Home / Pendekar / Legenda Pendekar Pedang Liu Shin / Warisan Sang Legenda Langit

Share

Warisan Sang Legenda Langit

Author: Alie-Afie
last update Last Updated: 2022-08-30 04:39:28

"Bukan hanya Pendekar biasa, Tuanku dulu merupakan Pendekar yang sangat kuat, di takuti lawan, dan di segani kawan," jawab Zhu Lao.

Liu Shin mengangguk-anggukkan kepalanya sambil melihat-lihat apa yang ada di dalam Gubug itu. "Lalu ... kenapa Tuanmu bisa terkalahkan padahal memiliki ribuan Kitab hebat seperti ini sampai harus merelakan hidupnya?"

"Kalau bukan karena pengkhianatan tentu Tuanku tidak akan mengalami nasib seperti itu. Dan juga, Tuanku belum menguasai sepenuhnya lima Kitab yang menjadi rebutan," balas Zhu Lao, "Lima Kitab itulah yang menimbulkan pertempuran hebat yang membuat Tuanku celaka."

"Tuan Lao saja terlihat sangat hebat, agung dan berwibawa, lantas sehebat apa seseorang yang menjadi Tuannya?" batin Liu Shin.

"Kenapa Kamu termenung?" tanya Zhu Lao melihat Liu Shin seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Maaf Tuan Lao ... Aku hanya tidak habis pikir, pertempuran seperti apa yang membuat Pendekar hebat seperti Tuan dari Tuan Lao dapat terkalahkan?" jawab Liu Shin.

"Sebuah pengkhianatan saja tidak cukup, untuk menumbangkan Tuanku masih memerlukan ratusan ribu Pendekar Dunia langit yang sangat kuat dan ratusan ribu pasukan iblis," terang Zhu Lao.

"Apa? ratusan ribu? Pendekar Dunia langit? pasukan iblis? kekuatan sebesar apa itu?" Liu Shin menelan ludahnya mendengar penjelasan Zhu Lao.

"Tentu saja Tuanku sangat kuat dan hebat, Kamu belum mampu bahkan untuk hanya sekedar membayangkannya saja. Tuanku merupakan seorang Legenda di Dunia langit," ucap Zhu Lao.

"Kamu bisa mengambil semua Kitab-kitab ini dan apapun yang ada di sini."

"Maaf Tuan Lao, Aku tidak mau ... Aku tidak pantas mendapatkannya." Liu Shin menolak mengambil Kitab dan beberapa benda berharga milik seorang Legenda di Dunia langit.

Mengetahui Liu Shin menolak Kitab-kitab yang banyak di perebutkan, Zhu Lao berfikir bahwa Liu Shin bukanlah orang yang salah untuk mendapatkan warisan dari Tuannya yang dulu, Liu Shin juga bukanlah orang serakah dan berambisi "Tolong jangan panggil Aku Tuan, panggil saja Zhu Lao, apa Kamu mau menjadi Tuanku? Aku tidak lagi terikat dengan Tuanku yang dulu."

Tanpa menunggu jawaban dari Liu Shin, Zhu Lao memegang tangan Liu Shin, Dia kemudian menajamkan kukunya dan melukai jari telunjuk Liu Shin. Jari telunjuk Liu Shin yang mengeluarkan darah di arahkan dan tempelkan di keningnya.

Liu Shin tampak mematung membiarkan apa yang Zhu Lao lakukan, "I ... Ini ... Apa yang sedang Tuan Lao lakukan?"

"Maaf Tuan, Aku sudah memikirkannya dan Aku sangat ingin menjadi hambamu, maafkan atas kelancanganku"

Perdebatan sengitpun terjadi di antara keduanya. tindakan yang di lakukan Zhu Lao sangat tiba-tiba. Terlambat bagi Liu Shin untuk mencegah ikatan kontrak dengan Zhu Lao. Liu Shin hanya bisa menerimanya dan pasrah karena Zhu Lao terus menerus memaksa untuk menerimanya sebagai bawahannya.

"Baiklah kalau Tuan Lao terus memaksaku. Tapi tolong jangan panggil Aku Tuan, panggil saja Liu Shin." Liu Shin menghela nafas.

"Ta... Tapi Tuan, itu tidak pantas bagiku. Tuan sekarang adalah Tuanku."

"Tapi Aku sangat risih mendengarnya."

Zhu Lao mengerutkan kening mendengar larangan Liu Shin memanggilnya Tuan. Pasalnya sudah sewajarnya bagi Beast spirit seperti dirinya memanggil orang yang sudah terikat kontrak darah dengannya dengan sebutan Tuan, Diapun sudah memutuskan untuk menjadi bawahan Liu Shin.

"Benar-benar Tuan yang sangat luar biasa, tidak ada kesombongan di dalam dirinya, Aku tidak salah memilihnya sebagai Tuanku," batin Zhu Lao.

"Tuan sekarang adalah Tuanku, Aku sudah memikirkan hal itu dan Aku akan selalu setia bersamamu." ucap Zhu Lao.

Liu Shin kemudian mengambil semua yang ada di Gubug itu karena Zhu Lao terus menerus mendesaknya. Liu Shin menyimpannya di dalam cincin ruang dimensi yang juga berada di sana.

Keberadaan cincin ruang dimensi peninggalan Sang Legenda langit sangat langka di Dunia tempatnya berada, apalagi di Dunia tempat Liu Shin berasal. Cincin ruang dimensi itu sangat luas, berbeda dengan yang lain, dan memiliki sebuah keunikan tertentu yang belum Liu Shin ketahui.

