“Hei, Kamu! Kita bertemu lagi!" kata Haven Lovewell—salah satu wanita—sambil melambaikan tangan ke arah pemuda itu. "Ya, kita bertemu lagi," jawab Gerald dengan senyum lembut saat dia menutup pintu di belakangnya. Setelah menaruh barang bawaannya di area yang disediakan khusus untuk pelancong, Gerald kemudian menuju ke meja kosong yang kebetulan berada di samping Haven. Setelah Gerald duduk, Haven menambahkan, “Apakah kamu ingat obrolan kita di kereta tadi? Sangat menyenangkan sampai aku ingin meminta nomor kontakmu. Tak kusangka kita bisa bertemu lagi secepat ini. Pertemuan kita ini telah diatur takdir!""Sudah cukup, Haven. Dia datang ke sini untuk makan, jadi jangan ganggu dia terus," kata Xareni—kakak perempuan Haven—sambil menginjak kaki Haven pelan, mengingatkannya untuk bersikap sopan.“Dia benar, Haven. Untuk apa kamu sampai menanyakan nomor kontaknya?” tambah Quintin. Mendengar itu, Gerald hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum kecut. Seperti yang dikatakan Haven, Ge
“Suami?” kata ketiga gangster itu secara bersamaan sambil saling berpandangan.Namun kebingungan mereka langsung berubah menjadi permusuhan saat mereka memelototi pemuda itu. “Tunggu dulu, aku bukan suaminya!” jawab pemuda itu sambil melambaikan tangannya ketakutan. Mendengar itu, wanita tadi memutar bola matanya sambil membatin 'Sial! Bagaimana bisa ada orang yang begitu pengecut?'Para berandalan itu tertawa terbahak-bahak saat salah satu dari mereka berkata, “Sepertinya kamu cukup pintar, Gadis Kecil! Kami pasti akan memberimu pelajaran yang setimpal nanti!" Tepat ketika mereka hendak menyerang keduanya, pemuda itu tiba-tiba berbalik dan menunjuk ke pintu masuk gang dan berteriak, "Polisi!"Saat mereka mendengarnya, tiga pria mabuk tadi langsung berhenti dan berbalik badan memunggungi keduanya, sambil berjongkok dengan tangan diletakkan di atas kepala."K-kami tidak akan melakukannya lagi jadi tolong biarkan kami pergi!" Melihat para gangster itu teralihkan, pemuda itu segera men
Makan malam? Kebetulan sekali, Gerald memang berencana mencari makan setelah berpisah dengan wanita itu. “Baik!” Gerald menjawab dengan anggukan. Karena Gerald ditawari untuk ditraktir makan, jadinya Gerald juga menerima tawaran itu demi menghemat uang. “Kamu!”Misty Zachary hanya berbasa-basi menawarkan, jadi dia tidak menyangka bahwa Gerald akan menerimanya. Respons Misty Zachary barusan buktinya. Terlepas dari semua itu, wanita cenderung mengagumi sosok heroik dan jelas Gerald bukan sosok pahlawan seperti yang selama ini digambarkan, namun Misty mengakui bahwa Gerald telah menolongnya.Ditambah lagi, Gerald cukup tampan dan hal itu sendiri sudah membuat orang lain—termasuk Misty sendiri—agak tergoda untuk mengenalnya lebih dekat.Akhirnya Misty mengajak Gerald ke restoran terdekat dan mereka makan sambil asyik mengobrol. Tentu saja, mereka segera saling mengenal dengan lebih baik.“Tapi apa sebenarnya yang membawamu sampai ke tempat ini?” tanya Misty.“Memangnya kenapa?”“Dari
Kemudian Gerald melanjutkan aktingnya dan berpura-pura terkejut dengan mengatakan, “Apakah kamu orang marketing? Kamu benar-benar membuatku berkelana ke dalam cerita tentang benda-benda purbakala! Haha!”“Apa? Aku ini seorang akuntan yang bekerja untuk satu perusahaan di bawah Keluarga Lovewell, tahu? Perusahaan secara khusus menjadi penyelenggara utama untuk acara pameran tahunan! Dan lagi, aku tidak punya alasan untuk berbohong kepadamu! Aku ceritakan semua ini padamu karena kamu sudah menyelamatkanku. Jangan kamu sebarkan semua yang aku ceritakan tadi pada orang lain! Sekali lagi jangan, karena tak seorang pun akan percaya kepadamu,” Misty menjawab sambil meneguk minumannya.“Sepertinya kamu tertarik untuk mengikuti pameran ini, apa mungkin kamu ingin datang dan melihat-lihat?” Misty menambahkan.“Dari caramu mengatakannya, kedengarannya seolah-olah aku bisa dengan bebas masuk ke tempat acara. Aku cukup yakin tidak akan semudah itu untuk mendapatkan tiket masuk. Benar, kan?” Gerald
