“Aku sudah menghubungi Felicia dan menceritakan situasinya. Dia bilang padaku bahwa dia akan mencoba meminta teman sekelasnya itu untuk membantu kita. Semoga saja berhasil. Dengan bantuan para fans pembawa acara itu, kita bisa tahu lokasi Giya berada. Itulah kekuatan massa," ujar Tammy.Gerald mengangguk. Menurutnya ide itu cukup bagus.Orang awam mungkin tidak paham kapabilitas mereka yang bekerja di media massa dan mereka yang menggunakan internet sebagai rumah kedua. Selama mereka mau melakukan riset, semua informasi yang mereka butuhkan akan bisa didapatkan.Selanjutnya, Gerald menghubungi Drake dan Tyson untuk ikut menyelidiki kasus ini. Mereka tidak mau ambil risiko.Tepat saat itu, sebuah mobil hitam datang dan memarkir di pinggir jalan. Sepupu Tammy keluar dari dalam mobil dengan didampingi oleh seorang pria tampan berkacamata."Felicia di sini!"Gerald sudah sempat bertemu Felicia beberapa hari yang lalu, jadi dia tahu siapa gadis itu.Felicia juga sudah paham apa yang terjadi
Yvonne ada di sana karena dia bekerja sebagai asisten Felicity. Dia jelas kaget melihat Gerald datang."Jangan hiraukan itu. Yang lebih penting kami butuh bantuanmu!"Rasanya seperti sudah lama sekali sejak terakhir kali Gerald bertemu dengan Yvonne dan Felicity. Mereka tidak saling bertemu lagi sejak Gerald menyelamatkan keduanya dari penculikan.Gerald merasa sedikit sulit berbicara dengan mereka sekarang."Tunggu di sini sebentar. Felicity masih berdandan. Aku beritahu dia dulu kalau kalian ada di sini."Yvonne sudah tidak sejahat dulu pada Gerald. Banyak hal terjadi sejak penculikan itu dan dia menebak sangat mungkin memang Gerald yang menyelamatkan mereka berempat saat itu. Gerald jelas memiliki kekuasaan dan pengaruh yang lumayan. Mereka tahu itu. Saat ini, Yvonne ingin bersikap lebih baik pada Gerald. Felicity pun berpikir hal yang sama. Latar belakang Gerald masih misterius bagi mereka, setidaknya begitu.Mereka dalam bahaya saat itu, tetapi tidak ada satupun yang bisa menolon
Kini setelah Felicity sudah terkenal, pria-pria muda dan kaya mulai banyak mendekatinya. Pernah sekali waktu dia demam, sejumlah pria langsung datang menjenguk dan membawakannya obat. Bahkan tidak sedikit dari mereka selalu mengiriminya pesan setiap malam.Secara teknis, dengan perlakuan yang demikian, sebenarnya pria-pria itu sudah memenuhi 'standar pasangan' Felicity. Sementara Ordinary Man justru tidak banyak berkomunikasi dengan Felicity selama beberapa bulan terakhir. Dia bahkan tidak pernah bertemu pria itu secara langsung. Namun meski begitu, Felicity tetap tidak menaruh perasaan apapun pada pria lain. Itu menjadi bukti bahwa dia hanya mengagumi 'Ordinary Man'. Seringkali Felicity membayangkan dan menebak-nebak rupa Ordinary Man.Namun dari semua petunjuk yang dia dapat, kesemuanya merujuk pada orang yang selalu dia pandang rendah, yaitu Gerald. Tentu saja itu membuat perasaannya menjadi tidak karuan.'Apakah itu memang benar-benar Gerald? Jika iya, berarti Gerald lah yang selam
“Xavia ada di Yanken?"Gerald masih tercengang mendengar nama itu. Dia sudah tidak mendengar kabar soal Xavia selama berbulan-bulan. Tiba-tiba muncul perasaan sakit dalam hatinya.Bagaimanapun, dia pernah menjadi pacar Xavia selama dua tahun. Kenangannya di Universitas Mayberry dipenuhi dengan kebersamaan mereka berdua. Tetapi sayangnya, Xavia sudah menyakiti perasaannya. Hingga pada satu titik, Gerald hanya merasakan benci pada gadis itu.Setelah membuka identitasnya sebagai Tuan Crawford, dia bersikap lebih dingin pada Xavia. Xavia yang merasa sangat terpukul akhirnya memutuskan keluar dari kampus.Sejak kejadian itu, semua kebencian yang dirasakan Gerald perlahan lenyap dan digantikan perasaan bersalah.Di masa lalu, Gerald tidak punya apa-apa, tetapi Xavia tidak membencinya karena itu. Gadis itu tetap memilih bersama Gerald. Mereka sering makan dan berbelanja bersama. Meskipun memang benar Xavia berubah pada akhirnya, dia tetap jauh lebih baik dibandingkan dengan Alice dan yang lai
