Share

Bab 4

Author: Lathifah Nur
last update Last Updated: 2022-09-24 12:08:36

"Profesor, aku akan kembali menjelajahi hutan!" beritahu Mark.

"Tapi Mark ... bagaimana kalau Profesor Jansen membutuhkan tenagamu untuk merawat pemuda itu?" protes Instruktur Lennon. "Jay dan Ben telah menyusul Dave. Tetaplah di sini!"

"Beruang itu sangat ganas, Instruktur. Tak masalah jika Dave baik-baik sebelum Jay dan Ben menemukannya, tapi bagaimana kalau dia terluka menjelang mereka tiba?"

"Ini salahku. Aku tidak pernah berpikir kita akan menghadapi situasi seperti ini. Kalau tahu, aku akan membawa murid lebih banyak," keluh Profesor Jansen. "Pergilah, Mark! Aku bisa menangani anak ini sendiri."

"Tapi Profesor—"

"Instruktur Lennon, mereka mungkin akan lebih membutuhkan bantuan Mark daripada aku."

Profesor Jansen membutuhkan tanaman herbal tertentu untuk penelitian. Oleh karena itu, Mark dan Dave harus bergerak cepat untuk menemukannya.

Akan tetapi, jika dihadapkan pada pilihan antara menyelamatkan nyawa orang lain dan ambisi pribadinya, Profesor Jansen lebih memilih untuk mengorbankan ambisi pribadinya.

Walau dengan berat hati, Instruktur Lennon melepaskan Mark.

"Prof, aku merasa sangat familiar dengan wajah anak malang ini," ujar Instruktur Lennon, mengamati lebih lekat setiap mili wajah Karel.

"Itulah alasan utamaku bersikeras untuk menyelamatkannya."

Profesor Jansen terus memantau perkembangan kondisi kesehatan Karel. Ia bahkan rela meninggalkan ruang sempit yang menjadi laboratorium sederhana untuk penelitiannya demi menjaga anak itu.

"Bertahanlah! Kau harus berjuang untuk terus hidup. Hanya dengan begitu kau dapat membalaskan dendammu pada orang-orang yang telah menyakitimu!"

"Apa Anda sedang mencoba untuk menanamkan sugesti hitam pada alam bawah sadar anak itu, Prof?" Instruktur Lennon terkejut mendengar kata-kata Profesor Jansen.

Ke mana kelembutan seorang dokter yang melekat dalam jiwa Profesor Jansen selama ini? Apa dia telah kehilangan kelembutan itu bersama dengan raibnya satu-satunya sumber kebahagiaannya yang tersisa?

"Kalau aku mati, anakmu juga akan ikut mati bersamaku!" igau Karel.

Wajah Profesor Jansel berseri. Cepat-cepat ia melakukan pemeriksaan pada tubuh Karel.

"Ini mukjizat! Kerja organ vitalnya meningkat!"

"Anda luar biasa, Prof! Tidak sia-sia aku dan tiga anak buahku mengajukan cuti panjang demi bisa menjadi ajudan pribadi Anda.

"Anda selalu bisa membuatku takjub dengan segala keajaiban yang tercipta dari setiap sentuhan tangan Anda."

"Aku hanya perantara. Pada hakikatnya, Allah-lah sumber dari segala keajaiban itu." Wajah Profesor Jansen berubah murung. "Tapi ... apalah arti semua keajaiban itu. Kedua tangan ini tak mampu menyelamatkan anakku."

"Ayah ..." lirih Karel memanggil ayahnya.

Profesor Jansen menitikkan air mata haru. "Selamat datang kembali, Nak! Mulai sekarang, akulah ayahmu!"

Karel yang belum sepenuhnya sadar tercengang. Ia baru saja bermimpi ayahnya menangis di pojok sunyi pada sebuah rumah kecil di tengah hamparan perkebunan sayur. Kenapa ada lelaki asing yang menawarkan diri menjadi ayah pengganti untuknya?

"Akh!" Karel meringis saat mencoba bangkit.

Setiap persendiannya bagai remuk dihantam godam.

"Jangan memaksakan dirimu! Tetaplah berbaring! Kau aman sekarang!"

Profesor Jansen menahan tubuh Karel dan membantunya untuk kembali berbaring.

