Se connecterDi bawah langit yang diselimuti dengki dan jumawa. Di antara kesempurnaan yang menjadi penentu kehidupan. Seorang bocah justru lahir tanpa cahaya hanya untuk menjadi bahan olokan. Dunia menolaknya, langit melupakannya — hingga suatu malam, petir membelah takdir melalui seorang pertapa sekarat yang menitipkan kekuatan. Sejak hari itu, bayangan mulai mengikuti langkahnya, dan bumi bergetar memanggil nama yang dulu dianggap hina: Lintang. Tak ada yang tahu — apakah ia utusan kebangkitan, atau awal dari kehancuran yang telah lama ditunda. Yang jelas, dengan pusaka Tongkat Semesta bersamanya, para Dewa akan mencatat sejarah baru, seorang Legenda dari golongan manusia yang berhasil mengguncang Khayangan.
Voir plusDunia saat ini berada di-era kekuasaan hierarki 11 perguruan ilmu beladiri yang melindungi para manusia dari invasi kaisar ibis kegelapan.
Perguruan Tapak Putih, Tapak Racun, Singa Kumbang, Langit Malam, Puncak Jaya, Es Abadi, Hutan Bambu, Lembah Suci, Awan Tenggara, Awan Barat, dan Awan Selatan.
11 sesepuh dari perguruan tersebut dijuluki sebagai Dewan tertinggi yang telah mencapai puncak kekuatan.
Di Pimpin oleh Brahma Arya, 11 perguruan ini membentuk pasukan tempur dari para murid terpilih sebagai pertahanan menyambut perang besar yang akan datang.
**
Awal cerita kita akan diperlihatkan pada seorang anak kecil bernama Lintang yang hidup di wilayah kekuasaan perguruan Awan selatan.
Lintang adalah seorang anak yang terlahir cacat tanpa memiliki inti energi di dalam tubuhnya, dimana setiap manusia yang tidak memiliki inti energi pada era ini dianggap sebagai sampah.
Orang tuanya merupakan petani miskin yang hidup dari menjual bahan obat hasil perburuan mereka di dalam hutan.
Terlahir sebagai manusia cacat, Lintang tidak memiliki banyak teman, kesehariannya dihabiskan dengan membantu sang ayah mencari tanaman obat.
Sudah dua bulan Lintang mencari tanaman obat seorang diri karena kedua orang tuanya mengalami sakit yang sukar disembuhkan, mereka hidup di sebuah desa terpencil bernama Desa Selayu.
Sebuah desa yang terkenal sebagai tempat peracik obat terbaik di wilayah perguruan Awan Selatan.
Hampir setiap penduduk di sana merupakan tabib peracik obat, sebagian lain merupakan petani biasa yang berkerja mengolah ladang dan berburu tanaman obat seperti kedua orang tua Lintang.
Hari ini Lintang pergi ke dalam hutan dengan ditemani sahabat satu-satunya bernama Sugi, keduanya sama-sama penduduk miskin yang hidup bergantung pada hasil penjualan tanaman obat.
Sugi adalah anak berbakat dengan inti energi sempurna, sudah beberapa kali cabang perguruan Awan Selatan menawarinya untuk masuk menjadi murid, namun Sugi selalu menolak karena tengah merawat ibunya yang sudah tua.
Bersama Sugi, Lintang kali ini berniat mencari jamur Katumbar yang tumbuh di sisi tebing hutan Manula di sebelah barat desa.
Jamur itu memiliki harga cukup mahal karena keberadaanya yang sangat langka dan hanya tumbuh di tempat yang sulit dijangkau manusia.
Keduanya bahu membahu mencapai tebing dengan saling mengikatkan diri pada batang pohon menggunakan sulur dari akar rambat.
Cukup lama mereka bergelayutan pada tebing demi mengambil 4 jamur yang tumbuh hanya sekali dalam setahun di hutan itu.
Setelah berhasil mendapatkannya dengan pertaruhan nyawa, Lintang dan Sugi segera naik kepermukaan agar dapat kembali pulang.
Saat itu hari telah senja membuat mereka harus berlarian keluar dari hutan Manula karena malam disana sangat berbahaya dimana terdapat banyak binatang buas.
