Share

Bab 4: Hasil yang Luar Biasa

Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi?

Mengapa wanita ini malah berterimakasih?

Andai saja perkataan Sarah Clarke hanya didengar oleh satu orang saja, sudah pasti orang itu akan mengira dirinya tengah berhalusinasi.

Pada saat semua orang benar-benar tidak mengerti, tiba-tiba salah satu karyawan Beauty Clinic berseru dengan keras, "Lihat, alergi Nona Clarke sudah sembuh, kulitnya sangat mulus dan berkilauan seperti mutiara."

Ketika mendengar suara ini, barulah orang-orang memperhatikan perubahan yang terjadi pada Sarah Clarke.

Semua orang pun dibuat terpana, dan menatap dengan kagum.

Luar biasa!

Ternyata obat buatan Tristan sangat mujarab!

Di sini Tristan tidak hanya berhasil menyembuhkan alergi yang diderita Sarah Clarke, tapi juga membuat kulit wanita itu terlihat semakin cantik.

Pantas, pantas saja dia terlihat sangat bahagia dan langsung berterimakasih pada Tristan.

"Adik, apa kau ini seorang dokter spesialis kulit? Kemampuanmu dalam meramu obat sangat luar biasa!" puji Sarah Clarke.

Ketika semua orang memuji Tristan, ada satu orang yang kebakaran jenggot, siapa lagi kalau bukan Kenzo.

"Hah? Dokter ahli? Dia ini hanya menantu bodoh dari keluarga Wilson, apa yang ia lakukan sekarang ini pasti hanya kebetulan!" Kenzo menyela dengan tidak senang.

Hal ini membuatnya langsung mendapat pelototan tajam dari Sarah Clarke. "Siapa yang mengizinkanmu untuk bicara, hah?"

Kenzo menggertakkan gigi, malu harga dirinya sebagai perwira militer diinjak-injak oleh wanita ini. Jika bukan takut pada kakaknya yang berpangkat Jendral, sudah pasti Kenzo akan langsung merobek mulutnya.

Sadar posisinya kurang bagus, Kenzo pun memilih untuk membungkam mulutnya rapat-rapat. Lagi pula semakin banyak dia bicara, maka akan semakin mempermalukan diri sendiri.

Terlebih Tristan telah berhasil membungkam keraguan semua orang dengan bukti yang hebat, jadi apa lagi yang harus diperdebatkan?

Akhirnya Kenzo Glazier mundur dari tempat kerumunan itu secara diam-diam, lalu meninggalkan Beauty Clinic dengan perasaan kesal.

Tentu saja kepergiaannya tidak lepas dari penglihatan Tristan. Sebagai pengkhianat yang paling awal ditemukan, sudah pasti dia akan menjadi target balas dendam Tristan yang pertama.

Sementara itu, Sarah Clarke merasa tertarik untuk mengenal Tristan lebih jauh. "Adik, apa aku boleh meminta nomor ponselmu? Di masa depan, aku harus mencarimu jika ingin melakukan perawatan."

Tristan terdiam, dia baru saja keluar dari rumah sakit, dan ia tidak tahu apakah David Graham yang bodoh ini memiliki nomor ponsel atau tidak.

Melihat tidak adanya jawaban dari Tristan, membuat Sarah Clarke berpikir jika dia enggan memberikan nomor ponselnya pada orang baru. Terlebih dia adalah seorang pria beristri.

Untuk menghindari kesalahpahaman, Sarah Clarke menyerahkan kartu namanya pada Tristan. "Ini kartu namaku, memiliki banyak kenalan bisa mempermudah hidupmu di masa depan."

Setelah memberikan kartu namanya, Sarah Clarke segera pergi meninggalkan Bauty Clinic.

Selanjutnya aktivitas di klinik kecantikan itu kembali berjalan normal, para pelanggan satu per satu berdatangan, dan para karyawan pun kembali bekerja seperti biasa.

Pada saat ini, Alea Wilson masih tidak menyangka suaminya benar-benar menjadi juru selamat. Dia lantas bertanya dengan penasaran, "David, sejak kapan kau bisa meracik rempah obat?"

"Ah, itu ...." Tristan berpikir sejenak, karena takut salah bicara, "Dulu semasa kecil aku pernah membaca buku tentang mengatasi alergi, jadi aku mempraktikkannya."

Alea Wilson menghela napas kasar, yang menyiratkan rasa kecewa. Ternyata hanya pernah membaca buku, bisa-bisanya pria ini mempraktikkannya dengan penuh percaya diri.

Untung saja tadi itu berhasil, kalau gagal bagaimana?

Sesaat kemudian Alea pun tersadar, sungguh keterlaluan rasanya jika dia tidak bersyukur. Memang tindakan suaminya tadi itu terkesan ceroboh, tapi itu juga telah menyelamatkan reputasi Beauty Clinic, satu-satunya sumber penghasilan keluarga Wilson.