Dia menyetujui perjanjian itu tanpa sedikitpun merasa ragu. Itu jauh lebih baik daripada memberitahu Felicity bahwa dia sebenarnya memang Ordinary Man. Tetapi sekarang ini bukan saatnya membahas itu, sekarang adalah waktunya Felicity meminta bantuan fansnya untuk mencari Giya.Saat Gerald menuruni anak tangga, semuanya dapat melihat banyak hal membebani pikirannya.Gerald berjalan mondar mandir, sementara Felicia dan Quade mengikuti di belakangnya. Felicia terus terus-terusan menyenggol Quade dan mengarahkan kepalanya ke punggung Gerald. Terlihat sekali Quade ingin mengatakan sesuatu pada Gerald. Tetapi sayangnya Quade tidak berani mendekati Gerald."Quade, tidak apa-apa. Maju dan bilang pada Gerald!" ujar Tammy sambil menghela napas dan memandang mereka berdua. Dia tidak tahan melihat mereka berlaku diam-diam di belakang Gerald.Gerald mendengar namanya disebut dan langsung membalikkan badan. Di belakangnya, dia melihat Felicia menyenggol Quade sementara mereka berdua balik memandang
“Sharon, kamu! Beraninya kamu menamparku! Hayward, si jalang ini baru saja menamparku!" Saat berkata begitu, Lilian menatap pada Hayward sambil memegangi pipinya yang perih. Sayangnya, Hayward justru mengalihkan pandangannya, jelas dia berpihak pada siapa. "Ooh, aku mengerti. Jadi begitu rupanya. Ternyata selama ini aku buta karena nggak bisa melihat orang macam apa kamu sebenarnya." Suara Lilian bergetar, dia pun kemudian membalikkan badan dan berlari sambil menangis.Sharon membanting sendok dan garpunya ke atas meja. Dia sudah tidak berminat lagi menikmati makanannya setelah kekacauan itu. Tidak berselang lama, mereka berdua pun meninggalkan restoran.'Sayang sekali dua orang sahabat harus bertengkar seperti musuh,' gumam Gerald dalam hati.Dari semua yang terjadi di depannya, Gerald bisa menangkap hubungan di antara mereka bertiga. Tampaknya baik Lilian maupun Sharon sama-sama menjadi lebih agresif dan terbuka pada Hayward karena beberapa properti yang kini dimilikinya.Dulu keti
Suara Gerald terdengar sangat cemas saat melempar pertanyaan itu.Pria tua itu terkekeh dan menatap Gerald. “Ya, aku bertemu dengannya. Aku melihatnya sendirian di luar Stasiun Mayberry pada siang hari itu. Aku masih ingat dengan jelas karena dia sangat menarik, tinggi dan cantik. Beberapa orang menunggunya di stasiun. Setelah mengobrol singkat, dia masuk ke dalam mobil dengan tergesa-gesa dan itulah terakhir kali aku melihatnya...”“Kamu sepertinya tertarik. Apa kamu mengenalnya?” tanya pria tua sambil tersenyum.“Ya, kami berteman,” ujar Gerald mengangguk dan menanyakan beberapa detail lebih lanjut pada pria itu. Berdasarkan deskripsi dari pria tua itu saat kejadian, orang yang dia lihat hari itu memang sangat mungkin adalah Giya. Waktunya juga sangat persis. Selama Gerald bisa tahu lokasi terakhir kalinya Giya menghilang, entah dia diculik atau tidak, kasusnya akan bisa diungkap dengan lebih mudah. Saat Gerald akan pergi, pria tua itu menggenggam lengannya dengan gugup.“A
"Hei, itu Gerald, kan?" tanya seorang pemuda yang mengenali sosok yang sedang bersepeda di tengah hujan itu."Ya, kamu benar. Ya, Tuhan, dia bersepeda di tengah hujan yang sangat lebat! Dia juga tampak sangat tergesa-gesa.""Aku dengar dia menang undian mobil, tetapi ternyata dia tetap saja dia gembel seperti biasanya.""Yeah, aku menyesal sempat kagum padanya ketika dia memenangkan lotre."Mereka pun mulai kasak-kusuk membicarakan Gerald.Sepuluh orang yang berdiri di ambang pintu itu adalah teman-teman sekelas Gerald. Sang Konselor, yang pasti sudah bisa ditebak, tidak lain adalah Cassandra.Kebetulan Cassandra sedang pindahan ke rumah barunya lagi hari ini. Dia tidak perlu tinggal di apartemen dosen lagi.Karena St. Cloud adalah kawasan elit, harga rumah yang ada di sana mencapai sekitar 400.000 dolar.Cassandra sudah bekerja menjadi dosen di universitas selama sekian waktu sampai hari ini. Dia juga mendirikan toko onlinenya sendiri. Dengan bantuan Felicity yang mempromosikan toko d