Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Kekaisaran Qing terbagi menjadi empat bagian wilayah. Wilayah bagian Timur di kuasai oleh kerajaan Zhou, wilayah selatan kerajaan Senwu, wilayah barat kerajaan Shang, dan wilayah utara di kuasai oleh kerajaan Xinjiang.Di wilayah bagian selatan Kekaisaran Qing yang di kuasai oleh Kerajaan Senwu terdapat sebuah Kota bernama Kota Naga Langit.Di Kota Naga Langit itulah, berdiri sebuah klan yang bernama klan Liu.Dalam waktu semalam, klan Liu di hancurkan oleh orang-orang yang tidak di kenal identitasnya. Mereka merupakan organisasi bayaran yang sangat kejam dan beringas. Entah siapa dalang di balik kehancuran klan Liu, tindakan Mereka sangatlah keji dan brutal.Di dunia itu, kekerasan, pertikaian, pertumpahan darah, pertempuran, dan peperangan bukanlah suatu hal yang tabu. Meskipun begitu, penghancuran klan Liu benar-benar tidak bisa di maafkan.Di sebuah perbukitan daerah pegunungan, seorang tetua dari Klan Liu bernama Liu Cheng berlari sambil mencengkram dengan erat seorang bocah bern
Liu Shin terbatuk memuntahkan air yang masuk kedalam tubuhnya. Perlahan Dia mulai membuka mata dan sadarkan diri."Aku tidak mati," batin Liu Shin.Liu Shin tidak bisa menggerakkan bagian tubuhnya. Dia tetap terbaring kesakitan dan berusaha menenangkan dirinya.Liu Shin mengingat terakhir kali terbawa oleh arus sungai sebelum kepalanya terbentur sebuah batu besar dan bagian tubuhnya tertusuk sebuah benda tajam, "Dimana Aku sekarang? keberadaanku saat ini tidak masuk akal bagiku."Jika Liu Shin selamat, seharusnya Dia sekarang berada di pinggiran atau tidak jauh dari sungai. Tetapi, bola mata hitamnya yang melirik kesana kemari tidak menemukan keberadaan sungai sama sekali, "Apa ada Seseorang yang menyelamatkanku?" gumamnya.Liu Shin terbaring tidak berdaya karena lukanya yang amat parah. Dia sudah sedikit bisa menggerakkan tangannya tetapi masih tidak bisa membangunkan dirinya. Tulang-tulangnya seakan patah dan remuk, hanya sedikit bergerak saja Dia akan merasakan sakit yang amat sang
Seekor Beast merasakan aura keberadaan asing manusia. Beast itu merupakan seekor Harimau dengan kulit berwarna perak dan sedikit bercorak hitam.Liu Shin belum mengetahui Pemilik suara yang Dia dengar. Dia tidak mau mengambil resiko, suara itu terdengar menakutkan. Hanya ada satu kata di pikirannya bahwa Pemilik suara itu adalah Monster. Liu Shin kembali mulai meyakini perkataan Pemuda misterius yang Dia temui barusan, dan nasihatnya segera Dia lakukan.Bunyi raungan harimau berkulit warna perak semakin mendekat ke arah Liu Shin. Suara pepohonan yang berjatuhanpun terdengar semakin nyaring. Berbahaya ataupun tidak, Liu Shin berlari sekencang-kencangnya menjahui sumber suara raungan.Sesosok Beast mulai menampakkan dirinya, membuat Liu Shin ketakutan karena baru pertama kali baginya melihat makhluk berbentuk aneh dengan sorot mata yang tajam dan mengerikkan."Binatang apa itu?" gumam Liu Shin melihat Harimau tetapi kulitnya berwarna Perak bercorak hitam tidak jauh di belakangnya.Beast
