Share

Rekan bukan Tuan

Penulis: Alie-Afie
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-02 07:28:19

Sesaat setelah kepergian Liu Shin dan Zhu Lao, Dunia jiwa bergemuruh. Awan hitam menyelimuti segala penjuru Dunia jiwa itu, petir mulai turun menyambar apapun yang ada di Dunia itu. Dalam waktu yang singkat, Dunia itu luluh lantah dan hancur.

Tidak lama setelah itu, Dunia itu berubah menjadi sebuah bola hitam transparan kecil dan hancur berkeping-keping menjadi debu, hilang entah kemana. Segel formasi pemisah jiwa hanya bekerja setelah ada seseorang yang mampu masuk dan keluar dari sana.

Liu Shin dan Zhu Lao keluar dari dasar sungai tempat dimana Liu Shin dahulu masuk ke dalam Dunia jiwa tersebut. Zhu Lao berubah menjadi sesosok Serigala besar berwarna abu-abu kehitaman, bulunya halus dan tebal, matanya berwarna hitam pekat, perawakannya begitu anggun dan memukau, kewibawaannya tidak luntur meski Dia berubah ke wujud aslinya.

"Zhu Lao apa itu Kamu?" teriak Liu Shin melihat seekor Serigala keluar dari dasar sungai begitu anggun.

"Ya Tuan," jawab Zhu Lao dengan telepati jiwanya, "Tuan tidak perlu berteriak seperti itu, jika Tuan ingin, Kita bisa berbincang dengan telepati jiwa."

Mereka berdua kemudian pergi berjalan santai meninggalkan sungai.

Zhu Lao tampak begitu senang setelah sekian lama hanya berada di dalam Dunia jiwa. Dia berlarian kesana kemari di sekitar Liu Shin berjalan.

"Zhu Lao ... di balik ketampanan wajahmu, Kamu tampak begitu lucu dan menggemaskan." Liu Shin melihat Zhu Lou yang begitu ceria melompat, berlari kesana kemari.

Wusssshh

Zhu Lao yang di sebut lucu dan menggemaskan menghentikan aktivitasnya, angin di sekitarnya berhembus kencang memantul dengan kecepatan penuh menerpa apapun yang ada di sekitar Mereka.

Seketika keadaan di sekeliling Mereka seakan-akan seperti terhenti. Angin berhenti berhembus, pepohonan berhenti meliuk-liuk, dan sungai berhenti mengalir. Bulu-bulunya mengeras seperti jarum yang sangat tajam, bola mata hitamnya berubah menjadi merah, taringnya tajam mematikan, aura keagungan tetapi sangat mematikan keluar dari tubuh Zhu Lao, "Apa Aku terlihat lucu dan menggemaskan?"

Liu Shin menarik kembali kata-katanya, di hadapannya kini adalah sesosok Monster yang sangat mengerikkan.

"Ya, Kamu terlihat lucu dan menggemaskan." Liu Shin kembali berjalan acuh dengan kekesalan Zhu Lao, tidak menghiraukannya, dan malah berusaha membuatnya semakin kesal.

Zhu Lao mengerutkan keningnya, tidak ada seorangpun atau Beast lain yang berani menganggapnya lucu dan menggemaskan. Zhu Lao telah melalui banyak pertempuran dan peperangan dengan Tuannya dahulu, musuh yang tewas di tangannya tidak lagi terhitung jumlahnya. Bagaimana bisa Dia di anggap lucu dan menggemaskan. Para Beast spirit di dunia langit bahkan bertekuk lutut padanya, Sang Beast Serigala Agung.

"Tuan ... Tuan ... tunggu... apa Aku benar-benar lucu dan menggemaskan?" Zhu Lao mengejar Tuannya.

"Ya, Kau menggemaskan. dengar tidak? sangat menggemaskan sekali." Liu Shin tertawa geli dengan tingkah Zhu Lao.

