" kamu, dasar anak sialan lepaskan saya" teriak Helen
" Saya tidak akan melepaskan ular berbisa seperti anda nyonya" kata Radit sinis
" Anak dan ibu sama saja sama-sama sialan pantasan saja mas Bramana membuang kalian" kata Helen dengan suara tinggi
Plakkkk
" Nyonya jangan pikir karena kamu perempuan aku takut sama kamu, ingatlah aku akan membunuhmu sekerang " kata Radit dingin
" Hahaha, membunuhku, haha jangan mimpi kamu anak sialan sebelum kamu membunuhku kamu duluan yang akan di bunuh anak saya" kata Helen tertawa seperti orang gila
" Anakmu tidak akan menemukan kamu nyonya bramana " kata Radit tajam
" Hah asal kamu tau ya, anakku itu seorang mafia, mudah baginya untuk menemukanku dan akan membunuhmu" kata Helen tersenyum
" Lantas ini sudah beberapa bulan nyonya tapi anak yang kau sebut belum menemukan keberadaanmu " kata Radit sinis
" Dasar anak sialan lepaskan saya" teriak Helen emosi
" Siksa dia sampai dia d
Enam bulan sudah usia pernikahan Rena dan Radit. Pernikahan mereka baik-baik saja, rasa cinta sudah mulai tumbuh di hati Radit untuk Rena namun dia belum mengungkapkannya. Arga dan Stella sudah pacaran meskipun setiap hari seperti tom dan Jerry. Alexa dan Bianca sudah mulai merencanakan niat jahat mereka tinggal tunggu waktu yang tepat. Yah selama ini Bianca tidak menemui Radit lagi supaya rencananya bisa berjalan dengan lancar tanpa Radit curigai." Em Rena bagaimana kalo sebentar kita ke restoran sama kak Panji" kata Alexa mulai aksinya" Em gimana yah tapi, ya sudah deh tapi sebentar siang yah jangan malam" kata Rena yang tak tega melihat wajah memohon Alexa" Oke nanti aku hubungi ya, aku sudah booking restoran dekat hotel bintang supaya kita bisa lebih dekat lagi" kata Alexa alasan" Oke deh " kata Rena tanpa mencurigai AlexaSiang harinya mereka sudah sampai di restoran. Semua makan sudah ditata rapi di meja makan, m
Pagi harinya mobil yang di tumpangi Rena sudah sampai di sebuah rumah sederhana namun indah dan bersih. Di sekelilingnya terdapat tanaman yang asri dan udaranya sejuk. Sopir yang di ketahui namanya Rama membawa Rena untuk masuk ke dalam rumah. Untung saja tidak ada tetangga yang lihat karena ini masih terlalu pagiTok tok tokPak Rama mengetuk pintu rumahnya, terdengar suara langkah kaki dari dalamCklekkkkkTerlihat wanita paruh baya berdiri dengan mata melotot ke arah pak Rama" Irene, Irene cepatan sini ya ampun bapak ibu nggak nyangka bapak Setega itu sama ibu, huhu, huhu Irena lihatlah bapakmu nak" teriak Bu Romlah sambil menangis yang membuat Rena dan pak Rama bingung" Ada apa sih Bu pagi-pagi udah teriak seperti orang kemalingan aja" kata perempuan remaja yang seumuran dengan Rena" Lihatlah Irene bapakmu bawa madu, huhu hancur hati ini Irene, bapak tega hianatin ibumu " kata Romlah" Ya ampun ibu, bapak ngg
Sebulan sudah Rena pergi dari rumah Radit, keadaan Radit sangat kacau bahkan selama sebulan juga mama Vivi tidak berbicara padanya setelah mengetahui kelakuan Radit. Radit juga bertambah dingin dan kejam, sedangkan Alexa dan Bianca sudah di tangkap oleh anak buah radit, keadaan mereka sangat buruk karena selalu di siksa sama anak buah Radit." Rena ayo kita berangkat" ajak Irene" Iya sebentar saya kunci pintu dulu" kata RenaYah selama dua Minggu ini Rena sudah bekerja sebagai OB di kantor bagaskara" Rena katanya hari ini bos sudah masuk kantor" kata Irene" Lah emangnya selama ini kemana kok baru masuk" tanya Rena" Yah selama ini bos urus perusahaan di New York dan hari ini dia datang lagi hanya untuk memeriksa" jelas Irene" Berarti yang urus perusahaan itu bukan bos dong" kata Rena" Iya itu bukan bos kita dia itu sekertaris namanya pak Galang" kaya Irene" Oh, Irene aku kok seperti ma