"T–terima kasih, Dokter!"

"Panggil aku ayah!"

"A–Ayah?"

Profesor Jansen mengangguk.

Karel mengerutkan kening. Dunia sungguh aneh! Ayah mertuanya mati-matian ingin membuangnya, tetapi lelaki asing ini malah memungutnya menjadi anak.

Ini anugerah dari Sang Penguasa jagat raya yang tak boleh ia lewatkan. Dia akan membuat ayah mertuanya menyesal karena telah membuangnya.

Tidak, tidak! Dia bukan hanya akan menaklukkan ayah mertuanya yang berhati buas, tapi juga akan membuat putri tunggal lelaki kejam itu semakin tergila-gila padanya.

'Xela, Tuan De Groot ... aku akan kembali!'

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Knight
antara siksa dan mukjizat.....oke jg tuk awalny. smg lnjutanny lebih menarik lg tor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 259

    "Bukankah kamu merasa puas setelah berhasil melampiaskan dendammu?" balas Xela, dengan suara yang juga bergetar.Bohong bila ia mengatakan membenci Karel dan tak lagi mencintainya.Karel melepaskan dekapannya, lalu memutar badan Xela."Tatap mataku!" pinta Karel. "Apa kau menemukan kepuasan di sana?"Xela memberanikan diri menantang netra kelam Karel. Yang ia temukan adalah secarik luka dan penyesalan yang mendalam.Entah kenapa Xela merasakan hatinya tersentuh dan tak tega melihat semburat derita yang bersemayam dalam manik mata Karel.Haruskah ia memberi kesempatan kedua kepada Karel?Allah saja Maha Pemaaf. Tidak sepatutnya ia menolak permintaan maaf yang tulus dari Karel.Karel tidak berselingkuh. Lagi pula, lelaki itu memperlakukannya dengan kasar karena ada alasan yang kuat. Andai dia yang berada di posisi Karel, mungkin dia akan melakukan hal yang lebih kejam dari itu.Dia mungkin tidak akan bersedia menyelamatkan mantan mertua yang telah menyiksanya.Berpikir bahwa masih ada ha

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 258

    "Anda baru saja kembali, Nona. Sekarang, mau pergi lagi. Tidak bisakah tinggal lebih lama?" rayu Bibi Lizzy, berdiri di depan pintu seraya menggenggam erat jemari Xela. Enggan untuk melepaskannya.Xela tersenyum tipis. "Bibi, hanya untuk beberapa hari. Aku akan kembali."Sungguh Xela juga enggan untuk beranjak dari desa nan bebas polusi itu, tapi apa daya, ia tidak ingin mengambil risiko jika nanti yang mencarinya ternyata benar-benar Karel.Ia belum siap untuk bertemu dengan lelaki yang masih mengisi relung hatinya itu. Bukan karena benci, bukan. Dia malu pada diri sendiri.Rasa bencinya pada lelaki itu atas perlakuan kasar yang diterimanya menguap setelah mengetahui kejahatan ayahnya.Rasa sakit yang ia derita sungguh belum seujung kukunya penderitaan Karel.Jiwanya bergetar setiap kali membayangkan Karel disiksa, lalu dibuang ke tengah belantara dalam kondisi sekarat.Belum lagi kejahatan lain yang ditujukan ayahnya untuk Karel dan keluarganya. Bahkan, Karel harus kehilangan saudar

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 257

    "Bersiaplah untuk menyambut kematian keduamu, Dokter! Ah, tidak, Karel! Panggilan 'Dokter' terlalu mewah untukmu. Cuih!" Lewis meludah jijik."Huh! Coba saja!" tantang Karel seraya mengayunkan rantai di tangan kirinya, melibas anak buah Lewis yang mulai menyerang.Enggan terlalu lama bermain tarik rantai dengan Lewis, Karel membetot kuat. Seketika suara gerincing memekakkan telinga.Di tangan Karel, dua rantai tersebut berubah menjadi senjata sakti yang meliuk di udara bak dua ekor kobra sedang menari.Jerit kesakitan melengking tinggi setiap kali rantai itu berhasil menghantam dan melilit tubuh lawan, lalu membantingnya dengan kuat.Sungguh Karel tak ingin berlama-lama menghabiskan waktu di ruang bawah tanah itu. Ia ingin menyudahi pertarungan tersebut secepatnya.Karel mengamuk seperti orang gila. Tak memberi kesempatan kepada lawan untuk menyentuh tubuhnya.Tas! Tas!Bunyi tebasan yang berpadu dengan gerincing rantai menjadi musik horror bagi Lewis dan anak buahnya. Satu per satu m

