Jika berniat mau berbuat macam-macam, Gerald tentu akan memilih Elena. Tetapi dia tidak punya sifat penguasa yang seperti itu. Bagaimanapun juga, Gerald harus tetap menghukum mereka. Jadi dia pikir hukuman semacam ini sudah cukup setimpal untuk membuat gadis-gadis itu menyesal. “Hiiks..hiks...” gadis-gadis itu masih menangis sesenggukan. Setelah setengah jam berada di dalam kamar, mereka akhirnya diizinkan keluar dengan masih merasakan panas dan perih di pipi mereka. Melihat gadis-gadis itu, semua orang yang menunggu di luar kamar tercengang. Luar biasa! Tuan Crawford benar-benar luar biasa! Dia bisa menghukum lima gadis cantik itu dalam waktu hanya setengah jam sampai mereka tidak bisa berdiri congkak lagi.Pria muda berbaju putih juga diam-diam mengagumi Gerald. Tetapi karena Gerald masih fokus pada Elena dan teman-temannya, dia tidak berani mendekat dan mencari perhatian.Ketika para bos besar di sana, termasuk Warren, tahu bahwa putri mereka tidak melakukan hubungan seksual
Gerald mendengar suara seorang wanita memanggilnya. Ketika membalikkan badan, Gerald melihat Whitney, presiden mahasiswa (presma) di kampusnya. Tentu saja Whitney tadi menyaksikan ketika Gerald keluar dari Ferrari. Untuk itu Whitney mencoba memastikan apakah itu benar-benar Gerald dan terkejut ketika tahu memang benar dia. “Ya, ada apa?”Gerald tidak menyangka akan bertemu dengan orang yang dikenalnya padahal dia sudah meminta Aiden menurunkannya jauh dari kampus. Dia sudah mengira pasti Whitney penasaran dia pulang diantar Ferrari. Tetapi Gerald pura-pura tidak tahu. “Kamu...kamu.. tadi keluar dari mobil Ferrari? Bagaimana bisa?” tanya Whitney.Selama beberapa kali bertemu dengan Gerald, dia mengalami banyak keterkejutan. Yang pertama, Gerald memenangkan lotere sampai bisa mentraktir semua orang di Homeland Kitchen tadi malam, bahkan tidak ragu menghabiskan banyak uang. Karena penasaran, Whitney lalu menanyakan hal ini pada teman sekelas Gerald. Dia ingin tahu yang sebenarnya
”Tiga puluh ribu dolar? Siapa yang bilang aku menang tiga puluh ribu dolar? Itu kan cuma asumsi dan tebakan kalian saja. Aku bilang aku mengambil tiga puluh ribu dolar dari bank, tapi siapa yang bilang aku dapat sejumlah itu dari lotre?” jawab Gerald dengan ekspresi meyakinkan.Melihat ekspresi Gerald, Whitney merasa semakin penasaran.Benar dugaannya. Jika Gerald berani menghabiskan dua puluh dua ribu dolar sekaligus, dia pasti mendapatkan lebih dari hanya tiga puluh ribu dolar dari lotere. “Jadi, berapa sebenarnya yang kamu dapat?”“Aku tidak mau bilang padamu soal itu. Lagipula, tidak telalu banyak, kok. Okay, Nona Jenkins, kalau tidak ada lagi yang harus diobrolkan. Aku mau pergi.” Gerald menjawab dengan ekspresi acuh tak acuh. Lalu berjalan menjauh meninggalkan Whitney. Whitney merasa geram sekarang. “Hmmpph!! Kamu pikir kamu hebat, hah! Kamu cuma beruntung karena mendapat uang dari menang lotre! Lagipula tidak akan pernah sebanding dengan anak orang kaya seperti Victor!”
