Beranda / Fantasi / Legenda Tongkat Semesta / Bab 198 Pendekar Penyelamat Aneh

Share

Bab 198 Pendekar Penyelamat Aneh

Penulis: Pujangga
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-02 19:49:26

Aki Begawan dan Nyi Turi kembali membuka mata saat mendengar ledakan besar yang terjadi tepat di dekat mereka.

Saat itu pula mata mereka terbelalak kaget mendapati seorang pendekar muda bercaping bambu tengah berdiri gagah di hadapannya.

Seluruh tubuh pendekar tersebut dilapisi oleh energi aneh berwarna jingga, satu telapak tangannya terangkat ke atas mengeluarkan energi dahsyat yang segera membentuk sebuah kubah.

Ternyata kubah itulah yang telah melindungi mereka dari efek ledakan besar tersebut, sebuah segel pertahanan kuat yang memiliki bentuk indah dengan warna keemasan.

Di pinggang bagian belakang pendekar itu terselip tongkat kayu lusuh yang entah apa kegunaannya.

Merasakan energi kuat pendekar bercaping, membuat Aki Begawan dan Nyi Turi beranggapan Lintang bukanlah seorang manusia.

Dimana tidak ada satupun manusia yang memiliki energi sekuat dan sebesar itu di dunia ini kecuali panglima iblis tertinggi dan kaisarnya.

Setelah efek dari ledakan besar selesai, Lintang segera berb
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 271 Kelompok Manusia Aneh

    Hari masih terik dimana Sang Surya baru saja mencapai ketinggianSaat itu kubah energi yang berbentuk bundar terus saja meluncur membawa Lintang, Anantari, dan Limo menghantam daratan dengan sangat keras.Namun meski begitu, tubuh ketiganya tidak mengalami luka apapun, karena kubah energi sempurna milik Lintang memiliki kekerasan yang sangat kuat.“Sial, dia membuang kita, dimana ini?” umpat Lintang seraya menarik energinya kembali, membuat kubah energi seketika lenyap menjadi butiran cahaya.“Kwii, kwii, kwii,” teriak Limo dengan suara kecil yang tidak enak didengar.Limo berteriak mengumpati burung raksasa yang masih berputar-putar di angkasa, burung itu terus memekik, namun tidak ada seorang pun yang tahu entah apa yang dikatakannya.“Kweeak!”Seakan menjawab seruan Limo dia kembali memekik, tetapi setelah itu sang burung langsung melesat jauh ke-atas langit dan lenyap entah kemana.“Apa kau mengerti bahasanya Limo?” tanya Anantari.“Kwii, Kwii,” jelas Limo. Membuat gadis itu lang

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 270 Terdampar

    BUMMMM!Seperti sebuah batu meteor yang menghantam daratan, serangan itu menciptakan ledakan lebar yang menggema di ketingian.Gelombang energi dari serangan mereka mampu menghempaskan burung raksasa, hingga dia terlihat seperti kesakitan dan terdapat sedikit darah merah di salah satu sudut paruhnya.“Kweaak, kweeak,” terdengar kembali dia memekik keras.Entah apa yang dikatakannya, kemungkinan burung itu sedang mengumpat mengutuki kelompok Lintang yang berhasil memojokannya.“Ternyata energi Limo benar-benar mempan pada mereka kakang,” ungkap Anantari mendekati tempat Lintang.“Kau benar Tari, bagus Limo, kau hebat,” ucap Lintang seraya memuji Limo.“Kwii, Kwii,” ungkap Limo.“Ya, kami juga tidak mengerti, namun energimu bisa menembus pertahanan hewan penjaga.” jelas Lintang.Beruntung Asgar saat ini sedang tertidur, andai dia tahu Limo mendapatkan pujian, ular tengik itu pasti akan heboh dan segera membanggakan dirinya sendiri.“Kweeeaak!”“Bersiaplah, dia kembali datang,” seru Lint

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 269 Burung Punggung Biru

    “Apa kita akan menjelajahi dulu dunia di balik dataran es ini kakang?” tanya Anantari.Semua orang kini telah naik kepermukaan, Kuil Teratai Putih yang tiada lain adalah Candi prasasti Galuh Wardana sudah kembali tenggelam jauh kebawah lantai es setelah Lintang meneteskan darahnya.“Sepertinya kita harus kembali Tari, suatu saat, akan kujelajahi dunia yang luas ini bersamamu,” jawab Lintang, membuat Anantari sangat senang.“Oiii, mengapa kau kubur lagi candi itu?” tanya Asgar.“Tidak ada manfaatnya candi itu muncul di permukaan, tidak akan ada seorangpun yang mampu hidup di wilayah sedingin ini,” jawab Lintang pada Asgar.“Hahaha, baiklah, lebih bagus candi itu di kubur kembali, ayo pergi,” ajak Asgar pada semua orang, dengan sikap acuh setelah mendengarkan jawaban Lintang.“Oiii sialan, jadi untuk apa kau bertanya tentang Candi itu?” tanya Lintang mengerutkan kening.“Hahaha, hanya ingin tahu saja, memang tidak boleh?” Asgar tertawa terbahak-bahak.“Dasar ular gila, mahluk tidak jela

