”Baiklah, Tuan Crawford. Saya akan mengantar Anda turun."Berikutnya Elena menggandeng tangan Gerald dengan lembut dan mereka berdua berjalan menuruni tangga melewati kerumunan orang."Ini, ini, ini..." Xavia merasa cemas.Elena tadi memanggil pria ini siapa? Tuan Crawford?Apalagi tadi Gerald mengatakan bahwa minimal transaksinya adalah tiga puluh ribu dolar! Ini membuktikan bahwa dia masih punya banyak uang.Sekarang Xavia yakin akan hal itu.Gerald pasti punya lebih dari tiga puluh ribu dolar. Ya, pasti Gerald punya lebih dari itu. Dua gaun itu saja harganya lebih dari lima belas ribu dolar. Xavia merasa Gerald semakin misterius sekarang.Yuri semakin merasa canggung dan malu. Ingin rasanya dia segera menarik Xavia pergi."Tuan, kami sudah mengemas dua baju yang Anda inginkan tadi. Jumlah totalnya adalah lima ribu tiga ratus dolar. Apakah Anda mau membayar menggunakan kartu kredit atau tunai?" Karyawan yang berdiri di depan Yuri membuyarkan lamunannya.Pada situasi ini, tidak mungki
Gerald menutup telponnya. Dia mengurungkan niat kembali ke asrama dan langsung menuju ke tempat kursus mengemudi, tidak lupa membawa gaun yang sudah dibelinya untuk Mila. Gaun itu terkemas dengan apik dengan kotak mewah. Gerald memang sudah berniat memberikannya pada Mila ketika ada kesempatan. Akan mudah memberikan hadiah untuk gadis-gadis seperti Xavia atau Quinn karena mereka memang suka di beri kejutan. Tetapi beda dengan Mila, Gerald sebenarnya tidak yakin ini ide bagus. Bahkan bisa jadi respons Mila akan sebaliknya. Di sisi lain, Gerald juga penasaran siapa orang yang akan diperkenalkan Mila padanya.Sesampainya di tempat kursus, Gerald menghentikan langkahnya di depan gerbang. Tiba-tiba ada perasaan iri dan perih di hatinya. Di sana, terlihat Mila sedang duduk di atas bangku panjang bersama seorang pria, mereka duduk sambil mengobrol mesra. Mila bahkan merangkul tangan pria itu begitu dekat.Glek!Ini terlalu mengejutkan untuk Gerald. Apa Mila sudah punya pacar? Gerald merasa
Gerald menarik tangannya dan berkata pelan, “Nggak apa-apa.”Meskipun Gerald memang sedikit jengkel karena kelakuan Kyle Smith, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena tadi dia sempat kaget melihat keakraban Mila dan Kyle, lalu setelah tahu bahwa Kyle adalah sepupu Mila, kecemasan dan kemarahan Gerald hilang.“Eh, Gerald.” Mata indah Mila memandang Gerald lekat, “Kamu kok pucat sih, ada apa?”Saat memperkenalkan Gerald pada Kyle tadi, Mila sempat memperhatikan ekspresi aneh di wajah Gerald. “Nggak apa-apa. Beneran. Aku tadi cuma ngira kalau Kyle adalah pacarmu,” jawab Gerald dengan senyum nyengir.“Ppfftt.. apa? Kamu kira sepupuku itu adalah pacarku? Hahahaha!” Mila tertawa mendengar jawaban Gerald. “Bagaimana bisa? Hahahha... sejujurnya, aku belum pernah menjalin hubungan spesial dengan siapapun. Entah mungkin bisa jadi karena standarku terlalu tinggi dalam memilih pacar.”Mila kembali duduk. Perkataan terakhir Mila membuat Gerald penasaran.“Memangnya kriteria yang kamu ingink
”Kami akan mengunjungi Mila nanti. Kabari saja kalau mau ikut.” Setelah berkata demikian, Whitney menutup teleponnya.Sampai saat ini Whitney belum tahu kondisi finansial Gerald, itulah kenapa Whitney masih tidak terlalu menganggap Gerald penting. Meski Gerald memenangkan lotre sebesar dua juta dolar pun, Whitney akan tetap menganggap Gerald tidak sebanding dengan anak-anak kaya yang lain. Gerald akhirnya memutuskan tidak ikut dengan Whitney dan rombongannya. Terlebih ketika tahu bahwa mobil Victor yang ditumpangi mereka sudah penuh. Whitney lalu memberikan alamat Mila pada Gerald. Gerald menuju ke alamat itu menggunakan taksi setelah sebelumnya dia pergi ke supermarket sebentar untuk membeli buah-buahan dan beberapa barang.Gerald sudah berteman baik dengan Mila selama dua minggu terakhir ini. Bagi Gerald, kedekatannya dengan Mila sudah sama seperti dengan Naomi. Tentu ini di luar kenyataan bahwa Gerald menyukai Mila. Karena itu Gerald merasa harus membantu Mila ketika keluarganya da
