“Ada apa, Cantik? Apakah kamu tidak membawa uang?" tanya seorang pengunjung kedai ketika dia dan beberapa orang lain mulai berjalan menghampiri Giya. Saat salah satu dari mereka mencoba menyentuh dagunya, Giya langsung menghindar. Sontak pria lainnya segera meraih lengan Giya, mereka memiliki niat jahat. Menyadari bahwa dirinya dalam bahaya, Giya mengambil kesempatan untuk menggigit salah satu jari pria itu. Erang kesakitan terdengar saat pria itu memegangi jarinya yang terluka parah. Seketika mereka tidak ada yang berani mengambil langkah. Mereka melihat sorot jahat di mata Giya.Namun karena kelelahan dan tekanan yang tiba-tiba, Giya merasa sangat pusing. Akibatnya, dia pun jatuh ke tanah, nyaris tidak sadar. Menyadari bahwa Giya hampir tidak punya energi tersisa, para pria itu berbalik menghadap seseorang yang berjalan ke arah mereka. Salah satu dari mereka berujar, “Bukankah ini terlalu kejam, Bos? Kau tidak memperingatkan kami bahwa wanita ini begitu berani. Kau tahu, jariku ha
Pertanyaan itu datang dari Giya. “Ceritanya panjang. Sudah, jangan memikirkan itu. Untuk saat ini kamu istirahat saja dan fokus pada penyembuhan penyakitmu. Aku akan menceritakan semuanya nanti." Sekarang karena dia telah menemukan peti mati abadi, Gerald punya alasan untuk kembali ke keluarganya sesegera mungkin. Lagi pula, masih banyak misteri yang belum terpecahkan. Itulah alasan kedua dia memanggil helikopter itu. Alasan utamanya tentu saja karena dia sangat khawatir dengan kondisi Giya. “Kita sudah mendekati pulau, Tuan Crawford. Tetapi sepertinya ada sesuatu yang terjadi di pinggir pulau. Terlihat banyak orang di bawah sana,” kata salah satu pengawal Crawford yang ada di dalam helikopter. “Hm?” kata Gerald sambil segera berdiri dan melihat ke luar jendela helikopter. Seperti yang dikatakan pengawal itu, terlihat kakeknya dan banyak orang lain sedang berdiri di bibir pulau. Mereka tampaknya sedang mendiskusikan sesuatu dengan seorang wanita asing, setidaknya kalau dilihat dar
“Tidak. Ini tidak masuk akal! Aku tidak tahu muslihat macam apa yang sedang direncanakan Alice. Sejauh yang kuingat, saat itu aku memberinya beberapa ratus ribu dolar untuk biaya hidup,” gumam Gerald pada dirinya sendiri sambil sedikit mengernyit. Kabar yang tiba-tiba ini sejujurnya cukup aneh dan mengejutkannya. Pasalnya, sejak terlibat dalam perselisihan dengan Keluarga Moldell, dia memfokuskan diri pada pelatihan dan meningkatkan kemampuannya hingga jarang terlibat dengan kehidupan di kota. Tak disangka kejadian semacam itu muncul tidak lama setelah dia kembali ke kehidupannya yang dulu. Meskipun sangat sulit baginya untuk menerima kenyataan bahwa dia sekarang memiliki seorang putri, lebih mengejutkan lagi bahwa ibunya adalah Alice! Menyadari bahwa Giya dan Lyra juga cepat atau lambat akan mengetahui hal ini. Gerald mendapati dirinya terjebak dalam situasi yang semakin sulit. ‘Bah! Tidak ada gunanya memikirkan itu. Aku akan menunggu hasil tes DNA.’ Setelah itu, Gerald menuju k
“Masih tidak mau mengatakan yang sebenarnya? Meskipun aku tidak tahu bagaimana kamu mengubah hasil tes itu, aku yakin bukan kamu yang melahirkan anak itu. Dengar, karena kita mantan teman sekelas, aku akan melepaskanmu jika kamu mengatakan yang sebenarnya." kata Gerald dengan dingin. Mendengar itu, Alice tercengang. Raut ketakutan tercermin di matanya. Dia bergumam dalam hati, 'sejak kapan Gerald menjadi sakti begini?' "Aku duga, kamu melakukan semua ini karena tujuan tertentu, kan?" tanya Gerald. Dia telah memikirkan soal ramalan kematian itu sepanjang perjalanan pulang, dia merasa harus lebih waspada. “Aku… aku tidak mengerti yang kamu bicarakan! Lepaskan aku!” sangkal Alice. “Masih tidak mau mengatakan yang sebenarnya? Baik kalau begitu! Aku akan memperlakukan anak ini seperti anakku sendiri dan membesarkannya… Tapi aku akan melemparkanmu ke laut supaya kamu jadi makanan ikan!” kata Gerald yang kemudian mengangkat Alice. Alice sangat ketakutan. Gerald yang dulu pemalu dan lema
