Share

Bab 98

Penulis: Lathifah Nur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-04 11:11:18

“Ayo ikut aku!”

Zain menarik tangan Amisha dengan sedikit kasar. Kecemburuan mendidihkan darah Zain, memunculkan asap kemarahan memenuhi rongga kepalanya.

Baru dua langkah, ia berhenti sejenak dan menoleh kepada Gianna, lalu berujar, “Aku akan mengajak Amisha ke suatu tempat, kau boleh melanjutkan acara jalan-jalanmu bersama Yoshi.”

“Hah!”

Yoshi melongo sembari menunjuk jarinya berpindah-pindah arah, antara dirinya dan Gianna secara bergantian.

“Aiyyya … liburanku jadi berantakan!” Gianna merungut kesal.

Ia menatap Yoshi dengan garang, melampiaskan kejengkelannya pada Zain yang tidak tersalurkan.

Yoshi mengedikkan bahu dan mencebikkan bibir, tanda ia tak terlibat sama sekali dalam rencana Zain.

“Tunggu! Aku ikut kalian!” seru Gianna di sela rasa kesalnya.

Ia berlari menyusul Amisha dan Zain, diikuti oleh Yoshi.

“Terserah!” sahut Zain tanpa menoleh.

Ia hanya mengangkat tangan kanannya ke atas.

“Bisa enggak, kamu bersikap sedikit lebih lembut? Orang-orang pasti mengira kita pasangan yan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 241

    DREETTT!Gemerincing bunyi besi beradu saat Zain menyibak tirai terdengar merdu, menggantikan nyanyian burung di pagi hari.Semburat mentari padi yang berwarna kuning keemasan langsung menerobos masuk menembus kaca jendela begitu tirai tersibak.Sejenak Zain berdiri menatap ke luar jendela. Ia membiarkan cahaya mentari pagi di musim panas membelai hangat kulit wajahnya yang baru saja selesai mandi.Belum sempat Zain menikmati pemandangan di luar sana, terdengar suara gerak Amisha menggeliat bangun dari lelapnya sembari meregangkan kedua tangannya. Zain menoleh dan tersenyum kepada Amisha. kemudian ia berjalan menghampiri Amisha.“Good morning, Sweetie!” sapa Zain hangat sembari merunduk, mengecup dahi Amisha.Selekasnya ia duduk di tepi ranjang dan membantu Amisha duduk dari pembaringan dengan cara menarik kedua tangannya.“Kamu sudah mandi?” tanya Amisha serak.Khas suara bangun tidur yang sialnya terdengar sek

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 240

    “Assalamu’alaikum, Sweetie!” sapa Zain dengan wajah tersenyum syahdu, memandangi Amisha yang baru saja membuka kelopak mata.Ia sudah terbangun sejak lima menit yang lalu. Namun, ia sangat enggan beranjak turun dari tempat tidur. Ekspresi polos Amisha yang masih tertidur pulas menghipnotisnya untuk tetap berbaring. Memandangi wajah cantik istrinya dengan penuh kekaguman. Entah kenapa ia tak pernah puas memanjakan matanya dengan menyapu bersih setiap inci paras ayu istrinya itu.“Argh, kamu suka sekali membuatku gugup di pagi hari,” rajuk Amisha, tersipu malu sembari menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan.Bagaimana tidak malu. Ia baru saja membuka mata dan Zain sudah menyambutnya dengan tatapan tak berkedip. Bagaimana kalau butiran embun yang membeku pada kedua matanya masih teronggok manis di sana? Bagaimana kalau lelehan kristal bening dengan aroma yang tak sedap telah membentuk peta di sekitar mulutnya?“Ih! Sebel!” sungut Amisha. Ia jen

