“B-bohong? Aku tidak paham apa yang kamu bicarakan!” Raquel menjawab sambil menyilangkan tangan di dada.Dengan banyaknya pasang mata di gedung itu yang memandang ke arah mereka, Raquel berharap dia bisa bersembunyi dari rasa malu yang dirasakan.“Mengapa… mengapa kamu bersikap seperti ini?” Marven bertanya sambil menarik napas dalam-dalam.Sebagai tanggapan, Raquel hanya memandang ke samping dalam diam. “Huh, jadi kamu yang bernama Marven? Teman masa kecil Rachel atau semacamnya? Aku sudah cukup mendengar banyak cerita tentangmu! Coba kamu mengaca dan lihat dirimu! Enyah kamu dari pandanganku sekarang juga!” Jefferson berteriak sambil mengayunkan kunci mobil Audi A6 tepat di depan wajah Marven.“Halo, halo! Namamu Jeff, benar? Aku sudah menunggu kedatanganmu sejak tadi!” Seorang staf dengan setelan jas tiba-tiba muncul dengan tergopoh-gopoh, menyalami Jefferson dengan senyum ramah di wajahnya.“Hai, Aaron! Sudah lama sejak terakhir kita bertemu! Maaf sudah menunggu!” Jefferson menjaw
“Aku mengerti. Tapi aku masih ingin melihat-lihat gedung ini dulu!” Raquel menjawab. Meskipun dia tidak sanggup membayar sewa di tempat ini, Raquel masih tetap ingin melihat-lihat berkeliling Gedung. Setidaknya Raquel masih bisa bermimpi.Ketika rombongan Raquel masih berada di dalam gedung, terdengar keriuhan dari ujung salah satu lorong. Seorang pria paruh baya mengenakan setelan jas terlihat berjalan memasuki gedung dan banyak pengunjung yang menyambut pria itu dengan hormat ketika dia melintas di depan mereka. Pria itu bukan pria biasa. Dia adalah Manajer Edificio!“Dia itu Manajer Edificio yang terkenal, Alexander Brookes!” Jefferson menjelaskan pada tiga gadis yang bersamanya.‘Memangnya kenapa kalau kamu kenal dia? Dia bahkan tidak tahu bahwa kamu ada!’ Raquel berkata kepada dirinya sendiri, jelas sekali dia masih kesal.Meski banyak orang yang terlihat ingin berbicara dengan Tuan Brooks, namun dia hanya melambaikan tangan saja. Tampaknya Tuan Brooks sedang buru-buru. Tuan Bro
Detik itu juga, Marven bangkit dari kursinya lalu berjalan menghampiri. Kemudian Marven menjabat tangan Alexander dan berkata, “Halo, Tuan Brookes! Kita sudah berbicara di telepon kemarin. Tadi aku sudah mencoba menghubungi Anda kembali, tetapi Anda tidak mengangkat teleponku!”“Maafkan saya, Tuan Wadley! Saya harus menyelesaikan urusan di sekolah putri saya barusan! Mohon maaf atas keterlambatan saya!”“Ngomong-ngomong, Tuan Wadley, Anda menyuruh kami untuk menyiapkan beberapa dokumen kemarin. Nah, ini dia lokasi kantor yang Anda minati dan 4D model outlet showroom-nya,” Tuan Brookes berkata sambil mengeluarkan beberapa dokumen.“Sebelum kita memproses lebih lanjut, jadi gambaran pembayarannya nanti seperti ini. Untuk Outlet beserta kantor totalnya seharga 35 miliar dolar dan karena Anda membayar full di awal maka aku pastikan aku akan memberikan Anda diskon!” “Tidak masalah. Sekarang kita cari tempat duduk dulu sebelum berdiskusi lebih lanjut!” Marven menjawab sambil mengajak Tuan
Detik ketika Gerald dan Marven membuka pintu kelas, seketika mereka disambut dengan sorak sorai tanpa henti!“Gerald! Marven! Dari mana saja kalian?” tanya beberapa orang gadis cantik sambil mengelilingi Gerald dan Marven, mereka berusaha keras untuk mengawali obrolan. Semua mata tertuju pada Gerald dengan tatapan merayu.Bagaimanapun, mereka tahu bahwa Gerald yang telah membantu Marven dalam hal ini. Meskipun benar bahwa Marven adalah direktur perusahaan, namun penyandang dana utamanya adalah Gerald. Itu sebabnya para gadis itu mencoba menarik perhatian Gerald.Status Marven meningkat pesat dan banyak dari teman-teman sekelasnya yang berusaha mendekati Marven dan mencoba peruntungan dengan memulai percakapan dengan Marven. Sementara semua orang dengan bersemangat mengerumuni Gerald dan Marven, Isabelle dan Stella bereaksi sebaliknya. Ekspresi suram tergambar jelas di wajah mereka berdua. Bagaimanapun, mereka sudah merundung Gerald ketika mereka belum tahu Gerald adalah orang kaya.Se