Tetapi baru beberapa saat keduanya berlari, mereka dikejutkan oleh sebuah ledakan besar yang terdengar dari arah desa.
Lintang dan Sugi segera menuju tempat tinggi untuk memastikan apa yang terjadi, namun langkah mereka harus kembali terhenti ketika langit tiba-tiba berubah gelap mencekam.
Gema guntur menggelegar memekakan telinga, petir menyambar dimana-mana membuat beberapa pohon seketika tumbang terkena sambarannya.
Lintang dan sugi yang ketakutan memutuskan berlarian menghindari sambaran petir, tetapi sebuah cahaya terang melemparkan tubuh mereka sejauh puluhan depa hingga menghantam bebatuan.
Sugi langsung pingsan seketika, sementara Lintang terbaring tidak berdaya, sekujur tubuhnya terasa sakit dipenuhi luka lebam.
Dengan susah payah Lintang berusaha bangkit dan menarik tubuh sugi mendekati sebuah pohon untuk bersembunyi, dan dari sana dia dapat melihat ada dua orang yang sedang bertarung di atas langit.
Seorang pria botak berjanggut tebal dengan memakai jubah berwarna kuning, melawan seorang berpakaian merah yang terlihat mengenakan topeng berbentuk harimau menutupi wajahnya.
“Petapa tua, cepat berikan batu jingga itu kepadaku, jika tidak, riwayatmu akan berakhir di sini.” ucap manusia bertopeng yang terlihat sangat kesal.
“Hahaha, 200 tahun aku menjaganya, tidak akan kubiarkan batu ini jatuh pada manusia laknat seperti dirimu, ambil saja jika kau mampu.” jawab pria botak nampak tenang.
“Bangsat, jangan salahkan aku jika kau tewas ditanganku hari ini.” Manusia bertopeng kembali menyerang.
Pertarungan tingkat tinggipun kembali terjadi, setiap serangan mereka memiliki daya hancur yang sangat besar.
Terlihat cahaya terang dari pertemuan serangan mereka, angin bertiup sangat kencang layaknya badai, ledakan demi ledakan terjadi di ketinggian.
Manusia bertopeng bertarung menggunakan pedang panjang berwarna hitam, sementara pria botak yang dipanggil petapa bertarung tanpa senjata.
Saat pedang panjang akan berhasil membabat kepala pria botak, pria itu menangkis serangan tersebut dengan lengannya, membuat ledakan besarpun kembali terjadi diangkasa.
Seluruh tubuh pria botak terlihat dilindungi oleh cahaya keemasan, membuat dirinya mampu menahan senjata tajam hanya dengan tangan kosong.
Manusia bertopeng terlempar sejauh 50 depa, sementara pria botak hanya terpundur sejauh 5 depa, kekuatannya sangat tinggi membuat manusia bertopeng terlihat kewalahan.
Namun beberapa tarikan nafas berikutnya, pria botak terlihat memuntahkan darah hitam, dirinya beberapa kali menotok tiga jalan nadi pada leher, sendi bahu dan ulu hati.
“Hahaha, tubuhmu telah terkena racunku dari lembah neraka, sebentar lagi kau akan mati petapa.” Manusia bertopeng tertawa senang karena musuhnya kini mulai melemah.
“Licik kau manusia laknat, baiklah, jika aku mati, maka kita akan mati bersama.”
Pria botak merubah kuda-kudanya menjadi berdiri tegak dengan merapatkan kedua telapak tangan membentuk posisi tapa, cahaya keemasan yang menyelimuti tubuhnya segera menyembar, membesar dan semakin besar.
Energi alam berwarna hijau ditarik oleh cahaya emas itu membentuk wujud naga raksasa yang terlihat sangat besar dan mengerikan.
Manusia bertopeng sangat terkejut mendapati musuhnya mengeluarkan jurus tertinggi untuk mengakhiri pertarungan.
“Kurang ajar, petapa tua itu benar-benar berniat mati membawaku.” tubuhnya bergetar berusaha menahan tekanan berat yang dipancarkan oleh sosok naga raksasa.
Manusia bertopeng dengan cepat mengangkat pedangnya tinggi, dia menarik semua petir yang ada dilangit masuk pada pedangnya.
“Dengan jiwa dan darah, pedang petir kebinasaan, Murkalah!” Manusia bertopeng berteriak lantang.
