Share

Bab 609

Penulis: Pujangga
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-01 19:58:11

Di kediaman Shanti Kinasih, Bawana menceritakan semua hal mengenai kekacauan yang terjadi pada Benua Warna, membuat Lintang terkejut bukan kepalang.

Termasuk alasan mengapa dia membawa banyak penduduk bersamanya.

Mayang, Jinggo, dan Limo juga turut bercerita, membantu meyakinkan bahwa Benua Warna saat ini sedang akan mengalami kehancuran.

Sementara Putri Purbararang tidak ada di sana, dia masih berada di ruangan lain menemani Shanti Kinasih yang tengah bersedih.

Hal itu cukup membuat Lintang tenang, karena jika putri Purbararang tahu akan kenyataaan Benuanya, maka sudah pasti dia akan langsung melesat pulang menuju Nagari Sakuta.

Dan tindakan tersebut tentu merupakan hal bodoh karena pasukan musuh akan langsung memburunya.

Sehingga untuk sementara, Lintang meminta Bawana atau siapa pun yang ada di sana untuk merahasiakan informasi itu agar putri Purbararang tidak melakukan tindakan nekad.

Setidaknya sampai kondisi Shanti Kinasih pulih dari keterpurukan. Baru setelah itu, Lintang akan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 647

    “Di-dinda mengerti, ka-kanda! Ah! Lebih cepat! Emmm, ti-tidak, aaah. Cepat kanda, ah!” Anantari meracau tidak karuan, membuat Lintang semakin bersemangat.Energi Lintang dan Anantari bercampur menjadi satu, membentuk pusaran raksasa di atas langit dunia tempat mereka bertarung.Semakin lama, pusaran tersebut terus membesar seiring jeritan lirih Anantari yang semakin intens terdengar.Sempai ketika tiba pada puncak pertarungan, pusaran energi raksasa tadi seketika menjelma menjadi ledakan, membuat dunia tempat mereka bertarung mengalami kehancuran.Sementara Lintang dan Anantari berteriak secara bersamaan, tongkat pusaka Lintang menghujam sangat dalam, membuat Anantari melengking terkejang-kejang.Kemudian baik tebing mau pun tongkat pusaka, keduanya sama-sama berkedut berlumuran cairan.Anantari memeluk tubuh Lintang sangat erat, sampai terdengar keretak tulang dibeberapa tempat.Sedangkan Lintang meremas kedua gunung indah dengan sangat kencang, hingga Anantari terpaksa harus menggig

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 646

    “Si-sial! Me-mengapa ja-jadi begini,” hati Lintang bergumam tidak percaya, sementara jantungnya berdebar tidak karuan.Sedangkan mata Anantari masih terlihat dingin, menatap Lintang lurus tanpa ekspresi.Sampai tiba-tiba, Lintang merasakan ujung tongkatnya seperti sedang di arahkan pada sebuah permukaan lubang yang entah apa, yang jelas permukaan lubang itu terasa nyaman dan hangat.Mata Lintang langsung melebar kala perlahan ujung tongkat pusakanya mulai menyentuh permukaan basah.Hingga, “Tu-tunggu Tari, Apa yang ... heug! Aaaaaaah!”Anantari dan Lintang berteriak bersamaan.Anantari menekan tubuhnya keras ke bawah, membuat tongkat pusaka milik Lintang seketika amblas seperti sedang dijepit oleh dua tebing sempit yang amat kuat.Air suci hangat dari dasar tebing seketika mengalir membasahi pusaka Lintang, membuat Lintang mengerang mengeraskan rahangnnya.Sementara Anantari sendiri menggigit bibir bagian bawah miliknya seakan sedang menahan sesuatu yang sulit diungkapkan.Uhf!Terden

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 645

    Cetar!Anantari kembali mengayunkan cambuknya, membuat Lintang langsung terdiam tidak berani berkata-kata.“Salah paham kata kanda? Apa tadi yang aku lihat juga salah paham, hah?” bentak Anantari semakin kesal.Cetar!Lantai pasir putih yang mereka pijak kembali berguncang mengalami banyak rekahan.“I-itu ...,” wajah Lintang memucat lemas merasa bersalah.Sementara Anantari menatapnya lekat penuh amarah.Sesaat suasana menjadi hening karena Lintang tidak berani lagi mengelak.Namun beberapa tarikan napas kemudian, Anantari tiba-tiba menangis lirih berderai air mata.Melihat itu, hati Lintang pun serasa hancur tidak berdaya, ingin sekali dia memeluk Anantari dan menangis bersamanya. Namun tali energi yang mengikat tangan dan kakinya tidak membiarkan Lintang bisa ke mana-mana.Siapa yang tidak sedih dan terharu kala bertemu kembali dengan kekasih yang sudah lama terpisah. Terlebih perpisahan itu disebabkan oleh kematian.Sejak awal, Lintang sangat merindukan Anantari, bahkan di setiap k