"Anggap saja ini adalah hari keberuntunganmu, tapi lain kali kau tidak boleh sembrono seperti tadi lagi, oke! Kau nyaris membuatku terkena serangan jantung!" ujar Alea dengan mata melotot.

Tristan Miller menanggapi dengan tersenyum santai, "Tenang saja, aku tidak akan melakukan hal bodoh yang akan merugikanmu."

"Huh, kau ini percaya diri sekali!" keluh Alea sembari menggelengkan kepala, "Ya sudah, sebaiknya kita pulang saja."

Keduanya lantas keluar dari Beauty Clinic, berjalan menuju mobil sedan tua milik Alea.

Begitu tiba di sana, Tristan menadahkan tangannya ke depan Alea. "Mana kuncinya, biar aku yang menyetir."

Dahi Alea Wilson mengernyit. "Sejak kapan kau bisa menyetir."

"I-itu ...." Tristan tergagap.

Alea menggelengkan kepala, dia sadar ada banyak perubahan pada diri suaminya setelah bangun dari koma.

Meski begitu, Alea tetap tidak akan mengizinkannya untuk menyetir. Bagaimana jika nanti menabrak orang, bukankah itu hanya akan mendatangkan masalah?

Sementara itu Tristan segera membungkam mulutnya rapat-rapat, menyadari kalau selama ini David Graham bahkan tidak pandai menyetir.

Akhirnya Tristan hanya bisa pasrah, dan membiarkan dirinya duduk di kursi penumpang.

Lagi pula dia belum tahu di mana rumah keluarga Wilson, akan sangat lucu jika dia berpura-pura amnesia, ya kan? Mengingat tadi dia sudah bersikap mengenali mertua dan istrinya.

Sekitar setengah jam perjalanan, akhirnya mereka pun tiba di rumah kediaman keluarga Wilson. Rumahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, tapi terlihat cukup nyaman untuk ditinggali.

Saat pertama memasuki rumah, tatapan Tristan langsung tertuju pada photo keluarga berukuran sedang yang terpajang di dinding. Di sana ada Ellyana, Alea, dan seorang pria paruh baya yang Tristan yakini adalah ayah mertuanya, ditambah seorang gadis muda yang kemungkinan adalah adik Alea.

Setibanya di kamar, Alea buru-buru pergi mandi. Sedangkan Tristan langsung membongkar lemari untuk mencari tahu identitas tubuh barunya.

Tristan hanya tahu orang-orang memanggilnya David, tapi belum tahu nama belakang tubuh barunya.

"David Graham!" Dahi Tristan berkerut ketika membaca nama yang tertera di kartu identitasnya.

Graham, itu adalah nama belakang tangan kanan Tristan sewaktu di militer dulu. Dalang ledakan di kamp peristirahatan yang telah merengut kehidupannya

"Apakah pemuda ini memiliki hubungan dengan Deckard Graham?" gumam Tristan dalam hati dengan penuh rasa penasaran.

Tristan harus mencari tahu satu demi satu, dan membalaskan dendamnya pada mereka satu demi satu pula.

Selanjutnya Tristan berdiri di depan cermin sambil memperhatikan tubuh barunya. Jangankan orang lain, Tristan sendiri saja kecewa dengan tubuh ini.

Meski David Graham masih berumur 23 tahun, lebih muda tujuh tahun dibanding umur Tristan saat meninggal, tapi David Graham memiliki tubuh yang lembek serta perut buncit.

Tidak punya skill, memiliki keterbelakangan mental, tubuh pun bentuknya seperti kerbau. Ya Tuhan, apa yang bisa diharapkan Tristan dengan bereinkarnasi di tubuh pria ini?

Sama sekali tidak ada!

Mungkin hanya ada satu hal yang bisa menjadi pelipur lara Bagi Tristan, yaitu David Graham memiliki rupa yang lumayan tampan. Ah, masih ada satu lagi, David Graham juga memiliki istri yang sangat cantik.

Sembari mengisi waktu kosong untuk bergiliran mandi, Tristan pergi ke halaman belakang untuk berolahraga.

Dengan kondisi tubuh yang sekarang ini, setidaknya Tristan harus berlatih dengan giat selama beberapa bulan untuk mendapatkan tubuh yang ideal, layaknya Tristan Miller sang Dewa Perang.

Sekitar setengah jam berada di halaman belakang, terdengar suara istrinya memanggil, "David, Kak Daniela datang mencarimu, cepat temui dia!"

Tristan jelas tidak tahu siapa itu Kak Daniela, meski begitu dia tetap mengangguk lalu masuk ke dalam rumah.

Ketika sudah dekat dengan ruang dengan ruang depan, terdengar Ellyana memarahi dengan suara melengking.

"Tidak ada uang untukmu wanita sialan, kau sudah terlalu sering memeras putriku!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status