"Tinju Beruang Hitam"BommmBommmBommmLiu Shin kembali melatih kekuatan tinjunya dengan menghantam bebatuan lainnya sampai hancur.Beberapa Kelinci yang sebelumnya berada di sekitar Liu Shin menghilang bagai di telan Bumi. Mereka menjadi bulan-bulanan sebagai ajang pelatihan bagi Liu Shin. Dia sesekali beradu pukulan dengan Kelinci dan mengejar Mereka untuk meningkatkan kecepatan berlarinya.Sekarang, seekor Kelinci bukanlah masalah bagi Liu Shin. Daging kelincipun bukan lagi khayalan dan seringkali Dia akan memakannya. Hanya saja, Dia masih memakannya mentah-mentah."Sial, beruang itu datang lagi," Liu Shin melihat beruang hitam yang masih saja berada tidak jauh di sekitar gua tempatnya berlindung. Dia mencoba untuk kembali masuk ke dalam gua.GoarrrrBeruang itu dengan kecepatan penuh melesat ke arah gua menutup jalan Liu Shin yang akan bergegas masuk kembali ke dalam gua.Beruang hitam itu menatap Liu Shin tampak senang berdiri di depan mulut gua. Dia selama ini di buat kesal ole
BommmmKadal raksasa mengibaskan ekornya ke tubuh Liu Shin ketika Harimau emas mencoba menerkamnya. Liu Shin terpental dan melayang di udara. Kadal raksasa itu tidak mau Liu Shin di mangsa oleh Harimau emas.Beruang hitam yang melihat Liu Shin melayang, menunggunya di tanah dengan gigi taringnya bersiap mencabik dan melahap Liu Shin.BommmmLiu Shin kembali terpental melayang di udara terkena sabetan ekor sebuah Beast Kalajengking raksasa saat tubuhnya hampir mengenai taring Beruang hitam. Kalajengking itu juga tidak mau Liu Shin di mangsa oleh Beruang hitam.Liu Shin menjadi bulan-bulanan puluhan Beast yang saling berebut memangsanya. Tubuhnya terpental, melayang, dan terombang-ambing kesana kemari."Monster-monster sialan," umpat Liu Shin saat tubuhnya melayang di udara terkena sabetan ekor Kalajengking raksasa.Seekor Kelelawar meraih pundak Liu Shin dengan cakarnya. Kelelawar itu akan membawa Liu Shin terbang menjauh.EakkkkSeekor elang berusaha menghalau Kelelawar untuk mendapat
Seperti seorang petapa di dalam air, Liu Shin terus berpikir bagaimana cara melepaskan diri dari beberapa Beast yang mengintai dan menunggunya."Aku hanya harus memperkuat diri untuk mengalahkan Mereka," gumam Liu Shin menatap beberapa Beast di balik pohon.Liu Shin mulai berlatih tinju dan kuda-kuda di dalam air seperti Para Pendekar yang pernah di lihat olehnya saat sedang berlatih di dalam Klannya. Beban berat di kaki, tangan, dan tubuhnya akibat sengatan petir tidak menghalanginya untuk terus berlatih.Perlahan namun pasti gerakan kaki, tangan, dan tubuh Liu Shin terlihat semakin lincah. Jika saja Dia bergerak di permukaan, pastilah akan semakin lincah dan bertenaga karena tanpa ada beban berat dari air yang mengandung sengatan petir."Aku akan coba menghadapi Mereka," Liu Shin mencoba memulai peruntungannya menghadapi Beast yang sudah lama menunggu dan mengintainya. Hari demi hari terus berganti, bulan demi bulan telah Liu Shin lalui. Kini Usianya sudah 10 tahun, tak terasa bagi
"Bukan hanya Pendekar biasa, Tuanku dulu merupakan Pendekar yang sangat kuat, di takuti lawan, dan di segani kawan," jawab Zhu Lao.Liu Shin mengangguk-anggukkan kepalanya sambil melihat-lihat apa yang ada di dalam Gubug itu. "Lalu ... kenapa Tuanmu bisa terkalahkan padahal memiliki ribuan Kitab hebat seperti ini sampai harus merelakan hidupnya?""Kalau bukan karena pengkhianatan tentu Tuanku tidak akan mengalami nasib seperti itu. Dan juga, Tuanku belum menguasai sepenuhnya lima Kitab yang menjadi rebutan," balas Zhu Lao, "Lima Kitab itulah yang menimbulkan pertempuran hebat yang membuat Tuanku celaka.""Tuan Lao saja terlihat sangat hebat, agung dan berwibawa, lantas sehebat apa seseorang yang menjadi Tuannya?" batin Liu Shin."Kenapa Kamu termenung?" tanya Zhu Lao melihat Liu Shin seperti sedang memikirkan sesuatu."Maaf Tuan Lao ... Aku hanya tidak habis pikir, pertempuran seperti apa yang membuat Pendekar hebat seperti Tuan dari Tuan Lao dapat terkalahkan?" jawab Liu Shin."Sebua