Share

Part 85. Hari persidangan Tuan Satya.

Ruang sidang riuh seketika saat Tuan Satya digiring dua orang perugas kepolisian. 

Ratusan orang berdemo didepan kantor pengadilan itu. Mereka meneriakkan tuntutan mereka agar Tuan Satya dihukum mati.

Mohzan duduk dibarisan paling depan. Ia nampak gelisah mendengar suara massa yang terus menyuarakan tuntutannya. Ia tahu bahwa itu adalah bentuk simpati masyarakat kepadanya dan juga kepada para korban lainnya.

Padahal disisi lain Mohzan sebenarnya telah memaafkan kesalahan pamannya itu. Tapi ia tentu tidak boleh pula mengenyampingkan suara masyarakat yang menuntut keadilan.

Wajah Tuan Satya nampak kuyu. Tubuhnya jauh lebih kurus dari yang biasanya. Ia kini sudah duduk dikursi terdakwa dengan memakai pakaian seragam tahanan.

Sidang sudah berjalan lebih dari satu jam. Arus pendemo terus meningkat dan membludak. 

“Saudara terdakwa..! Apakah saudara mengakui semua tuntutan yang dibacakan oleh saudara jaksa..?” Terdengar hakim ketua memberikan pertanyaan setelah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mbink
mana sambungan cerita nya
goodnovel comment avatar
Mbink
mana sambungan cerita novel nya ... sungguh asik dan menyentuh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status