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 239

    Cahaya yang menerangi ruang makan terlihat remang-remang. Zain sengaja tak menghidupkan lampu dan menggantinya dengan menyalakan beberapa lilin aroma terapi yang meliuk indah di dalam gelas beraneka warna.Keremangan cahaya berpadu dengan aroma wangi yang menguar dari lilin yang berada di atas meja, di tambah dengan beberapa lilin lainnya yang ditata Zain di atas lantai, menghadirkan suasana romantis yang menggetarkan hati.Zain berdiri di sudut meja makan. Memperhatikan sekeliling ruang makan untuk memastikan semua telah sesuai dengan keinginannya. Kelopak mawar merah segar pun berhamburan di atas lantai, mengelilingi meja makan. Menambah keharuman yang menenangkan.Saat menyaksikan kejutan yang disuguhkan Amisha tadi, Zain segera menghubungi penjaga gerbang rumahnya, meminta lelaki itu untuk pergi membeli lilin dan bunga.“Untung saja si penjaga gerbang bisa diandalkan,” gumam Zain, tersenyum puas.Zain lekas berpaling ke arah tangga sa

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 238

    “Maaf, Nyonya Nida! Aku sudah tidak tertarik untuk melanjutkan kerja sama ini,” sergah Cecilia dengan nada tegas.Si pemilik butik dan Nyonya Prima serta merta melongo, merasa kaget atas keputusan Cecilia yang membatalkan kerja sama secara mendadak.“Mengapa begitu, Nona? Bukankah tadi kita sudah sepakat?” protes Nida, dengan tatapan tak mengerti.Ia menengadah, menatap Cecilia yang berdiri dengan ekspresi kemarahan yang terpendam.“Aku tidak akan pernah bekerja sama dengan orang yang memusuhi keluargaku,” jawab Cecilia. Lagi-lagi dengan nada tegas.“Memusuhi keluarga Anda? Siapa yang memusuhi? Dan siapa yang dimusuhi?” selidik Nida, dengan tatapan bingung. Ia sudah ikut berdiri.“Tanya saja pada rekan bisnis Anda, Nyonya! Permisi!” Cecilia bergegas turun, meninggalkan sang pemilik butik yang menatap tajam kepada Nyonya Prima.“Bisa Anda jelaskan, Nyonya?” tanya Nida pada Nyonya Prima.Nyonya Prima masih bengong

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 237

    “Biiiii!” teriak Amisha, memanggil Siti sembari menumpukan sebelah tangannya pada kepala tiang tangga.Ia masih mengenakan gaun tidur berwarna biru muda. Rambut pirang keemasannya dibiarkan tergerai begitu saja. Entah kenapa pagi itu ia malas sekali mandi, apalagi hari itu Zain tak memperbolehkan dirinya untuk berangkat kerja. Jadilah ia hanya bermalas-malasan sambil membaca majalah.“Ya, Non!” Siti datang setengah berlari dengan tergopoh-gopoh memenuhi panggilan Amisha.“Bibi temani aku belanja nanti ya. Aku mandi dulu,” pinta Amisha.“Siap, Non!” Siti langsung menyetujui permintaan majikannya.Amisha memang selalu mengabari Siti sebelum ia mengajaknya pergi. Jadi, mereka bisa sama-sama bersiap. Biasanya Siti juga akan tampil sedikit berbeda saat mendampingi Amisha. Tak lagi tampak seperti upik abu.Amisha dan Zain memfasilitasi asisten rumah tangganya itu dengan berbagai pakaian bermerek untuk dipakai saat mereka mengajaknya be

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 236

    “Pak, Tunggu!” teriak seseorang, menghentikan langkah Zain yang hendak memasuki lobi kantornya.Ia memang selalu melewati lobi untuk menuju ruang kerjanya jika tidak sedang dalam kondisi terburu-buru atau sedang ingin menghindari sesuatu.Ia sengaja membudayakan kebiasaan itu agar bisa menyapa para karyawan yang ditemuinya, sebagai bentuk apresiasi atas kedisiplinan mereka untuk selalu hadir tepat waktu.Kebiasaan sepele itu cukup ampuh untuk meningkatkan hubungan baik antara atasan dan bawahan. Mengendurkan kekakuan hubungan yang sudah sangat lazim di kalangan pekerja dan bosnya. Selain itu, keramahan seorang atasan juga mampu menyuntikkan semangat kerja pada karyawannya. Ya, hal positif juga akan memberikan dampak positif. Kebaikan itu menyebar lebih cepat dari yang dapat diperkirakan.Zain menoleh ke belakang. Sepasang netra gelapnya langsung mengenali sosok lelaki yang berjalan terburu-buru menyusulnya. Wajah lelaki itu tampak pucat dengan ker