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 256

    "Heh, bangun!"Setengah sadar, Karel merasakan tamparan keras di pipinya, diikuti kalimat makian."Dasar lemah!"Karel berjuang membuka kelopak matanya yang terasa berat. Samar netranya menangkap cahaya temaram."Di mana ini?" lirih Karel dengan suara lemah."Bagus! Akhirnya kau sadar. Aku tidak suka bermain-main saat kau pingsan. Tidak asyik!"Kepingan ingatan Karel telah sepenuhnya menyatu, melukis gambaran peristiwa yang ia alami sebelum tak sadarkan diri.Darahnya seketika mendidih, teringat kecurangan yang dilakukan komplotan Lewis dalam pertarungan.Cuih!Karel meludahi wajah Lewis yang tersenyum mengejek."Pengecut! Kau menjijikkan!""Hahaha ... ya, ya ... terserah apa katamu." Lewis mencengkeram dagu Karel. "Bagiku, kau bodoh! Sama seperti keledai."Keledai terkenal sebagai simbol kebodohan lantaran masuk ke lubang yang sama sampai dua kali.Manusia yang cerdas akan belajar dari kesalahan dan pengalaman pahitnya. Sementara si bijak akan memetik hikmah dari pengalaman orang lai

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 255

    "Saya telah menemukan jejak istri Anda, Bos.""Katakan!"Netra kelam Karel berbinar penuh harapan. Tak sia-sia ia meminta bantuan Red."Istri Anda terbang ke Belanda. Di—""Terima kasih. Aku akan segera mentransfer bayaranmu," potong Karel, tak butuh penjelasan lebih panjang.Pikirannya hanya tertuju untuk menyusul Xela.Sebuah tas sandang cukup untuk memuat beberapa potong pakaian yang akan dibawanya.Agar lebih cepat tiba di Bandara, Karel memacu motornya.Ckiit!Decit rem membelah sunyi.Sebuah mobil SUV berwarna silver menggunting laju motor Karel, tepat di daerah sawangan."Mau kabur dariku? Dalam mimpi!" hardik suara yang sangat akrab di telinga Karel.Merasa keselamatannya terancam, Karel segera turun dari motor seraya menyingkirkan helm yang melindungi kepalanya."Aku tidak ada urusan denganmu! Kenapa kau selalu menggangguku?" balas Karel dengan nada dingin."Kau, lelaki berengsek yang membuat hidup Xela-ku menderita. Kali ini aku tidak akan mengalah lagi!"Plok! Plok!Karel be

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 254

    "Di mana istriku?" tanya Karel setelah mempersilakan Herds untuk duduk."Saya tidak tahu," sahut Herds, mulai mengeluarkan sesuatu dari tas kerjanya."Kau ke sini atas perintahnya, 'kan? Tentu berkomunikasi dengannya. Apa masuk akal kau tidak mengetehui keberadaannya?""Saya mengatakan yang sebenarnya, Dokter," timpal Herds, terlihat tak terpengaruh dengan kemarahan Karel. "Nona De Groot memang menemui saya untuk menyerahkan berkas gugatan cerai untuk Anda. Sayangnya, saya tidak berpikir bahwa di saat yang sama, dia juga meninggalkan rumah Anda." Herds menyodorkan berkas perceraian tersebut kepada Karel. "Tolong tanda tangani, Dokter!"Karel memeriksa kelengkapan berkas yang disodorkan oleh Herds. Matanya membelalak melihat fotokopi buku nikah yang terlampir. Seketika ia membanting berkas tersebut ke atas meja, kemudian berlari ke kamar.Karel memeriksa laci nakas dan mengobrak-abrik isinya."Berkas itu ... Ya Tuhan!"Karel mengusap mukanya dengan kasar kala tak lagi menemukan kumpula

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status