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 644

    Tidak ada yang berani bergerak kala mendapati wajah Anantari yang memerah penuh amarah.Bahkan Arga dan putri Arum pun memilih tidak ikut campur karena tidak mau terkena imbas dari petaka yang dibawa Lintang.Sementara wajah Balada, Limo, Mayang, dan Samhu langsung memucat layaknya mayat.Sedangkan Madu Lanang malah tersenyum simpul seperti sengaja ingin melihat Lintang dihajar oleh Anantari.Jinggo dan Raja Kancradaka memilih menunduk tidak berani menyaksikan yang akan terjadi.Termasuk Shanti Kinasih, dia hanya menggeleng tidak mampu berbuat apa-apa, karena dari yang dirinya lihat, Lintang seperti sangat mengenal gadis yang marah tersebut.Sementara tubuh Putri Purbararang bergetar ingin bertindak. Namun dia sadar, antara Lintang dan Anantari pasti memiliki hubungan khusus.Firasat itu telah dirinya rasakan sedari awal, sehingga saat Anantari muncul melilit tubuh Lintang. Sang Putri sekuat tenaga menahan diri agar tidak terlibat.Namun melihat Lintang seperti kesakitan oleh cambuk e

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 643

    “Putriku sepertinya tengah jatuh cinta. Namun pemuda yang dia sukai terlalu misterius. Sehinga aku sendiri tidak yakin entah bisa menyatukan mereka atau tidak,” ungkap Prabu Tapa Mukti berterus terang.“Apa yang kau maksud adalah Kusha?” tanya Rodo Walo mengerutkan kening.“Benar,” angguk Prabu Tapa Mukti.“Hahaha, bocah itu. Dia memang unik,” Rodo Walo tertawa.“Aku juga menyukainya. Bahkan jika dia mau menjadi menantuku, aku bisa menyerahkan semua kekuasaanku kepadanya. Tetapi seperti yang kau tahu, dia tidak menghendaki kekuasaan,” ungkap Prabu Tapa Mukti.“Kusha adalah mahluk asing yang datang dari luar dunia kita. Aku sangat mengenal kedua adiknya. Namun identitas pemuda itu seakan sengaja disembunyikan,” Rodo Walo juga turut mengungkap sesuatu mengenai Lintang.“Bagaimana menurutmu? Apa kira-kira putriku bisa bersanding dengannya?” tanya Prabu Tapa Mukti meminta pendapat.“Itu tergantung pada dirimu Prabu. Jika pun Kusha menerima putrimu, apa kira-kira kau rela Putri Purbararang

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 642

    Setelah mengetahui bahwa yang datang adalah keluarga dan sahabat Lintang, Prabu Tapa Mukti pun langsung membuat upacara penyambutan.Dia amat sangat terkejut ketika mendengar Arga memperkenalkan bahwa para pasukan yang bersamanya ternyata adalah kelompok pendekar pemburu kabut.Memang sudah lama sang Prabu ingin bertemu dengan mereka, akan tetapi kelompok pendekar pemburu kabut sangatlah tertutup hingga tidak bisa ditemukan.Awalnya Prabu Tapa Mukti mengira bahwa para pendekar itu adalah kelompok perompak gunung Kanukus karena mereka sangat dekat dengan Rodo Walo.Namun tidak disangka, antara Rodo Walo dan pemimpin Pendekar Pemburu Kabut tersebut ternyata memang memiliki hubungan spesial.Dan Prabu Tapa Mukti semakin terkejut tatkala mendengar bahwa pendekar lain yang berpakaian aneh yang bersama kakak dari Lintang ternyata adalah Ras Peri Kehidupan.Bangsa peri sakti yang selama ini dianggap punah akibat berurusan dengan Bangsa Pohaci.Tidak ada yang tidak tahu mengenai kesaktian ras

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status