Pada saat yang sama Warren pun menyadari kehadiran Fabian. Warren pun sama terkejutnya dengan Fabian dan keduanya saling menghampiri.“Kamu… juara kompetisi Youth Taekwondo dari kampus Sunnydale, bukan? Aku menonton penampilan kamu di kompetisi nasional tahun lalu!” kata Fabian, tersirat rasa hormat dari sorot matanya.“Ya, benar dan kamu menjadi juara dua di kompetisi Youth Taekwondo di kampus Salford, bukan? Aku dengar itu pertandingan tertutup dan kamu bisa dengan mudah memenangkan pertandingan juga!” Warren menjawab, masih sedikit terkejut melihat Fabian ada di tempat itu. Cukup mengejutkan mengetahui bahwa Fabian dan Warren sama-sama diundang oleh kampus untuk menampilkan pertunjukan.Sejurus kemudian, para kontestan lainnya dan penonton juga mulai melihat ke arah Fabian dan Warren setelah menyadari bahwa dua orang ahli bela diri itu sedang bercakap-cakap. “Ya… Aku ingat kamu juga mendapatkan ranking tinggi di level nasional. Sejujurnya, aku selalu ingin bertanding denganmu. Sep
Meskipun pertandingan sudah akan berakhir, kerumunan tampaknya justru semakin membesar. Semua orang ingin menonton pertandingan antara Warren dan Fabian. Stadion penuh sesak oleh pengunjung, tampak seperti kerumunan lebah yang sibuk.Warren dan Fabian sedang melakukan pemanasan.“Keduanya sama-sama mengesankan! Tahukah kamu, Fabian adalah juara dua di Salford sementara Warren adalah juara di Sunnydale! Reputasi mereka setinggi langit!” “Oh? Kalau begitu pertandingan ini pasti akan sangat menarik! Tapi aku mendukung Fabian! Ayo, kita doakan agar dia bisa membawa kebanggaan untuk provinsi Salford!”“Secara pribadi aku mendukung Warren! Dia terlihat sangat berpengalaman!” Hampir semua penonton sibuk mendiskusikan keseruan pertandingan di antara sesamanya dan termasuk teman-teman sekelas Gerald.“Gerald, menurutmu siapa yang akan menjadi pemenangnya?” Beberapa gadis bertanya penuh penasaran sambil mengerumuni Gerald. “Menurutku keduanya sama-sama bagus! Aku tidak bisa menebak siapa!”
“Kamu ini ada masalah apa sebenarnya?” bentak Gerald. “Humph! Memangnya kenapa kalau Fabian kalah! Kalau kamu pikir kamu lebih baik lalu kenapa tidak kamu saja yang ke panggung dan bertarung?” teriak Isabelle.Jelas sudah Isabelle hanya ingin melampiaskan kemarahan dan frustasinya kepada Gerald. Isabelle bahkan mengambil botol minumnya dan mencoba untuk menyiramkan isinya kepada Gerald! Gerald mampu menghindar di waktu yang tepat. Akibatnya kini Gerald berhasrat untuk mendaratkan satu tamparan di muka Isabelle.Teman-teman sekelas mereka dengan sigap melerai dan menarik Isabelle ke samping untuk mencegah situasinya semakin memburuk.Maia hanya melirik sekilas pada Gerald kemudian kembali memandang Warren yang tampak semakin memancarkan aura yang mempesona. Maia tahu bahwa Warren tidak akan mengecewakan siapapun.Detik itu juga, Wasit berjalan ke tengah panggung menghampiri Warren kemudian berkata, “Sejujurnya aku belum pernah bertemu dengan seseorang seusia kamu yang memiliki keteram
Tidak lama kemudian, Jasmine muncul kembali dengan memakai seragamnya. Rambutnya diikat ke belakang dan secara keseluruhan penampilan Jasmine menjadikan kecantikannya kian sempurna.Hampir semua pria memuji Jasmine, sementara itu para gadis memandang Jasmine dengan iri.Bahkan kedua mata Gerald terpaku pada Jasmine. Gerald sungguh tidak menyangka bahwa Jasmine bisa bertarung. Melihat Jasmine, Warren mulai menutup matanya dengan kain hitam. Aksi Warren seketika membuat penonton terkesiap.Sangat keren dan jantan!Setelah memastikan bahwa kain hitam terikat dengan cukup kuat, Warren pun menantang, “Ayo, hadapi aku sekarang!”Meski aksi Warren merendahkan, Jasmine tidak berkomentar apa-apa. Sebaliknya, Jasmine bersiap untuk menerjang Warren dengan kecepatan penuh!Terdengar suara keras dan Warren ditendang tepat di wajahnya!Warren tidak bisa menahan atau mengelak serangan Jasmine. Warren menyadari yang telah terjadi setelah tubuhnya melayang keluar arena dan jatuh terjerembab ke lantai