“Lyra? Ah!” kata Daryl dan Dylan salah tingkah. Daryl tahu dia bersikap tidak seperti biasanya, karena dia tidak bisa menahan perasaan gembiranya. Dia merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan cicitnya sebelum mengikuti Ikrar Air Suci, sebuah peristiwa yang dia tahu dia mungkin tidak akan bisa pulang hidup-hidup. Karena Tuhan menjawab doanya untuk berkesempatan bertemu dengan Mable, bisa dibayangkan betapa senangnya Daryl begitu dia mengetahui bahwa bayi itu adalah cicitnya. Dengan kedatangan Lyra di sini, Daryl pun merasa malu. Bagaimanapun juga, Lyra adalah menantu perempuan yang sah di Keluarga Crawford. Dari yang dia dengar, Lyra yang mengurus semua keperluan Keluarga Crawford, baik yang besar maupun kecil, selama bertahun-tahun. “Ah! aku juga tidak terlalu yakin! Menurutku anak ini sangat lucu jadi aku membawanya!” jawab Daryl dengan sikap yang semakin canggung. Mendengar itu, Lyra hanya mengangguk tanpa suara. Ketika Daryl menyerahkan Mable kepada Dylan, dia mengamati bahw
“A-aku akan memberitahumu selama kamu mau berjanji menerimaku!" kata Alice sambil memegang lengan Gerald. “Katakan saja!” jawab Gerald sambil mendorong tangannya menjauh. Setelah menghapus air matanya, Alice kemudian menjelaskan, “Semuanya dimulai pada malam ketika kita berada di hotel tepi laut…” Setelah mendengarkan penjelasan Alice sebentar, Gerald bisa membayangkan gambaran kejadian saat itu. Singkatnya, malam itu Alice membius Gerald dengan maksud untuk tidur dengannya agar Alice bisa hamil. Dalam benak Alice saat itu, jika dia mengandung bayi Gerald, maka dia akan menjadi bagian dari keluarga kaya dan terpandang. Sayangnya, siklus menstruasinya datang lebih awal dan semua rencananya berantakan. Pada saat itu, Alice sangat kesal hingga ingin rasanya menampar diri sendiri. Akhirnya, dia mencipratkan sedikit noda merah menyerupai darah ke atas seprai, sebagai bukti bahwa dia telah kehilangan keperawanannya. Dengan fakta itu, jelas Alice telah membohongi Gerald tentang Mable se
Sejak pertama kali melihat mural di Makam Dewa, Gerald sudah mengetahui bahwa wanita berbaju putih itu terinspirasi oleh pengemis tua untuk memisahkan antara peti mati dengan dewa. Namun, tidak ada yang tahu lokasi makam wanita berbaju putih itu.Sehingga ketika Alice mengatakan tentang sebuah makam kuno, mau tidak mau Gerald menghubungkannya dengan kisah itu. Apakah wanita dalam peti mati berwarna putih telah dibawa ke laut selatan setelah pemisahan? Apakah saat ini terkubur di makam raja lautan?"Di mana makam raja lautan berada?" tanya Gerald setelah merenung sejenak. Alice menanggapi dengan menceritakan semua yang dia tahu. Gerald mendengarkan dengan penuh perhatian semua yang Alice katakan. Sejujurnya, Gerald merasa penting bagi dirinya untuk pergi dan menyelidikinya sendiri.Sepengetahuan Gerald, wanita berbaju putih itu sangat mungkin dikuburkan di dalam makam raja lautan. Ketika pertama kali Lyra memimpikan wanita yang berdiri di tepi sungai di dalam hutan yang beracun i
Lagi pula, sejak dulu Yasmeen terkenal begitu. Saat itu jarang sekali mahasiswa Universitas Mayberry yang berkencan dengan sesama mahasiswa, namun Yasmeen berada di level yang sama sekali berbeda. Saat itu, dia berkencan dengan presiden salah satu perusahaan di Mayberry yang kebetulan sudah bercerai.Karena hubungan mereka, presiden mengatur agar kembang api ditempatkan di setiap sudut universitas pada hari ulang tahun Yasmeen. Malam itu, seluruh universitas diterangi oleh cahaya kembang api yang indah, dengan mudah membuat semua gadis lain di sana mengagumi dan iri padanya.Namun bukan itu yang paling diingat Gerald tentang insiden itu. Tidak, yang paling diingatnya tentang peristiwa itu adalah fakta bahwa Yasmeen menyuruhnya membersihkan semua sisa kembang api di sekitar universitas—ketika pagi tiba—dengan bayaran lima belas dolar.Upah sebesar itu sangat berarti bag Gerald saat itu. Setelah menerima uang, Gerald langsung mentraktir Xavia makan di KFC. Gerald bahkan ingat menambahkan