"Bagaimana Aku begitu menggemaskan? bahkan para Beast yang membuat Tuan meringkuk ketakutan di dunia jiwa tidak ada apa-apanya dimataku." Zhu Lao berusaha menunjukkan kehebatannya.

"Apa yang kamu katakan? Mereka sekarang yang meringkuk, bersembunyi ketakutan jika melihatku." Liu Shin menyanggah perkataan Zhu Lao.

"Tapi Tuan tetap masih sangat lemah sekali." Zhu Lao berganti mulai meledek Liu Shin yang terlihat kesal.

"Lemah?" gumam Li Shin.

Duarrrrr

Liu Shin meninju ke udara kosong, sileut angin terbentuk dari tinjunya, puluhan pohon besar berjatuhan seketika "Apa Aku lembek?"

"Ya ... Tuan sangat lembek." Zhu Lao terkekeh berhasil membalas Tuannya.

Liu Shin dan Zhu Lao terus menerus saling meledek dan bercanda satu sama lain, Mereka berdua menjadi terlihat layaknya teman, bukan seperti Tuan dan hambanya.

"Zhu Lao, apa Kamu tidak mau berkelana mengarungi dunia ini?" tanya Liu Shin.

"Terserah Tuan, jika menyuruhku berkelana, maka Aku akan berkelana," balas Zhu Lao.

"Sudah Aku katakan Kamu bebas melakukan apapun yang Kamu mau, Aku tidak menganggap diriku Tuanmu, dan Aku menganggapmu sebagai rekan," ucap Liu Shin.

"Apa Tuan merasa terganggu dengan keberadaanku?" Zhu Lao mulai berpikir kenapa Liu Shin menyarankannya untuk berkelana.

"Bukan begitu maksudku, Jika Kamu pergi, itu bukan suatu masalah bagiku. Aku merasa tidak baik menjadi Tuan dari Makhluk berwibawa dan agung sepertimu," jawab Liu Shin.

"Tidak Tuan, Aku akan melangkah kemanapun Tuan melangkah, menapaki jalan kehidupan yang Tuan jalani, jika Tuan hidup Akupun akan hidup, jika Tuan mati Akupun akan mati, tidak akan Aku biarkan sesuatu yang sama terulang kembali." Zhu Lao mengingat kembali Tuannya dulu yang membodohinya dengan menyuruhnya masuk ke dunia jiwanya sedangkan dirinya mengorbankan nyawanya.

"Tidak perlu mengingat sesuatu hal yang sudah terjadi. Jika itu maumu, Aku tidak bisa berbuat apapun." Liu Shin menghibur Zhu Lao yanh mengingat kembali masalalu.

"Tapi, jujur saja Kamu memang sedikit mengganggu pikiranku." Liu Shin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ya, Aku tahu akan hal itu, Aku bisa masuk ke dalam cincin ruang dimensi." Zhu Lao mengetahui apa yang ada di pikiran Liu Shin, Dia juga tidak mau jauh dari Tuannya. Dia belum mengetahui dunia seperti apa yang Tuannya tinggali, dan akan di sisinya untuk menjaganya yang masih sangat lemah di mata Zhu Lao.

"Maaf, Aku hanya khawatir orang-orang akan ketakutan. Aku tidak tahu apa orang-orang di duniaku berjalan dengan Beast spirit sepertimu atau tidak, sejak kecil Aku hanya berada dalam wilayah Klan dan hanya sesekali di ajak ke pusat Kota," Liu Shin jujur dengan rasa khawatirnya.

"Kenapa orang-orang ketakutan? bukankah Aku sangat lucu dan menggemaskan? orang-orang akan senang dengan sesuatu yang lucu dan menggemaskan." Zhu Lao mengingatkan kembali Liu Shin yang tadi meledeknya, membuatnya kesal.

"Ya, Kamu sangat lucu." Liu Shin mengeluarkan lidahnya imut ke hadapan Zhu Lao.

"Apa Tuan bilang? Lucu?" Mereka kembali ribut dan bercanda satu sama lain.

