LOGINMasayu dan Bangga Sora mengutuki perbuatan Suwarna, dimana dia salah memilih meminjamkan pedang.Begitu juga Madu Ladang, dia merasa pemuda aneh itu tengah dalam bahaya dimana serangan gadis sinis itu memiliki niat membunuh.Lintang masih berusaha mencabut pedang, dia bingung kenapa pedang tersebut sangat susah dicabut.Lintang membungkuk menjepit ujung sarung pedang dengan kedua kakinya, kedua tangannya kuat menggenggam gagang.Menggunakan aliran pernafasan, pemuda itu menarik gagang pedang sekuat tenaga, berharap pedang itu akan tercabut.Kecepatan gadis yang menjadi lawannya sangat luar biasa, gerakannya hampir tidak terlihat oleh orang lain.Saat ujung pedang gadis itu sedikit lagi akan mengenai kepala Lintang, pemuda itu berteriak kencang, “Keluarlah! Pedang sialan.”Hal mengejutkan pun terjadi, semua penonton menganga menyaksikan itu, Suwarna membuka mata lebar tidak percaya.Misantanu, Silah dan Tanwiara juga demikian, mereka tidak pernah melihat hal yang semacam ini seumur hid
Para murid perguruan tapak putih juga terkejut melihat Lintang di atas arena, mereka tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.“Dia, mengapa pemuda itu masih hidup?”“Bukankah, malam itu dia tertangkap?”“Tidak mungkin!”“Dia sangat beruntung.”Banyak komentar yang terlontar dari murid perguruan Tapak Putih, mereka menggeleng mengagumi keberuntungan Lintang.Di bangku penonton lain, seorang gadis sangat cantik terlihat membuang muka ketika melihat Lintang.“Pemuda bodoh,” ucaknya ketus, dia sangat kesal melihat pemuda itu.Berikut semua temannya sesama murid perguruan es abadi, mata mereka berkilat menunjukan nafsu membunuh kepada Lintang.Lintang melambai ke arah Limo, entah apa yang dimaksudnya, kemungkinan dia mengisyaratkan, selamat bertemu di ruang perawatan.Para murid perguruan awan selatan semakin riuh melihat tingkah Lintang, mereka berteriak keras mengungkapkan kekesalannya.“Bunuh, bunuh, bunuh!”“Bunuh!”“Bunuh!”“Jangan bairkan si sampah itu lolos!”“Bunuh, Dia!”Gong tan
Seleksi murid digelar dengan begitu meriah, dari sekian banyak murid awan selatan, hanya 2000 orang saja yang mendaftar sebagai peserta.Mereka dibagi menjadi 20 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 100 orang, selanjutnya setiap perserta dalam satu kelompok ditarungkan secara bebas dalam satu arena hingga tersisa 40 orang.Bangga Sora tentu saja lolos dalam tahap penyisihan ini, berikut ke-lima temannya, mereka dengan mudah menghajar peserta lain hingga menyisakan 40 orang.Selanjutnya mereka akan memasuki seleksi tahap ke-2, dimana setiap peserta yang lolos, akan ditarungkan satu lawan satu dengan peserta dari kelompok lain.Seleksi terdiri dari 3 tahap, dimana setiap tahapnya memiliki kesulitan tersendiri, dari 2000 peserta pendaftar, kini hanya tersisa 400 orang lagi yang akan memasuki tahap ke-3.Tahap ke-3 dalam seleksi murid adalah ujian mental, dimana setiap peserta akan memasuki ruangan yang dipenuhi serbuk ilusi.Ruangan itu akan menampilkan ketakutan sejati dari set
Saat semua orang ramai membicarakan kecantikan rembulan pulau es, Lintang bersama Limo lebih memilih berjalan jalan ke dalam hutan, tempat dimana dia biasa berburu.Lintang sudah tidak lagi bekerja di dapur, kini sudah ada banyak orang yang menggantikan tugasnya.“Awas Limo, kau menghalangi jalanku,”“Braaack …..”“Ah, sial, buruan kita lepas lagi,”Lintang mengumpat panjang pendek, sudah 3 kali dia gagal menangkap buruannya.“Ayo Limo, kita pulang, mungkin bukan hari keberuntungan kita” Ajak Lintang kepada beruang hitam.Tidak peduli dia pendekar atau bukan, jika memang tidak beruntung, maka seekor rusa pun sulit untuk di tangkapnya.Mereka berdua akhirnya melenggang meningggalkan hutan, Lintang mengambil batang pohon kayu besar untuk dibawanya pulang sebagai kayu bakar.Entah ini berupa kesialan mereka yang belum habis atau memang nasib mereka hari ini benar-benar sial, tepat ketika Lintang dan Limo telah hampir keluar hutan, mereka dikejutkan dengan kehadiran kelompok Bangga Sora y
Namun yang membuat dia terkejut adalah beruang gendut, hewan itu memiliki perkembangan kekuatan jauh melampaui muridnya.Sedikitpun dia tidak mengira bahwa beruang yang selama ini dipelihara Lintang adalah salah satu dari hewan siluman.Entah dimana pemuda itu menemukan Limo, Ki Cokro yakin Limo bukan berasal dari alam manusia.Satu hari berlalu, Ki Cokro telah sampai di perguruan, dia membawa Lintang ke kediaman Ki Ageng.Seharian Lintang tidak sadarkan diri, tubuhnya benar-benar kehabisan energi. Masayu menyambut Ki Cokro dengan bahagia.Setelah dua bulan akhirnya dia dapat bertemu lagi dengan Lintang, namun dia kesal Lintang pulang dengan keadaan pingsan.“Dasar tidak berguna, dia begitu senang membuat aku khawatir.” Masayu mengumpati Lintang yang kini sudah terbaring di salah satu ruangan di kediaman ayahnya.“Bagaimana perkembangannya,” tanya Ki ageng kepada sahabatnya.“Hahaha, dia pemuda yang luar biasa, aku beberapa kali dibuat terkejut olehnya.” jelas Ki Cokro seraya tertawa,
Limo langsung melompat memanjat dahanan pohon memburu tupai besar tersebut, setiap hari berburu di hutan itu membuat tubuhnya berkembang secara cepat.Lintang masih berdiri bertanya-tanya hutan apa yang dia masuki sekarang? Kenapa pepohonan dan binatang disini begitu besar?Dia merasa hutan ini benar-benar aneh, dia berpikir bagaimana cara Limo berburu di hutan ini? dia tidak menyangka Limo juga ternyata ikut melatih tubuhnya disaat dirinya tengah berguru kanuragan.Lintang tidak sadar bahwa sekarang Limo sudah mulai berburu dan meninggalkannya jauh menuju puncak pohon.Saat menoleh ke arah kiri, Lintang baru kaget Limo sudah tidak berada disana, dia segera mengedarkan pandangannya mencari keberadaan anak beruang besar tersebut.Hampir saja jantungnya copot ketika tiba-tiba sebuah benda besar jatuh tepat di depan wajahnya, Lintang segera melompat mundur, memasang posisi siaga.“Apa yang ….” Perkataannya terpotong saat yang dilihat di depannya tersebut adalah bangkai tupai yang tadi di







