Beranda / Young Adult / Lepaskan Aku, Om / Bab 40. Ternyata aku salah

Share

Bab 40. Ternyata aku salah

Penulis: Bulandari f
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-22 22:26:45

Bab 40.

Setelah perbincangan yang cukup hangat dengan Ray, akhirnya Ray berkata juga. "Sebenarnya Key, aku membayar mu dengan harga mahal hanya untuk ...." dia terdiam untuk beberapa saat, tapi matanya tidak berkedip menatapku. "Untuk memberikan ku anak."

Deg

Aku terkejut bukan main, karena ucapannya yang membuatku ... entahlah, sangat sulit untuk aku jelaskan. Intinya, pria mana sih yang mau memiliki keturunan dari seorang wanita pelacur. Tapi hari ini. Keinginan itu terlontar sendiri dari mulut seorang pria yang aku bilang. Dia bukan orang sembarangan

"Kenapa Key? Apa ada yang salah dari permintaan ku?" tanyanya ulang.

"Eh enggak, tapi Om."

"Jangan panggil aku, Om. Terlalu tua, panggil aku Ray saja,' katanya yang aku jawab dengan anggukan kepala.

"Jadi bagaimana, apa kamu bersedia memberikan aku seorang anak?"

"Maaf Ray, tapi apa kamu yakin ingin punya anak dari seorang wanita pelacur kayak aku?"

Ray tersenyum tipis, seakan tidak terusik oleh penolakan ku barusan. Tangannya mera
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Lepaskan Aku, Om   Bab 43

    Bab 43Aku tidak tahu harus mulai dari mana. Rasanya napasku masih sesak, dadaku sakit, tubuhku penuh lebam. Semalam bukan hanya mimpi buruk, melainkan kenyataan yang akan selalu meninggalkan bekas di tubuh maupun jiwaku.Aku ingin menuliskan semua ini, agar aku tidak lupa. Agar aku bisa tetap waras, meski sedikit. Karena jika aku hanya menyimpannya dalam hati, mungkin aku akan benar-benar hancur.Yang ku ingat hari itu dimulai dengan tenang. Pagi yang sama, rutinitas yang sama. Ray duduk di ruang tamu dengan koran, seperti seorang pria normal yang hidupnya stabil dan berwibawa. Tidak ada tanda-tanda bahwa beberapa jam kemudian, wajahnya akan berubah menjadi sosok monster.“Ayla,” panggilnya saat aku sedang menyiapkan teh. Suaranya terdengar biasa saja. Tidak ada nada marah, tidak ada ancaman. Aku sempat merasa lega.Aku menoleh. “Ya?”“Duduk di sini.” Ia menepuk kursi di depannya.Aku menurut. Bagaimana pun, aku tidak punya pilihan.Ray menatapku lama, matanya menyipit seakan sedang

  • Lepaskan Aku, Om   Bab 42

    Bab 42Bolehkah aku menangis?Bolehkah aku meratap pada langit yang diam, pada malam yang hanya menjadi saksi tanpa pernah memberi jawaban?Aku sendiri tidak tahu.Yang jelas, aku ingin menangis sepuasnya. Menangis sampai mataku bengkak, sampai tubuhku lelah, sampai aku tak bisa lagi merasakan sakit di dalam dada ini. Tapi bahkan untuk itu pun aku tidak berani. Karena setiap air mata yang jatuh, selalu ada tatapan tajam Ray yang mengintai.Pria itu… entah apa yang sebenarnya dia mau dariku. Sikapnya selalu berubah-ubah, membuatku tidak pernah bisa menebak isi kepalanya. Kadang dia memperlakukanku seolah aku manusia, kadang seolah aku hanya benda yang bisa dimainkan sesuka hati.Dan malam ini pun, aku kembali merasakan ketidakberdayaan itu.---Aku terduduk di sudut kamar, menekuk lututku erat-erat. Pakaian tipis yang melekat di tubuhku hanya menambah rasa malu, seakan aku benar-benar telanjang di hadapan Ray.Ia duduk santai di kursi kulit di dekat jendela, menyalakan rokok, membiarka