Pedang petir di tangannya berubah menjadi cahaya terang yang membentuk sosok burung gagak sangat besar bermata merah.
Manusia bertopeng berdiri dalam tubuh burung besar menatap tajam kearah naga raksasa yang meraung keras menyelimuti pria botak.
Pria botak selanjutnya meninjukan kedua tapaknya kearah depan, membuat naga raksasa melesat menyerang manusia bertopeng.
Melihat serangan musuh melaju dengan kecepatan tinggi, manusia bertopeng segera membuka kuda-kuda lebar untuk bertahan.
Dua serangan maha dahsyatpun bertemu, Naga raksasa dan burung besar saling mendorong menciptakan cahaya terang memenuhi angkasa.
Sang naga yang ukurannya lebih besar berhasil melilit tubuh burung tersebut dan menghancurkannya menjadi serpihan, ledakan besar maha dahsyat pun terjadi tak terelakan, mengguncang langit dan bumi secara serentak sebagaimana alam sedang mengalami keruntuhan.
Tubuh manusia bertopeng hancur menjadi debu, sementara pria botak terlempar kedaratan jatuh tepat di depan Lintang yang saat itu tengah mematung tidak percaya dengan apa yang baru saja dia saksikan.
**
Masayu dan Bangga Sora mengutuki perbuatan Suwarna, dimana dia salah memilih meminjamkan pedang.Begitu juga Madu Ladang, dia merasa pemuda aneh itu tengah dalam bahaya dimana serangan gadis sinis itu memiliki niat membunuh.Lintang masih berusaha mencabut pedang, dia bingung kenapa pedang tersebut sangat susah dicabut.Lintang membungkuk menjepit ujung sarung pedang dengan kedua kakinya, kedua tangannya kuat menggenggam gagang.Menggunakan aliran pernafasan, pemuda itu menarik gagang pedang sekuat tenaga, berharap pedang itu akan tercabut.Kecepatan gadis yang menjadi lawannya sangat luar biasa, gerakannya hampir tidak terlihat oleh orang lain.Saat ujung pedang gadis itu sedikit lagi akan mengenai kepala Lintang, pemuda itu berteriak kencang, “Keluarlah! Pedang sialan.”Hal mengejutkan pun terjadi, semua penonton menganga menyaksikan itu, Suwarna membuka mata lebar tidak percaya.Misantanu, Silah dan Tanwiara juga demikian, mereka tidak pernah melihat hal yang semacam ini seumur hid
Para murid perguruan tapak putih juga terkejut melihat Lintang di atas arena, mereka tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.“Dia, mengapa pemuda itu masih hidup?”“Bukankah, malam itu dia tertangkap?”“Tidak mungkin!”“Dia sangat beruntung.”Banyak komentar yang terlontar dari murid perguruan Tapak Putih, mereka menggeleng mengagumi keberuntungan Lintang.Di bangku penonton lain, seorang gadis sangat cantik terlihat membuang muka ketika melihat Lintang.“Pemuda bodoh,” ucaknya ketus, dia sangat kesal melihat pemuda itu.Berikut semua temannya sesama murid perguruan es abadi, mata mereka berkilat menunjukan nafsu membunuh kepada Lintang.Lintang melambai ke arah Limo, entah apa yang dimaksudnya, kemungkinan dia mengisyaratkan, selamat bertemu di ruang perawatan.Para murid perguruan awan selatan semakin riuh melihat tingkah Lintang, mereka berteriak keras mengungkapkan kekesalannya.“Bunuh, bunuh, bunuh!”“Bunuh!”“Bunuh!”“Jangan bairkan si sampah itu lolos!”“Bunuh, Dia!”Gong tan