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 235

    “Pelan-pelan dong … sakit!” rungut Amisha, sedikit menjauh dari Zain sambil meringis.“Iya. Maaf! Ini sudah pelan,” sahut Zain, memperlambat gerakannya. Bagaimanapun, ia tak pernah berniat untuk menyakiti Amisha.Ia seorang pria tulen. Tentu saja setiap gerakan tangan ataupun langkah kakinya tak segemulai wanita.“Bagaimana? Kau suka?” tanya Zain, menatap mata Amisha yang memantul dari cermin.Ia baru saja membantu Amisha menyisir rambut panjangnya usai mandi dan mengenakan pakaian. Ia menjalinnya dengan mencontoh gaya rambut yang belakangan ini sering dipelajarinya dari tutorial tata cara menata rambut panjang di channel y*u*u*e.Hampir satu jam ia menghabiskan waktu berkutat dengan perjuangannya. Untung Amisha sedang ingin bermanja-manja dengannya. Kalau tidak, mungkin ia tidak akan mau menjadi kelinci percobaan Zain.“Lumayan rapi. Suka kok, tapi tadi kamu menariknya terlalu kuat. Rasanya sakit sekali,” aku Amisha jujur, terus

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 234

    “Jadi, yang meninggal itu si penjaga makam?” tanya Yoshi dengan nada prihatin begitu Zain selesai menjabarkan kronologis kejadian yang berhubungan dengan dirinya.Zain menggeleng lemah dengan kepala tertunduk lesu. Membuat semua yang mendengar ceritanya saling lempar pandang dengan tatapan heran.“Terus siapa?” Gianna ikut penasaran.Lagi-lagi Zain menghela napas panjang dan mengembuskannya dengan kencang, seolah-olah ia ingin melonggarkan impitan beban dari dadanya.“Aku juga tidak mengenalnya, tapi menurut pihak kepolisian dia adik ipar si penjaga makam,” sahut Zain lirih.Ketiga orang yang menanti jawabannya kembali ternganga. Mereka ikut merasakan kesedihan si penjaga makam.“Kasihan sekali lelaki itu,” gumam Gianna tanpa sadar.“Ajal memang tak bisa ditebak. Semua nyawa makhluk di muka bumi ini milik Allah semata. Dan Dia berhak mengambilnya kapan saja tanpa bisa ditunda barang sedetikpun,” jelas Zain.Amis

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 233

    Amisha masih mengulurkan tangannya untuk meraih kain putih di hadapannya. Getaran jari-jarinya makin kentara. Sejenak ia memejamkan mata, sekuat hati memberanikan diri untuk menyibak kain penutup sosok yang sedang terbujur kaku.Perlahan helai demi helai rambut hitam menyembul dari ujung kain yang mulai tersibak. Menambah berat beban emosi yang mengimpit dada Amisha. Rasa sedih, rasa kehilangan dan ketakutan menyatu dalam kalbu. Namun, semua rasa itu terkalahkan oleh rasa penasaran yang menggelayuti hatinya.Detak jantung Amisha makin berpacu kala puncak kening yang berlumuran darah mulai mengintip dari ujung Kain. Gianna dan Yoshi bahkan ikut menarik napas dalam saking deg-degannya mereka menanti apa yang akan terpampang di depan mata mereka.“Amisha!” teriak seseorang, berseru lantang menghentikan gerakan tangan Amisha.“Suara itu ….” Sesaat Amisha tercekat mendengar suara yang menyerukan namanya. Ia merasa sangat mengenal suara itu.Ta

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status