Home / Urban / Lelaki Tak Terkalahkan / Bab 4: Hasil yang Luar Biasa

Share

Bab 4: Hasil yang Luar Biasa

Author: Poel Story27
last update Last Updated: 2023-05-25 18:14:47

Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi?

Mengapa wanita ini malah berterimakasih?

Andai saja perkataan Sarah Clarke hanya didengar oleh satu orang saja, sudah pasti orang itu akan mengira dirinya tengah berhalusinasi.

Pada saat semua orang benar-benar tidak mengerti, tiba-tiba salah satu karyawan Beauty Clinic berseru dengan keras, "Lihat, alergi Nona Clarke sudah sembuh, kulitnya sangat mulus dan berkilauan seperti mutiara."

Ketika mendengar suara ini, barulah orang-orang memperhatikan perubahan yang terjadi pada Sarah Clarke.

Semua orang pun dibuat terpana, dan menatap dengan kagum.

Luar biasa!

Ternyata obat buatan Tristan sangat mujarab!

Di sini Tristan tidak hanya berhasil menyembuhkan alergi yang diderita Sarah Clarke, tapi juga membuat kulit wanita itu terlihat semakin cantik.

Pantas, pantas saja dia terlihat sangat bahagia dan langsung berterimakasih pada Tristan.

"Adik, apa kau ini seorang dokter spesialis kulit? Kemampuanmu dalam meramu obat sangat luar biasa!" puji Sarah Clarke.

Ketika semua orang memuji Tristan, ada satu orang yang kebakaran jenggot, siapa lagi kalau bukan Kenzo.

"Hah? Dokter ahli? Dia ini hanya menantu bodoh dari keluarga Wilson, apa yang ia lakukan sekarang ini pasti hanya kebetulan!" Kenzo menyela dengan tidak senang.

Hal ini membuatnya langsung mendapat pelototan tajam dari Sarah Clarke. "Siapa yang mengizinkanmu untuk bicara, hah?"

Kenzo menggertakkan gigi, malu harga dirinya sebagai perwira militer diinjak-injak oleh wanita ini. Jika bukan takut pada kakaknya yang berpangkat Jendral, sudah pasti Kenzo akan langsung merobek mulutnya.

Sadar posisinya kurang bagus, Kenzo pun memilih untuk membungkam mulutnya rapat-rapat. Lagi pula semakin banyak dia bicara, maka akan semakin mempermalukan diri sendiri.

Terlebih Tristan telah berhasil membungkam keraguan semua orang dengan bukti yang hebat, jadi apa lagi yang harus diperdebatkan?

Akhirnya Kenzo Glazier mundur dari tempat kerumunan itu secara diam-diam, lalu meninggalkan Beauty Clinic dengan perasaan kesal.

Tentu saja kepergiaannya tidak lepas dari penglihatan Tristan. Sebagai pengkhianat yang paling awal ditemukan, sudah pasti dia akan menjadi target balas dendam Tristan yang pertama.

Sementara itu, Sarah Clarke merasa tertarik untuk mengenal Tristan lebih jauh. "Adik, apa aku boleh meminta nomor ponselmu? Di masa depan, aku harus mencarimu jika ingin melakukan perawatan."

Tristan terdiam, dia baru saja keluar dari rumah sakit, dan ia tidak tahu apakah David Graham yang bodoh ini memiliki nomor ponsel atau tidak.

Melihat tidak adanya jawaban dari Tristan, membuat Sarah Clarke berpikir jika dia enggan memberikan nomor ponselnya pada orang baru. Terlebih dia adalah seorang pria beristri.

Untuk menghindari kesalahpahaman, Sarah Clarke menyerahkan kartu namanya pada Tristan. "Ini kartu namaku, memiliki banyak kenalan bisa mempermudah hidupmu di masa depan."

Setelah memberikan kartu namanya, Sarah Clarke segera pergi meninggalkan Bauty Clinic.

Selanjutnya aktivitas di klinik kecantikan itu kembali berjalan normal, para pelanggan satu per satu berdatangan, dan para karyawan pun kembali bekerja seperti biasa.

Pada saat ini, Alea Wilson masih tidak menyangka suaminya benar-benar menjadi juru selamat. Dia lantas bertanya dengan penasaran, "David, sejak kapan kau bisa meracik rempah obat?"