Selain beberapa Kitab dan Cincin ruang dimensi, Liu Shin juga mendapatkan sebuah Pusaka peninggalan Sang Legenda langit.

"Tuan ... apa Kita akan keluar dari Dunia jiwa ini sekarang?" tanya Zhu Lao setelah Liu Shin di desak olehnya dan mengambil seluruh barang berharga di Gubug itu.

"Bagaimana cara Kita keluar dari sini?"

"Kita perlu menuju ke sebuah Altar ... tapi sebelum itu, apa tidak lebih baik Tuan mengumpulkan dan membawa sumber daya berharga yang mungkin hanya ada di Dunia ini?" saran Zhu Lao.

"Sumberdaya? sumberdaya apa itu?" tanya Liu Shin tidak mengetahui tentang sumberdaya yang di maksud oleh Zhu Lao.

"Bukankah selama ini Tuan memakannya dan menerima manfaat dari sebuah benda berharga tanpa Tuan sadari? herbal, racun, inti Binatang, kristal petir, dan yang lainnya,"

"Apa maksudmu Aku telah memakan racun dan lainnya, merasakan manfaat dari sesuatu yang pernah Aku alami? dan semua itu merupakan sumberdaya? selama ini Aku berada di situasi hidup dan mati, dan apa maksudmu Kamu melihat semua itu dan Kamu hanya menontonnya?" cecar Liu Shin.

Zhu Lao menelan ludahnya dan hanya mengangguk dengan ekspresi yang sangat kecut menyadari ucapannya.

Liu Shin kemudian mengumpulkan apapun yang ada di Dunia jiwa itu yang mungkin dapat berguna baginya di bantu oleh Zhu Lao sebelum menuju ke sebuah Altar untuk kembali ke Dunia tempat tinggal Liu Shin.

"Tuan ... Tuan perlu meneteskan darah ke sebuah lingkaran formasi yang berada di tengah Altar itu," ucap Zhu Lao setelah Mereka sampai di sebuah Altar.

Altar itu memiliki empat pilar dengan tulisan-tulisan kuno di dinding pilar. Di tengah-tengah ke empat pilar di sebuah lantai batu terdapat ukiran-ukiran aneh dan tulisan kuno membentuk sebuah lingkaran.

Liu Shin dan Zhu Lao kemudian berjalan ke tengah Altar.

"Apa disini?" tanya Liu Shin menunjuk ke lantai batu di tengah Altar.

"Ya Tuan ... itu tertulis dan tergambar di catatan yang Tuanku dahulu tinggalkan untukku," jawab Zhu Lao.

"Kekuatanku mungkin akan turun drastis setelah keluar dari Dunia jiwa ini karena efek dari segel terlarang pemisah Dunia jiwa," lanjut Zhu Lao, "Jadi, Tuan jangan kaget jika setelah keluar, Aku mungkin kembali dengan wujud seekor Beast."

"Baiklah, Aku akan meneteskan darahku disini" ucap Liu Shin.

Liu Shin kemudian meneteskan darahnya di tengah lingkaran formasi lantai batu altar tersebut sesuai arahan dari Zhu Lao.

Darah Liu Shin bergerak sesuai dengan ukiran dan tulisan yang tertulis di lingkaran formasi di lantai batu tersebut. Hanya darah dari seseorang yang berhasil masuk ke Dunia jiwa itulah yang dapat di gunakan kembali untuk keluar.

Lingkaran itu kemudian mulai aktif dan bercahaya terang, Liu Shin dan Zhu Lao terserap masuk ke dalam formasi lingkaran itu. Mereka keluar dari dasar sungai di bawah air terjun tempat dimana Liu Shin dahulu tanpa sengaja terserap masuk ke dalam Dunia jiwa tersebut.

"Zhu Lao apa itu Kau?" teriak Liu Shin melihat seekor Serigala keluar dari dasar sungai begitu anggun.

"Ya Tuan," jawab Zhu Lao dengan telepati jiwanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sumarni Atjo
kenapa Liu Shin tidak tinggal saja dulu untuk berkultifasi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kemenangan Liu Shin

    Dengan usaha keras, Liu Shin dan Surya kelana akhirnya bisa menapak di gunung brawijaya. Mereka langsung melesat mencari keberadaan Si Mata Merah. "Siapa kalian?" tanya Si Mata Merah melihat Liu Shin dan Surya kelana. Liu Shin tidak segera membalas Si Mata Merah. Dia melihat ke altar kuno dan tidak mendapati istrinya. Sementara Surya kelana bernafas lega karena adiknya masih hidup. "Dimana istriku?" tanya Liu Shin. "Jika istrimu tidak ada, dia berarti telah dibawa oleh dewa iblis ke alam dewa," balas Si Mata Merah. Liu Shin mengepalkan tangannya, amarahnya memuncak mengetahui istrinya dibawa ke alam dewa. Tanpa banyak berkata, Liu Shin dan Surya kelana mulai menyerang Si Mata Merah. Pertempuran berlangsung sangat sengit, hingga tidak lama Liu Shin berhasil menghabisi Si Mata Merah. Namun, iblis kuno yang telah menyerap beberapa wanita dengan tubuh spesial telah bangkit dengan separuh kekuatannya. Iblis kuno kemudian turun tangan karena terganggu dengan kedatangan Liu S

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kerajaan Kuno Selatan

    Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Informasi Dunia Jiwa

    Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kepiting Raksasa 2

    “Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kepiting Raksasa

    "Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Paviliun Informasi

    Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Klan Penyihir

    “Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Makam Kuno

    Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Latih Tanding

    “Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status