  • Lepaskan Aku, Om   Bab 40. Bipolar

    Bab 40Aku tidak pernah tahu bagaimana rasanya benar-benar hidup di antara dua dunia yang bertolak belakang—sampai aku bertemu Ray.Dia bisa jadi malaikat di pagi hari, mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri, membelai kepalaku lembut, dan menatapku seolah aku adalah alasan ia masih bernapas. Tapi, di malam hari, dia bisa berubah menjadi monster. Tatapannya yang sama bisa berubah tajam, suaranya dingin, dan sentuhannya tidak lagi terasa seperti kasih sayang—melainkan rantai besi yang mengekangku.Aku mulai menyadari sesuatu.Bukan hanya sifatnya yang berubah-ubah. Seperti ada sesuatu di dalam dirinya yang tidak bisa ia kendalikan. Seolah ada tombol tersembunyi, dan sekali tersentuh, ia bukan lagi Ray yang sama.Malam itu, saat semua cahaya redup dan kamar terasa lebih dingin dari biasanya, aku mendengar napasnya memburu. Tangannya menggenggam pergelangan tanganku terlalu erat, sampai aku hampir tidak bisa bergerak.“Ray…” suaraku bergetar, “kamu sakit, ya?”Ia menoleh cepat, se

  • Lepaskan Aku, Om   Bab 40. Ternyata aku salah

    Bab 40.Setelah perbincangan yang cukup hangat dengan Ray, akhirnya Ray berkata juga. "Sebenarnya Key, aku membayar mu dengan harga mahal hanya untuk ...." dia terdiam untuk beberapa saat, tapi matanya tidak berkedip menatapku. "Untuk memberikan ku anak."DegAku terkejut bukan main, karena ucapannya yang membuatku ... entahlah, sangat sulit untuk aku jelaskan. Intinya, pria mana sih yang mau memiliki keturunan dari seorang wanita pelacur. Tapi hari ini. Keinginan itu terlontar sendiri dari mulut seorang pria yang aku bilang. Dia bukan orang sembarangan "Kenapa Key? Apa ada yang salah dari permintaan ku?" tanyanya ulang. "Eh enggak, tapi Om.""Jangan panggil aku, Om. Terlalu tua, panggil aku Ray saja,' katanya yang aku jawab dengan anggukan kepala. "Jadi bagaimana, apa kamu bersedia memberikan aku seorang anak?""Maaf Ray, tapi apa kamu yakin ingin punya anak dari seorang wanita pelacur kayak aku?"Ray tersenyum tipis, seakan tidak terusik oleh penolakan ku barusan. Tangannya mera

  • Lepaskan Aku, Om   Bab 39

    Bab 39Setelah malam itu, Revan semakin marah padaku. Karena aku melaporkan semua perbuatannya ke madam Sarah. Yang menjual ku diam-diam ke pria hidung belang. Dan aku pikir, itulah adalah awalan yang baik, tapi nyatanya tidak. Karena hari ini, madam Sarah justru menyetujui kawin kontrak antara aku dengan seorang pria yang tentunya tidak aku kenal sama sekali. "Ingat Key, jangan mengecewakan pelanggan."Kata-kata yang hampir tidak pernah lupa keluar dari dalam mulutnya, ketika aku sudah di beli pelanggan. Dan sayangnya aku tidak bisa memilih. Pria mana yang harus aku layani. Seperti hari ini, setelah kontrak di tandatangani. Aku mulai di bawa ke sebuah tempat yang aku sebut itu sebagai villa, tapi bedanya villa ini sedikit mewah. Kemungkinan pemiliknya orang kaya. Dan pikiran ku benar, seorang pria berjas turun dari dalam mobilnya dan menghampiri ku. "Apa kamu yang namanya, Key?"Aku menganggukkan kepalaku. "Iya Om.""Lumayan," katanya. "Apa kamu sudah tahu tugas mu?""Hmmmm," jaw

  • Lepaskan Aku, Om   Bab 38.

    Bab 38 Plakkk! Suara tamparan itu bergema di dalam ruangan yang sunyi. Aku terperanjat, mataku membulat sempurna saat melihat Madam Sarah melayangkan tangannya ke pipi Revan. Tamparan itu keras, begitu keras sampai meninggalkan bekas merah di wajah pria yang selama ini begitu angkuh dan licik. Untuk pertama kalinya, aku melihat Revan tidak berkutik. Tidak ada perlawanan, tidak ada tatapan sinis yang biasanya ia lemparkan. Ia menunduk, seolah seluruh kekuatannya direnggut seketika. "Begini kah caramu balas budi, Revan?! " suara Madam Sarah meninggi, penuh kemarahan dan kekecewaan. Aku bisa merasakan hawa tegang yang merayap di udara. "Selama ini aku sudah percaya ke kamu, Revan! Aku anggap kamu bagian dari keluarga ini, aku berikan fasilitas, kupercayakan urusan, tapi gak taunya kamu justru mengkhianati aku!" Revan mengepalkan tangannya, berusaha menahan getaran di tubuhnya. "Maafkan aku, Madam… aku khilaf." Sarah terkekeh sinis, nadanya penuh ejekan. "Khilaf katamu, R

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status