"Ah, itu ...." Tristan berpikir sejenak, karena takut salah bicara, "Dulu semasa kecil aku pernah membaca buku tentang mengatasi alergi, jadi aku mempraktikkannya."

Alea Wilson menghela napas kasar, yang menyiratkan rasa kecewa. Ternyata hanya pernah membaca buku, bisa-bisanya pria ini mempraktikkannya dengan penuh percaya diri.

Untung saja tadi itu berhasil, kalau gagal bagaimana?

Sesaat kemudian Alea pun tersadar, sungguh keterlaluan rasanya jika dia tidak bersyukur. Memang tindakan suaminya tadi itu terkesan ceroboh, tapi itu juga telah menyelamatkan reputasi Beauty Clinic, satu-satunya sumber penghasilan keluarga Wilson.

"Anggap saja ini adalah hari keberuntunganmu, tapi lain kali kau tidak boleh sembrono seperti tadi lagi, oke! Kau nyaris membuatku terkena serangan jantung!" ujar Alea dengan mata melotot.

Tristan Miller menanggapi dengan tersenyum santai, "Tenang saja, aku tidak akan melakukan hal bodoh yang akan merugikanmu."

"Huh, kau ini percaya diri sekali!" keluh Alea sembari menggelengkan kepala, "Ya sudah, sebaiknya kita pulang saja."

Keduanya lantas keluar dari Beauty Clinic, berjalan menuju mobil sedan tua milik Alea.

Begitu tiba di sana, Tristan menadahkan tangannya ke depan Alea. "Mana kuncinya, biar aku yang menyetir."

Dahi Alea Wilson mengernyit. "Sejak kapan kau bisa menyetir."

"I-itu ...." Tristan tergagap.

Alea menggelengkan kepala, dia sadar ada banyak perubahan pada diri suaminya setelah bangun dari koma.

Meski begitu, Alea tetap tidak akan mengizinkannya untuk menyetir. Bagaimana jika nanti menabrak orang, bukankah itu hanya akan mendatangkan masalah?

Sementara itu Tristan segera membungkam mulutnya rapat-rapat, menyadari kalau selama ini David Graham bahkan tidak pandai menyetir.

Akhirnya Tristan hanya bisa pasrah, dan membiarkan dirinya duduk di kursi penumpang.

Lagi pula dia belum tahu di mana rumah keluarga Wilson, akan sangat lucu jika dia berpura-pura amnesia, ya kan? Mengingat tadi dia sudah bersikap mengenali mertua dan istrinya.

Sekitar setengah jam perjalanan, akhirnya mereka pun tiba di rumah kediaman keluarga Wilson. Rumahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, tapi terlihat cukup nyaman untuk ditinggali.

Saat pertama memasuki rumah, tatapan Tristan langsung tertuju pada photo keluarga berukuran sedang yang terpajang di dinding. Di sana ada Ellyana, Alea, dan seorang pria paruh baya yang Tristan yakini adalah ayah mertuanya, ditambah seorang gadis muda yang kemungkinan adalah adik Alea.

Setibanya di kamar, Alea buru-buru pergi mandi. Sedangkan Tristan langsung membongkar lemari untuk mencari tahu identitas tubuh barunya.

Tristan hanya tahu orang-orang memanggilnya David, tapi belum tahu nama belakang tubuh barunya.

"David Graham!" Dahi Tristan berkerut ketika membaca nama yang tertera di kartu identitasnya.

Graham, itu adalah nama belakang tangan kanan Tristan sewaktu di militer dulu. Dalang ledakan di kamp peristirahatan yang telah merengut kehidupannya

"Apakah pemuda ini memiliki hubungan dengan Deckard Graham?" gumam Tristan dalam hati dengan penuh rasa penasaran.

Tristan harus mencari tahu satu demi satu, dan membalaskan dendamnya pada mereka satu demi satu pula.

Selanjutnya Tristan berdiri di depan cermin sambil memperhatikan tubuh barunya. Jangankan orang lain, Tristan sendiri saja kecewa dengan tubuh ini.

Meski David Graham masih berumur 23 tahun, lebih muda tujuh tahun dibanding umur Tristan saat meninggal, tapi David Graham memiliki tubuh yang lembek serta perut buncit.

Tidak punya skill, memiliki keterbelakangan mental, tubuh pun bentuknya seperti kerbau. Ya Tuhan, apa yang bisa diharapkan Tristan dengan bereinkarnasi di tubuh pria ini?