Tidak terasa Mereka sudah berjalan cukup lama tetapi belum melihat satupun orang untuknya bertanya tentang keberadaan Mereka, "Zhu Lao, apa kamu bisa terbang dan melihat ke sekitar sini?"

"Apa Tuan sedang meledekku?" Zhu Lao mengeluarkan dua sayap yang sangat indah, mengibaskannya, membuat apapun yang ada di sekitar Mereka bertiup dan berhamburan. Dia seolah sedang memamerkan sayap indah dan hebatnya kepada Liu Shin.

Liu Shin tampak begitu kagum dengan Zhu Lao yang bisa mengeluarkan dua sayap yang terlihat begitu indah, "Lumayan juga."

Zhu Lao hanya bisa mengerutkan keningnya dengan kebohongan Tuannya yang melihatnya saja tampak begitu mengaguminya. Zhu Lao kemudian terbang ke atas untuk melihat situasi keberadaan Mereka.

"Tuan, Sepertinya ada seseorang yang sedang bertarung dengan Beast di depan sana, dan juga, sepanjang mataku memandang, tempat ini merupakan sebuah hutan yang sangat luas," Zhu Lao memberitahukan situasi di sekitar Mereka.

"Aku akan kesana." Liu Shin menuju ke tempat yang di maksud oleh Zhu Lao.

"Baiklah Tuan, Aku akan masuk ke dalam cincin ruang dimensi, Aku juga akan menekan auraku kembali." Zhu Lao masuk ke dalam cincin ruang dimensi Liu Shin.

"Aura? aura apa maksudmu?" tanya Liu Shin.

"Tidakkah Tuan merasa aneh, tidak ada makhluk apapun di sekitar Kita? hutan ini mungkin sangat mengerikkan bagi Tuan. Meskipun Aku belum mengetahui secara pasti, hutan ini tampaknya di penuhi oleh Beast spirit yang cukup kuat, mampu untuk melukai Tuan. Aku sempat mengedarkan auraku agar beberapa Beast spirit yang berada di dekat Kita menjauh," balas Zhu Lao.

Liu Shin menelan ludahnya, "Apa Aku masih sangat lemah menghadapi Beast spirit?" gumamnya.

"Jujur, beberapa Beast spirit di hutan ini memang memiliki tingkat kekuatan di atas Tuan, meskipun beberapa yang lain dapat dengan mudah Tuan kalahkan." ucap Zhu Lao.

Zhu Lao menekan kembali auranya agar beberapa Beast tidak kabur saat melawan seseorang yang Dia lihat.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kemenangan Liu Shin

    Dengan usaha keras, Liu Shin dan Surya kelana akhirnya bisa menapak di gunung brawijaya. Mereka langsung melesat mencari keberadaan Si Mata Merah. "Siapa kalian?" tanya Si Mata Merah melihat Liu Shin dan Surya kelana. Liu Shin tidak segera membalas Si Mata Merah. Dia melihat ke altar kuno dan tidak mendapati istrinya. Sementara Surya kelana bernafas lega karena adiknya masih hidup. "Dimana istriku?" tanya Liu Shin. "Jika istrimu tidak ada, dia berarti telah dibawa oleh dewa iblis ke alam dewa," balas Si Mata Merah. Liu Shin mengepalkan tangannya, amarahnya memuncak mengetahui istrinya dibawa ke alam dewa. Tanpa banyak berkata, Liu Shin dan Surya kelana mulai menyerang Si Mata Merah. Pertempuran berlangsung sangat sengit, hingga tidak lama Liu Shin berhasil menghabisi Si Mata Merah. Namun, iblis kuno yang telah menyerap beberapa wanita dengan tubuh spesial telah bangkit dengan separuh kekuatannya. Iblis kuno kemudian turun tangan karena terganggu dengan kedatangan Liu S

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kerajaan Kuno Selatan

    Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Informasi Dunia Jiwa

    Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kepiting Raksasa 2

    “Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kepiting Raksasa

    "Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Paviliun Informasi

    Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Klan Penyihir

    “Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Makam Kuno

    Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Latih Tanding

    “Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status