Victor dan Whitney melanjutkan perjalanan menuju tempat perawatan mobil Audi milik Victor dengan perasaan yang masih bingung memikirkan kasus Gerald. Victor sangat bangga pada mobilnya, tapi ketika mendengar cerita tentang Ferrari yang dikendarai teman Gerald, membuatnya sedikit iri. Whitney dan Victor diam-diam memikirkan hal yang sama. Mereka harus mencari tahu siapa sebenarnya teman Gerald itu. Di bengkel perawatan, sambil menunggu mobilnya yang sedang di proses, Victor membuka obrolan dengan bos dan orang-orang di sana setelah menyadari bahwa mereka kagum melihat mobilnya. Seorang petugas bengkel yang mengurus mobil Victor berkata, “Saya rasa Anda sudah sangat tepat dan bijak memilih Audi kelas atas untuk dijadikan mobil pribadi. Mobil Audi kami tidak sama dengan mobil mewah lain di pasaran. Misalnya, mobil sport Ferrari hanya untuk meningkatkan gengsi. Hanya orang sangat kaya yang mau berinvestasi pada mobil semacam itu.”“Saat ini, umumnya pebisnis akan memilih Audi atau B
“Gerald, justru kenapa aku menelponmu karena Alice-lah yang setuju dan minta kamu untuk ikut,” kata Harper menjelaskan.“Hah?” Gerald tercengang. Ini tidak masuk akal. Bukankah Alice selalu jengkel padanya setiap kali mereka bertemu? Kenapa justru kali ini Alice ingin Gerald ikut?Sejujurnya, Gerald sudah terlalu banyak makan di acara perjamuan tadi, jadi dia sama sekali tidak lapar. Dia juga merasa sangat lelah setelah banyak berbincang dengan para pebisnis selama pesta. Gerald sedang tidak ingin pergi. Lagipula ini hanya nongkrong santai, dia ingin fokus saja untuk persiapan tes mengemudi.Mungkin ini memang sudah diatur takdir. Kebanyakan kehidupan anak orang kaya berkisar seputar nongkrong dan berkumpul. Meskipun Gerald belum mengungkap identitasnya, rupanya segala jenis pesta dan undangan nongkrong sudah mulai menghampirinya.Ketika Gerald mengatakan tidak ingin ikut, Harper juga tidak akan pergi. Gerald jadi merasa bersalah dan dengan terpaksa akhirnya setuju untuk ikut m
Gerald merasa terganggu mendengar informasi itu. Karena dia-lah yang waktu itu menyelesaikan masalahnya. Tentu saja Gerald melakukan itu bukan untuk Alice. Satu-satunya alasan Gerald mau mengambil langkah dan menyelesaikan masalah malam itu adalah demi Naomi.Sayangnya, hari ini Alice malah salah paham mengira bahwa Quinton yang telah berjasa. Alice bahkan sangat terkesan pada Quinton sampai mau menjadikannya pacar. Ah, sayang sekali. Alice yang sangat cantik dan belum pernah jatuh cinta sebelumnya. Alice benar-benar bidadari di muka bumi. Bohong kalau Gerald sama sekali tidak merasa tertarik pada Alice. Apakah dia harus mengambil kesempatan dengan mengatakan pada Alice cerita yang sebenarnya? Kalaupun Alice tidak akan berterima kasih padanya, minimal dia tidak akan berpacaran dengan orang yang salah hanya karena kesalahpahaman belaka. Gerald masih berpikir keras. Anak-anak muda itu masih berbincang dan bercanda sebelum kemudian memesan taksi dan menuju ke Restoran Grand Marshal
Apakah orang-orang akan salah paham jika tahu Gerald memukul Elena dan teman-temannya? Gerald tiba-tiba merasa bersalah.Gerald berpikir bagaimana jika Alice dan Jacelyn tahu kalau bos besar yang mereka bicarakan sebenarnya adalah dirinya.“Alice! Kamu kok nggak bilang kalau sudah di sini?”Para gadis yang sedang mengobrol soal restoran tiba-tiba dikagetkan oleh suara Quinton. Terlihat Quinton dengan pakaian formal dan rapi berjalan mengampiri mereka didampingi Harold. Quinton benar-benar terlihat tampan hari ini. Ya, paling tidak begitulah kesan yang di dapat para gadis itu.“Iya, tadi aku lihat kamu masih sibuk menyambut para tamu. Kamu capek?”kata Alice dengan senyum lembut. Alice tidak pernah berpacaran dan tidak terbiasa bersikap genit seperti Jacelyn. Dia bertanya dengan sedikit malu karena masih canggung. “Aku nggak apa-apa, kok. Beberapa pemilik bisnis di Mayberry Commercial Street juga datang, tapi tenang saja aku sudah menyiapkan meja untuk mereka. Ayo, Alice dan k
Xavia menggandeng lengan Yuri dengan mesra. Dia melihat Gerald, Naomi, dan yang lain dengan pandangan heran. Xavia tidak menyangka kalau mereka bisa datang ke acara berkelas seperti itu.Gerald memandang Xavia yang mengenakan gaun emas dan perak. Dia lalu teringat cincin berlian yang dibeli Yuri untuk Xavia. Gerald yakin pasti Yuri membelikan barang-barang itu untuk dikenakan Xavia pada pembukaan Restoran Grand Marshall malam ini.Xavia terlihat sangat senang dan bangga.‘Mungkin Yuri dan Xavia memang benar-benar saling mencintai,’ kata Gerald dalam hati. Mungkin dulu Gerald hanya sebagai alat menghilangkan kejenuhan saja untuk Xavia.Memikirkan hal itu, Gerald merasa sangat bodoh. Apalagi saat mengkhawatirkan Xavia tadi malam, harusnya itu tidak perlu. “Quinton, jadi kau juga mengenal Gerald?” Yuri bertanya akrab pada Quinton. Sebenarnya, kekayaan keluarga Lowell tidak ada apa-apanya dibanding dengan keluarga Ziegler. Alasan kenapa Yuri bisa datang ke pesta itu adalah karena i