Share

Bab 5

Dua bulan telah berlalu sejak perkenalan Karel dengan Profesor Jansen dan orang-orangnya.

Kini ia sibuk beradu laga dengan Instruktur Lennon. Mengembalikan kebugaran tubuh dan membentuk ototnya.

Instruktur Lennon meninggalkan arena latihan. Membiarkan Karel mengasah kemampuan bertarungnya seorang diri.

Ia ikut duduk di samping Profesor Jansen, yang sedari tadi setia menonton Karel mengikuti sesi latihan.

"Pemuda malang itu benar-benar seperti pinang dibelah dua dengan putra Anda, Prof!" komentar Instruktur Lennon sambil menyeka peluh di lengannya dengan sehelai handuk kecil.

Tatapannya tak lepas dari memandangi sosok Karel yang sedang berlatih bela diri tanpa mengenal lelah.

Anak itu bahkan tak peduli dengan sebagian lukanya yang belum sembuh total.

"Ayo tinggalkan hutan sunyi ini dalam waktu tiga hari!"

Sungguh percakapan dua arah dengan saluran yang berbeda.

"Kenapa mendadak sekali?" Instruktur Lennon mengernyit.

"Anak itu harus kembali ke bangku kuliah!"

"Apa?! Yang benar saja, Prof? Apa Anda menyerah untuk menyelamatkan nyawa putra Anda setelah bertemu dengan kembaran palsunya?"

Instruktur Lennon tak percaya lelaki secerdas Profesor Jansen akan mengambil keputusan yang begitu gegabah.

"Sudah saatnya aku menerima takdir dengan ikhlas."

"Apa maksud Anda, Prof?"

Profesor Jansen mengerjap, menahan semburan air panas yang mendadak menggenangi mata tuanya.

"Sebagai dokter, aku sudah tahu anakku tak dapat lagi diselamatkan. Anakku ...." Profesor Jansen tergugu dengan bahu berguncang. "Dia ... sudah lama kembali pada Sang Pemilik jiwa."

Instruktur Lennon ternganga. "Jadi ... penelitian ini—"

"Ya! Aku yang gila! Aku hanya tidak bisa menerima takdir dengan lapang dada," potong Profesor Jansen. "Aku mencoba menemukan terobosan untuk mengembalikan putraku, tapi bagaimana mungkin aku menghidupkan kembali seseorang yang sudah mati? Mustahil!

"Allah telah menunjukkan kasih sayang-Nya padaku. Dia mengirimkan anak malang itu kepadaku. Maka, nikmat Tuhan yang mana lagi yang kudustakan?"

Profesor Jansen bangkit. "Aku akan membereskan peralatan penelitianku."

Instruktur Lennon mengejar Profesor Jansen. "Prof, Anda akan menggunakan identitas putra Anda untuk anak itu?"

"Ya! Bukankah nama mereka hampir sama persis? Dia Karel Jaffan, putraku memakai nama Karel J. pada kartu identitasnya.

"Tidak akan ada yang mempertanyakannya selama Anda serta yang lainnya bisa menutup mulut dengan rapat dan bersikap buta atas fakta yang sebenarnya."

"Sungguh sebuah kebetulan yang berpihak pada Anda, Prof!"

"Ya! Bahkan, tanggal lahir mereka hanya selisih sehari."

Profesor Jansen berbalik, tersenyum lebar pada sosok Karel yang baru saja mengempaskan pantat di atas tanah.

Dalam mimpi sekalipun, ia tak pernah berpikir bahwa kekerasan hatinya untuk menyingkat nama putranya, demi menyembunyikan statusnya sebagai anak seorang profesor ternama, akan mendatangan suatu keuntungan besar suatu hari nanti.

"Aku akan bekerja keras untuk membimbingnya, agar pengetahuan medisnya tidak tertinggal dari putra kandungku."

Instruktur Lennon ikut melempar pandang pada Karel. Anak itu telah tegak, melanjutkan sesi latihannya dengan sungguh-sungguh.

"Dia seorang pekerja keras. Dia juga memiliki kemampuan yang cepat dalam menyerap dan memahami instruksi. Aku yakin usaha Anda akan berhasil dengan gemilang, Prof!"

"Profesooor! Profesooor!"

Jeritan Mark mencuri perhatian Profesor Jansen.

Mark berlari ke arah Profesor Jansen sambil mengacungkan kantong plastik putih yang dipenuhi dengan dedaunan beserta sebatang anakan.

"Lihat! Dave dan aku berhasil menemukan tanaman langka ini, Prof!"

"Betul, Prof! Mark hampir saja jatuh ke sungai saat mengambil anaknya dari bibir tebing."

Profesor Jansen menepuk pundak Mark dan Dave. "Kalian luar biasa! Tidak sia-sia aku membawa kalian bersamaku."

Wajah Mark dan Dave semringah. Walau tubuh mereka dipenuhi luka akibat goresan duri dari tanaman yang mereka lewati, hasilnya sepadan dengan pujian yang mereka dapatkan dari Profesor Jansen.

"Ayo kumpulkan dan susun semua tanaman hasil temuan kalian! Kita akan meninggalkan tempat ini dalam waktu tiga hari."

"Apa?! Petualangan kita berakhir, Prof?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status