diri agar mampu menerima kenyataan, karena kedatangan seorang raja besar ke kediamannya tentu dengan membawa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 351 Bantuan tak terduga

    Brussssssh!Api hitam berhasil dibelokan membuat Lintang selamat dalam sesaat. Tetapi naas, ratusan tikus yang lain telah berdatangan melayangkan cakaran mereka.“Sthira!” seru Lintang tidak bisa lagi menghindar.Tranggg! Trang! Traaarararang! BUMMMM!Ratusan cakar tajam bersarang di tubuh Lintang, menciptakan ledakan energi yang sangat besar.Meski terlihat biasa, tetapi cakaran para tikus tersebut ternyata mengandung energi kegelapan. Membawa hawa panas yang teramat sangat sampai mampu mengikis daratan.Bruuuuuus!Tanah dan batuan berhamburan, menciptakan lubang kawah sedalam puluhan meter.Beruntung Lintang sempat membuka kekuatan sthira sehingga tubuhnya tidak mendapatkan luka yang berarti.Karena jika tidak, maka tubuh pemuda itu pasti akan hancur menjadi serpihan daging tercabik oleh gelombang energi kegelapan.“Sihir dewa, teknik tubuh bayangan!”Wush! Wush! Wush!20 pemuda bertubuh biru tiba-tiba berlesatan dari balik asap ledakan, membuat para tikus heran hingga langsung meny

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 350 Sihir Citrafata

    Bab 350 Sihir CitrafataWush!Lintang melesat menyerupai bayangan menuju lembah pemecah tengkorak.Bersamaan dengan itu, Lintang juga tidak pernah melepaskan kewaspadaannya.“Kusha, apa kau bisa mendengarku?” ucap Lintang berusaha menghubungi Kusha untuk menanyakan sesuatu.“Ada apa Lintang?” jawab Kusha yang ternyata masih menemaninya.“Apa kau bisa menunjukan di mana letak kedua dewa yang mengikuti kita?” tanya Lintang.“Tentu saja, mereka berada tepat di atasmu. Namun jaraknya cukup jauh, kau tidak akan bisa merasakannya,” jelas Kusha.“Teknik apa yang mereka gunakan Kusha? Mengapa aku tidak bisa mendeteksinya?” tanya Lintang.Dia berbincang sembari terus melesat menuju lembah pemecah tengkorak.“Sejenis sihir penghalang bernama Citrafata. Biasanya hanya dimiliki oleh teliksandi tingkat tinggi sebuah organisasi besar. Namun keberadaan teliksandi setingkat itu sangatlah langka, Lintang. Kau harus tetap berhati-hati dengan mereka,” ungkap Kusha.“Citrafata, begitu rupanya. Pantas saj

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 349 Dua Kesadaran Sumbit

    Bab 349 Dua Kesadaran Sumbit“Tuan, berhati-hatilah! Aku merasakan terdapat banyak monster di sini,” ungkap Sumbit memperingatkan Lintang.“Aku tahu Sumbit, terimakasih,” ujar Lintang mulai waspada.Tetapi dia cukup senang dengan Sumbit karena meski kadang menjengkelkan, seruling lusuh itu sangat setia.“Hahaha, aku bisa mendengarmu bocah. Kau jangan salah menilai karena kesetiaanku tidak gratis,” Sumbit tiba-tiba tertawa dengan gaya bahasa yang berbeda.“Sial! Kau lagi, diamlah cerewet!” Lintang menggeleng.Sumbit memang pusaka yang unik, dia seperti dua mahluk dalam satu tubuh.Hampir sama dengan Lintang dan Kusha. Namun bedanya sumbit memiliki sisi baik dan jahat.Satu sisi dia sangat lembut dan perhatian, Tetapi saat jiwa jahatnya bangkit, Sumbit akan menjelma menjadi mahluk cerewet dan arogan. Bahkan dia tidak segan membunuh siapa pun yang tidak dihendakinya.“Setelah berhasil mengambil inti api hitam, kau harus memberiku makan dengan kebencian bocah. Jangan lupakan itu!” ucap Su