Sama sekali tidak ada!

Mungkin hanya ada satu hal yang bisa menjadi pelipur lara Bagi Tristan, yaitu David Graham memiliki rupa yang lumayan tampan. Ah, masih ada satu lagi, David Graham juga memiliki istri yang sangat cantik.

Sembari mengisi waktu kosong untuk bergiliran mandi, Tristan pergi ke halaman belakang untuk berolahraga.

Dengan kondisi tubuh yang sekarang ini, setidaknya Tristan harus berlatih dengan giat selama beberapa bulan untuk mendapatkan tubuh yang ideal, layaknya Tristan Miller sang Dewa Perang.

Sekitar setengah jam berada di halaman belakang, terdengar suara istrinya memanggil, "David, Kak Daniela datang mencarimu, cepat temui dia!"

Tristan jelas tidak tahu siapa itu Kak Daniela, meski begitu dia tetap mengangguk lalu masuk ke dalam rumah.

Ketika sudah dekat dengan ruang depan, terdengar Ellyana memarahi dengan suara melengking.

"Tidak ada uang untukmu wanita sialan, kau sudah terlalu sering memeras putriku, sebaiknya kau cepat pergi dari rumahku!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Lelaki Tak Terkalahkan   Bab 123: Perubahan yang Luar Biasa

    Tristan menatap wajah Alfred Wilson yang penuh harap. Ia tetsenyum ringan, lalu menoleh ke arah Alea yang terlihat tengah menahan tarikan napasnya."Jangan khawatir, semuanya sudah selesai," ucap Tristan, suaranya datar namun memberi perasaan lega bagi keluarga Wilson.“Apa maksudmu sudah selesai? Apakah ibuku sudah baik-baik saja?" tanya Aldric Wilson memastikan.Mata kakak dari ayah mertua Tristan itu memerah, tak hanya karena bekas tamparan tapi juga karena cemas.Tristan menganggukkan kepala. "Ya, jaringan tumor ganas di kepala Nenek Lena sudah berhasil diatasi, begitu juga dengan jaringan abnormal lain yang tersebar di tubuhnya. Sekarang yang dibutuhkan hanyalah waktu untuk pemulihan. Kalian semua sudah boleh masuk untuk melihatnya, tapi pastikan jangan mengusik ketenangannya untuk sementara ini."Untuk sesaat, koridor itu menjadi sunyi. Tak ada satu pun dari mereka yang bisa langsung bereaksi. Mereka seolah-olah tenggelam di antara rasa percaya dan tidak percaya.Lalu Alfred Wil

  • Lelaki Tak Terkalahkan   Bab 122: Harga untuk Sebuah Pengampunan

    Alih-alih mendengarkan perkataan Alea, Alfred Wilson dan Aldric Wilson justru menunduk lebih dalam. "Maafkan kami, Alea," ucap Alfred Wilson dengan suara parau, berat dan terdengar memohon. "Paman juga, Alea, selama ini paman sudah berlaku terlalu kasar... terlalu jahat padamu …." Aldric Wilson menyusul, meski kata-katanya terdengar lebih kaku dan penuh pergolakan. Alea benar-benar terkejut melihat dua pria yang selama ini dikenal sebagai sosok paling keras dan tak tergoyahkan dalam keluarganya, kini berlutut di hadapannya, seperti dua orang pesakitan yang menanti pengampunan. Belum sempat Alea menanggapi lebih lanjut, kedua pria itu sudah berbalik saling menghadap satu sama lain. Untuk sesaat, suasana terasa membeku. "Ayah…." Aldric menatap Alfred, lalu berucap dengan ragu-ragu, "Apa kita benar-benar akan- ...." Alfred Wilson tidak langsung menjawab, dan keragu-raguan juga terlihat jelas di wajahnya. Pada saat yang sama, suara Hendrik Liam terdengar, "Terserah kalian mau bag