Setelah membalas sapaan Gerald, Misty kemudian menoleh kepada teman-temannya dan berkata, “Sebaiknya kita awali dulu dengan perkenalan. Ini Gerald dan aku baru kenal dengannya kemarin. Tahukah kalian Gerald orang baik dan dia sudah menyelamatkan aku?”“Huh! Ternyata dia orangnya! Kalau dia paham bahwa kita sedang menghadiri pameran harta karun, kenapa dia masih berpakaian seperti ini?” Salah seorang wanita berkata dengan agak marah sambil bersedekap.Komentarnya dipicu oleh kenyataan bahwa pameran ini tempat berkumpulnya orang-orang bergengsi. Karena hanya orang-orang yang berpengaruh dan berkuasa yang datang, maka jas dan sepatu kulit dianggap sebagai sebuah keharusan untuk acara semacam ini.Karena Gerald adalah satu-satunya orang yang berpakaian seperti turis, tidak mengherankan teman-teman Misty menganggap Gerald agak memalukan.Wanita itu bukan satu-satunya. Banyak di antara teman-teman Misty yang juga berpikiran sama.“Tidak apa-apa, kalau kita bersenang-senang bersama, kan?” uj
‘Pasti ada yang salah dengan plakat besi itu…’ Gerald membatin. “Ayo, Gerald! Ayo, pergi. Apa ada masalah?” Misty bertanya, penasaran melihat Gerald mematung di tempatnya berdiri.“Ah, umm, bagaimana kalau kalian pergi duluan? Aku masih ingin berkeliling melihat-lihat sendirian!” Gerald menjawab sambil tersenyum kemudian meneruskan melihat ke arah perginya Pak Tua. “Baik! Tapi aku akan meneleponmu lagi kalau sudah mendekati waktu makan siang supaya kita bisa makan sama-sama!” Misty yang mulai sadar bahwa teman-temannya terus mengejek Gerald.Setelah menyetujuinya, Gerald bergegas mengejar Pak Tua. Detik setelah Gerald sudah pergi, teman-teman Misty mulai menjelek-jelekkan Gerald. “Huh! Kenapa kamu harus kenal dengan orang seperti itu, Misty? Memalukan sekali jalan bareng orang macam dia!”“Aku benar, kan? Dasar pecundang! Sulit rasanya bersenang-senang kalau ada Gerald di dekat kita!” “Ya! Tolong jangan ajak dia makan siang dengan kita! Maksudku, coba bandingkan yang kita pakai de
“Ditambah lagi? Tunggu dulu, Anak Muda. Apakah kamu serius?” Pak Tua menjawab, matanya terbelalak.Gerald hanya menggelengkan kepala, kemudian sambil tersenyum menanyakan nomor rekening Pak Tua. Kemudian Gerald menelepon sebentar dan lima menit kemudian Pak Tua terkejut mendapatkan notifikasi uang sejumlah 750 ribu dolar masuk ke rekeningnya!“T-terima kasih, Anak Muda!” Pak Tua berkata sambil tersenyum lebar. Kegembiraan Pak Tua bukan hal yang mengejutkan. Pak Tua tidak pernah bermimpi bahwa dia bisa menjual plakat miliknya dengan harga setinggi itu.Gerald membelinya meskipun barang itu tidak terlihat spesial. Ada sesuatu yang luar biasa dari benda itu. Hal itu membuat Gerald merasakan hal yang sama dengan ketika pandangan matanya jatuh pada gambar matahari setengah tahun yang lalu.Bisa jadi itu hanyalah firasat, namun Gerald memilih untuk mempercayainya. Detik itu juga, sekelompok orang—terdiri atas orang asing dan penduduk lokal yang berpakaian mewah—menghampiri Gerald dan Pak Tu
“Ada apa denganmu, Kaleb?”“B-bagaimana?” Kaleb bergumam sambil menatap dua tangannya, masih tercengang. “Jelaskan ada apa, Kaleb? Apa maksudmu dengan ‘bagaimana’?” “A-aku tadi pakai tenaga dalam waktu memegang pergelangan tangan pemuda itu. Tetapi kekuatan tenaga dalamku bisa ditembus begitu saja! Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?”Kaleb tetap terdiam selama beberapa waktu, kebingungan memikirkan yang barusan dia alami.“Apa kamu yakin kamu tidak melebih-lebihkan?” Zolton bertanya sambil menatap pria berambut putih. Karena ayahnya yang mengundang si misterius Kaleb untuk datang, Zolton sangat menghormati Kaleb.“Tidak. Aku sangat yakin bahwa anak muda itu punya sesuatu!” Kaleb menjawab sambil memandang dingin ke arah yang dituju oleh Gerald beberapa detik yang lalu.Gerald sendiri sudah sampai di tepi sungai tidak terlalu jauh dari tempat itu. Setelah Gerald yakin dirinya sendirian, dia memegang plakat besi itu dengan erat kemudian mengerahkan kekuatan tenaga dalamnya dan plakat i