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 348 Kebingungan Asgar

    Di tempat Madu Lanang, Asgar terus memanggil nama Lintang. Dia bahkan menggila menyerang para pasukan iblis yang berdatangan ke sana.Jiwa Asgar saat itu benar-benar telah kosong akibat diliputi rasa bersalah.Air matanya bercucuran merasa menyesal terhadap apa yang dilakukannya.Beruntung Limo mampu menyadarkan ular tersebut, membuat Asgar kembali tenang seperti sedia kala.Namun rasa bersalahnya tetap saja tidak hilang, sehingga raut wajah Asgar berubah muram.Sementara para pilar iblis bertambah semakin curiga akibat serangan yang Asgar lakukan.Mereka lagi-lagi menuduh kelompok Madu Lanang sebagai pelaku pencurian harta kaisar.Saat itu hampir saja terjadi pertempuran membuat Madu Lanang terpaksa harus menunjukan seluruh kekuatannya.Dia berubah menjadi serigala api berekor tujuh untuk menekan para pilar agar tidak menyerang Asgar.“Tidak ada sedikit pun rasa takut pada diriku terhadap kalian. Jika memang ingin bertarung, maka majulah sialan! Namun ingat, menyerang kami sama saja

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 347 Pertemuan 4 Sekawan

    Ukhuk! Ukhuk!Lintang terus memuntahkan darah segar akibat terkena hantaman ekor Asgar.Beruntung saat serangan itu hampir meledak, Kusha datang memindahkan tubuh mereka ke suatu tempat.“Telat sedikit saja, kau tidak akan bisa lagi menikmati mentari pagi,” Kusha menggeleng menyesalkan tindakan Lintang. “Tidak kusangka, kesatria sepertimu ternyata masih bisa bertindak bodoh,” umpat Kusha.“Itu salahku, maaf,” Lintang menghela napas panjang, kemudian menotok beberapa titik sarafnya untuk menghentikan pendarahan pada organ dalam.Tap! Tap! Tap! Satu demi satu titik saraf dibekukan, selanjutnya Lintang mengeluarkan api putih, menyerap semua racun dari serangan Asgar, membuat organ dalam yang sempat hancur bisa kembali beregenerasi.Ukhuk! Ukhuk!Dua gumpal darah hitam Lintang muntahkan secara bersamaan pertanda racun di dalam tubuhnya telah benar-benar bersih.“Hap! Wush!”Dia membentuk segel tangan, mengalirkan energi regenerasi secara merata sampai semua organ dan sel tubuhnya kembali

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 346 Pengejaran

    Kemudian memberikan setetes darahnya kepada Madu Lanang sebagai petunjuk. Dan benar saja, dalam waktu singkat Madu Lanang bisa melihat ke mana jalur pelarian Lintang.“Arah selatan! Baiklah! Aku akan mengejarnya baginda,” ungkap Madu Lanang cepat.“Terimakasih tuan Lanang, bantuan anda akan sangat berarti bagiku,” Kaisar Kharama berbinar senang.“Ayo ular tengik! Kita pergi!” seru Madu Lanang.“Apa? Dasar berengsek! Beraninya kau mengataiku seperti itu sialan!” maki Asgar.Sedari tadi dia hanya diam karena masih marah kepada Madu Lanang akibat tempo hari sempat dibekapnya.Tetapi mendengar dirinya di katai ular tengik, Asgar tentu tidak bisa tinggal diam.Sedangkan Limo tidak bereaksi karena merasa masalah ini bukan urusannya. Namun mendapati Madu Lanang ikut campur, maka Limo pun terpaksa harus membantunya.“Kwi, Kwiii,” maki Limo kepada Asgar.Dia mengatakan “Kau jangan berisik Asgar, kita sebaiknya segera pergi sebelum pencuri itu semakin menjauh!”“Kau sama saja Limo. Menyebalkan,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status