"Diam, Kyle!" kata Mila sambil melempar bantal pada Kyle. "Nggak masuk akal! Iya, Gerald memang baru menang lotre, terus kenapa? Kamu iri, hah?" Mendengar Kyle mencecar Gerald dengan cemoohan membuat Mila semakin jengkel. Apalagi tadi Kyle mengatakan bahwa Gerald memberi kondom pada mantan pacarnya. Sungguh menjijikkan! Pasti Kyle hanya mengada-ada untuk menghina Gerald, kan? Selama ini Mila menilai Gerald adalah teman yang baik."Maksudmu apa? Kamu pikir yang aku bilang tadi cuma omong kosong?" jawab Kyle semakin berapi-api dan diiringi tawa sinis, "Kalau kamu nggak percaya yang aku bilang, kamu bisa tanya ke Victor Wright, wakil presiden mahasiswa yang juga teman kuliah Gerald. Bahkan Whitney juga tahu soal ini. Gerald beneran pernah antar kondom ke mantan pacarnya demi bayaran sepuluh dolar!"Mila mengerutkan kening semakin geram. Orang tua dan teman-teman Mila memandang Gerald dengan tatapan menghakimi."Tampilan luarnya saja sopan. Gak nyangka pria ini ternyata mau melakukan hal
“Quinton, kamu kenal Gerald? Eh, sepertinya kamu bawa barang yang berat, sini duduk dulu," ujar Helen Smith, ibu Mila. Dia adalah wakil direktur di perusahaan keluarga Mila. Jadi tidak heran kalau Nyonya Smith punya jejaring yang luas.Meskipun Quinton terlibat skandal karena perbuatan amoralnya, Nyonya Smith tetap bersikap baik karena dia sadar potensi pengaruh keluarga Quinton. Lagipula menurut Nyonya Smith, wajar saja seorang anak muda melakukan kesalahan.Dan yang tidak kalah penting, keluarga Ziegler baru saja mengembangkan bisnisnya di Mayberry Commercial Street. Ini berarti kekuasaan mereka juga akan bertambah. Kalau perusahaan Nyonya Smith bisa mendapatkan bantuan dari keluarga Ziegler, bukankah itu berarti masalah akan terselesaikan? Begitu pikir Nyonya Smith.Mendengar pertanyaan Nyonya Smith, Quinton menjawab, "Ya. tentu saja saya mengenal dia, Tante. Dia terkenal buruk di kampus!" Mengingat bagaimana Gerald ada di setiap momen memalukan bagi Quinton, kebenciannya pada Geral
Kyle menyeringai.“Huh, apa dia berencana akan mengambil semua uang yang didapatnya dari menang lotre? Ya, nggak akan cukup!” “Baru kali ini aku ketemu orang memalukan macam begini.” Terdengar gumam cemoohan yang ditujukan pada Gerald. Mendengar ejekan mereka, Gerald semakin tidak tahan untuk segera membuka identitasnya. Tetapi kemudian dia mencoba menenangkan diri. Kalau dia melakukannya, maka dia harus menjalani hidup yang benar-benar berbeda dari sebelumnya. Gerald pasti tidak bisa kuliah dengan tenang dan mungkin akan diminta keluar. Ini karena ayahnya tidak akan membiarkan Gerald sendirian di kampus. Kalau sudah begitu, hidupnya bisa jadi berantakan dan terganggu. Gerald tidak mau itu terjadi. Gerald ingin mengembangkan diri dengan caranya. Dia cukup puas jika tidak lagi kekurangan uang. Gerald menghela napas sejenak dan berkata, “Ya, saya ada jadwal kuliah sebentar lagi. Memang sebaiknya saya pergi.” Gerald berdiri dan melangkah meninggalkan rumah Mila.“Gerald!” teriak Mila d
”Gerald, kami di sini!”Sesampainya Gerald di asrama putri tempat Xavia tinggal, rupanya di sana sudah banyak mahasiswa lain. Polisi masih ada di sana. Juga ada Cassandra, teman sekelas Yuri. Keadaan di sana terlihat kacau. Di antara kerumunan orang, Gerald melihat Harper melambaikan tangan. Sejurus kemudian Gerald berlari menghampiri Harper. Lalu, dia melihat Xavia dan Yuri. Kalau dilihat dari bekas luka tamparan di pipi Xavia dan rambutnya yang berantakan, mereka berdua tadi pasti mengalami pertengkaran hebat. Xavia masih menangis sesenggukan dan sesekali berteriak. Sementara Yuri diamankan polisi dengan tangan terborgol. Wajahnya pucat pasi dan jelas terlihat raut ketakutan di wajahnya. Di sisi yang lain, seorang polisi sedang menginterogasi para saksi. “Apa yang terjadi?” tanya Gerald pada Harper.“Kamu mau tahu apa yang terjadi? Ini benar-benar gila, Gerald! Kamu penasaran kan dari mana Yuri dapat banyak uang saat itu? Aku beritahu, ternyata dia orang yang nggak kenal rasa ta