Seleksi murid digelar dengan begitu meriah, dari sekian banyak murid awan selatan, hanya 2000 orang saja yang mendaftar sebagai peserta.Mereka dibagi menjadi 20 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 100 orang, selanjutnya setiap perserta dalam satu kelompok ditarungkan secara bebas dalam satu arena hingga tersisa 40 orang.Bangga Sora tentu saja lolos dalam tahap penyisihan ini, berikut ke-lima temannya, mereka dengan mudah menghajar peserta lain hingga menyisakan 40 orang.Selanjutnya mereka akan memasuki seleksi tahap ke-2, dimana setiap peserta yang lolos, akan ditarungkan satu lawan satu dengan peserta dari kelompok lain.Seleksi terdiri dari 3 tahap, dimana setiap tahapnya memiliki kesulitan tersendiri, dari 2000 peserta pendaftar, kini hanya tersisa 400 orang lagi yang akan memasuki tahap ke-3.Tahap ke-3 dalam seleksi murid adalah ujian mental, dimana setiap peserta akan memasuki ruangan yang dipenuhi serbuk ilusi.Ruangan itu akan menampilkan ketakutan sejati dari set
Saat semua orang ramai membicarakan kecantikan rembulan pulau es, Lintang bersama Limo lebih memilih berjalan jalan ke dalam hutan, tempat dimana dia biasa berburu.Lintang sudah tidak lagi bekerja di dapur, kini sudah ada banyak orang yang menggantikan tugasnya.“Awas Limo, kau menghalangi jalanku,”“Braaack …..”“Ah, sial, buruan kita lepas lagi,”Lintang mengumpat panjang pendek, sudah 3 kali dia gagal menangkap buruannya.“Ayo Limo, kita pulang, mungkin bukan hari keberuntungan kita” Ajak Lintang kepada beruang hitam.Tidak peduli dia pendekar atau bukan, jika memang tidak beruntung, maka seekor rusa pun sulit untuk di tangkapnya.Mereka berdua akhirnya melenggang meningggalkan hutan, Lintang mengambil batang pohon kayu besar untuk dibawanya pulang sebagai kayu bakar.Entah ini berupa kesialan mereka yang belum habis atau memang nasib mereka hari ini benar-benar sial, tepat ketika Lintang dan Limo telah hampir keluar hutan, mereka dikejutkan dengan kehadiran kelompok Bangga Sora y
Namun yang membuat dia terkejut adalah beruang gendut, hewan itu memiliki perkembangan kekuatan jauh melampaui muridnya.Sedikitpun dia tidak mengira bahwa beruang yang selama ini dipelihara Lintang adalah salah satu dari hewan siluman.Entah dimana pemuda itu menemukan Limo, Ki Cokro yakin Limo bukan berasal dari alam manusia.Satu hari berlalu, Ki Cokro telah sampai di perguruan, dia membawa Lintang ke kediaman Ki Ageng.Seharian Lintang tidak sadarkan diri, tubuhnya benar-benar kehabisan energi. Masayu menyambut Ki Cokro dengan bahagia.Setelah dua bulan akhirnya dia dapat bertemu lagi dengan Lintang, namun dia kesal Lintang pulang dengan keadaan pingsan.“Dasar tidak berguna, dia begitu senang membuat aku khawatir.” Masayu mengumpati Lintang yang kini sudah terbaring di salah satu ruangan di kediaman ayahnya.“Bagaimana perkembangannya,” tanya Ki ageng kepada sahabatnya.“Hahaha, dia pemuda yang luar biasa, aku beberapa kali dibuat terkejut olehnya.” jelas Ki Cokro seraya tertawa,
Limo langsung melompat memanjat dahanan pohon memburu tupai besar tersebut, setiap hari berburu di hutan itu membuat tubuhnya berkembang secara cepat.Lintang masih berdiri bertanya-tanya hutan apa yang dia masuki sekarang? Kenapa pepohonan dan binatang disini begitu besar?Dia merasa hutan ini benar-benar aneh, dia berpikir bagaimana cara Limo berburu di hutan ini? dia tidak menyangka Limo juga ternyata ikut melatih tubuhnya disaat dirinya tengah berguru kanuragan.Lintang tidak sadar bahwa sekarang Limo sudah mulai berburu dan meninggalkannya jauh menuju puncak pohon.Saat menoleh ke arah kiri, Lintang baru kaget Limo sudah tidak berada disana, dia segera mengedarkan pandangannya mencari keberadaan anak beruang besar tersebut.Hampir saja jantungnya copot ketika tiba-tiba sebuah benda besar jatuh tepat di depan wajahnya, Lintang segera melompat mundur, memasang posisi siaga.“Apa yang ….” Perkataannya terpotong saat yang dilihat di depannya tersebut adalah bangkai tupai yang tadi di






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Commentaires