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 268 Musuh Kuat

    “Dewa? Kala Yuda?” tanya Lintang.“Benar, para dewa memanggilku dengan Kala, tapi ayahmu memanggilku Yuda,” jawab Kala Yuda.“Dari mana kau tahu aku ini adalah anaknya?” kembali Lintang bertanya.“Kegelapan dan cahaya, unsur yang saling bertolak belakang itu ada berdampingan dalam dirimu, hanya dia dan keturunannya yang memiliki itu,” jelas Kala Yuda.“Apa kau bisa membawaku untuk bertemu dengan-nya?” tanya Lintang.“Hahaha, tidak dalam bentuk jiwa, suatu saat kau akan tahu cara bagaimana bertemu dengannya.” ungkap Kala Yuda.“Seperti apa dia?” tanya Lintang cepat.“Sama sepertimu, bodoh, konyol, tidak suka menunggu, dan yang paling mirip dari kalian adalah tatapan mata itu,” jelas Kala Yuda.“Seperti apa kekuatannya saat ini?” tanya Lintang.“Sial, ternyata dia lebih cerewet dari pada ayah-nya,” gumam Kala Yuda dalam hati.“Dia adalah orang yang membunuh kaisar iblis sebelumnya, kaisar iblis di dunia-mu saat ini hanyalah keturunannya saja, makhluk itu adalah pangeran ke-7 bangsa ibli

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 267 Kala Yuda

    Anantari tengah berada di dunia antah berantah tepatnya di dalam dunia batin, di hadapannya ada sosok lelaki gagah yang tiada lain adalah jelmaan dari dewa Taya.Bertubuh tinggi kekar dengan pakaian sederhana, namun wajahnya sangat bersih sekali dan tampak mendamaikan.“Kehidupan tidaklah benar-benar hidup, dan kematian tidak benar-benar mati. Kenyataan adalah kekosongan, dan kosong adalah sebuah esensi dari keberadaan.” ucap Sang Taya pada Anantari.“Aku tidak mengerti sang maha tinggi?” ungkap Anantari.“Suatu saat kau akan mengerti, dunia tidaklah hampa, tapi kehampaan itu akan tetap ada, kau memiliki kebersihan hati, jagalah dia dengan segenap hidup-mu,” pesan Sang Taya.“Bagaimana cara aku memahaminya, Sang Taya?” tanya Anantari.“Dia akan membimbingmu menemukan pemahaman, sebagian kekuatanku telah kuwariskan padamu dan padanya, kalian adalah satu, dan satu memiliki banyak makna,” jawab Sang Taya.Semua ucapan yang Anantari dengar begitu sangat membingungkan, namun gadis itu tida

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 266 Sang Taya & Dunia Keemasan

    Meski masih diselimuti rasa ketidak percayaan, Lintang mulai memejamkan mata melakukan Tapa Brata, sebisa mungkin dia harus membuang permasalahan dunia untuk dapat mencapai kedamaian jiwa dan masuk pada alam yang dituju.Tidak ada waktu baginya memikirkan diri sendiri, dia harus berkonsentrasi memperkuat tubuh untuk persiapan menghadapi kaisar iblis.Dengan merasakan kepingan jiwa Sang pemilik energi keemasan, Lintang mulai menyebrangi tirai demi tirai batas dimensi alam batin.Anantari dengan setia menunggu Lintang di ruangan utama candi, lebih tepatnya Kuil Teratai Putih.Sampai saat ini, sudah genap dua hari Lintang bertapa, namun belum menemui perubahan apapun di tubuhnya.Meski tidak dapat masuk ke alam batin Lintang, Anantari dapat melihatnya dari tubuh fisik pemuda itu.Tidak ingin ketinggalan oleh calon suaminya, Anantari juga melakukan Tapa Brata masuk ke alam antah berantah yang sebelumnya dia sempat terkurung.Ada sesuatu yang hendak dia buktikan di dunia itu, dulu, Anantar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status