  • Lelaki Tak Terkalahkan   Bab 121: Tamu Tengah Malam

    "Ya, apa pun pasti aku lakukan!" Alfred Wilson sebenarnya masih ingin mempertahankan ego di depan Tristan, tapi dia tidak berdaya karena saat ini Tristan adalah satu-satunya harapan yang tersisa untuk kesembuhan istrinya. "Baiklah, kalau begitu kalian berdua pergi temui istriku, dan minta maaf padanya. Lalu biarkan juga dia menamparmu seperti yang kau lakukan padanya kemarin malam." Tristan berkata dengan ringan, dan kilasan senyum jahat muncul di sudut bibirnya. Alfred Wilson melotot, tidak masalah baginya harus sedikit merendah di depan Tristan, tapi menemui Alea dan meminta maaf secara pribadi, benar-benar membuat martabatnya habis tak tersisa. Lagipula kapan ada sejarahnya seorang kakek mendatangi cucu untuk memohon maaf? "David, kamu jangan keterlaluan!" bentak Aldric Wilson, dia juga merasa keberatan untuk melakukan permintaan Tristan. "Kenapa? Apa kalian berdua tidak mau? Kalau tidak mau juga tidak masalah, aku tidak akan memaksa. Lagipula jika bukan karena Alea, aku tida

  • Lelaki Tak Terkalahkan   Bab 120: Bersedia Melakukan Apa Saja

    "Lancang, beraninya kau bicara seperti itu saat bertemu denganku!"Atmosfir di ruangan itu memanas dalam sekejap, Alfred Wilson menggertakkan gigi, dia ingin maju untuk memarahi Tristan."Ayah, abaikan saja dulu manusia tidak berguna itu, nanti biar aku yang memberinya pelajaran. Saat ini menemukan jalan keluar untuk penyakit ibu jauh lebih penting!"Melihat sang ayah tidak bisa mengendalikan diri, Aldric Wilson buru-buru mengingatkan. Dia tidak ingin ayahnya membuat Hendrik Liam tersinggung karena membuat keributan di ruangan tersebut.Terlebih lagi saat ini mereka sedang membutuhkan iinformasi penting dari Hendrik Liam.Alfred Wilson melengos, dia beralih menatap Hendrik Liam. Ekspresi kesal di wajahnya menghilang seketika, dan berganti dengan senyum menjilat.Dia berkata, ''Dokter Liam, kebetulan sekali Anda sedang berada di tempat. Kami di sini untuk menanyakan informasi keberadaan seseorang, jadi mohon bantuannya."Hendrik Liam tersenyum sarkas. "Apakah kalian sedang mencari seor

  • Lelaki Tak Terkalahkan   Bab 119: Untuk Membuat Perhitungan

    Di sisi lain, keluarga Wilson sedikit bernapas lega setelah berhasil mendatangkan seorang ahli bedah terbaik, meski harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit.Begitu tiba di rumah sakit, Dokter Jimmy Laurent, ahli bedah yang didatangkan dengan susah payah oleh keluarga Wilson itu langsung meminta data Nenek Lena kepada tim medis.Sebagai orang yang sangat berpengalaman di dunia medis, dia selalu mempelajari dan mengalisa kasus pasien terlebih dulu sebelum membuat rencana operasi."Dokter, saya belum pernah menemukan pasien dengan riwayat penyakit sekompleks ini," ujar asisten pribadi dokter Jimmy Laurent, wajahnya tampak cemas.Dokter Jimmy Laurent mengangguk, dia juga merasa gelisah setelah membaca riwayat penyakit nenek Lena secara keseluruhan.Tidak ingin gegabah dalam menangani penyakit Nenek Lena sudah begitu memburuk, dokter Jimmy Laurent lantas membawa timnya untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.Kurang lebih dua jam mempelajari kondisi nenek Lena dengan hati-hati, dokter Jimmy

  • Lelaki Tak Terkalahkan   Ban 118: Harus Diberi Pelajaran!

    "Tutup mulut busukmu itu dan berhentilah membual! Asal kau tahu saja, Alea. Jika bukan karena permintaan dari istriku, aib keluarga sepertimu tidak akan aku izinkan untuk menginjakkan kaki di rumah sakit ini!" bentak Alfred Wilson.Alea tercekat, dan pada saat bersamaan merasa sangat sedih.Dia hanya sedang berusaha menunjukkan jalan keluar agar neneknya bisa diselamatkan, tapi kakeknya malah sampai hati melontarkan perkataan yang sangat kasar padanya.Meski begitu, Alea sebisa mungkin mengabaikan sakit hatinya. Dia tidak ingin memedulikan hal lain, karena yang terpenting baginya adalah kesembuhan sang nenek tercinta.Alea kembali membuka mulut, dia tidak ingin menyerah begitu saja. "Baiklah, Kek. Tidak masalah jika Kakek tidak mau mempercayaiku, tapi tolong biarkan suamiku mencoba mengobati nenek saat ia datang nanti."Mendengar perkataan Alea, Alfred Wilson justru semakin marah dan tanpa pikir panjang mengayunkan tamparan hingga meninggalkan jejak merah lebam di pipi mulus Alea.Pla

  • Lelaki Tak Terkalahkan   Bab 117: Bisakah Kalian Percaya?

