Share

Marahnya tidak main-main

"Dari mana aja Jak?" Tanya Rinto setelah aku menggantung jaket di belakang pintu.

"Ehm....itu...tadi ada Matsushima."

Rinto menaikkan kedua aslinya. "Bukannya yang datang Harumi? Kok jadi Matsushima?"

Aiiiissh.... Bagaimana bisa aku melupakan naskah dramaku di awal tadi. Bodoh!!!

"Ah... masak aku bilang ada Harumi sih? Enggak kok Rin. Salah denger kali kamu." Kilahku.

"Masak sih." Rinto menggaruk tengkuknya. "Perasaan kamu bilang mau keluar sama Harumi kok Jak."

Aku buru-buru mengakhiri pembicaraan rawan ini. "Aku tadi sama Matsushima ngobrol panjang lebar. Dia mau buka bisnis baru."

Aku sempat mengenalkan Rinto pada Matshusima ketika ia kuajak ke Yokoha Club.

"Usaha apaan?"

"Ehm.... kuliner." Ide ini tercetus sembarang.

Lagi-lagi aku berbohong demi menutupi kebohongan yang telah lalu.

"Tidur Rin, udah malam." Putusku agar Rinto tidak makin bertanya-tanya.

Aku segera memasukkan diri ke dalam futon hangat dengan memakai kaos kaki tebal khusus tidur. Karena musim dingin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status