Di rumah sakit Rangga sedang berbincang dengan dokter yang memeriksa keadaan Rena." Bagaimana keadaannya dok" tanya Rangga" Pasien dan janinnya baik-baik pak, tolong jangan biarkan pasien bekerja yang berlebihan dan juga tolong beri dia makanan bergizi" kata dokter itu" Apa dok Rena hamil" tanya Irene" Iya nona usia kandungan sudah satu bulan" kata dokter" Terimakasih dokter" kata Irene tersenyum" Sama-sama nona kalo begitu saya permisi" kata dokter ituMereka pun masuk ke dalam kamar rawat Rena." Rena ada kabar gembira Rena " kata Irene yang tersenyum" Kabar apa sih Irene " tanya Rena yang masih bersandar di tempat tidur" Kamu hamil, usia kandungan kamu satu bulan Rena " kata Irene tersenyumRaut wajah Rena pun berubah menjadi sendu. Bukan ia tak bahagia tapi dia takut suaminya tidak percaya. Dia masih ingat kata-kata Radit di malam itu, sakit hati Rena masih membekas sampe sekar
Satu tahun telah berlalu, selama itu juga Radit dan Rena berpisah. Radit yang selama satu tahun berusaha mencari Rena berubah menjadi sosok yang lebih kejam dan dingin dari sebelumnya. Setelah kepergian Rena Radit menyibukkannya dirinya dengan bekerja dan bekerja terus.Di bandara terlihat sosok perempuan cantik dengan seorang anak kecil yang berada dalam gendongannya sedang berjalan ke sebuah mobil yang sudah menunggu mereka" Dengan non Rena" tanya sopir mobil tersebut" Ah iya pak saya Rena" kata Rena tersenyum" Saya Lukman non sopir keluarga Bagaskara, mari non biar saya bawa barang-barangnya" kata pak lukmLu" Ah terimakasih pak" kata Rena lalu masuk ke dalam mobil" Eughhh,, momy apakah kita sudah sampai" tanya seorang anak kecil yang berumur satu tahun. Meskipun baru berumur satu tahun namu dia sudah lancar birbicabe dan berjalan pelan-pelan" Iya sayang kita sudah sampai" kata Rena kepada putranya.
" Radit kenapa kamu senyum-senyum sendiri" tanya Vivi yang penasaran" Ma, Rena sudah kembali" jawab Radit senang" Benarkah, lalu di mana dia sekarang dit, mama pengen ketemu sama Rena " kata Vivi pura-pura tidak tahu, yah sebenernya Vivi sudah tau tentang kepulangan Rena"Radit belum tau tempat tinggal Rena sekarang ma, suruhanku lagi mencari informasi tentang tempat tinggal Rena, tapi Rena sekarang punya anak ma, apa mungkin dia sudah menikah lagi" kata Radit dengan nada sendu" Yah padahal mama kangen sama Rena dit, tapi nggak apa-apa yang penting sekarang dia ada di Jakarta, untuk soal anak kita kan belum tau dit itu anak siapa. Mungkin saja itu anak kamu dit" kata Vivi mencoba menyemangati putranya" Radit juga berharap begitu mah" kata Radit" Sudah kamu istirahat sekarang besok kita cari tau terntang keberadaan Rena " kata Vivi mengelus punggung Radit" Iya ma, Radit ke kamar dulu" kata Radit sambil berdiri
Sesampainya di kediaman Prasetyo mereka langsung masuk ke dalam rumah." Omaaa" teriak Rayhan yang melihat Vivi duduk di sofa" Hey cucunya Oma udah pulang ya" kata Vivi tersenyum" Iya dong Oma" kata Rayhan turun dari gendongan Radit"Ma, apa kabar" tanya Rena sambil mencium tangan Vivi" Baik sayang, oh iya bagaimana kabar mama papa kamu" tanya Vivi" Mereka baik kok ma, sebulan lagi mereka pindah ke sini " kata Rena langsung duduk di sebelah Vivi" Gimana hubungan kalian" tanya Vivi" Udah naikkan kok ma" kata Radit tersenyum" Syukurlah kalo begitu" kata Vivi senang" Oma layhan sudah ketemu Dady" kata Rayhan tersenyum sambil memeluk erat Radit" Oh ya Rehan nggak sedih lagi dong" kata Vivi tetaeters" Iya dong Oma, momy nggak nangis lagi lihat foto Dady" kata rayhan membuat pipi Rena merah merona"Memangnya momy kamu kenapa nangis lihat foto Dady kamu" tanya Radit penasa
Satu Minggu kemudian, kini tiba hari yang di tunggu oleh Stella dan Arga. Hari dimana merupakan hari bersejarah bagi kedua pasangan itu. Hari ini adalah hari pernikahan dan hari bahagia dua mempelai. Setelah satu jam mengikuti acara pernikahan kini waktunya ucapan selamat dari para tamu hingga keluarga besar dari dua mempelai." Selamat ya sayang, akhirnya kalian menikah juga" ucapan Luna kepada putra dan menantunya" Terimakasih ma" Stella dan Arga secara bersamaan menjawab ucapan selamat dari mamanyaUcapan selamat kini selesai dan para tamu sudah mulai pulang setelah mencicipi hidangan yang di siapkan oleh keluarga besar kedua mempelai." Kamu cape sayang" tanya Arga yang melihat Stella mulai kecapean" Iya nih mas, pegel banget kakiku" jawab Stella sambil memijit kakinya" Sini biar aku pijitin" kata Arga meraih kaki Stella" Nggak usah mas, lagian kamu juga pasti cape" kata Stella" Udah nggak apa-apa, biar kak