    Di rumah sakit Kota Fuji, Keluarga Wilson tengah duduk bersama di ruang tunggu.Masing-masing dari mereka terlihat lesu, setelah mengetahui kondisi terkini nenek Lena.Tim medis baru saja menyelesaikan pemeriksaan secara menyeluruh, kemudian memberitahu pihak keluarga bahwa terdapat tumor ganas kepala di bagian belakang nenek Lena, dan itulah yang menjadi faktor memburuknya kondisi kesehatan wanita tua tersebut.Kondisi terkini nenek Lena dikatakan sangat tidak optimis, dia diharuskan menjalani prosedur bedah selambatnya dalam dua hari kedepan. Jika tidak, nyawanya dipastikan tidak akan tertolong lagi.Keluarga Wilson termasuk salah satu keluarga teratas di Kota Fuji, mereka tentu saja tidak kekurangan uang, dan pasti mampu membayar prosedur operasi meskipun biayanya sangat mahal.Akan tetapi, penyakit nenek Lena sudah sangat kompleks dikarenakan faktor usia, dan sialnya di Kota Fuji belum ada ahli bedah syaraf yang memiliki kemampuan untuk menangani operasi nenek Lena.Negara Dentalu

  • Lelaki Tak Terkalahkan   Bab 116: Menyusul ke Kota Fuji

    Aeolus jatuh ke tanah, tubuhnya membusuk dengan cepat sebelum akhirnya hancur menjadi abu."Bisa-bisanya kau ingin kabur setelah membawa kembali kelompok ekstrimis memasuki negaraku!" desis Tristan dingin.Tak lama setelahnya, pihak aliansi bela diri telah sepenuhnya berhasil menghancurkan kelompok estrimis.Allison Mount datang memimpin aliansi untuk menghadap Tristan.Allison Mount langsung membungkuk hormat, diikuti oleh para tokoh senior lainnya."Tuan Graham, aku mewakili aliansi bela diri menuturkan rasa terima yang sebesar-besarnya. Entah apa yang akan terjadi pada kami semua jika kau secara kebetulan tidak ada di sini."Setalah apa yang terjadi hari ini, Allison Mount yang sebelumnya menyapa Tristan dengan sapaan Raja Martial Graham, kini tidak berani lagi menggunakan kalimat tersebut, karena jelas-jelas level Tristan jauh di atas raja martial art.Tristan mengibaskan tangan dengan ringan dan tersenyum rendah hati. "Untuk apa hanya berterimakasih padaku? Bukankah semua orang d

  • Lelaki Tak Terkalahkan   Bab 115: Tidak Bisa Kabur

    Hanya dalam waktu yang sangat singkat, teknik serangan aneh Bedros sudah berhasil membuat jiwa keduanya terikat, dan hal tersebut membuat Tiristan benar-benar tidak tahu bagaimana harus mengatasinya.Tidak masalah bagi Tristan ketika harus melawan musuh yang sangat kuat, bahkan musuh yang tidak bisa disentuh sekali pun.Namun, cukup sulit bagi Tristan untuk melakukan sesuatu jika jiwa keduanya terikat. Tristan bahkan tidak berani menggunakan api hitam pemusnah jiwa, karena itu dapat membuat dirinya sendiri ikut terbakar.Pada saat ini, Tristan hanya bisa bertahan sekuat mungkin agar jiwanya tidak terhisap ke dalam dimensi buatan Bedros.Tristan juga berpikir keras demi menemukan celah agar terlepas dari teknik aneh tersebut."Mungkinkah teknik ini hanyalah sebuah pengalihan? Bagaimana kalau aku serang saja tubuh aslinya?"Memikirkan kemungkinan tersebut, Tristan langsung melepaskan pukulan lurus berbalut energi sejati ke arah depan.Whuush!Hantaman telak menerpa tubuh Bedros, dan pad

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status